Kota Balikpapan
Kota Balikpapan adalah salah satu kota di provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Kota ini memiliki luas wilayah 503,3 km² dan berpenduduk sebanyak 559.126 jiwa (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010). Motto kota Balikpapan adalah "Gawi Manuntung Waja Sampai Kaputing" (bahasa Banjar) yang artinya adalah apabila memulai suatu pekerjaan harus sampai selesai pelaksanaannya. Logo dari kota yang sering dijuluki "Kota Minyak" (Banua Patra) ini adalah Beruang madu, binatang khas kota Balikpapan yang sekarang sudah mulai diambang kepunahan.
Kota Balikpapan | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Julukan: Kota Minyak | |
Motto: Gawi Manuntung Waja Sampai Kaputing (bahasa Banjar: Apabila memulai suatu pekerjaan harus sampai selesai pelaksanaannya) | |
Koordinat: 1°08′56″S 116°54′11″E / 1.1489°S 116.9031°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Kalimantan Timur |
Tanggal berdiri | ... |
Dasar hukum | UU RI No. 27 Tahun 1959 |
Hari jadi | 10 Februari |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Imdaad Hamid |
Luas | |
• Total | 503,3 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi) |
Populasi | |
• Total | 559,126 jiwa (2.010) |
• Kepadatan | 1.110/km2 (2,900/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam dan agama lainnya |
• Bahasa | Indonesia, Banjar |
Zona waktu | UTC+08:00 (WITA) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0542 |
Kode Kemendagri | 64.71 |
APBD | Rp 1,27 Triliun (2007)[1] |
Semboyan daerah | Balikpapan Kota Beriman |
Fauna resmi | Beruang madu |
Situs web | http://www.balikpapan.go.id/ |
Asal-usul dan sejarah
Keakuratan artikel ini diragukan dan artikel ini perlu diperiksa ulang dengan mencantumkan referensi yang dapat dipertanggungjawabkan. |
Hikayat populer mengenai asal-usul nama Balikpapan
Ada beberapa hikayat populer yang menceritakan asal usul kota ini yang berada di pesisir timur Kalimantan ini, yaitu: [2]
- Adanya 10 Keping papan yang kembali ke Jenebora dari 1.000 keping yang diminta oleh Sultan Kutai sebagai sumbangan bahan bangunan untuk Pembangunan Istana Baru Kutai Lama. Ke sepuluh papan yang balik tersebut disebut oleh orang Kutai Balikpapan Tu. Sehingga wilayah sepanjang Teluk Balikpapan tersebut, tepatnya di Jenebora disebut Balikpapan.
- Suku Pasir Balik (Suku Asli Balikpapan) adalah keturunan kakek dan nenek bernama Kayun Kuleng dan Papan Ayun. Sehingga daerah sepanjang teluk Balikpapan oleh keturunannya disebut Kuleng - Papan atau artinya Balikpapan (dalam bahasa Pasir, Kuleng artinya Balik).
- Dalam legenda lain juga disebutkan asal usul Kota Balikpapan, yaitu dari seorang putri yang dilepas oleh ayahnya seorang raja yang tidak ingin putrinya tersebut jatuh ketangan musuh. Sang putri yang masih balita diikat diatas beberapa keping papan dalam keadaan terbaring. Karena terbawa arus dan diterpa gelombang, papan tersebut terbalik. Ketika papan tersebut terdampar ditepi pantai ditemukan oleh seorang nelayan dan begitu dibalik ternyata terdapat seorang putri yang masih dalam keadaan terikat. Konon putri tersebut bernama Putri Petung yang berasal dari Kerajaan Pasir. Sehingga daerah tempat ditemukannya putri tersebut dinamakan Balikpapan.
