Azazil

Nama Asli Iblis, Makhluk Yang Dikutuk Tuhan

'Azâzîl (Bahasa Arab: عزازل, Inggris: Azazel, Izazil) adalah nama asli dari Iblis dan merupakan nenek moyang para Jin. Menurut legenda bahwa sebelum diciptakannya Adam, Azâzîl pernah menjadi Imam para Malaikat atau Sayyid al-Malaikat (Penghulu para Malaikat),[1][2] Khazin al-Jannah (Bendaharawan Surga) dan Abu al-Jan (Bapak para Jin).[3]

Sebuah gambaran tentang Azazel dalam bentuk yang sangat dikenal, yaitu bentuk setan-kambing jantan, karya Collin de Plancy Dictionnaire Infernal (Paris,1825).

Etimologi

Azâzîl terdiri atas al-‘azâz yang berarti 'hamba' dan al-îl yang berarti 'Allah' . Kata al-‘azâz berasal dari al-‘izzah yang berarti kebanggaan atau kesombongan. atau dapat diartikan sebagai mahluk yang membawa kesombongannya milik Allah Dinamakan demikian karena ia tercipta dari api. Kata al-‘azâz (العزاز) terdiri dari empat huruf, yaitu huruf ‘ain, zây, alif, dan zây yang kedua. Masing-masing huruf menunjukkan sepak terjang iblis, karena setiap nama itu menunjukkan perbuatan pemiliknya.

Dari huruf ‘ain muncul kata ‘ulluw ‘kesombongan’, dari huruf zây muncul kata zuhw ‘sikap takabur’, dari huruf alif muncul kata ibâ’ ‘pembangkangan’ dan istikbâr ‘sifat angkuh’. Kesombongan, sikap takabur, pembangkangan, dan sifat angkuh merupakan sifat-sifat yang dimiliki iblis. Inilah tafsir nama asli iblis yaitu Azâzîl.

Julukan Azâzîl

Azâzîl sangat banyak memiliki julukan, seperti Sayidul Malaikat dan Khazinul Jannah.
Di setiap langit ia memiliki julukan yang sangat bagus,[4] adalah :

  • Langit Pertama (ar-Rafii'ah)
    al-Abid ahli ibadah,

Dia akan akan selalu berusaha dengan bersungguh-sungguh untuk menggoda manusia agar tersesat dari jalan-Nya.

  • Langit Kedua (al-Maa'uun)
    ar-Raki ahli ruku,

Dia mempunyai kaidah-kaidah atau tata cara yang pasti dan tertata rapih serta sistematis dalam menyesatkan seluruh umat manusia.

  • Langit Ketiga (al-Maziinah)
    as-Saajid ahli sujud,
dia tidak akan pernah berpaling dan menyerah dari menggoda dan menyesatkan seluruh umat manusia. 
  • Langit Keempat (az-Zahirah)
    al-Khaasyi selalu merendah dan takluk kepada Allah,

dia juga sangat menghinakan serta merendahkan manusia yang dapat tergoda oleh bujuk rayuannya.

  • Langit Kelima (al-Muniirah)
    al-Qaanit selalu ta'at

dia tidak akan pernah malas untuk menyesatkan dan menggoda seluruh umat manusia

  • Langit Keenam (al-Khaliishah)
    al-Mujtahid bersungguh-sungguh dalam beribadah,

Dia akan senantasa bekerja dan berusaha untuk menyesatkan seluruh umat manusia

  • Langit Ketujuh (al-Ajiibah)
    az-Zahid sederhana

Dalam menggoda umat manusia dia menggunakan sarana dan prasarana kehidupan demi mencapai tujuannya dalam menyesatkan seluruh umat manusia

Wujud Azâzîl

Sebelum Penciptaan Adam

Sebelum dilaknat oleh Allah, Azâzîl memiliki wajah rupawan cemerlang, mempunyai empat sayap, banyak ilmu, terbanyak dalam hal ibadah serta menjadi kebanggan para malaikat dan dia juga pemimpin para malaikat karubiyyuun dan masih banyak lagi.

