Istana Deoksu

bangunan istana di Korea Selatan
Revisi sejak 5 November 2011 10.21 oleh Cun Cun (bicara | kontrib) (wikifying)

Istana Deoksu adalah salah satu dari Lima Istana Utama Dinasti Joseon. Istana Deoksu pernah menjadi kediaman beberapa pemimpin Dinasti Joseon sampai periode penjajahan Jepang. Jenis bangunan di komplek Istana Deoksu terdiri dari bangunan kayu dan bergaya barat. Sebagai tambahan bangunan, di dalam area kompleks juga terdapat museum seni, kebun raya dan monumen raja Sejong. Awalnya dinamakan Gyeongungung (Istana Gyeongun), istana ini mulai dikenal luas sejak akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 karena menjadi latar belakang konflik politik antara Dinasti Joseon dengan pihak-pihak asing. Dalam sejarah Korea, Istana Gyeongun merupakan tempat diproklamirkannya Kekaisaran Han Raya.

Istana Deoksu
Deoksugung
Nama Korea
Hangul
덕수궁
Hanja
德壽宮
Alih AksaraDeoksugung
McCune–ReischauerTŏksugung

Sejarah

Di akhir abad ke-16, setelah semua istana dan ibukota Dinasti Joseon musnah terbakar akibat Perang Tujuh Tahun, dibangunlah sebuah kediaman sementara untuk keluarga kerajaan yang dinamakan Seobyeolgung (Istana Sampingan Barat). Seobyeolgung dilengkapi dengan taman hutan bernama Sangnimwon. Di akhir abad ke-19, ketika orang-orang Amerika, Rusia, Perancis dan Inggris datang ke Seoul, Raja Gojong pindah ke Istana Gyeongun dan menjadikannya sebagai istana utama. Beberapa bulan kemudian, ia mengumumkan perubahan nama Joseon menjadi Kekaisaran Han Raya dan menaikkan status dirinya dari raja menjadi kaisar. Peristiwa ini adalah simbolisasi bahwa Joseon, negeri yang sedang terdesak oleh kekuasaan asing, telah keluar dari campur tangan Kekaisaran Cina (Qing).

Istana ini direnovasi besar-besaran dari tahun 1902-1904. Namun pada tahun 1904, kebakaran yang tak diketahui penyebabnya menghancurkan sebagian besar Istana Gyeongun. Rekonstruksi kembali dilaksanakan sampai selesai tahun 1906. Pada tahun 1905, Jepang menang dalam Perang Russo-Jepang dimana Rusia disingkirkan dari Korea dan Kekaisaran Jepang mulai ikut campur urusan dalam negeri Korea. Pada Januari 1907, Gojong dipaksa turun tahta dan menyerahkan kursi kekaisaran kepada putranya, Sunjong. Pada saat yang sama, nama Istana Gyeongun diganti menjadi Istana Deoksu. Gojong hidup 12 tahun lagi dan menghembuskan nafas terakhir di Istana Deoksu. Seperti istana yang lain, pemerintah kolonial Jepang membuka Istana Deoksu sebagai taman umum.

Pranala luar

Referensi

Galeri

Pranala luar