- Hari jadi kota Balikpapan adalah tanggal 10 Februari 1897. Penetapan tanggal ini merupakan Seminar Sejarah Kota Balikpapan pada tanggal 1 Desember 1984. Tanggal 10 Februari 1897 ini adalah tanggal pengeboran pertama minyak di Balikpapan yang dilakukan oleh perusahaan Mathilda sebagai realisasi dari pasal-pasal kerjasama antara J.H. Menten dengan Mr. Adams dari Firma Samuel dan Co. [3]
Kutai
Daerah Balikpapan dan Balikpapan Seberang (Penajam) merupakan wilayah Kesultanan Kutai. Sejak sekitar tahun 1636, Kalimantan pada umumnya termasuk negeri Kutai, Paser dan Berau menjadi wilayah kedaulatan Kesultanan Banjarmasin. Pada 13 Agustus 1787, Sunan Nata Alam telah menyerahkan kedaulatannya atas Kalimantan kepada perusahaan VOC. Sesudah itu Kalimantan pada umumnya menjadi daerah protektorat/wilayah negara Hindia Belanda (penerus VOC). Tahun 1844, negeri Kutai secara resmi menjadi wilayah protektorat Hindia Belanda.
Hindia Belanda
Dengan ditemukannya sumber-sumber Minyak di daerah Balikpapan dan daerah sekitarnya (Samboja, Sanga-Sanga dan Muara Badak). Pemerintah Hindia Belanda akhirnya membeli wilayah ini dari Sultan Kutai Kertanegara serta dibangun untuk mendukung usaha-usaha pertambangan khususnya perminyakan dengan mendirikan kilang minyak, kantor operasi serta perumahan pegawai (sisa-sisa usaha pembangunan Hindia Belanda dapat dilihat dari pemukiman para Staf Pertamina). Aktivitas perminyakan ini juga membantu perpindahan penduduk terutama para pekerja dari Jawa, serta dari berbagai daerah. Saat itu perusahaan minyak yang dikenal adalah BPM, Shell dan KPM.
Jepang
Pada masa Perang Dunia II, Jepang mengincar wilayah ini sebagai batu loncatan mengadakan serangan ke Jawa. Pada tanggal 23 Januari 1942, armada Jepang dibawah pimpinan Shizuo Sakaguchi merebut Balikpapan dari tangan pasukan Sekutu dan Hindia Belanda. [4] Nilai strategis kota Balikpapan juga diperhitungkan tentara Sekutu, pada tahun 1945 tentara sekutu dibawah komando Australia merebut kota ini dari tangan Jepang pada pertempuran 26 Juni-15 Juli 1945 dalam usaha merebut kembali wilayah yang jatuh ke tangan Jepang. [5][6]
Indonesia
Berita tentang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia agak terlambat sampai di kota ini, sekitar 1945-1946 melalui pekerja BPM yang datang dari Jawa dalam rangka rehabilitasi Kilang Minyak yang hancur akibat perang yang dilanjutkan dengan pernyataan rakyat di Lapangan FONI. Namun karena Belanda berniat menguasai kembali kota ini maka terjadi peperangan yang berlanjut sampai pada pertempuran Sangatta. Pada masa pengakuan kedaulatan tahun 1949, wilayah ini diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia Serikat yang berlanjut kepada Republik Indonesia.
Budaya
Suku yang ada
Suku-suku yang ada di Balikpapan adalah:
- Suku Paser 8,77%
- Suku Kutai 10,43%
- Suku Banjar 12,19%
- Suku Bugis 14,44%
- Suku Jawa 29,76%
- Suku Minahasa 6,81%
- Suku Batak 3,21%
- Suku Gayo 1,08%
- Etnis China 16,76%
- Suku Gorontalo 0,06%
Bahasa daerah
Bahasa daerah yang sering digunakan adalah :
Umumnya bahasa yang digunakan pada keseharian warga Balikpapan adalah Bahasa Indonesia.
Adat perkawinan
Penduduk kota Balikpapan masih sangat mencintai adat-istiadat dan aturan pernikahan tradisional. Adapun tradisi pernikahan yang sering terjadi adalah pernikahan dengan menggunakan adat:
- Suku Kutai
- Suku Dayak
- Suku Banjar
- Suku Bugis
- Suku Jawa
- Sebagian kecil dari adat Manado, Padang,Gayo, Aceh dan Flores
Cerita rakyat
Tersebutlah 4 orang kakak beradik sekandung yang datang dari Lautan untuk bertapa di sebuah bukit (Balikpapan). Selama masa pertapaan tersebut, jadilah 3 orang diantara mereka sebagai ular naga yang sangat besar dan melingkari seluruh daratan kota Balikpapan yang berbukit-bukit. Badan ular naga tersebut meliuk-liuk mengikuti kontur tanah kota Balikpapan. Mereka bertapa dalam tempo tertentu yang di ketahui oleh mereka sendiri untuk membentuk dan menjaga keharmonisan bukit-bukit tersebut. Selesainya waktu pertapaan dan masa untuk meninggalkan bukit tersebut di tandai dengan hujan yang sangat deras. Satu persatu dari mereka akan pergi apabila hujan yang sangat deras menyelimuti bukit-bukit.
