Paulus dari Tarsus

rasul dan misionaris Kristen Awal (c. 5 M – c. 64/65)
Revisi sejak 13 Januari 2011 09.47 oleh Xqbot (bicara | kontrib) (r2.5.2) (bot Mengubah: mn:Паул)

Paulus dari Tarsus (awalnya Saulus dari Tarsus) atau Rasul Paulus, (3 Masehi–67 Masehi) diakui sebagai tokoh penting dalam merumuskan ajaran Yesus. Paulus digambarkan dalam Perjanjian Baru sebagai Yahudi dari suku Benyamin, yang berkebudayaan Yunani (helenis) dan warga Roma dari Tarsus (sekarang Turki). Mulanya ia seorang penganiaya orang Kristen (saat itu bernama Saulus), dan sesudah pengalamannya berjumpa Yesus di jalan menuju kota Damaskus, ia berubah menjadi seorang pengikut Yesus Kristus (Kis. 9).

Berkas:Saintpauloftarsus.jpg
Potret Paulus dari zaman-zaman awal.

Paulus menyebut dirinya sebagai "rasul bagi bangsa-bangsa non-Yahudi" (Roma 11:13). Dia membuat usaha yang luar biasa melalui surat-suratnya kepada komunitas non-Yahudi untuk menunjukkan bahwa keselamatan yang dikerjakan oleh Yesus Kristus adalah untuk semua orang, bukan hanya orang Yahudi. Gagasan Paulus ini menimbulkan pertikaian antara dirinya dengan murid-murid Yesus, terutama Petrus dan Yakobus, yang percaya bahwa untuk menjadi pengikut Yesus, orang-orang yang bukan Yahudi haruslah pertama-tama menjadi Yahudi terlebih dulu (lih. Gal. 2:11-14). Untuk menyelesaikan konflik ini, diadakanlah persidangan di Yerusalem (Kis. 15), yang disebut sebagai Sidang Sinode atau Konsili Gereja yang pertama.

Konsili ini menghasilkan beberapa keputusan penting, misalnya:

  1. untuk menikmati karya penyelamatan Yesus, orang tidak harus menjadi Yahudi terlebih dahulu
  2. orang-orang Kristen yang bukan berasal dari latar belakang Yahudi tidak diwajibkan mengikuti tradisi dan pantangan Yahudi (mis. perihal tentang sunat dan memakan makanan yang diharamkan).
  3. Paulus mendapat mandat untuk memberitakan Injil ke daerah-daerah berbahasa Yunani.

Paulus dijadikan seorang Santo (orang suci) oleh seluruh gereja yang menghargai santo, termasuk Katolik Roma, Ortodoks Timur, dan Anglikan, dan beberapa denominasi Lutheran. Dia berbuat banyak untuk kemajuan Kristen di antara para orang-orang bukan Yahudi, dan dianggap sebagai salah satu sumber utama dari doktrin awal Gereja, dan merupakan pendiri kekristenan Paulin (kekristenan bercorak Paulus). Surat-suratnya menjadi bagian penting Perjanjian Baru. Banyak yang berpendapat bahwa Paulus memainkan peranan penting dalam mendirikan agama Kristen sebagai agama yang berbeda, dan bukan sebagai sekte dari Yudaisme.

Pertobatan

 
Patung Santo Paulus di Damaskus

Sebelum bertobat Paulus dikenal sebagai penganiaya umat Kristen mula-mula. Ia adalah seorang Farisi yang sangat taat kepada Hukum Taurat (Filipi 3:5). Kisah Para Rasul juga mengutip perkataan Paulus yang menyebut bahwa ia "adalah orang Farisi, keturunan orang Farisi" (Kisah Para Rasul 23:6).

Pertobatan Paulus dapat diperkirakan pada 33-36 [1][2][3] dengan mengacu pada salah satu suratnya.[4] Menurut Kisah Para Rasul, pertobatannya (atau metanoia) terjadi di jalan menuju Damaskus di mana ia mengalami "pertemuan" dengan Yesus, yang kemudian menyebabkan ia menjadi buta untuk sementara (Kisah Para Rasul 9:1-31, 22:1-22, 26:9-24)

Kewarganegaan Roma

Paulus secara sah memiliki kewarganegaraan Roma. Sumber mengenai kewarganegaraan Paulus dicatat dalam beberapa bagian pada Kisah Para Rasul:

  • Kis. 16:37-39. Tetapi Paulus berkata kepada orang-orang itu: "Tanpa diadili mereka telah mendera kami, warganegara-warganegara Roma, di muka umum, lalu melemparkan kami ke dalam penjara. Sekarang mereka mau mengeluarkan kami dengan diam-diam? Tidak mungkin demikian! Biarlah mereka datang sendiri dan membawa kami ke luar." Pejabat-pejabat itu menyampaikan perkataan itu kepada pembesar-pembesar kota. Ketika mereka mendengar, bahwa Paulus dan Silas adalah orang Rum, maka takutlah mereka. Mereka datang minta maaf lalu membawa kedua rasul itu ke luar dan memohon, supaya mereka meninggalkan kota itu.
  • Kis. 22:25-29. Tetapi ketika Paulus ditelentangkan untuk disesah, berkatalah ia kepada perwira yang bertugas: "Bolehkah kamu menyesah seorang warganegara Rum, apalagi tanpa diadili?" Mendengar perkataan itu perwira itu melaporkannya kepada kepala pasukan, katanya: "Apakah yang hendak engkau perbuat? Orang itu warganegara Rum." Maka datanglah kepala pasukan itu kepada Paulus dan berkata: "Katakanlah, benarkah engkau warganegara Rum?" Jawab Paulus: "Benar." Lalu kata kepala pasukan itu: "Kewarganegaraan itu kubeli dengan harga yang mahal." Jawab Paulus: "Tetapi aku mempunyai hak itu karena kelahiranku." Maka mereka yang harus menyesah dia, segera mundur; dan kepala pasukan itu juga takut, setelah ia tahu, bahwa Paulus, yang ia suruh ikat itu, adalah orang Rum.
  • Kis. 23:23-27. Kemudian kepala pasukan memanggil dua perwira dan berkata: "Siapkan dua ratus orang prajurit untuk berangkat ke Kaisarea beserta tujuh puluh orang berkuda dan dua ratus orang bersenjata lembing, kira-kira pada jam sembilan malam ini. Sediakan juga beberapa keledai tunggang untuk Paulus dan bawalah dia dengan selamat kepada wali negeri Feliks." Dan ia menulis surat, yang isinya sebagai berikut: "Salam dari Klaudius Lisias kepada wali negeri Feliks yang mulia. Orang ini ditangkap oleh orang-orang Yahudi dan ketika mereka hendak membunuhnya, aku datang dengan pasukan mencegahnya dan melepaskannya, karena aku dengar, bahwa ia adalah warganegara Roma.

Kisah Para Rasul juga mencatat bahwa ketika Paulus diadili oleh Festus, ia menuntut naik banding kepada Kaisar (Kis. 25-26). Hanya yang berkewarganegaraan Romalah yang bisa naik banding langsung kepada Kaisar.

Surat-surat Paulus

 
Paulus sedang menulis surat-suratnya, Abad 16 (Blaffer Foundation Collection, Houston, Texas).

Surat-surat Paulus bukan hanya menjadi alat komunikasi antara dirinya dengan komunitas-komunitas Kristen perdana, melainkan juga sebagai uraian teologisnya. Menurut para ahli Perjanjian Baru, yang tergolong dalam surat-surat Paulus adalah:

  1. Surat Galatia
  2. Surat 1 dan 2 Korintus
  3. Surat Efesus
  4. Surat Filipi
  5. Surat Kolose
  6. Surat Filemon
  7. Surat 1 dan 2 Tesalonika
  8. Surat Roma

Beberapa surat lainnya seringkali dipercayai berasal dari Paulus juga, seperti Surat 1 dan 2 Timotius dan Surat Titus, namun para ahli Perjanjian Baru juga menduga surat-surat itu ditulis oleh orang lain, kemungkinan adalah para pengikut Paulus.

Perjalanan misi Paulus

  Gambar pada pranala luar
  Peta interaktif perjalanan Paulus

Pelayanan awal

 
Rumah yang diyakini sebagai milik Ananias di Damaskus

Setelah pertobatannya, Paulus pergi ke Damaskus, di mana Kisah Para Rasul menyatakan dirinya disembuhkan dari kebutaan dan dibaptis oleh Ananias di Damaskus [5] Paulus mengatakan bahwa ia kemudian pertama-tama pergi ke tanah Arab, dan kemudian kembali ke Damaskus (Galatia 1:17). Dia menjelaskan dalam Galatia bagaimana tiga tahun setelah pertobatannya, ia pergi ke Yerusalem. Di sana ia bertemu Yakobus dan tinggal bersama Simon Petrus selama 15 hari (Galatia 1:13-24)

Tidak ada catatan tertulis eksplisit bahwa Paulus telah mengenal Yesus secara pribadi sebelum Penyaliban namun dipastikan bahwa ia mengetahui pelayanan Yesus dan juga pengadilan Yesus di hadapan Imam Besar. Paulus menegaskan bahwa ia menerima Injil bukan dari orang lain, melainkan oleh wahyu Yesus Kristus (Galatia 1:11-12).

