Kalibangkang, Ayah, Kebumen

desa di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah
Revisi sejak 6 April 2013 20.02 oleh EmausBot (bicara | kontrib) (Bot: Migrasi 2 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q4271160)


Kalibangkang adalah desa di kecamatan Ayah, Kebumen, Jawa Tengah, Indonesia.

Kalibangkang
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenKebumen
KecamatanAyah
Kode pos
54473
Kode Kemendagri33.05.01.2009 Edit nilai pada Wikidata
Luas400.92 ha
Jumlah penduduk3.622
Kepadatan750 jiwa
Peta
PetaKoordinat: 7°42′40″S 109°25′40″E / 7.71111°S 109.42778°E / -7.71111; 109.42778

Desa Kalibangkang berada di ujung barat daya Kabupaten Kebumen. Dari kota Kebumen berjarak 50 km dengan waktu tempuh 2 jam, karena infrastruktur jalan untuk menuju Desa Kalibangkang sangat buruk.

Kalibangkang berada di tengah-tengah pegunungan karst Gombong Selatan, Kabupaten Kebumen. Jika ditempuh melalui jalur barat (Kebumen-Gombong-Rowokele-Ayah-Kalibangkang), menempuh jalan yang sangat buruk sepanjang 6 km. Sementara, jika ditempuh melalui jalur timur (Kebumen-Gombong-Buayan-Kalibangkang), menempuh jalan yang sangat buruk sepanjang 9 km. Hal tersebut menyebabkan waktu tempuh menuju desa Kalibangkang sangat panjang. Infrastruktur jalan yang buruk, ditambah lagi dengan kondisi jalan yang menaik tajam dan juga menurun menukik tajam.

Secara umum, warga Desa Kalibangkang sangat agamis, dengan kecenderungan agama Islam, cukup terpelajar, dan berpandangan maju. Masyarakat secara umum mudah untuk diajak maju. Secara ekonomi, warga Kalibangkang mayoritas berpenghasilan sebagai pengrajin gula kelapa. Impian sepanjang masa warga desa Kalibangkang adalah mempunyai infrastruktru jalan yang layak.

Bak gayung bersambut, atas bantuan hibah dari Bank Dunia, pembangunan jalan lintas Candirenggo (kec. Ayah) - Gebluk (Kec. Buayan) yang melewati desa Kalibangkang pada Juni 2011 dapat diselesaikan. Warga sangat bersuka-cita dengan selesainya pembangunan jalan tersebut. Walau pembangunan jalan tersebut telah selesai dan dapat dimanfaatkan, warga masih merasa kurang, sebab jalan tersebut hanya mempunyai lebar 2,5 m. Praktis kendaraan roda 4 yang berpapasan sangat kesulitan. Akibatnya sering terjadi kecelakaan dari akibat sempitnya badan jalan. (Update : Layung, 4 September 2012).