Orang-orang tua terdahulu dan yang masih mempercayai cerita tersebut, sangat khawatir apabila hujan turun tiada henti dengan jumlah curah hujan yang besar. Adapun ular naga pertama keluar pada kira-kira tahun 1978 dimana saat itu terjadi banjir dan tanah longsor yang mengkawatirkan seluruh penduduk dan merugikan jiwa dan harta. Menurut cerita orang, jalan yang di tuju saat itu adalah lautan melewati sekitar pasar baru. Yang mana setelah hujan reda dan banjir kering, tanah di jalanan tersebut berbentuk seperti ular naga.
Kira-kira pada tahun 1985, terjadi lagi hujan dengan petir dan mengakibatkan banjir serta tanah longsor yang sangat meresahkan. Terjadi di sekitar bukit perumahan pertamina. Yang mengkibatkan pecahnya saluran besar pembuangan air pertamina dan menimpa perumahan penduduk kampung yang ada di bawahnya dan juga merugikan jiwa dan harta. Setelah hujan reda dan masyarakat mulai berbenah, ditemukan di jalan tersebut, bentuk meliuk seperti jalan ular menembus pagar kawat dan memperlihatkan bahwa kawat tersebut berlubang menuju arah lautan.
Seekor naga masih tetap bertapa sampai dengan saat ini dan ini adalah naga terbesar dari ketiganya. Apabila ada hujan yang lebat dan tiada henti, mungkin saat itulah naga terbesar kembali kelautan. Sedangkan seorang lagi berubah menjadi manusia yang dalam jangka waktu pertapaannya tersebut ia berdiri tegak seperti pohon yang memiliki akar, daun dan ranting.
Dari kejauhan di lautan, para pelaut yang tersesat sering melihat titik merah seperti api yang memandang lautan yang mana konon itu adalah mata sang naga. Adapun mengapa naga tersebut keluar dari bukit adalah karena telah tidak senang dengan keadaan kehidupan di bukit-bukit tersebut dan versi lain menyebutkan bahwa telah selesai masa pertapaannya dan ia kembali ke laut untuk berpasangan.
Rumah ibadah
Rumah ibadah yang terdapat di Kota Balikpapan antara lain :
- Masjid Istiqomah, Pertamina
- Masjid At-Taqwa, Klandasan
- Masjid Al-Amin, Sepinggan
- Masjid Da'watul Falah, Sepinggan
- Mahavihara Buddha Manggala
- Gereja Santa Theresia Prapatan
- Gereja Kristus Yesus
- Pura Giri Jaya Natha
- HKBP Balikpapan, Resort Kalimantan Timur
- Masjid Nurul Iman, Balikpapan Selatan
- GPIB Maranatha
- Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) Getsemani, Resort Balikpapan
Geografi
Kota Balikpapan memiliki wilayah 85% berbukit-bukit serta 12% berupa daerah datar yang sempit yang terutama berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) dan sungai kecil serta pesisir pantai. Dengan kondisi tanah yang bersifat asam (gambut) serta dominan tanah merah yang kurang subur. Sebagaimana layaknya wilayah lain di Indonesia, kota ini juga beriklim tropis. Kota ini berada di pesisir timur Kalimantan yang langsung berbatasan degan Selat Makassar, memiliki teluk yang dapat dimanfaatkan sebagai pelabuhan laut komersial dan pelabuhan minyak.
