Seokguram

bangunan kuil di Korea Selatan
Revisi sejak 18 November 2011 07.57 oleh Vagobot (bicara | kontrib) (r2.7.2) (bot Menambah: sh:Seokguram)

Seokguram (石窟庵; Gua Seokgul) adalah sebuah kuil Buddha yang terletak di Gunung Toham di Gyeongju, provinsi Gyeongsang Utara, Korea Selatan. Seokguram adalah harta nasional Korea Selatan nomor 24 sejak 1962 sekaligus Situs Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 1995.

Seokguram Grotto and Bulguksa
Situs Warisan Dunia UNESCO
KriteriaKultural: i, iv
Nomor identifikasi736
Pengukuhan1995 (19)

Kim Daeseong, seorang perdana menteri di kerajaan Silla Bersatu disebut merekonstruksi Gua Seokgul pada tahun 742 pada masa pemerintahan Raja Gyeongdeok. Pembangunannya selesai pada tahun 774 dan awalnya dinamakan Seokbulsa (석불사, Kuil Buddha Batu). Gua Seokgul menjadi tempat peribadatan khusus bagi keluarga kerajaan Silla pada masanya. Konon Raja Silla membangun Seokguram menghadap laut timur agar Buddha menghalau serangan Jepang ke Korea.

Seokguram sebenarnya adalah gua buatan yang diukir dari pahatan batu granit dan didesain secara khusus untuk tujuan ziarah. Aula utama kuil adalah ruangan berbentuk bundar. Pusat aula utama adalah Buddha dari batu granit yang duduk di atas tumpuan bunga teratai. Buddha tersebut dikelilingi ukiran-ukiran figur bodhisatva, orang-orang suci serta dewa-dewa India di tembok kuil. Kubah aula dibangun dengan beberapa pancang batu granit dengan diameter mencapai 6,58 meter. Figur-figur yang mengelilingi Buddha adalah Bodhisatva Manjusri dan Samantabhadra serta dewa Brahma dan Indra.

Buddha Seokguram dipuji sebagai karya seni Korea yang bernilai tinggi. Memiliki tinggi sekitar 3,5 meter dan duduk di atas tumpuan bunga teratai, ia diukir dari batu granit. Buddha Seokguram melambangkan Sakyamuni, dengan posisi tangan yang melambangkan ia telah mengalami pencerahan. Buddha ini dilengkapi pula dengan lingkaran cahaya yang diukir di dinding aula kuil di belakangnya. Seokguram mengalami renovasi berulangkali karena rusak ataupun terabaikan untuk waktu yang lama, sehingga diperkirakan telah berubah banyak dari bentuk aslinya. Renovasi pernah dilakukan pada tahun 1703 dan 1758 pada zaman Dinasti Joseon. Renovasi pada zaman penjajahan Jepang berlangsung dari tahun 1913-1915 semakin memperparah kondisi Seokguram akibat upaya pembongkaran dan penyusunan kembali komponen-komponennya. Seusai Perang Korea, usaha renovasi besar-besaran dilakukan pada tahun 1960-an oleh almarhum presiden Park Chung-hee.

Referensi