Kabupaten Kebumen

kabupaten di Indonesia, di pulau Jawa

Kabupaten Kebumen (Jawa: Hanacaraka: ꦏꦼꦧꦸꦩꦺꦤ꧀, Pegon: كبومن, translit. Kebumen) adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kecamatan Kebumen Kota. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara di Utara, Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Purworejo di Timur, Samudra Hindia di Selatan, serta Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Banyumas di sebelah Barat. Penduduk kabupaten Kebumen di tahun 2021 berjumlah 1.405.644 jiwa. Wilayah Kebumen seluas 1.581,11 km2 merupakan hasil penggabungan dua kabupaten (regenshap), yaitu Kabupaten Karanganyar (Roma) di bagian barat dengan Kabupaten Kebumen (Pandjer) di bagian timur pada 1 Januari 1936.[4]

Kabupaten Kebumen
Transkripsi bahasa daerah
 • Hanacarakaꦏꦼꦧꦸꦩꦺꦤ꧀
 • Pegonكبومن
 • Alfabet JawaKebumen
Dari kiri ke kanan; ke bawah: Pantai Menganti, Taman Bumi Kebumen, dan Waduk Sempor
Lambang resmi Kabupaten Kebumen
Julukan: 
Burung Walet
Motto: 
Bhumi tirta praja mukti
(Sanskerta) Bumi dan air adalah untuk kesejahteraan bangsa dan negara
Peta
Peta
Kabupaten Kebumen di Jawa
Kabupaten Kebumen
Kabupaten Kebumen
Peta
Kabupaten Kebumen di Indonesia
Kabupaten Kebumen
Kabupaten Kebumen
Kabupaten Kebumen (Indonesia)
Koordinat: 7°37′46″S 109°34′14″E / 7.6294°S 109.5706°E / -7.6294; 109.5706
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
Dasar hukumUU No. 13/1950
Hari jadi21 Agustus 1629 (umur 394)
Ibu kotaKota Kebumen
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
Pemerintahan
 • BupatiH. Arif Sugiyanto, S.H., M.H.
 • Wakil BupatiHj. Ristawati Purwaningsih, S.ST., M.M.
Luas
 • Total1.281,12 km2 (49,464 sq mi)
Populasi
 • Total1.376.825
 • Kepadatan1.075/km2 (2,780/sq mi)
Demografi
 • Agama
  • 98,61% Islam
  • 0,48% Buddha
  • 0,02% Hindu
  • 0,01% Lainnya[4][5][6]
 • BahasaIndonesia, Bahasa Jawa Kedu, dan Bahasa Jawa Banyumasan
 • IPMKenaikan 73,24 (2020)
Tinggi[7]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
3305
Kode area telepon+62 287
Pelat kendaraanAA xxxx **D/*J/*M/*W
Kode Kemendagri33.05
DAURp 2.022.910.412.000.- (2020)[8]
Semboyan daerahKebumen Semarak
(Sejahtera, Mandiri, Berakhlak Bersama Rakyat)
Flora resmiKelapa genjah entog
Fauna resmiWalet sarang-putih
Situs webwww.kebumenkab.go.id
Jalan Soekarno Hatta Kebumen Jateng Indonesia
Jalan Soekarno Hatta Kebumen Jateng Indonesia

Geografi sunting

Letak Kabupaten Kebumen secara astronomis berada di antara 7°27'–7°50' Lintang Selatan dan 109°22'–109°50' Bujur Timur.[9] Bagian selatan Kabupaten Kebumen merupakan dataran rendah, sedangkan pada bagian utara berupa pegunungan dan perbukitan yang merupakan bagian dari rangkaian Pegunungan Serayu Selatan. Sementara itu di barat wilayah Gombong, terdapat Kawasan Karst Gombong Selatan sebuah rangkaian pegunungan kapur yang membujur hingga pantai selatan berarah utara-selatan. Daerah ini memiliki lebih dari seratus gua berstalaktit dan stalagmit. Sementara itu panjang pantai sekira 53 Km yang sebagian besar merupakan pantai dengan fenomena gumuk pasir. Sungai terbesar di Kabupaten Kebumen adalah Sungai Luk Ulo, Sungai Jatinegara, Sungai Karanganyar, Sungai Kretek, Sungai Kedungbener, Sungai Kemit, Sungai Gombong, Sungai Ijo, Sungai Kejawang, dan Kali Medono.

Luas Wilayah sunting

 
Lahan pertanian di daerah Kebumen

Kabupaten Kebumen mempunyai wilayah seluas 1.281, 12 km2.[10] Kondisi beberapa wilayah merupakan daerah pantai dan pegunungan, tetapi sebagian besar merupakan dataran rendah.

  • Dari luas wilayah Kabupaten Kebumen, tercatat 49.768, 00 hektare atau sekitar 31, 04% sebagai lahan sawah dan 108, 343.50 hektare atau 68.96% sebagai lahan kering.
  • Menurut penggunaannya, sebagian besar lahan sawah beririgasi teknis dan hampir seluruhnya (46, 18%) dapat ditanami dua kali dalam setahun, sebagian lagi berupa sawah tadah hujan (37, 82%) yang di beberapa tempat dapat ditanami dua kali dalam setahun, serta 11, 25% lahan sawah beririgasi setengah teknis dan sederhana.
  • Lahan kering digunakan untuk bangunan seluas 40.985, 00 hektare (37, 73%), tegalan/kebun seluas 33.777, 00 hektare (33, 57%) serta hutan negara seluas 22.861, 00 hektare (21, 08%) dan sisanya digunakan untuk padang penggembalaan, tambak, kolam, tanaman kayu-kayuan, serta lahan yang sementara tidak diusahakan dan tanah lainnya.

Batas Wilayah sunting

Kabupaten Kebumen berbatasan dengan beberapa wilayah berikut:[11]

Utara Kabupaten Banjarnegara
Timur Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Purworejo
Selatan Samudera Indonesia
Barat Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Cilacap

Sejarah sunting

Pada akhir abad ke-19, Kebumen merupakan sebuah afdeling dalam wilayah Keresidenan Bagelen.[12] Pada tanggal 13 Juni 1901, Kebumen berstatus sebagai kabupaten yang digabungkan ke dalam wilayah Keresidenan Kedu.[13]

Nama Kebumen konon berasal dari kabumian yang berarti sebagai tempat tinggal Kyai Bumi setelah dijadikan daerah pelarian Pangeran Bumidirja atau Pangeran Mangkubumi dari Mataram pada 26 Juni 1677, saat berkuasanya Sunan Amangkurat I. Sebelumnya, daerah ini sempat tercatat dalam peta sejarah nasional sebagai salah satu tonggak patriotik dalam penyerbuan prajurit Mataram pada zaman Sultan Agung ke benteng pertahanan Belanda di Batavia. Saat itu Kebumen masih bernama Panjer.

Salah seorang cicit Pangeran Senopati yaitu Bagus Bodronolo yang dilahirkan di Desa Karanglo, Panjer, atas permintaan Ki Suwarno, utusan Mataram yang bertugas sebagai petugas pengadaan logistik, berhasil mengumpulkan bahan pangan dari rakyat di daerah ini dengan jalan membeli. Keberhasilan membuat lumbung padi yang besar artinya bagi prajurit Mataram, sebagai penghargaan Sultan Agung, Ki Suwarno kemudian diangkat menjadi Bupati Panjer, sedangkan Bagus Bodronolo ikut dikirim ke Batavia sebagai prajurit pengawal pangan.

Adapun selain daripada tokoh di atas, ada seorang tokoh legendaris pula dengan nama Joko Sangrib, ia adalah putra Pangeran Puger / Pakubuwono I dari Mataram, dimana ibu Joko Sangrib masih adik ipar dari Demang Honggoyudo di Kuthawinangun. Setelah dewasa ia memiliki nama Tumenggung Honggowongso, ia bersama Pangeran Wijil dan Tumenggung Yosodipuro I berhasil memindahkan keraton Kartosuro ke kota Surakarta sekarang ini. Pada kesempatan lain ia juga berhasil memadamkan pemberontakan yang ada di daerah Banyumas , karena jasanya kemudian oleh Keraton Surakarta ia diangkat dengan gelar Tumenggung Arungbinang I, sesuai nama wasiat pemberian ayahandanya. Dalam Babad Kebumen keluaran Patih Yogyakarta, banyak nama di daerah Kebumen adalah berkat usulannya. Di dalam "Babad Mataram" disebutkan pula Tumenggung Arungbinang I berperan dalam perang Mataram/perang kendang/Perang Pangeran Mangkubumi, saat itu ia bertugas sebagai Panglima Prajurit Dalam di Karaton Surakarta.[14]

Peran utama Tumenggung Arungbinang I sesungguhnya adalah sebagai utusan rahasia antara Sinuhun PB II maupun PB III dengan Sri Sultan HB I (P.Mangkubumi) dan juga utusan rahasia Sinuhun PB II maupun PB III dengan P.Sambernyawa (KGPAA Mangkunegoro I). Posisi yang sangat strategis ini tentu jangan sampai ketahuan pihak Belanda. Hal ini tercatat dalam naskah-naskah yang tersimpan di Reksopustoko Mangkunegaran maupun di Sasono Pustoko Keraton Surakarta, dan juga di Museum Radyapustaka Solo.