Batas wilayah
Letak astronomis Kota Balikpapan berada di antara 1,0 LS - 1,5 LS dan 116,5 BT - 117,5 dengan luas sekitar 50.330 ha atau sekitar 503,3 km² dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
Utara | Kabupaten Kutai Kartanegara |
Timur | Selat Makassar |
Selatan | Selat Makassar |
Barat | Kabupaten Penajam Paser Utara |
Pembagian wilayah dan pemerintahan
Kecamatan
Dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 38 Tahun 1996, maka sejak 24 Februari 1997 Kota Balikpapan resmi dimekarkan dari 3 (tiga) kecamatan, yakni:
Menjadi 5 (lima) Kecamatan yaitu:
- Kecamatan Balikpapan Timur
- Kecamatan Balikpapan Selatan
- Kecamatan Balikpapan Tengah
- Kecamatan Balikpapan Utara
- Kecamatan Balikpapan Barat
Kelurahan
Sehubungan dengan pemekaran wilayah kecamatan tersebut, maka melalui Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Timur No. 19 Tahun 1996, maka sejak tanggal 15 Oktober 1996 ditetapkan 7 (tujuh) kelurahan persiapan menjadi kelurahan definitif dan pada tanggal 17 Mei 1996 ditetapkan pula melalui Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Timur perubahan status Desa Manggar Baru menjadi Kelurahan Manggar Baru secara definitif. Dengan demikian maka pada saat ini wilayah Kota Balikpapan terdiri dari 27 (dua puluh tujuh) kelurahan, yaitu:
- Manggar, suatu daerah di kota Balikpapan yang merupakan kawasan pantai sehingga penduduknya bermata pencarian sebagai nelayan.
- Manggar Baru
- Lamaru
- Teritip, juga merupakan daerah pantai yang berada di sebelah timur Balikpapan. Di wilayah tersebut hutannya masih sangat alami dan masih ada hewan-hewan yang dilindungi karena sudah hampir punah. Di Teritip juga banyak terdapat tanaman buah, terutama rambutan, cempedak, kecapi dan masih banyak yang lain.
- Prapatan
- Klandasan Ulu
- Klandasan Ilir
- Damai
- Gunung Bahagia
- Sepinggan, terletak di jantung kota yang menghubungkan antara Balikpapan dengan Samarinda. Di daerah ini terdapat Bandar Udara Internasional Sepinggan, dan Pasar Sepinggan. Di sekitarnya juga terdapat perumahan Ring Road. Di sana banyak sekali fasilitas seperti kolam renang, lapangan golf, tempat bermain anak-anak dan lain sebagainya.
- Gunung Sari Ilir
- Gunung Sari Ulu
- Mekar Sari
- Karang Rejo
- Sumber Rejo
- Karang Jati
- Gunung Samarinda
- Muara Rapak
- Batu Ampar
- Karang Joang
- Baru Ilir
- Margo Mulyo
- Marga Sari
- Baru Tengah
- Baru Ulu
- Kariangau
- Tegal Sari
Dari 27 kelurahan tersebut terdapat 369 RW dan 1.143 RT. Ini berarti bahwa jumlah RW sebelum dan sesudah pemekaran tidak berubah, sedangkan RT mengalami penambahan sebanyak 62 buah sehingga berubah dari jumlah 1.081 menjadi 1.143 RT.
Mendapatkan status kota
Balikpapan adalah berstatus sebagai kota dengan walikota sebagai kepala daerah dan DPRD sebagai legistatif serta memiliki perlengkapan pemerintahan dan aparatur pemerintah seperti Kepolisian, Kejaksaan Negeri, Rumah Tahanan dan Lembaga Permasyarakatan serta Pengadilan Negeri. Selain itu Balikpapan menjadi pusat pemerintahan untuk wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan. Tercatat diantaranya kantor POLDA (Kepolisian Daerah) Kalimantan Timur dan Kejaksaan Tinggi berpusat disini. Serta markas besar Angkatan Darat, yakni Komando Daerah Militer (KODAM) VI Mulawarman yang memiliki daerah operasi seluruh wilayah Kalimantan berpusat di kota ini. KODAM yang memiliki motto "Gawi Manuntung Waja Sampai Kaputing" merupakan satu-satunya KODAM yang berpusat di kota, bukan ibu kota provinsi.