Dalam Galatia ia menceritakan bahwa 14 tahun setelah pertobatannya ia masuk kembali ke Yerusalem (Gal. 2:1-10). Tidak diketahui sepenuhnya apa yang terjadi selama 14 tahun ini, tetapi baik Kisah Para Rasul maupun Galatia memberikan beberapa detail parsial.[6] Pada akhir masa ini, Barnabas pergi untuk mencari Paulus dan membawa dia kembali ke Antiokhia (Kis 11:26).

Ketika bencana kelaparan terjadi di Yudea, sekitar 45-46,[7] Paulus dan Barnabas berangkat ke Yerusalem untuk memberikan dukungan finansial dari komunitas Antiokhia.[8] Menurut Kisah Para Rasul, Antiokhia menjadi pusat alternatif bagi penyebaran orang Kristen setelah kematian Stefanus. Di Antiokhialah para pengikut Yesus pertama kali disebut "Kristen" (Kis. 11:26)

Perjalanan misi pertama

 
Bab Kisan, diyakini sebagai tempat Paulus melarikan diri dari penganiayaan di Damaskus

Penulis Kisah Para Rasul menyusun perjalanan Paulus menjadi tiga perjalanan terpisah. Perjalanan pertama, (Kis. 13-14) awalnya dipimpin oleh Barnabas, yang mengambil Paulus dari Antiokhia menuju Siprus kemudian Asia Kecil (Anatolia) selatan, dan kembali ke Antiokhia. Di Siprus, Paulus memarahi dan membutakan mata Elimas si penyihir (Kis. 13:8-12) yang mengkritik ajaran-ajaran mereka. Dari titik ini, Paulus digambarkan sebagai pemimpin kelompok.[9] Antiokhia dilayani sebagai pusat kekristenan utama dari penginjilan Paulus. [10]

Konsili Yerusalem

Kebanyakan sarjana setuju bahwa pertemuan penting antara Paulus dan jemaat di Yerusalem terjadi di antara tahun 48-50,[4] yang dijelaskan dalam Kis. 15:2 dan biasanya dilihat sebagai peristiwa yang sama dengan yang disebutkan oleh Paulus dalam Galatia 2:1.[4] Pertanyaan kunci yang diajukan adalah apakah non-Yahudi yang bertobat perlu disunat.[11] Pada pertemuan ini, Petrus, Yakobus, dan Yohanes menyetujui misi Paulus bagi bangsa-bangsa lain.

Insiden di Antiokhia

Meskipun perjanjian dicapai pada Konsili Yerusalem sebagaimana yang dipahami oleh Paulus, Paulus menceritakan bagaimana ia kemudian di depan umum menentang Petrus, atas keengganan Petrus untuk berbagi makan dengan orang Kristen non-Yahudi di Antiokhia.[12]

Di dalam Galatia, yang merupakan sumber utama dari insiden di Antiokhia, Paulus melaporkan apa yang ia katakan kepada Petrus: "Jika engkau, seorang Yahudi, hidup secara kafir dan bukan secara Yahudi, bagaimanakah engkau dapat memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk hidup secara Yahudi?" (Galatia 2:11-14). Paulus juga menyebutkan bahwa bahkan Barnabas (rekan seperjalanannya hingga saat itu) memihak kepada Petrus.[13]

Hasil akhir dari insiden tersebut masih belum jelas. The Catholic Encyclopedia menyatakan: "catatan Paulus atas insiden itu tidak meninggalkan keraguan bahwa Petrus melihat keadilan dari teguran itu." Setelah kejadian itu Paulus kemudian meninggalkan Antiokhia.