Jabatan tertinggi yang dicapai Tumenggung Arungbinang I saat itu adalah sebagai Senapati/Panglima Besar Prajurit Keraton Surakarta. Sebenarnya beliau menjadi kandidat Patih Keraton Surakarta, karena ada yang "membocorkan" kiprah beliau sebagai penghubung rahasia antara Keraton Surakarta dengan Keraton Ngayogyakarta maupun Kadipaten Mangkunegaran maka pihak Belanda amat sangat berkeberatan.

Penggabungan Kabupaten Karanganyar (Roma) sunting

Tanggal 31 Desember 1935 merupakan bulan kelabu bagi Kabupaten Karanganyar. Nasibnya sebagai sebuah kabupaten yang berdiri pasca berakhirnya Perang Jawa harus berakhir. Pemerintah Kolonial Belanda resmi memasukan Karanganyar ke wilayah Kabupaten Kebumen mulai 1 Januari 1936. Wilayah dari Kabupaten Karanganyar berdasarkan laporan koran De Locomotief bertanggal 21 Maret 1874, meliputi, Kecamatan Karanganyar, Gombong, Sruweng, Pejagoan, Karanggayam, Klirong, Adimulyo, Petanahan, Kuwarasan, Buayan, Puring, Sempor, Ayah, Rowokele dan Tambak (Saat ini bagian dari Kabupaten Banyumas).[15]

Penghapusan Kabupaten Karanganyar pada kala itu menuai polemik keras dari pemangku jabatan, maupun rakyat di Karanganyar saat itu, terlebih wilayah Karanganyar lebih luas dan kaya dari Kebumen, seperti dalam artikel Een Glorieus Regentegeslacht yang berisi kata sambutan Gubernur Jawa Tengah De Vos yang mengatakan bahwa garis kepemimpinan Aroeng Binang di Kebumen tidak bisa ganggu gugat oleh kekuatan manapun maka Kebumen tidak dapat dihapuskan, meskipun Karanganyar lebih luas dan kaya dari Kebumen. Selain itu, banyak hipotesis dari para sejarawan menyebut penghapusan ini banyak dipengaruhi unsur politik, mengingat Karanganyar menjadi basis perlawanan yang paling kuat terhadap Belanda di Jawa Tengah sejak Perang Jawa era Pangeran Diponegoro, juga banyak melahirkan tokoh-tokoh cerdas sekaligus progresif. Bahkan salah satu Bupati Katanya yaitu R.A.A Tirtokoesoemo merupakan ketua pertama dari gerakan Boedi Oetomo.

Tirtokoesoemo adalah Bupati Karanganyar kedua setelah sebelumnya dipimpin oleh bupati pertama Karanganyar bernama K.R.M.A.A. Djodjodiningrat. Sosok Tirtokoesoemo dapat tergambar dalam harian De Telegraaf bertanggal 07 November 1924. Koran tersebut menyebutkan bahwa Tirtokeosoemo adalah merkwaardigen man (pria yang luar biasa) yang telah mengabdikan dirinya demi kepentingan pemerintah dan rakyat.[16]

Peninggalan dari Kabupaten Karanganyar yang paling menonjol adalah Alun-Alun Karanganyar yang saat ini merupakan alun-alun dengan diameter terbesar di Kabupaten Kebumen. Disekeliling alun-alun juga terdapat pendopo besar disisi Utara, Masjid Agung disisi barat, hingga bekas penjara disisi selatan. Selain itu, penataan Kota Karanganyar yang rapih dinilai merupakan warisan dari Kolonial Belanda.

Lambang sunting

 
Lambang (seal) Kabupaten Kebumen yang salah menurut Sugiyanto dengan merujuk pada Perda Kabupaten Dati II Kebumen No. 30a dan 30b/DPRD-GR/1970

Lambang Kabupaten Kebumen ditetapkan berdasarkan Perda Kabupaten Dati II Kebumen No. 30a dan 30b/DPRD-GR/1970. Pada 15 Agustus 2021, Bupati Kebumen Arif Sugiyanto menyatakan bahwa lambang yang digunakan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kebumen telah salah dan muncul dalam bermacam-macam versi. Ia mengatakan bahwa hanya ada satu versi yang sesuai dengan Perda tersebut. Lambang tersebut adalah benda sakral yang dimiliki Kabupaten Kebumen dan "jangan sembarangan ganti-ganti tanpa aturan". Bagi Sugiyanto, ia beranggapan lambang tersebut memuat filosofi dan jatidiri masyarakat Kebumen seluruhnya dengan beragam budaya dan kearifan lokal. Dengan mengadaptasi hari jadi Kebumen yang ditetapkan setiap tanggal 21 Agustus, ia kemudian membeberkan bagaimana lambang kabupaten yang benar menurut Sugiyanto, sebagai berikut:[17][18]

  • Tulisan kebumen
  • Perisai dengan perbandingan 4:3
  • Padi 21 butir
  • Kapas 5 kuntum bunga
  • Warna tanah di atas gua berwarna cokelat
  • Bintang kuning emas
  • Bambu runcing, bukan bentuk tiang atau tugu
  • Batu bata merah kiri-kanan bambu runcing dengan jumlah 13+13
  • Genting merah tidak digambar seperti petir
  • Motto Bhumi tirta mukti bukan Bhumi tirta praja mukti
  • Penggunaan warna biru langit, pada lukisan burung walet, bukan biru jreng

DPRD Kebumen pun mengusulkan sebuah raperda baru untuk lambang daerah Kabupaten Kebumen, yang akhirnya dikukuhkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen No. 6 Tahun 2022, dengan perubahan pada elemen yang ada, sebagai berikut:

  • Padi 8 butir
  • Kapas 5 kuntum bunga dengan bentuk mengadaptasi lambang Jawa Tengah
  • Rantai 17 biji, 8 biji menghadap pengamat
  • Ombak berjumlah 10 di atas dan 11 di bawah
  • Batu bata 8+8 buah dengan setengah potongan di tumpukan nomor 2 dan 4 dari bawah (total 16 bata)
  • Sepasang genting merah (2)
  • Bambu runcing beruas 9
  • Motto Bhumi tirta praja mukti