Walikota
Berikut adalah nama-nama pejabat walikota Balikpapan:
- H.A.R.S. Muhammad (1960 - 1963)
- Mayor TNI AD Bambang Soetikno (1963 - 1965)
- Mayor TNI AD Imat Saili (1965 - 1967)
- Mayor POL. Zainal Arifin (1967 - 1973)
- Letkol. Pol. H.M. Asnawi Arbain (1974 - 1981)
- Kol. CZI. TNI AD Syarifudin Yoes (1981 - 1989)
- H. Hermain Okol (sebagai Pelaksana Walikota) (1989 - 1991)
- Kol. Inf. H. Tjutjup Suparna (1991 - Juni 2001)
- Imdaad Hamid (Juni 2001 - kini)
Ekonomi dan penduduk
Perekonomian kota ini bertumpu pada sektor industri yang didominasi oleh industri minyak dan gas, perdagangan dan jasa. Kota ini memiliki bandar udara berskala internasional, yakni Bandara Sepinggan serta Pelabuhan Semayang selain pelabuhan minyak yang dimiliki Pertamina.
Dengan semakin tumbuhnya perekonomian terutama sejak diberlakukannya otonomi daerah, kota ini terus dibanjiri oleh pendatang dari berbagai daerah, sehingga pemerintah kotamadya memberlakukan operasi kependudukan berupa operasi Kartu Tanda Penduduk. Penduduk terutama dari etnis pendatang yang sudah lama menetap di Balikpapan yakni berasal dari etnis Jawa Timur, Banjar, Bugis, Makassar kemudian pendatang lain yang di antaranya beretnis Madura, Manado, Gorontalo, Jawa, Sunda dan lain-lain. Selain dibanjiri oleh banyak pendatang, banyak perusahan-perusahaan asing dan lokal yang berinvestasi di Balikpapan. Hal ini semakin membuat Kota Balikpapan sebagai kota yang paling maju di Kalimantan, khususnya Kalimantan Timur.
Kota | Provinsi | Populasi | Kota | Provinsi | Populasi | |||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Jakarta | Daerah Khusus Ibukota Jakarta | 11.135.191 | Kota Balikpapan |
7 | Makassar | Sulawesi Selatan | 1.477.861 | ||
2 | Surabaya | Jawa Timur | 3.017.382 | 8 | Batam | Kepulauan Riau | 1.294.548 | |||
3 | Bandung | Jawa Barat | 2.579.837 | 9 | Pekanbaru | Riau | 1.138.530 | |||
4 | Medan | Sumatera Utara | 2.539.829 | 10 | Bandar Lampung | Lampung | 1.073.451 | |||
5 | Palembang | Sumatera Selatan | 1.781.672 | 11 | Padang | Sumatera Barat | 939.851 | |||
6 | Semarang | Jawa Tengah | 1.699.585 | 12 | Malang | Jawa Timur | 885.271 | |||
Sumber: Data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (per 30 Juni 2024). Catatan: Tidak termasuk kota satelit. |
Transportasi
Darat
Armada transportasi darat yang ada di kota ini antara lain :
- Taksi tanpa argo meter.
- Taksi dengan argo meter.
- Angkutan Kota (Angkot) dengan jalur atau trayek berdasarkan nomor.
- Ojek atau sepeda motor.
Terminal yang ada di kota ini bernama Batu Ampar.
Laut
Untuk transportasi laut, di kota ini terdapat armada:
- Kapal Laut
- Speed Boat
- Ketinting
Udara
Kota Balikpapan memiliki sarana untuk transportasi udara, yaitu Bandara Sepinggan yang dapat didarati pesawat berbadan lebar seperti Boeing 747.
Wisata
Kota Balikpapan memiliki daerah wisata yang cukup banyak dan beragam, diantaranya adalah:
- Taman Agrowisata, diresmikan tanggal 17 Desember 1997 oleh Bapak Tri Sutrisno, berlokasi di Jl. Soekarno Hatta km 23, dengan luas 100 ha dan memiliki berbagai koleksi tanaman tropis serta dilengkapi dengan tempat piknik terbuka, rumah panjang Dayak, tempat berkemah dan pemandangan alami, dilengkapi play ground, shelter, tempat parkir, mushola dan play group, dapat dikunjungi dengan angkutan kota trayek nomor 6.