Setelah Penciptaan Adam

Setelah ia enggan untuk bersujud kepada Adam, Allah mengubahkan mukanya pada asalnya yang sangat indah cemerlangan menjadi bentuk seperti babi hutan. Allah mengubah kepalanya seperti kepala unta, dadanya seperti daging yang menonjol di atas punggung, wajah yang ada di antara dada dan kepala itu seperti wajah kera, kedua matanya terbelah pada sepanjang permukaan wajahnya. Lubang hidungnya terbuka seperti cerek tukang bekam, kedua bibirnya seperti bibir lembu, taringnya keluar seperti taring babi hutan dan janggut terdapat sebanyak tujuh helai.

Penangguhan Umur Azâzîl

Azâzîl diberi umur hingga hari akhir kiamat. Dengan janji untuk menyesatkan manusia sebanyak mungkin dan menemaninya di neraka Jahannam kelak.

Permintaan Azâzîl kepada Allah:

Berkata iblis: Ya Tuhanku, (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan.(Al-Hijr, 15:36)

Lalu Allah menjawab:

Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahanam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka kesemuanya.(Shaad, 38:

Azazel dalam pandangan Kristen

Azazel dalam Perjanjian Lama adalah kambing jantan yang akan digunakan sebagai korban penghapus dosa. Upacara penyucian dosa ini pertama kali diberikan Allah kepada Adam setelah manusia jatuh ke dalam dosa, dan di lanjutkan kembali oleh Nabi Musa pada saat umat Israel keluar dari perbudakan bangsa Mesir. Imamat 16.

Karena pelanggaran pada hukum Allah menuntut nyawa dari si pelanggar. Darah yang melambangkan hutang nyawa orang yang berdosa yang kesalahannya ditanggungkan kepada korban, lalu dibawa imam ke dalam bilik yang kudus dan memercikannya di hadapan tirai penghubung, yang di belakangnya terdapat tabut perjanjian yang berisi hukum yang dilanggar oleh orang berdosa itu. Dengan upacara ini dosa-dosa melalui darah, dipindahkan secara simbolis ke tempat kudus. Dalam beberapa kasus, darah tidak di dibawa ke bilik yang suci, tetapi dagingnya kemudian akan dimakan oleh imam, sebagaimana Musa memberi petunjuk kepada anak-anak Harun dengan mengatakan,"Tuhan memberikan kepadamu, supaya kamu mengangkut kesalahan umat." Imamat 10:17.

Dengan demikian dosa-dosa umat Israel dipindahkan. Sekali setahun, pada hari besar pendamaian, imam memasuki bilik yang maha kudus untuk membersihkan dan memulihkan tempat kudus. Pekerjaan ini dilakukan untuk mengakhiri pelayanan tahunan. Pada hari pendamaian dua ekor kambing jantan (=yang akan ditentukan bagi Azazel atau Mesias) dibawa ke pintu kemah suci, lalu dibuang undi bagi keduanya, sebuah undi bagi TUHAN, dan sebuah lagi bagi Azazel (pembuangan total).(Imamat 16:8). "Kambing yang terundi bagi Tuhan akan disembelih sebagai korban persembahan banyak orang.Dan imam akan membawa darahnya ke dalam tirai selubung, dan memercikan ke atas mezbah pedupaan yang dihadapan tirai selubunng.

Korban yang menjadi undi Mesias yang disembelih dan dagingnya dimakan itu merupakan lambang bahwa umat Israel sudah menjadi satu dengan Mesias yang selalu memuliakan hukum Allah dan darah yang di percik itu adalah darah yang menguduskan dan mendamaikan manusia dari dosanya.

Dan Harun harus meletakkan kedua tangannya ke atas kepala kambing jantan yang hidup itu dan mengakui di atas kambing itu segala kesalahan umat Israel dan segala pelanggaran mereka, apapun juga dosa mereka; ia harus menanggungkan semuanya itu ke atas kepala kambing jantan (Azazel) itu dan kemudian melepaskannya ke padang gurun dengan perantaraan seseorang yang sudah siap sedia dengan itu. Demikianlah kambing jantan itu (Azazel) harus mengangkut segala kesalahan Israel ke tanah yang tandus dan kambing itu harus dilepaskan di padang gurun (Imamat 16:21,22). Orang yang menggiringnya ke padang gurun harus membasuh dirinya dan pakaiannya dengan air sebelum kembali ke perkemahan.