Pemerintahan sunting

Daftar Bupati sunting

No. Bupati / Adipati Awal Menjabat Akhir Menjabat Nama Daerah Wakil Bupati
1 Panembahan Bodronolo 1642 1657 Panjer
2 Hastrosuto 1657 1677 Panjer
3 Kalapaking I 1677 1710 Panjer
4 KRT. Kalapaking II 1710 1751 Panjer
5 KRT. Kalapaking III 1751 1790 Panjer
6 KRT. Kalapaking IV 1790 1833 Panjer
7 KRT. Arungbinang IV 1833 1861 Panjer
8 KRT. Arungbinang V 1861 1890 Kebumen
9 KRT. Arungbinang VI 1890 1908 Kebumen
10 KRT. Arungbinang VII 1908 1934 Kebumen
11 KRT. Arungbinang VIII 1934 1942 Kebumen
12 R. Prawotosoedibyo S. 1942 1945 Kebumen
Masa Pemerintahan Indonesia
13 KRT. Said Prawirosastro 1945 1947 Kebumen
14 RM. Soedjono 1947 1948 Kebumen
15 R.M. Istikno Sosrobusono 1948 1951 Kebumen
16 R.M. Slamet Projorahardjo 1951 1956 Kebumen
17 R. Projosudarto 1956 1961 Kebumen
18 R. Sudarmo Sumohardjo 1961 1963 Kebumen
19 R.M. Suharjo Notoprojo 1963 1964 Kebumen
20 DRS. R. Soetarjo Kolopaking 1964 1966 Kebumen
21 R. Suyitno 1966 1968 Kebumen
22 Mashud Mertosugondo 1968 1974 Kebumen
23 R. Soepeno Soerjodiprodjo 1974 1979 Kebumen
24 DRS. H. Dadiyono Yudoprayitno 1979 1984 Kebumen
25 Letkol. Bernard Prawirodihardjo 1984 1985 Kebumen
26 H. M.C. Tohir 1985 1990 Kebumen
27 H. M. Amin Soedibyo 1990 2000 Kebumen
28   Dra.
Rustriningsih
M.Si.
23 Maret 2000 1 Agustus 2008 Kebumen K.H. Nashiruddin Al Mansyur
29 K.H. Nashiruddin Al Mansyur 1 Agustus 2008 2010 Kebumen H. Rustriyanto
30 H. Buyar Winarso, S.E. 2010 2015 Kebumen Hj. Djuwarni
- Drs. Mohamad Arief Irwanto, M.Si. (pj.) 5 Agustus 2015 17 Februari 2016 Kebumen
31 Ir. H. Mohammad Yahya Fuad, S.E. 18 Februari 2016 4 April 2018 Kebumen K.H. Yazid Mahfudz
- K.H. Yazid Mahfudz (plt.) 5 April 2018 31 Januari 2019 Kebumen
32 K.H. Yazid Mahfudz 1 Februari 2019 17 Februari 2021 Kebumen H. Arif Sugiyanto, S.H.
33 H. Arif Sugiyanto, S.H. 26 Februari 2021 Petahana Kebumen Hj. Ristawati Purwaningsih, S.ST., M.M.


Dewan Perwakilan sunting

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Kebumen dalam tiga periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2009–2014[19] 2014–2019[20] 2019–2024[21]
PKB 4   6   9
Gerindra (baru) 1   7   7
PDI-P 15   9   12
Golkar 7   5   6
NasDem (baru) 5   4
PKS 2   3   2
PPP 6   3   4
PAN 5   7   3
Hanura (baru) 0   1   0
Demokrat 7   4   3
PKNU (baru) 3
Jumlah Anggota 50   50   50
Jumlah Partai 9   10   9


Kecamatan sunting

Kabupaten Kebumen terdiri dari 26 kecamatan, 11 kelurahan, dan 449 desa dengan jumlah Rukun Warga (RW) sebanyak 1.930 buah dan 7.027 buah Rukun Tetangga (RT). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 1.362.524 dengan luas wilayah 1.211, 74 dan sebaran penduduk 1.124/km².[1][2] Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Kebumen. Di samping Kecamatan Kebumen, kota-kota kecamatan lainnya yang cukup signifikan adalah Gombong, Karanganyar, Kutowinangun, Ayah, Petanahan serta Prembun.

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Kebumen, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah penduduk
(jiwa)
Luas wilayah
(km²)
Jumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
Status Daftar
Desa/Kelurahan
33.05.15 Adimulyo 53.634 54,4 23 Desa
33.05.11 Alian 44.723 67,7 16 Desa
33.05.07 Ambal 54.963 60,4 32 Desa
33.05.01 Ayah 50.371 116,4 18 Desa
33.05.23 Bonorowo 19.321 30,8 11 Desa
33.05.02 Buayan 44.472 93,4 20 Desa
33.05.06 Buluspesantren 48.072 53,7 21 Desa
33.05.19 Gombong 68.593 25,5 2 12 Desa
Kelurahan
33.05.20 Karanganyar 105.758 62,8 4 7 Desa
Kelurahan
33.05.21 Karanggayam 58.547 151,2 19 Desa
33.05.26 Karangsambung 32.441 95,1 14 Desa
33.05.12 Kebumen 128.956 52,04 5 24 Desa
Kelurahan
33.05.05 Klirong 55.246 56,7 24 Desa
33.05.10 Kutowinangun 46.562 38,7 19 Desa
33.05.16 Kuwarasan 30.811 49,8 22 Desa
33.05.08 Mirit 40.609 56,5 22 Desa
33.05.24 Padureso 13.795 38,5 9 Desa
33.05.13 Pejagoan 42.991 61,7 13 Desa
33.05.04 Petanahan 47.018 58,8 21 Desa
33.05.09 Prembun 15.479 37,4 13 Desa
33.05.25 Poncowarno 36.289 32,9 11 Desa
33.05.03 Puring 40.433 61,9 23 Desa
33.05.17 Rowokele 32.568 83,7 11 Desa
33.05.22 Sadang 16.422 69,2 7 Desa
33.05.18 Sempor 50.346 130,2 16 Desa
33.05.14 Sruweng 59.811 64,6 21 Desa
TOTAL 11 449

Pegawai Negeri Sipil sunting

Pada tahun 2008 di Kabupaten Kebumen tercatat jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) Otonom sebanyak 14.321 orang dan PNS Instansi Vertikal sebanyak 1.846 orang sehingga jumlah PNS secara keseluruhan sebanyak 16.167 orang. Dari jumlah tersebut 57, 86% adalah PNS laki-laki, dan PNS perempuan sebanyak 42, 14%.

Bahasa sunting

Masyarakat Kabupaten Kebumen umumnya menggunakan bahasa jawa dalam penturan sehari-hari. Namun jika dilihat dari logat bahasanya, bahasa yang dituturkan oleh masyarakat Kabupaten Kebumen terbagi dalam beberapa logat/dialek bahasa. Sebelah timur aliran Sungai Kedungbener berbahasa dengan didominasi vokal o, dan mbandek (poko'e) atau lebih dekat dengan logat Bagelen dan Bahasa Kedu. Masyarakat yang menuturkan logat ini meliputi Kecamatan Ambal, Kecamatan Mirit, Kecamatan Kutowinangun, Kecamatan Poncowarno, Kecamatan Padureso, Kecamatan Prembun dan Kecamatan Bonorowo. Sementara di sebelah barat aliran sungai Luk Ulo didominasi vokal a dan k medok, (pokoke) atau dikenal dengan Dialek Banyumasan.[22]

Sebagian besar masyarakat Kabupaten Kebumen menuturkan bahasa jawa dengan logat ini seperti di Kecamatan Rowokele, Kecamatan Ayah, Kecamatan Buayan, Kecamatan Sempor, Kecamatan Gombong, Kecamatan Kuwarasan, Kecamatan Puring, Kecamatan Petanahan, Kecamatan Adimulyo, Kecamatan Karanganyar, Kecamatan Karanggayam, Kecamatan Pejagoan, Kecamatan Sruweng, dan Kecamatan Klirong. Sedangkan di antara aliran sungai Luk Ulo dan aliran Sungai Kedungbener bahasanya campur bawur, ada yang memakai poko'e, ada yang memakai pokoke. Masyarakat yang menuturkan logat ini meliputi Kecamatan Kebumen, Kecamatan Alian, Kecamatan Karangsambung, Kecamatan Sadang dan Kecamatan Buluspesantren. Namun jika diperhatikan masyarakat di wilayah Kecamatan Alian, Kecamatan Karangsambung, Kecamatan Sadang lebih fasih berbicara dengan logat Wonosoboan dengan memanjangkan fonem akhir.

Penduduk sunting

Penduduk Kabupaten Kebumen pada tahun 2022 tercatat 1.376.825 jiwa, mengalami pertumbuhan sebesar 1,09% dari tahun sebelumnya, dengan jumlah rumah tangga sebanyak 341.834 rumah tangga sehingga rata-rata jumlah jiwa per rumah tangga sebesar 4 jiwa. Kepadatan penduduk Kabupaten Kebumen sebesar 1.075 jiwa/km², dengan Kecamatan Kebumen merupakan daerah terpadat penduduknya dengan 3.164 jiwa/km² dan Kecamatan Sadang merupakan daerah terjarang penduduknya dengan 425 jiwa/km².

Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 697.439 jiwa dan perempuan sebanyak 679.386 jiwa sehingga sex-ratio-nya sebesar 103. Ditinjau dari distribusi/persebaran penduduknya, penduduk terbanyak di Kecamatan Kebumen, yaitu sebesar 9,66 persen, dan penduduk paling sedikit di Kecamatan Padureso sebesar 1,55% dari seluruh penduduk Kabupaten Kebumen.