Perjalanan misi kedua

Dalam perjalanan misi kedua, Paulus ditemani oleh Silas. Mereka berangkat dari Antiokhia, menuju Syria dan Kilikia, dan tiba di selatan Galatia. Di Listra, Timotius bergabung dengan mereka. Mereka menyeberangi daerah Frigia dan perbatasan Misia. Lalu mereka bergabung dengan Lukas di Troas. Dia memutuskan untuk pergi ke Eropa, dan di Makedonia ia mendirikan komunitas Kristen pertama Eropa: Jemaat Filipi. Juga di Tesalonika, Berea, Athena dan Korintus. Dia tinggal selama 1,5 tahun di Korintus, di rumah sepasang suami-isteri, Akwila dan Priskila (Kisah Para Rasul 18:11). Pada musim dingin tahun 51, ia menulis surat pertama kepada Jemaat Tesalonika, dokumen tertua dari Perjanjian Baru. Tahun berikutnya ia kembali ke Antiokhia.

Perjalanan misi ketiga

Setelah tinggal di Antiokhia beberapa saat, Paulus pergi ke Galatia dan Frigia untuk mendukung gereja-gereja yang telah ia dirikan pada perjalanan sebelumnya (Kisah Para Rasul 18:23). Kemudian ia berkeliling pada wilayah barat Bitinia dan tiba di Efesus dengan perjalanan darat. Di Efesus ia menulis surat pertamanya kepada orang-orang Korintus pada tahun 54 dan surat kedua pada akhir 57.

Setelah tiga tahun di Efesus, Paulus kemudian mengunjungi Asia Kecil dan Yunani. Kemudian mendahului Lukas, ia berlayar ke Troas, disertai beberapa murid-muridnya (Kisah Para Rasul 20:4), disebabkan karena rencana pembunuhan terhadap dirinya oleh orang-orang Yahudi. Dan akhirnya ia kembali ke Yerusalem dan bertemu dengan Yakobus di sana.

Kematian

Alkitab tidak mengatakan bagaimana dan kapan Paulus meninggal. Namun menurut tradisi Kristen, Paulus dipenggal di Roma pada masa pemerintahan Nero pada sekitar pertengahan 60-an di Tre Fontane Abbey.

Pada bulan Juni 2009, Paus Benediktus mengumumkan hasil penggalian makam Paulus di Basilika Santo Paulus di Luar Tembok. Sarkofagus itu sendiri tidak terbuka, namun diuji dengan upaya penyelidikan. Dan itu menunjukkan potongan-potongan kemenyan, kain ungu dan kain biru serta fragmen tulang kecil. Tulang itu bertanggal radiokarbon abad ke-1 hingga ke-2. Menurut Vatikan, ini tampaknya mengkonfirmasi tradisi makam milik Paulus.[14]

Referensi

  1. ^ Bromiley, Geoffrey William (1979). International Standard Bible Encyclopedia: A-D (International Standard Bible Encyclopedia (Wbeerdmans)). Wm. B. Eerdmans Publishing Company. hlm. 689. ISBN 0-8028-3781-6. 
  2. ^ Barnett, Paul (2002). Jesus, the Rise of Early Christianity: A History of New Testament Times. InterVarsity Press. hlm. 21. ISBN 0-8308-2699-8. 
  3. ^ L. Niswonger, Richard (1993). New Testament History. Zondervan Publishing Company. hlm. 200. ISBN 0-310-31201-9. 
  4. ^ a b c "Paul, St" Cross, F. L., ed. The Oxford dictionary of the Christian church. New York: Oxford University Press. 2005
  5. ^ Hengel, Martin and Anna Maria Schwemer, trans. John Bowden. Paul Between Damascus and Antioch: The Unknown Years Westminster John Knox Press, 1997. ISBN 0-664-25736-4
  6. ^ Barnett, Paul The Birth Of Christianity: The First Twenty Years (Eerdmans Publishing Co. 2005) ISBN 0-8028-2781-0 p. 200
  7. ^ Ogg, George, Chronology of the New Testament in Peake's Commentary on the Bible (Nelson) 1963)
  8. ^ Barnett p. 83
  9. ^ Peta perjalanan misi pertama
  10. ^ Harris
  11. ^ Kisah Para Rasul 15:2, Galatia 2:1
  12. ^ Catholic Encyclopedia: Judaizers lihat bagian judul: "The Incident At Antioch"
  13. ^ Catholic Encyclopedia: Judaizers
  14. ^ St Paul's tomb unearthed in Rome dari BBC News (08-12-2006); http://www.dw-world.de/dw/article/0,,4442169,00.html?maca=en-rss-en-all-1573-rdf

Pranala luar



Templat:Link FA Templat:Link FA