- Wana Wisata Km 10 adalah taman arboretum yang dibangun oleh PT. Inhutani I Unit Balikpapan, dengan berbagai jenis pohon hutan dan buah-buahan langka, sebagai tempat berkemah dan jogging yang sejuk dan alami, dilengkapi gedung pertemuan, pusat informasi, gazebo, play ground dan warung kaki lima, dapat ditempuh dengan angkutan kota trayek nomor 8.
- Karang Joang Resort, Golf dan Country Club Balikpapan, yaitu padang Golf Kariangau terletak di Kelurahan Karang Joang, tidak jauh dari sungai Wain, terdapat drive rain, hotel berbintang dengan teras dan pembakaran barbeque, club house dengan kolam renang dan activity room dengan karaoke, meja bilyard, bar dan ruangan dengan acara khusus serta tersedia menu masakan Tionghoa, Eropa dan Indonesia, dapat dipesan pada Resort & Golf Karang Joang, Jl. Soekarno Hatta Km 5,5 Balikpapan.
- Jembatan Ulin Kariangau merupakan jembatan ulin terpanjang dengan panjang 800 m dan lebar 2 m, terletak 11 km dari pusat kota Balikpapan, terdapat hutan bakau dengan pemandangan lepas ke teluk Balikpapan dengan aktivitas nelayan dan kapal-kapal yang melintas dari pelabiuhan Somber menuju Pelabuhan Penajam.
- Pantai Manggar Segarasari merupakan tempat rekreasi pantai terletak 22 km dari pusat Kota Balikpapan tepatnya di kecamatan Balikpapan Timur. Di sana terdapat shelter, banana boat, speed boat, ruang informasi dan warung kaki lima. Pantai ini dapat dicapai dengan angkutan kota trayek nomor 7.
- Hutan Lindung Sungai Wain merupakan hutan lindung dengan luas 10.025 ha yang dilalui sungai Wain yang panjangnya 18.300 m dengan airnya yang jernih dengan hutan bakau dan habitat burung, ikan , kepiting dan orang hutan.
- Panorama Dermaga Penyeberangan Somber, dapat dicapai dengan trayek angkutan kota nomor 0 dan 4.
- Penangkaran Buaya
- Monumen Jepang
- Monumen Perjuangan Rakyat
- Perkebunan Salak
- Tugu Peringatan Divisi 7 Australia
- Kilang Minyak Balikpapan
- Monumen Mathilda
- Taman Bekapai
- Pantai Melawai
- Pantai Strans (Pantai Banua Patra)
- Goa Jepang
- Meriam Peninggalan Jepang
- Kampung Atas Air (kampung Baru)
- Museum Tanjungpura
- Lapangan Merdeka
Referensi
- ^ http://www.kaltimpost.web.id/berita/index.asp?Berita=Balikpapan&id=191540
- ^ (Indonesia) Amiruddin Maula, Cerita rakyat dari Kalimantan Timur, Grasindo, 1994, ISBN 979-553-396-7, 9789795533962. Diakses 3 September 2010
- ^ http://www.balikpapan.go.id/index.php?option=com_balikpapan&task=sejarah
- ^ (Inggris) Gabrielle Kirk McDonald, Olivia Swaak-Goldman, Substantive and procedural aspects of international criminal law: the experience of international and national courts. Documents and cases, Volume 2,Bagian 2, BRILL, 2000, ISBN 90-411-1134-4, 9789041111340. Diakses 3 September 2010
- ^ (Inggris) A. B. Feuer, Australian commandos: their secret war against the Japanese in World War II, Stackpole Military history series, Stackpole Books, 2006, ISBN 0-8117-3294-0, 9780811732949. Diakses 3 September 2010
- ^ (Inggris) Paul S. Dull, A battle history of the Imperial Japanese Navy, 1941-1945, Naval Institute Press, 2007, ISBN 1-59114-219-9, 9781591142195. Diakses 3 September 2010
Pranala luar
- (Indonesia) Kesultanan Pasir
- (Indonesia) Lagu BALIKPAPAN 'Beriman Olah Bebaya'