Dilihat menurut kelompok umur, penduduk di bawah 15 tahun sebesar 22,10% atau 304.228 jiwa dan penduduk usia 65 tahun ke atas berjumlah 126.630 jiwa atau 9,42 persen, sedang penduduk usia 15 – 65 tahun sebanyak 942.967 atau 68,49 persen.

Jumlah rumah tangga dan penduduk kabupaten Kebumen tahun 2020-2022
Uraian 2020 2021 2022
Rumah Tangga 325.963 334.930 341.834
Penduduk laki-laki 684.346 690.026 697.439
Penduduk perempuan 666.092 671.887 679.386
Penduduk usia produktif (15-64 tahun) 929.284 935.114 942.967
Penduduk usia tidak produktif (0-14 tahun & 65 tahun+) 421.154 426.799 433.630
Angkatan kerja 910.454 918.146 928.155
Bukan angkatan kerja 439.418 443.196 448.093

Profesi Masyarakat sunting

Sebagian besar penduduk Kabupaten Kebumen berprofesi sebagai petani, nelayan, pedagang, pengusaha, Politikus, Buruh tani, Ibu Rumah Tangga, Guru, Wiraswasta dan PNS. Umumnya penduduk usia produktif pergi merantau atau bersekolah ke kota besar seperti Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi (Jabotabek), Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Surabaya, Kota Yogyakarta, Kota Surakarta, Purwokerto dan sejumlah kota besar di luar pulau seperti Sumatra, Bali, dan Kalimantan. Selain itu juga menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri yang hingga Tahun 2015 sebanyak 3.931 Orang. Bahkan terhitung sejak awal tahun 2016 jumlah TKI asal Kabupaten Kebumen yang berangkat ke luar negeri mencapai 780 orang. Negara tujuan tempat mereka bekerja rata-rata ke Jepang, Korea, Malaysia, Hong Kong, Singapura, Taiwan, dan Brunei.[23]

Pendidikan sunting

Di bidang pendidikan, Kebumen memiliki sarana dari Perguruan Tinggi, SMA, SMK, SMP, SD, TK hingga PAUD.

Perguruan Tinggi sunting

 
Universitas Muhammadiyah Gombong

Berikut adalah daftar Perguruan Tinggi yang ada di Kabupaten Kebumen;

Media Massa sunting

Kebumen memiliki media massa yang relatif lengkap, baik media cetak maupun elektronik. Saat ini di wilayah Kebumen telah terbit surat kabar harian "Kebumen Ekspres", yang merupakan bagian dari Jawa Pos Group. Di samping itu juga terdapat "Radar Kebumen" dan Suara Merdeka (Suara Kedu). Untuk media elektronik, terdapat beberapa stasiun radio komersial dan satu radio publik milik Pemkab Kebumen, serta sebuah stasiun televisi lokal Kebumen TV.

Radio sunting

Radio Siaran Kota Kebumen sunting

  • Radio Kebumen FM
  • Bimasakti FM
  • Mas FM
  • Radio DVK
  • Ardana FM
  • Yapika FM
  • Radio DSK FM
  • Radio Prima FM

Radio Siaran Kota Karanganyar sunting

  • Radio Ardana FM
  • Ratih FM
  • Mandala FM
  • Swara Kedu FM
  • Hasta Brata FM
  • Kedu Comunity FM
  • Radio Rodja AM
  • At Tarbiyah FM

Radio Siaran Kota Gombong sunting

  • SKB Pop FM
  • RP FM
  • INSAGO FM

Stasiun Televisi sunting

Stasiun Televisi Lokal sunting

  • Kebumen TV, stasiun televisi milik pemerintah kabupaten Kebumen.

Transportasi sunting

 
Stasiun Kebumen

Kabupaten Kebumen berada di jalur tengah dan selatan Pulau Jawa. Angkutan umum antarkota dilayani oleh bus dan kereta api. Stasiun Kebumen adalah satu-satunya stasiun terbesar di kabupaten ini, selain itu ada stasiun lainnya yang juga tidak kalah penting di Kabupaten ini, yaitu Stasiun Gombong dan Stasiun Karanganyar, di samping itu terdapat stasiun kecil lainnya seperti Prembun, Kutowinangun, Wonosari, Sruweng dan Ijo.

Selain itu untuk menuju Bandara Internasional Yogyakarta, Maguwoharjo, Yogyakarta, dapat ditempuh dengan menggunakan Bus Damri tujuan Bandara. Moda Transportasi Bus lainnya adalah PO Efisiensi, PO Mulyo, PO Tetap Merdeka, PO Selera Masa ,PO Ikan MAS dan PO Putra Bangsa.

Jalan Provinsi Kabupaten Kebumen Dengan Banjarnegara Di Sempor

Banjar Ke buka di Kebumen Dengan Pagedongan Dengan kabupaten Kebumen masih kalah untuk du dalam Kabupaten Kebumen sendiri masih nunggu dana dari pemprov Jateng

Olah Raga sunting

Sepak Bola sunting

Kabupaten Kebumen juga mempunyai tim sepak bola, dengan nama Persak Kebumen yang merupakan singkatan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Kebumen dan Sekitarnya. Tim ini pada periode 2008-2011 menjalani kompetisi pertandingan di Divisi Tiga Liga Indonesia. Persak Kebumen sempat mengalami vakum hingga kemudian pada periode 2014-2015 bermain di kompetisi Liga Nusantara. Setelah bergulirnya kembali Liga Indonesia, Persak Kebumen bermain di Liga 3 pada tahun 2019. Stadion Chandradimuka merupakan kandang dari Persak Kebumen.

Futsal sunting

Selain klub sepak bola, Kabupaten Kebumen memiliki klub futsal yaitu SKN FC Kebumen. SKN FC Kebumen bermain di Liga Futsal Profesional Indonesia sejak tahun 2018 sebagai runner up. Kompetisi lain yang diikuti adalah Kejuaraan Futsal AFF 2018 sebagai semifinalis.

Pariwisata sunting

Tujuan Populer sunting

Kabupaten Kebumen memiliki beberapa titik lokasi tujuan pariwisata populer. Terdapat tiga kawasan tujuan populer di Kabupaten Kebumen yaitu Kota Kebumen sebagai pusat pemerintahan sekaligus gerbang utama wisatawan yang akan berwisata di Kabupaten Kebumen. Di sebelah wilayah barat terdapat Kota Gombong sebagai kota tua dan kota bisnis di Kabupaten Kebumen dengan Benteng Van der Wijck sebagai destinasi utamanya.[24] Kabupaten Kebumen juga memiliki kawasan geopark yaitu Taman Bumi Karangsambung-Karangbolong. Pada akhir 2018, geopark ini resmi ditetapkan sebagai geopark nasional di Bogor oleh Deputi Kemaritiman Sekretariat Kabinet Republik Indonesia.[25]

Terdapat lebih dari 50 tempat wisata yang tersebar di Kabupaten Kebumen.[26] Berikut daftar tempat wisata yang sering dikunjungi wisatawan:

Wisata Gua sunting

Gua Jatijajar sunting

Gua Jatijajar dibentuk oleh alam selama ribuan tahun dan menjadi tempat berpetualang indah di perut bumi, terletak 21 kilometer ke arah selatan Gombong, atau 42 kilometer arah barat Kebumen. Gua Jatijajar berada di kaki pegunungan kapur. Pegunungan kapur ini memanjang dari utara dan ujungnya di selatan menjorok ke laut berupa sebuah tanjung.

Sebagaimana umumnya objek wisata lain di Indonesia, Gua Jatijajar menyimpan legenda. Kata yang punya cerita, Gua Jatijajar ini pada zaman dahulu merupakan tempat bersemedi Raden Kamandaka, yang kemudian mendapat wangsit. Cerita Raden Kamandaka ini kemudian dikenal dengan legenda Lutung Kasarung. Visualisasi dari legenda tersebut dapat dilihat dalam diorama yang ada di dalam gua itu.

Masuk ke dalam gua ini, seperti merasa seperti masuk ke dalam mulut binatang purba Dinosaurus. Ruangan di dalam gua diterangi oleh lampu listrik dari ujung ke ujung. Meski mulut gua cukup lebar, tetapi ruang perut dinosaurus lebih lebar lagi. Pada langit-langit terdapat sebuah lubang sebagai ventilasi. Di tengah-tengah terdapat kursi melingkar tempat duduk pengunjung sambil menikmati indahnya ornamen stalagtit dan stalagnit serta diorama legenda Lutung Kasarung.

