LinkNet

perusahaan asal Indonesia
Revisi sejak 15 Desember 2024 00.37 oleh Dani1603 (bicara | kontrib) (Sejarah)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

PT Link Net Tbk adalah sebuah perusahaan telekomunikasi yang berkantor pusat di Jakarta. Hingga akhir tahun 2021, perusahaan ini telah menyediakan layanan ritelnya di Jabodetabek, Bandung Raya, Serang, Cilegon, Cikampek, Purwakarta, Sukabumi, Cirebon, Semarang, Tegal, Solo, Yogyakarta, Gerbangkertosusila, Malang, Kediri, Bali, Medan, dan Batam.[3][4]

PT Link Net Tbk
Sebelumnya
PT Seruling Indah Permai (1996 - 2000)
Perusahaan publik
Kode emitenIDX: LINK
IndustriTelekomunikasi
Didirikan14 Maret 1996; 28 tahun lalu (1996-03-14)
Kantor pusatJakarta, Indonesia
Wilayah operasi
Indonesia
Tokoh kunci
Marlo Budiman[1]
(Direktur Utama)
Jonathan Limbong Parapak[2]
(Komisaris Utama)
ProdukInternet pita lebar dan TV kabel
Merek
Jasa
PendapatanRp 4,465 triliun (2021)[3]
Rp 885,319 milyar (2021)[3]
Total asetRp 9,747 triliun (2021)[3]
Total ekuitasRp 5,249 triliun (2021)[3]
PemilikAxiata Group (76,4%)
XL Axiata (19,2%)
Karyawan
859 (2021)[3]
Anak usahaPT First Media Television
PT Infra Solusi Indonesia
Link Net Global Solution Pte Ltd.
Situs webwww.linknet.co.id

Sejarah

Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1996 dengan nama "PT Seruling Indah Permai". Perusahaan ini awalnya bergerak di bidang perdagangan barang dan jasa. Pada tahun 2000, perusahaan ini mengubah namanya menjadi seperti sekarang. Perusahaan ini juga beralih ke bisnis teknologi informasi dan penyelenggaraan internet, dengan meluncurkan layanan internet pita lebar dengan merek MyNet dan Digital1. Pada tahun 2007, perusahaan ini meluncurkan layanan internet pita lebar berkecepatan tinggi dengan merek FastNet. Pada tahun 2008, perusahaan ini diakuisisi oleh PT First Media Tbk, yang kemudian mengonsolidasikan bisnis ISP dan televisi kabelnya dalam LinkNet. Pada tahun 2011, perusahaan ini meluncurkan layanan video on demand. Pada tahun 2012, perusahaan ini meluncurkan aplikasi First Media Live untuk menyediakan fitur perekam video pribadi dan layanan over-the-top. Pada tahun 2013, perusahaan ini meluncurkan layanan FastNet 100 Mbps dan berekspansi ke Bandung. Pada tanggal 2 Juni 2014, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan ini juga mengubah nama aplikasi First Media Live menjadi First Media GO.

Pada tahun 2015, perusahaan ini mengakuisisi PT First Media Television dan meluncurkan layanan X1. Pada tahun 2016, perusahaan ini mengubah nama aplikasi "First Media GO" menjadi "FirstMediaX", serta meluncurkan layanan FirstNet dan FastNet 1 Gbps. Perusahaan juga berekspansi ke Medan. Pada tahun 2017, perusahaan ini mengubah nama layanan "DataComm" menjadi "First Media Business" dan membeli Java Fiber Backbone. Pada tahun 2018, perusahaan ini menjalin kerja sama dengan Catchplay. Perusahaan ini juga menjalin kerja sama dengan SoftBank mengenai pengembangan dan penerapan Internet of Things (IoT). Pada tahun 2019, perusahaan ini meresmikan First Media Zone pertama di kawasan Meikarta. First Media Zone menyediakan layanan terkait semua produk dan jasa yang disediakan oleh First Media, mulai dari keluhan pelanggan, pembukaan jaringan, hingga pendaftaran langganan. Perusahaan ini kemudian juga berekspansi ke Batam.

Pada tahun 2020, perusahaan ini meluncurkan First Academy, sebuah platform pengembangan kompetensi dan kemampuan yang dapat diakses oleh masyarakat umum. Pada tahun 2021, perusahaan ini meluncurkan paket First+ yang menyediakan akses ke sejumlah platform over-the-top. Perusahaan ini juga mengubah nama produk "First Media Business" menjadi "Link Net Enterprise Business". Perusahaan ini kemudian juga berekspansi ke Solo.[3][4]

Pada tanggal 1 Januari 2022, Axiata dan XL Axiata masing-masing resmi mengakuisisi masing-masing 46% dan 20% saham perusahaan ini.[5] Pasca-akuisisi LinkNet oleh Axiata, target usahanya disebutkan akan berubah. Seluruh operasional layanan internet konsumer LinkNet dialihkan ke XL Axiata, termasuk pelanggannya yang berjumlah 750.000. Adapun LinkNet akan dijadikan perusahaan yang berfokus pada pembangunan dan pengoperasian infrastruktur, dimana targetnya mencapai 2 juta rumah passed, sehingga total passed LinkNet bisa mencapai 6,5 juta.[6][7] Pada 22 Mei 2024, LinkNet dan XL Axiata menandatangani perjanjian pengalihan bisnis, yang efektif berlaku mulai 27 September 2024 dalam transaksi bernilai Rp 19,24 triliun.[8] Sejak saat itu, LinkNet resmi hanya beroperasi untuk pelanggan bisnis (konsumernya sudah dialihkan ke XL Axiata), dan memfokuskan usahanya untuk menjadi penyedia infrastruktur internet.[9]

Referensi

  1. ^ "Dewan Direksi". Jakarta: PT Link Net Tbk. Diakses tanggal 5 Juni 2022. 
  2. ^ "Dewan Komisaris". Jakarta: PT Link Net Tbk. Diakses tanggal 5 Juni 2022. 
  3. ^ a b c d e f g "Laporan Tahunan 2021". Jakarta: PT Link Net Tbk. Diakses tanggal 5 Juni 2022. 
  4. ^ a b "Sekilas Perusahaan". PT Link Net Tbk. Diakses tanggal 5 Juni 2022. 
  5. ^ Haryanto, Agus Tri (27 Januari 2022). "Sah! XL Axiata Akuisisi Link Net Senilai Rp 8,72 Triliun". detikcom. Diakses tanggal 5 Juni 2022. 
  6. ^ Layanan Konvergensi Atau FMC Jadi Mainan Baru Industri Telekomunikasi
  7. ^ XL Axiata (EXCL) Tuntaskan Transaksi dengan Link Net (LINK) Total Rp 12 Triliun
  8. ^ XL Axiata Siapkan Rp1,87 Triliun, Caplok ServeCo Milik Link Net (LINK)

Pranala luar