Hormon tiroid

Revisi sejak 27 November 2010 14.04 oleh ESCa (bicara | kontrib) (dev)

Hormon tiroid (bahasa Inggris: thyroid hormone, TH) adalah klasifikasi hormon yang mengacu pada turunan senyawa asam amino tirosina yang disintesis oleh kelenjar tiroid dengan menggunakan yodium. Terdapat dua jenis hormon dari klasifikasi ini yaitu tetra-iodotironina dan tri-iodotironina. Kedua jenis hormon ini mempunyai peran yang sangat vital di dalam metabolisme tubuh.

Hormon tiroid juga mengacu pada asupan senyawa organik pada terapi hormonal berupa levotikroksin, atau isoform terkait.

Hormon tiroid merupakan pengendali utama metabolisme dan pertumbuhan dengan, deiodinasi tetra-iodotironina yang memicu respirasi pada kompleks I rantai pernafasan mitokondria,[1] yang menjadi salah satu faktor laju metabolisme basal; dan modulasi transkripsi genetik melalui pencerap tri-iodotironina yang terdapat pada inti sel.[2] Pentingnya peran TH mulai dikenali pada abad ke 19 saat sebuah kasus pembesaran kelenjar tiroid dengan simtoma hipertiroidisme mengakibatkan gagal jantung, exophthalmos dan percepatan laju metabolisme basal. Studi lebih lanjut yang kemudian dilakukan, memberikan pengetahuan bahwa kedua hormon tiroid T4 dan molekulnya yang lebih reaktif, yaitu T3 mempunyai efek pleiotropik. Konversi T4 menjadi T3, pada plasma darah disebut monodeiodinasi, terjadi oleh enzim ID-I yang banyak terdapat pada hati dan ginjal, dan ID-2 yang terdapat pada otak, hipofisis dan jaringan adiposa cokelat.[3] Kedua jenis enzim deiodinase tersebut mengandung senyawa Selenium.

Ekspresi genetik isoform miosin seperti Na+ ATPase, K+ ATPase, dan Ca2+ ATPase yang terdapat pada retikulum sarkoplasma, juga dikendalikan oleh TH.[4] Kekurangan konsentrasi TH seperti yang ditunjukkan oleh simtoma hipotiroidisme, merupakan akibat yang ditimbulkan dari terhambatnya lintasan oksidatif misalnya reaksi oksidasi asam piruvat, sedangkan konsentrasi TH yang berlebih akan mempercepat laju lintasan glikolisis seperti yang ditengarai pada hipertiroidisme. Konsentrasi TH yang berlebih atau kekurangan dapat menyebabkan hipotonia akibat penumpukan asam laktat yang disebut laktikasidemia.

TH juga memiliki sifat hipokolesterolemik yang menurunkan rasio plasma kolesterol tanpa mempercepat laju lintasan katabolisme kolesterol menjadi asam empedu, serta meningkatkan rasio asam kenodeoksikolat.[5]


Lihat pula

Pranala luar

Rujukan

  1. ^ (Inggris)"Deiodination of L-Thyroxine and its Activity on the Oxidation in vitro of Reduced Nicotinamide-Adenine Dinucleotide by Peroxidase plus Hydrogen Peroxide" (PDF). Thyroid Research Unit, Inttuto G. Marani6n, Ctentro de Investigaciones Biol6gicas, Consejo Superior de Investigaciones Cientlflcas; TRINIDAD JOLIN AND GABRIELLA MORREALE DE ESCOBAR. Diakses tanggal 2010-11-27. 
  2. ^ (Inggris)"In Vivo Regulation of Human Skeletal Muscle Gene Expression by Thyroid Hormone". Department of Pediatrics and Genetics, Department of Biochemistry, Howard Hughes Medical Institute, Beckman Center, Stanford University School of Medicine, Department of Statistics, Stanford University, Institut National de la Santé et de la Recherche Médicale Unit 317, Louis Bugnard Institute, Paul Sabatier University, Rangueil Hospital, Investigation Center, Purpan Hospital, Pavillon Riser, Laboratoire et Service de Médecine et Nutrition, EA Université Paris; Karine Clément, Nathalie Viguerie, Maximilian Diehn, Ash Alizadeh, Pierre Barbe, Claire Thalamas, John D. Storey, Patrick O. Brown, Greg S. Barsh, dan Dominique Langin. Diakses tanggal 2010-11-16. 
  3. ^ (Inggris)"Hepatic iodothyronine 5'-deiodinase : The role of selenium" (PDF). Division of Biochemical Sciences, Rowett Research Institute, University Department of Clinical Chemistry; John R. ARTHUR, Fergus NICOL dan Geoffrey J. BECKETT. Diakses tanggal 2010-11-27. 
  4. ^ (Inggris)"Control of muscular bioenergetics by the thyroid hormones". Service de Médecine J, Hôpitaux de Brabois; Kaminsky P, Klein M, Duc M. Diakses tanggal 2010-11-18. 
  5. ^ (Inggris)"Bile acid metabolism in hypothyroid subjects: response to substitution therapy". Angelin B, Einarsson K, Leijd B. Diakses tanggal 2010-11-18.