Perjalanan dapat dilanjutkan dengan menuruni tangga menuju ruang yang merupakan bagian "ekor dari dinosaurus" tersebut. Di dalam ruang ini, dapat dilihat sumber mata air yang disebut "Sendang". Jumlah sendang tersebut ada 4 buah, yaitu "Sendang Mawar", "Kantil", "Jombor" dan "Puserbumi". Sendang Mawar dipercayai mempunyai kekuatan gaib yang bisa membuat seseorang tetap awet muda, karenanya setiap pengunjung selalu menyempatkan diri untuk membasuh muka dengan air Sendang Mawar tersebut.

Dipenuhi oleh rasa kagum dan terpesona, tanpa terasa telah menempuh jarak 250 meter menyusuri perut dinosaurus. Bukan itu saja, bahkan tanpa disadari, telah masuk ke perut bumi sedalam 40 meter.

Objek wisata Gua Jatijajar dilengkapi taman yang asri yang dilengkapi dengan taman bermain. Taman ini diberi nama Pulau Kera, karena di taman ini terdapat banyak patung kera. Di gerbang mulut Gua Jatijajar, terdapat lubang di antara stalagnit, sehingga bila cahaya matahari masuk terlihat sangat indah. Gua Jatijajar merupakan bukti dari legenda Kamandaka (Lutung Kasarung), di mana kisah ini secara tersirat dikisahkan melalui patung-patung yang ada di dalam Gua Jatijajar. Di dalam Gua Jatijajar terdapat sebuah mata air (sendang) yang konon kabarnya akan membuat awet muda bagi yang mencuci muka di sana.

Terletak 21 km sebelah barat daya Kecamatan Gombong, atau 42 km sebelah barat daya kota Kebumen. Legenda di dalam gua menggambarkan legenda Raden Kamandaka atau legenda Lutung Kasarung. Panjang gua adalah 250 meter. Di area Gua Jatijajar ini juga terdapat beberapa gua lainnya, seperti Gua Intan dan Gua Dempok serta tersedia taman dan Pulau Kera. Untuk menuju ke objek wisata ini telah tersedia sarana dan prasara transportasi, penginapan serta rumah makan yang relatif representatif. Patung Dinosaurus yang seolah memuntahkan air dalam lokasi wisata ini sebenarnya merupakan muara dari mata air dari dalam Gua Jatijajar yang tiada pernah berhenti walau musim kemarau sekalipun.

Stalagtit yang terdapat di dalam Gua Dempok terbentuk secara alami selama ratusan atau bahkan ribuan tahun yang lalu. Hingga kini masih terjaga keasliannya. Gua Intan berada satu lokasi dengan objek wisata Gua Jatijajar. Gua ini memiliki keunikan tersendiri dengan langit gua yang relatif tidak terlalu tinggi.[27]

Gua Petruk sunting

Terletak 7 km selatan Gua Jatijajar. Nama "Petruk" diturunkan dari nama pengikut setia Pandawa dalam cerita pewayangan "Mahabharata". Gua ini sangat mempesona. Tetesan air kapur terdengar bagaikan kebisingan yang tiada henti. Banyak stalaktit yang menyerupai bentuk kehidupan di dunia, seperti halnya stalaktit seperti anjing duduk ini. Stalaktit ini sangat memukau pengunjung karena menyerupai tokoh Semar dalam cerita pewayangan. Gorden raksasa akan mengingatkan betapa Maha Kuasanya Tuhan YME dan segala ciptaannya di bumi dan di langit.

Boneka-boneka mungil terdapat di dalam Gua Petruk di antara aliran air dalam gua yang sejuk. Stalaktit ini sangat mirip dengan payudara yang tidak terdapat di tempat lain. Tangan anda dapat menyentuhnya karena dinding gua yang tidak terlalu tinggi.

Wisata Pantai sunting

 
Salah satu sudut Pantai Menganti di Ayah, Kebumen
 
Suasana senja Pantai Logending di Ayah, Kebumen

Pantai Ayah sunting

Pantai ini berada di Ayah. Terletak 9 km dari Gua Jatijajar. Pantai ini berada di dekat muara Sungai Bodo. Wisatawan dapat menyewa perahu sambil menatap indahnya perbukitan. Pantai Ayah juga digunakan sebagai Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) sehingga wisawatan bisa membeli ikan dan menikmati sajian seafood di kawasan ini. Di sini dapat disaksikan matahari tenggelam yang mengagumkan karena pantai ini mengarah ke arah barat.

Pantai Karangbolong sunting

Pantai Karangbolong terletak di Desa Karangbolong. Nuansa pantai yang dipagari perbukitan yang asri dan lambaian pohon kelapa serasa menyejukkan hati. Pantai Karangbolong menyimpan berbagai keindahan. Di samping pantai yang menawan, Pantai Karangbolong juga menyimpan keindahan karang yang bolong (berlubang) dengan sarang burung waletnya.

Pantai Suwuk sunting

Terletak di Tambakmulyo, Kecamatan Puring. Untuk menuju ke lokasi pantai, banyak jalur alternatif yang dapat digunakan. pantai ini terletak 22 km sebelah selatan Gombong dan dapat ditempuh sekitar 45 menit, terletak sekitar 35 km sebelah barat daya Kota Karanganyar dapat ditempuh lebih dari 1 Jam, dan terletak 50 km dari Kota Kebumen maka dibutuhkan waktu sekitar satu setengah jam untuk menuju pantai suwuk. Bagi anda yang berasal dari arah timur yang kebetulan sedang melintasi jalan selatan-selatan atau jalan Daendels dari arah Yogyakarta dapat langsung lurus menuju pantai suwuk. Pantai ini memiliki fasilitas yang lengkap serta wahana lain yang mendukung seperti kebun binatang mini dan Mini Water Boom.

Pantai Petanahan sunting

Terletak di Desa Karanggadung atau 17 km Barat daya Kota Kebumen. Dengan ombak besarnya, Pantai Petanahan memiliki daya tarik tersendiri. Di lokasi ini juga dilengkapi panggung terbuka bagi acara-acara seni rakyat. Selain itu juga terdapat hutan cemara udang yang rindang hasil kerjasama penghinjauan pantai antara Pemkab Kebumen dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Pantai petanahan juga merupakan pantai yang menjadi tempat bertelurnya penyu hijau.

Pantai Pasir sunting

Pantai Pasir terletak di Desa Pasir atau 24 km sebelah selatan Kota Gombong atau 7 km sebelah barat Pantai Karangbolong. Di balik keindahan alam yang memukau, Pantai Pasir diyakini masyarakat setempat sebagai pintu gerbang Istana Nyi Roro Kidul. Adapun pintu gerbang tersebut berupa batu karang yang seperti berujud beruang yang sedang minum air telaga. Di samping wisata alam pantai yang menawan, Pantai Pasir juga merupakan lokasi menarik bagi yang suka berbelanja hasil laut, karena Pantai Pasir juga merupakan tempat pelelangan ikan (TPI) utama Kabupaten Kebumen. Pemandangan di sekeliling Pantai Pasir merupakan perpaduan antara alam laut yang indah, pegunungan yang anggun serta wilayah pertanian dan pertambakan yang subur. Pantai Pasir dipercayai sebagai pintu gerbang Nyi Roro Kidul.

Pantai Menganti sunting

Pantai Menganti terletak di Desa Karangduwur. Pantai ini memiliki karang terjal dengan bukit serta tebing yang menjulang tinggi dibibir pantai. Pantai Menganti memiliki pasir putih yang menawan. Pantai ini juga sebagai Tempat Pelelangan Ikan (TPI) sehingga kegiatan nelayan menjadi hal lumrah di pantai ini. Keindahannya memukau siapapun yang berkunjung ke Pantai Menganti. Perpaduan ombak, pasir putih, nelayan, bukit dan tebing hijau akan menghadirkan keindahan tersendiri. Di bagian barat Pantai Menganti terdapat tebing raksasa yang memanjang. Jika musim hujan tiba, Tebing tersebut akan mengucurkan air terjun. Tak tanggung-tanggung, terdapat empat air terjun disana.