Seluruh upacara itu dimaksudkan untuk memberi kesan kepada orang Israel mengenai kekudusan Allah dan kebencianNya kepada dosa. Dan lebih jauh, untuk menunjukkan kepada mereka bahwa mereka tidak boleh berhubungan dengan dosa tanpa menjadi cemar dan najis. Karena Allah tidak pernah sedikitpun mengijinkan dosa, walaupun umatNya sering melakukan amal dan berprilaku sangat baik, hanya dengan setitik dosa saja manusia tetap tidak berkenan di hadapan Allah.

Yesus sebagai penghapus dosa dunia

Yohanes Pembaptis menyebut Yesus sebagai "Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia."[5] Segera sesudah dibaptis oleh Yohanes Pembaptis, Roh memimpin Yesus ke padang gurun (untuk dicobai oleh Iblis),[6] sebagaimana kambing "bagi Azazel" dengan perantaraan seseorang yang sudah siap sedia untuk itu dilepas ke padang gurun.[7]

Pengorbanan Yesus di Kayu Salib

Pengorbanan Yesus di kayu salib selain menggenapi kehadiran Mesias di bumi, Dia menjadi korban penebus dosa manusia yang sebagaimana telah dilambangkan sebagai kambing yang di sembelih dalam undi Tuhan. Dan ini juga menjadi penutup dari upacara korban tersebut, karena upacara pendamaian yang sudah dilakukan sejak zaman Adam dan di lanjutkan oleh Musa dan Harun bagi umat Israel ini sudah berhenti sejak Yesus Kristus di salibkan. Dan lengkaplah nubuatan para nabi dalam Perjanjian Lama "... Dan ia akan menghentikan korban-korban bakaran dan pendamaian sampai selama-lamanya..."

Daging dan darah yang mengalir dari tubuh Kristus di atas kayu salib merupakan lambang yang memiliki arti yang sama dengan upacara pendamaian tersebut. "...Bila seseorang tidak memakan dagingku dan meminum darahku ia tidak akan pernah diselamatkan..." Injil. Upacara tersebut menjadi lambang upacara Perjamuan Kudus pada masa Kekristenan sekarang.

Tubuh/Daging Yesus (roti dalam perjamuan kudus) adalah lambang dari Firman Allah atau hukum kasih. Darah Yesus (anggur) adalah yang mensucikan, sama artinya dengan dipercikannya darah dalam upacara pendamaian. Sehingga dengan pertobatan yang sungguh maka manusia akan dimaafkan seluruh dosanya dan menerima Roh Kudus sebagai pembimbing mereka. Roh Kudus inilah yang akan tinggal di dalam tubuh manusia hingga akhir hayatnya Injil sehingga manusia tersebut tidak akan pernah lagi melakukan dosa, dan Roh Kudus akan menjaga manusia tersebut agar Azazel tidak kembali lagi dan menyebabkan manusia tersebut berbuat dosa kembali. Dan akhirnya manusia tersebut berkenan dan layak di hadapan Allah, karena hidupnya sudah tidak akan berbuat dosa lagi.

Di sini, untuk masuk dalam kerajaan Surga, Allah hanya mengijinkan orang yang sempurna dan orang yang tak bercela sama sekali, serta yang utama siapa saja yang mengakui Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Oleh kasih karunia Allah yang begitu besar, Ia mengaruniakan anak-Nya yang tunggal yaitu Yesus Kristus untuk menebus dosa-dosa manusia melalui pengorbanan-Nya di atas kayu salib.

Lihat pula

Catatan kaki

Referensi

  1. Tafsir Nama Iblis di situs kampusislam.com
  2. Kisah Azazil disitus akmaliah.com
  3. Azazel (Spanyol)