Jelai
Ladang jelai
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
H. vulgare
Nama binomial
Hordeum vulgare

Jelai (Hordeum vulgare, Ingg. barley) adalah sejenis serealia untuk pakan ternak, penghasil malt, dan sebagai makanan kesehatan. Jelai adalah anggota suku padi-padian (Poaceae). Pada tahun 2005, jelai berada pada urutan keempat dari jumlah produksi dunia dan luas area penanaman serealia di dunia (560.000 km²).[1] Waktu berkecambahnya sekitar 1-3 hari.

Sejarah

Bukti paling awal pertanian jelai datang dari situs arkeologis di Anak benua India yang dinamai Mehrgarh, dari 7000 SM. Jelai yang dibudidayakan ini (H. vulgare) adalah turunan dari jelai liar (Hordeum spontaneum). Keduanya adalah diploid (2n=14 kromosom). Karena jelai liar dapat disilangkan dengan jelai yang dibudidayakan, keduanya sering diperlakukan sebagai satu spesies, dibagi menjadi Hordeum vulgare subsp. spontaneum dan subsp. vulgare (budi daya). Perbedaan utama antara keduanya adalah rachis yang rapuh pada jelai liar, yang memungkinkan penyebaran benih di alam yang liar. Jelai liar yang paling awal ditemukan datang dari situs Epi-Paleolithik di Levant, mulai dari Natufian. Jelai budi daya yang paling awal terjadi pada situs Neolithik Aceramic seperti lapisan-lapisan (PPN B) di Tell Abu Hureyra di Suriah. Jelai adalah salah satu dari tanaman panenan budi daya pertama di Timur Dekat, pada waktu yang sama dengan gandum einkorn dan emmer.

Di samping gandum emmer, jelai adalah bahan pokok sereal Mesir kuno, yang digunakan untuk membuat roti dan bir. Keduanya bersama-sama adalah bahan makanan yang lengkap. Nama yang umum untuk jelai adalah jt (diduga diucapkan "it"); šma (diduga diucapkan "SHE-ma") mengacu kepada jelai Mesir Hulu dan merupakan lambang dari Mesir Hulu. Menurut Kitab Ulangan 8:8, jelai adalah salah satu dari "Ketujuh Spesies" tanaman yang mencirikan kesuburan Tanah Perjanjian Kanaan, dan jelas mempunyai peranan penting dalam ibadah korban Israel kuno yang digambarkan dalam Pentateukh (lihat mis. Kitab Bilangan 5:15).

Di masa Yunani kuno, makna keagamaan jelai diduga dimulai pada tahap-tahap paling awal dari Misteri Eleusinian. Minuman Kykeon, yakni campuran minuman untuk mereka yang menjalani ritual inisiasi, yang disiapkan dari jelai dan ramu-ramuan, dirujuk dalam Nyanyian Homerik untuk Demeter, yang juga disebut "Ibu Jelai".

Jelai dalam hieroglif Mesir
jt jelai determinatif/ideogram
M34
jt ejaan (umum)
itU9
M33
šma determinatif/ideogram
U9

Orang Yunani biasanya mengeringkan jelai yang sudah ditumbuk kasar dan memanggangnya sebelum dijadikan bubur, demikian menurut Plinius Tua di dalam Sejarah Alam (xviii.72). Proses ini menghasilkan malt yang segera meragi dan menjadi sedikit beralkohol.

Jelai Tibet selama berabad-abad menjadi makanan utama di Tibet. Jelai ini dijadikan produk tepung yang disebut tsampa.

Para ahli paleobotani menemukan bahwa jelai telah ditanam di Jazirah Korea sejak Awal Periode Tembikar Mumun (l.k. 1500–850 SM) bersama-sama dengan tanaman lainnya seperti jewawut, gandum, dan sayur-sayuran (Crawford dan Lee 2003).

Referensi

  1. ^ [1]