Pantai Rafael sunting

Pantai rafael terletak di Desa Karangduwur atau di sebelah timur dari Pantai Menganti. Pantai Karangbata merupakan pantai yang sempit dan dihiasi batuan vulkanik purba yang berserakan di Tanjung Karangbata. Lokasinya yang sangat dekat dengan Pantai Menganti sering kali disebut sebagai Pantai Menganti. Pantai Karangbata biasa dinikmati dari gubuk-gubuk diatas bukit. Kerasnya ombak Pantai Selatan tidak menggoyahkan tebing karang yang tegar ini. Bentuk karang laut inilah yang membuat pantai ini disebut Tanjungbata karena bentuknya yang mirip batu bata. Secara geologi Tanjung Karangbata merupakan bekas gunung api purba. Hal tersebut ditandai dengan adanya sisa lava beku yang membentuk kekar kolom

Pantai Pecaron sunting

Pantai Pecaron berada di Desa Srati. Keindahan pantai ini terletak pada bukit hijau tinggi menjulang di bibir pantai yang cukup luas. Pantai ini dihiasi pasir putih keabuan dan pohon kelapa yang rapat disepanjang pantai hingga ke atas puncak bukit. Pantai Pecaron juga memiliki karang yang membatasi pasir dengan lautan sehingga ombak ganas pantai selatan bisa diredam seusai tiba ke bibir pantai. Ditempat ini juga disediakan wahan Camping Groud yang memadai. Pantai Pecaron masih sangat alami sehingga belum banyak terjamah wisatawan umum.

Pantai Karang Agung sunting

Pantai Karang Agung terletak di Desa Argopeni. Pantai ini berada di sebelah timur Pantai Ayah. Keindahan pantai ini terletak pada sebuah karang yang tinggi menjulang menjorok ke lautan. Pantai Karang Agung merupakan pantai berkarang sehingga tak banyak ditemui pasir pantai terlebih jika air laut pasang. Pantai Karang Agung memiliki panorama yang indah. Perpaduan birunya laut dan hijaunya pepohonan di sekitar pantai membuat pantai ini sangat istimewa. Pantai Karang Agung juga salah satu pantai paling alami dan bersih di Kebumen.

Pantai Lembupurwo sunting

Pantai Lembupurwo terletak di Desa Lembupurwo. Pantai ini berada di batas timur Kabupaten Kebumen yang berbatasan dengan Kabupaten Purworejo. Pantai Lembupurwo memiliki garis pantai yang panjang serta berwarna hitam. Keunikan pantai ini adalah adanya Laguna serta Gumuk Pasir. Laguna yang membentuk danau air payah dibatasi hutan cemara yang rindang serta mangrove yang rapat. Pantai ini juga memiliki gumuk pasir yang masih aktif sehingga cocok untuk olahraga sandboarding.

Pantai Surumanis sunting

Pantai ini berada di desa Surumanis Kecamatan Ayah Kebumen Pantai ini Menawarkan Laut yang Ombak biru laut serta Senset sinar matahari Perpaduan Alam dengan Melihat demburan ombak laut dari Tebing pantai tersebut cocok untuk melepas penat di hari minggu atau pun Di hari libur meskipun Belum ada home stay dengan konsep gazebo tapi penunjung / Wisatawan banyak liburan kesini meskipun tak setenar Pantai AYAH ataupun Suwuk

Wisata Air sunting

Arung Jeram Pedegolan sunting

Arung Jeram ini menggunakan setengah dari panjang Sungai Padegolan yang merupakan sungai limpahan air di bawah Bendungan Wadaslintang. Jika anda petualang sejati, cobalah arungi tantangan ini dan raih kemenangan alami. Pemandangan sepanjang sungai terbilang indah dengan dipenuhi pepohonan. Karena air berasal dari Waduk, membuat air sungai ini sangat jernih. Bahkan dasar sungai bisa terlihat. Titik start petualangan Arung Jeram Padegolan berada di PLTA Wadaslintang di desa Sendangdalem dan akan berakhir di Bendung Pejengkolan yang masuk ke kawasan Jembangan Wisata Alam (JWA) di Desa Jembangan.

Pemandian Air Panas Krakal sunting

Pemandian Air Panas (PAP) Krakal terletak di Desa Krakal Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen. PAP Krakal memiliki mata air yang tidak pernah kering walau musin kemarau panjang sekalipun.

Kolam Renang Gading Splash Water (GSW) sunting

Terletak di dalam area ibu kota Kebumen hanya 300 m arah barat daya dari alun-alun Kebumen. Ini adalah kolam renang yang di desain sangat artistik, ada pencampuran bangunan budaya barat dan timur. Sangat cocok untuk tempat hiburan dan pembelajaran keluarga, karena di dalamnya terdapat banyak fasilitas pendukung, dari area bermain anak, cafe, mini market, tempat fitnes yang modern, hingga area aerobic. Ini benar-benar rest area yang akan membuat tubuh fress, sehat dan menghibur.

Wisata Air Jembangan sunting

Terletak 10 kilometer utara Kutowinangun, masuk wilayah kecamatan Poncowarno. Terletak di sekitar bendungan Pejengkolan yang merupakan bagian dari sistem irigasi waduk wadaslintang. Sudah dilengkapi sarana dermaga dan perahu wisata, warung makan, sepeda air dan segera dilengkapi dengan waterboom.

Wisata Waduk sunting

 
Bendungan Waduk Wadaslintang di Padureso, Kebumen

Waduk Serbaguna Sempor sunting

Waduk Serbaguna Sempor memiliki pemandangan alam indah, dilengkapi dengan arena bermain anak-anak, tempat parkir, cottage serta panggung terbuka.

Waduk Wadas Lintang sunting

Waduk Wadaslintang mempunyai luas sembilan kali Waduk Sempor. Letaknya 34 km arah timur laut Kota Kebumen.

Wisata Benteng sunting

 
Tampak luar Benteng Van der Wijck di Gombong, Kebumen

Benteng Van Der Wijk sunting

Terletak di Kota Gombong Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Dibangun pada abad ke XVIII oleh Belanda untuk pertahanan, dan bahkan kadang-kadang untuk menyerang. Nama benteng ini diambil dari Van Der Wijk, nama yang terpampang pada pintu sebelah kanan, kemungkinan nama komandan pada saat itu. Mudah dicapai dengan kendaraan pribadi atau transportasi umum 21 km dari Kebumen atau 100 km dari Candi Borobudur. Benteng ini kadang dihubungkan dengan nama Frans David Cochius (1787–1876), seorang jenderal yang bertugas di daerah barat Bagelen yang namanya diabadikan menjadi Benteng Generaal Cochius. Selanjutnya benteng pertahanan ini digunakan untuk sekolah militer, berikut adalah data teknis benteng:

  • Luas benteng atas 3606, 625m²
  • Benteng bawah 3606, 625 m²
  • Tinggi benteng 9, 67 m, ditambang cerobong 3, 33 m
  • Terdapat 16 barak dengan ukuran masing-masing 7, 5 x 11, 32 m

Wisata Religi sunting

 
Panorama atas Bukit Pentulu Indah di Karangsambung, Kebumen

Selain terkenal dengan wisata alamnya kebumen juga terkenal dengan wisata religinya. Hal ini dikarenakan di kebumen terdapat banyak makam para syeikh di antaranya adalah:

Makam Syeikh Anom Sida Karsa sunting

Makam Syekh Anom Sida Karsa Terletak di desa Grogol Beningsari di kecamatan Petanahan, Kebumen, yang berjarak sekitar 15 km dari kota Kebumen atau sekitar 6 km dari Pantai Petanahan.[28] Makam ini selalu ramai dikunjungi peziarah dari berbagai daerah terutama pada malam Jumat, bulan Saban, dan bulan Muharram.

Syekh Anom Sida Karsa yang diketahui adalah seorang waliyullah. Ditelusuri dari silsilahnya ternyata dia masih keturunan ke-5 dari Raden Fatah. "Dullah Sidiq" adalah nama aslinya. Dia hidup pada zaman Hamengku Buwono IV. Konon dia memang keturunan darah biru, tetapi karena kecintaannya pada Sang Kholiq dia lebih memilih untuk menyebarkan Agama Islam daripada mementingkan pangkat.[29]

Sebelum singgah di desa ini, Syekh Anom pernah babad alas di daerah Demak. Selain itu dia juga pernah singgah di Sumpyuh tepatnya di Desa Ngadiasa, tempat lain yang pernah disinggahinya yaitu Banyumas, Setelah dari Banyumas dia kembali lagi ke Demak dengan tujuan untuk perang melawan Belanda. Kemudian dia melanjutkan dakwahnya hingga sampai desa ini dan disinilah dia tinggal sampai wafat.[29]

Syekh Anom berguru pada Syekh Abdul Awal bersama tiga teman seperjuangannya yaitu Syekh Abdul Fatah yang saat ini makamnya terdapat di daerah Sentul, Syekh Syahrowardi yang makamnya terdapat di Desa Tanjungsari, dan salah seorang murid dari desa setempat yang bertugas untuk khutbah yang makamnya terdapat di Kuburan Panggel.

