Kabupaten Nganjuk
Kabupaten Nganjuk adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Nganjuk. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro di utara, Kabupaten Jombang di timur, Kabupaten Kediri dan Kabupaten Ponorogo di selatan, serta Kabupaten Madiun di barat.
Kabupaten Nganjuk | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Motto: Baswara Yudhia Karana (cemerlang karena perjuangan) | |
Koordinat: 7°36′00″S 111°56′00″E / 7.6°S 111.9333°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Timur |
Tanggal berdiri | - |
Dasar hukum | - |
Ibu kota | Nganjuk |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Drs. H. Taufiqurrahman |
Luas | |
• Total | 1,182,64 km² 122,433 Ha km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi) |
Populasi | |
• Total | 1,028,000 (2.003) |
• Kepadatan | 869/km2 (2,250/sq mi) |
Demografi | |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0358 |
Kode Kemendagri | 35.18 |
DAU | Rp. - |
Situs web | http://www.nganjukkab.go.id/ |
Nganjuk juga dikenal dengan julukan Kota Angin.
Geografi
Kabupaten Nganjuk terletak antara 11105' sampai dengan 112013' BT dan 7020' sampai dengan 7059' LS. Luas Kabupaten Nganjuk adalah sekitar ± 122.433 Km2 atau 122.433 Ha yang terdiri dari atas:
- Tanah sawah 43.052.5 Ha
- Tanah kering 32.373.6 Ha
- Tanah hutan 47.007.0 Ha
Dengan wilayah yang terletak di dataran rendah dan pegunungan, Kabupaten Nganjuk memiliki kondisi dan struktur tanah yang cukup produktif untuk berbagai jenis tanaman, baik tanaman pangan maupun tanaman perkebunan sehingga sangat menunjang pertumbuhan ekonomi dibidang pertanian. Kondisi dan struktur tanah yang produktif ini sekaligus ditunjang adanya sungai Widas yang mengalir sepanjang 69,332 km dan mengairi daerah seluas 3.236 Ha, dan sungai Brantas yang mampu mengairi sawah seluas 12.705 Ha.
Jumlah curah hujan per bulan selama 2002 terbesar terjadi pada bulan Januari yaitu 7.416 mm dengan rata-rata 436 mm. Sedangkan terkecil terjadi pada bulan November dengan jumlah curah hujan 600 mm dengan rata-rata 50mm. Pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober tidak terjadi hujan sama sekali.
Sejarah
Nganjuk dahulunya bernama Anjuk Ladang yang dalam bahasa Jawa Kuna berarti Tanah Kemenangan. Dibangun pada tahun 859 Caka atau 937 Masehi.
Pada masa penjajahan Belanda, kabupaten ini disebut sebagai Kabupaten Berbek dengan Nganjuk sebagai ibu kotanya.
Pembagian administratif
Nganjuk mempunyai 20 kecamatan dan 284 desa/kelurahan. Kecamatan-kecamatan tersebut adalah:
Transportasi
Nganjuk dilintasi jalur utama Surabaya-Yogyakarta, serta menjadi persimpangan dengan jalur menuju Kediri. Nganjuk juga dilintasi jalur kereta api Surabaya-Yogyakarta-Bandung/Jakarta.
Obyek Wisata
Beberapa obyek wisata di Nganjuk adalah
- Air Terjun Sedudo, yang terletak di lereng Gunung Liman,
- Monumen Gerilya Jenderal Sudirman di Bajulan - Loceret dan Sawahan,
- Air terjun Roro Kuning di Bajulan,
- Candi Ngetos di Kecamatan Ngetos,
- Jurang gatuk adalah sebuah jurang yang merupakan perpaduan dari lereng yang menyempit dan ada aliran air yang jernih juga ada kolam yang alami berada disana di kecamatan Pace, sengkolak di desa Gondang,
- Candi Lor di desa Candirejo, Kecamatan Loceret yang dibangun oleh Mpu Sindok pada tahun 859 Caka atau 937 M sebagai Tugu Peringatan kemenangan atas peperangan melawan musuhnya dari Melayu. Di sini juga terdapat batu bertulis yang memuat sebutan (toponimi) yang sangat dekat sekali ucapannya dengan Nganjuk, yakni Anjuk Ladang. Candi Lor ini merupakan bukti sejarah tentang keberhasilan Mpu Sindok mengalahkan musuhnya, dan sekaligus menandai berdirinya Kota Nganjuk.
Tokoh Nganjuk
Tokoh-tokoh yang dilahirkan di Nganjuk adalah:
- Dr. Soetomo, Pahlawan perintis kemerdekaan Indonesia, pendiri Boedi Oetomo yang merupakan organisasi modern pertama di Indonesia.
- Marsinah, aktivis buruh wanita.
- Harmoko, mantan politikus di era Orde Baru, mantan Ketua MPR.
- Eko Patrio, merupakan Artis Ibukota, Anggota Pelawak Patrio dan kini menjadi anggota DPR RI periode 2009-2014.
Kesenian Tradisional
Makanan Khas
- Nasi becek, sejenis gulai kambing yang memiliki rasa khas dengan penambahan irisan daun jeruk nipis.
- Dumbleg, sejenis dodol yang terbuat dari ketan. Makanan ini hanya ada pada hari-hari tertentu di Pasar Gondang dan Pasar Rejoso.
- Onde-onde Njeblos, semacam onde-onde tapi tidak berisi. Berbentuk seperti bola yang ditaburi wijen.
- Nasi Pecel: semacam nasi yang ada sayurnya (kulup) ditaburi dengan pedasnya sambal pecel, ciri khas asli Nganjuk sangat pedas dan rempeyek yang renyah
- Nasi Sambal Tumpang, semacam sambal yang dibuat dari tempe dilumatkan dengan bumbu dan rasanya gurih dan pedas.
- Krupuk Upil, adalah krupuk yang digoreng tanpa minyak tetapi menggunakan pasir
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi Kabupaten Nganjuk