Dari sejarah Syekh Anom yang paling menarik yaitu Pada saat Syekh Abdul Awal akan menunaikan Ibadah Haji ke tanah Suci, dengan sengaja Syekh Abdul Awal tidak mengikutsertakan murid-muridnya karena Dia hanya berniat mengajak istrinya, oleh karena itu Dia memberi tugas kepada masing-masing muridnya. Tugas yang diberikan kepada Syekh Anom adalah diperintahkannya Dia untuk menunggu sepuluh beton (isi nangka) yang sedang dibenem (ditimbun dengan bara api) sampai matang untuk dibagikan kepada teman-temannya. Anehnya setelah betonnya matang hanya terdapat Sembilan buah, Hal ini menjadikan Syekh Anom ragu untuk membagikan kepada ketiga temannya. Untuk menanyakan kebimbangannya Dia berniat menyusul Sang Guru ke Tanah Suci. Disinilah terdapat karomah yang luar biasa pasalnya Syekh Anom hanya mengendarai bekong (tempat beras) untuk sampai ke Mekah, hal yang sama juga dialami oleh Gurunya yang hanya mengendarai mancung untuk mencapai tempat tujuan.

Sesampainya di Mekah Syekh Anom bertemu dengan Sang Guru dengan membawa Sembilan beton yang masih hangat, lalu Dia menanyakan mengapa beton yang ada hanya Sembilan buah padahal sebelumnya Syekh Abdul Awal mengatakan bahwa beton yang dibenem ada sepuluh buah. Pertanyaan itu diabaikan begitu saja oleh Syekh Abdul Awal, karena Syekh Anom sudah telanjur ada di Tanah Suci maka Syekh Abdul Awal mengajaknya untuk menunaikan ibadah Haji bersama.

Cerita itulah yang menjadi dasar terciptanya sebuah nama SYEKH ANOM SIDA KARSA yang mempunyai arti, kata “SIDA” berarti JADI dan “ KARSA” berarti kesampaian.

Dalam sumber di lokasi menyebutkan, nama Syeh Anom Sidakarsa tersebut diketahui dari seorang yang selama dua tahun berturut-turut melakukan riyadloh di makam tersebut pada tahun 1935. Orang itu yakni almarhum Simbah Chamid dari Kajoran Magelang.

Menurut cerita Simbah Chamid kepada murid-muridnya yang kemudian diyakini hingga sekarang, Syeh Sidakarsa adalah cucu dari Sultan Bintoro/Raden Fatah di Demak. Syeh Sidakarsa yang sering juga disebut Syeh Anom datang ke Kebumen untuk berguru atau nyantri kepada Syeh Abdul Awwal.

Keberadaan Syeh Abdul Awwal sendiri bisa dilacak dari makam kiai tersebut yang terletak di Desa Kebonsari Kecamatan Petanahan atau sekitar 1, 5 km sebelah utara makam Syeh Anom.

Begitu dekat dan cintanya Syeh Anom dengan gurunya itu, dia merasa susah sepeninggal gurunya itu ke tanah suci. Karena sangat dekatnya, rindu tidak dapat tertahankan. Syeh Anom pun kemudian bermunajah kepada Allah SWT agar dapat menyusul gurunya.

Di tengah munajahnya itu, tiba-tiba ada sesuatu yang jatuh. Setelah diperiksa ternyata sebuah blongkeng (mancung) pohon kelapa. Bagi Syeh Anom, kondisi itu seperti petunjuk dari Allah, maka dengan izin Allah, Syeh Anom dapat menyusul gurunya dengan naik blongkeng itu.

Syekh Anom Sida Karsa memilih tinggal di daerah ini karena mengetahui banyak orang yang masih membutuhkan pencerahan, di antaranya adalah daerah Ambal yang dihuni banyak berandal. Dia menetap di tempat ini sampai wafatnya.

Semasa hidupnya, Syekh Anon Sida Karsa terkenal memiliki kelebihan. Kabar itu akhirnya sampai ke telinga para berandal di Ambal. Mereka pun datang menyatroni rumah Syekh Anom, berjumlah 200-an orang. Sampai di lokasi mereka melihat ada keanehan, yaitu meskipun rumah Syekh Anom miring ke Utara namun justru yang di sebelah Selatan yang disangga kayu. Para berandal itu pun menganggap pemilik rumah sudah tak waras lagi.

Ketika Syekh Anom Sida Karsa mempersilahkan para begal masuk ke dalam rumah, lagi-lagi mereka menganggap tuan rumah tak waras. Bagaimana mungkin rumah sekecil itu sanggup menampung gerombolan yang berjumlah demikian banyak. Namun ketika akhirnya masuk, ternyata dalaman rumah itu luas sekali. Seluruh gerombolan hanya memenuhi satu pojok rumah saja. Barulah para berandal itu sadar bahwa Syekh Anom bukan orang sembarangan.

Berandal itu dijamu makan oleh Syekh Anom, satu hal yang selalu dilakukannya pada setiap tamu yang datang ke rumahnya. Makanan selalu ada, berapa pun tamu yang datang setiap harinya. Para berandal dipesan agar tidak membuang tulang ayam ke lantai. Namun seorang berandal sengaja membuang tulang ayam ke lantai, dan tiba-tiba tulang itu berubah menjadi ayam lagi! Akhirnya para berandal itu pun takluk kepada Syekh Anom.[29]

Makam Syeikh Abdul Awal sunting

Makam Syeikh Abdul Awal terletak di desa Kebon Sari kecamatan Petanahan, tidak terlalu jauh dari makam muridnya Syeikh Anom Sida Karsa. Syeikh ini dulu bernama "Mangkurat Mas", dari Yogyakarta, putra R. Pemanahan dari istri Padmi. Anak Ki Ageng Pemanahan ada 2 yaitu "Mangkurat Mas" dan "Mangkurat Kuning".

Cerita berawal saat Ki Ageng berpesan kepada anaknya, lewat adiknya Ki Ageng Giring yang bermukim di Cirebon. Ki Ageng Pemanahan memberi wangsit jika suatu saat Ki Ageng mangkat, maka kekuasaan keraton Yogyakarta diserahkan kepada anak sulungnya, Mangkurat Mas. Namun begitu ayahnya meninggal, Ki Ageng Giring malah tidak peduli dengan amanah untuk menyerahkan titipan kekuasaan kepada Mangkurat Mas. Melalui patih Martapala-Martapura, sehingga terjadi geger dan menjadikan Mangkurat Mas pergi dari keraton dengan prinsip bahwa kekuasaan hanya akan akan menjadikan seseorang bertaruh dan mungkin sampai di akhir ajal, hanya akan bertaruh dan memperebutkan kekuasaan saja. Dan akhirnya kekuasaan di Yogyakarta jatuh ke tangan Ki Ageng Giring, sedangkan Mangkurat Mas pergi dari kerajaan, menuju ke arah barat dan sampai di seputar desa yang sekarang ini disebut Kebonsari.

Pada satu saat datanglah Raden Patah putra dari Prabu Brawijaya V-Raja Majapahit terakhir ke tanah Jawa. Kedatangan R. Patah menjadikan tanah jawa geger karena dia bermisi menundukkan negara Pandawa tengah. Pada saat itu Mangkurat Mas yang juga dikenal sebagai Syech Abd. Awal sudah bermukim di Kebonsari, meski namanya belum Kebonsari. Lama-kelamaan, Di Kebonsari, Mangkurat Mas membawa ilmu para wali ibarat hanya sebulir padi/semenir, dipecah menjadi empat madzhab. Sembari bermukim disini, Mangkurat Mas memberikan wewarah kepada banyak orang tentang ilmu-ilmu para wali.

Kedatangan R. Patah ke tanah jawa diikuti dengan proses penyerangan perilaku ibadah umat-umat Islam yang merujuk pada ajaran wali, digeser dengan ilmu agama suci dari tanah Saudi-ajaran Rasul Muhammad saw. Awalnya di tanah jawa yang diamalkan ilmu Kuntadewa.[30]

Di Kebumen, Mangkurat Mas alias Syech Abdul Awwal punya banyak murid, di antaranya di Guyangan, Syech Sidakarsa dan Syech Abdul Rosyid. Sebagai seorang pembawa ajaran Islam Jawa/sinkretik/ilmu kebatinan/ilmu ratu tanah jawa, Syech seorang diri mengajarkan ilmunya di daerah ini. Ada tokoh lain yang dikenal yaitu Syech Abdul Muhyi, tetapi dia membawa risalah Islam murni dari tanah Arab. Abdul Muhyi anak dari panembahan Sultan Imam Mahdi dari tanah Madinah.

Begitu lama merasa cukup lama bermukim di Kebumen, Syech ingat akan sebuah pesan yang tertulis di kitabnya untuk pergi ke tanah suci-naik haji. Pada saat Syech naik haji, dia menggunakan “mancung” dari pohon kelapa. Keajaiban itu bisa diwujudkan karena ilmu kebijaksanaan yang dimiliki oleh Sang Syech.

Saat mengembara ke Kebumen, Syech Abdul Awwal sudah menamatkan ilmu dari pesantren dan menikah dengan putri keraton Solo/Surakarta yang bernama Jonggrang, belum sempat bekerja mengamalkan ilmunya namun sudah didahului dengan geger perebutan kekuasaan di Yogyakarta dan pendudukan Belanda di tanah jawa. Seumur hidup, Syech Abdul Awwal hanya mempunyai satu istri yaitu Nyai Jonggrang.

Dalam ceritera, R. Patah yang membawa risalah rasul Muhammad adalah putra dari pernikahan putri Cempa-Cina dengan Raja Brawijaya-raja Majapahit yang terakhir. Versi dongeng, diberi nama Patah dari makna banyu patang wulan bali ngulon meng Cina. Dulu, ratu Sriwijaya alias sang ayah putri Cempa menciptakan Putri Cempa yang berwujud jin raksasa, dicipta menjadi putri cantik seperti putri di daerah tanah Jawa. Saat sudah menjadi cantik, ia berkeliling di seluruh tanah jawa membawakan seni lagu dan tari-tarian untuk dipertunjukkan. Ratu Brawijaya melalui Patih Gajah Mada, jatuh cinta pada putri Cempa dari Palembang dan ingin mempersunting menjadi istri sebagai istri ke-41. Setelah menikah dengan Raja Brawijaya, Putri Cempa hamil dan mengidam. Yang diinginkan Putri Cempa saat mengidam adalah rujak babi. Sebagai suami, Sang Prabu menuruti permintaan istrinya dengan memerintahkan kawulanya berburu babi dan memasaknya. Setelah makan, ternyata Putri Cempa yang cantik tiba-tiba berubah ke wujud semula, seorang raksasa. Dengan perubahan wujud itu, Sang Putri menjadi malu dan segera terbang kembali ke tanah asal, Banyu patang wulan alias R. Patah dibawa serta. Sat kembali ke negerinya, Putri Cempa dipersunting oleh Arya Damar-Raja Palembang. Disana, lahirlah R. Patah. Sebagai ayah, Prabu Brawijaya berpesan agar Arya Damar tidak menghilangkan identitas R.Patah yang merupakan keturunan langsung dari Majapahit. Di kemudian hari R. Patah pergi menuntut ilmu ke Mesir sehingga ia menjadi seorang alim dan kelak menjadi penyebar ajaran Islam-Rasul di tanah jawa, bahkan menyerang ayah kandungnya sendiri yang berkuasa di Majapahit yang nota benenya pemegang tradisi dan kepercayaan Hindu. R. Patah adalah anak kandung dari putri Cempa, hasil dari pernikahan keduanya dengan Prabu Brawijaya. Sedangkan sebelumnya Putri Cempa sudah pernah menikah dan berputrakan Raden Husen.

Awal sebelum R. Patah mengetahui keberadaan ayah kandungnya, ia bertanya kepada ibunya. Setelah ibunya menceritakan sebenarnya darah siapa yang mengalir pada diri R. Patah, maka segera R. Patah ingin menyusul ayah kandungnya di Majapahit. Sebelum ia tiba di Majapahit, ia singgah dulu di Demak Bintoro dan diterima oleh Sunan Ampel. Oleh Sunan Ampel, R. Patah dinikahkan dengan cucunya-putri Mloko, dan dijadikan Bupati Demak Bintoro. Setelah cukup lama menetap di Bintoro, R. Patah ingin melanjutkan ke Majapahit. Di tengah jalan ia bertemu dengan Sunan Giri. Saat R. Patah menyatakan maksudnya, Sunan Giri melarang dia melanjutkan niatnya dengan alasan ilmu para wali yang sudah mengakar di tanah jawa, tidak boleh diganggu gugat, diubah atau dicampuri oleh ajaran Islam yang berasal dari tanah Arab. Namun dalam kenyataannya, R. Patah yang kemudian bertemu dengan saudara tirinya R. Husen, menegakkan agama rasul di tanah jawa. Pada saat itulah para wali pemegang ajaran sinkretik mundur agar tidak terjadi pertentangan di kalangan umat. Secara garis besarnya, agama Rasul dipandang sebagai ajaran yang mengutamakan syariat sedangkan para wali dianggap sebagai pembawa ajaran tarekat. Sedangkan idealnya seorang umat adalah mengamalkan ilmu Rasul dan meneladani perilaku wali, tetapi sekarang tidak demikian.

Di Kebumen, tempat mukim Syech Abdul Awwal adalah di pedukuhan Kedungamba, desanya Grogol Beningsari. Namun begitu direbut oleh Belanda daerah ini termasuk desa Kebonsari. Kedungamba diambil dari makna, kedung artine jero lan amba, melambangkan begitu dalam dan luasnya ilmu wali yang dibawa oleh Syech Abdul Awwal. Saat tiba di Kedungamba, Syech Abdul Awwal membawa rasa sedih karena terusir dari istananya. Saat tiba disini sudah ada sekitar 50 orang penduduk yang menghuni Kedungamba, tetapi hingga kini sulit ditelusuri siapakah mereka dan berasal dari mana.[30]

Satu cerita lagi, pada suatu saat Ratu Yogyakarta yang merupakan permaisuri Ki Ageng Giring gering (sakit), Mangkurat Mas lah yang berhasil menyembuhkannya. Sesuai dengan janji yang diucapkan Ki Ageng Giring bahwa siapapun yang berhasil menyembuhkan istrinya akan dituruti segala permintaannya. Sebagai hadiah atas keberhasilannya, Mangkurat Mas muda meminta tanah seluas serban, yaitu bumi Mataram yang di kemudian hari di tempati, Kedungamba. Sebelumnya Ki Ageng Giring telah menawarkan tanah antara sebelah timur sungai Praga sampai Sitandu, tetapi Mangkurat Mas menolak. Karena merupakan tanah hadiah dari Sultan maka Kedungamba disebut sebagai tanah Keputihan yang tiap tahunnya tidak terkena pajak ke Mataram, namun hanya menyetorkan bulu bekti atau glondhong pengareng-pengareng berupa padi, palawija, dll saja tiap tahun pada musim panen sado ke Mataram berpakaian jarit wiru dan blangkon. Saat menyerahkan bulu bekti, yang ikut sowan 7 orang sebagai perlambang martabat desa yaitu Lurah, Congkog, Carik, Kebayan, Kaum, Polisi dan Kamituwa. Oleh Mataram yang diberi kewenangan menjadi Lurah Kedungamba adalah Mangkurat Mas atau "Syech Abdul Awwal". Begitu Belanda menyerang, barulah Kedungamba dikenai pajak. Zaman dulu, orang-orang tidak dikenai pajak.[30]

Deretan makam yang ada di kanan-kiri Syech Abdul Awwal. Sebelah barat Syech adalah makam putranya Abdul Rauf yang konon ceritanya ia selalu ingin mengungguli ayahnya, misal jika ia menimba air, bukannya menggunakan wadah yang rapat malah menggunakan keranjang yang berlubang, angina yang berhembus juga berusaha ia kekang dengan diikat memakai selendang, dan berbagai perbuatan Abdul Rauf yang mengesankan ia ingin mengungguli kesaktian ayahnya. Informasi belum tertata dan diterjemahkan penuh ke dalam bahasa Indonesia.

Wisata Air Terjun sunting

 
Air Terjun Sawangan

Air Terjun Sudimoro sunting

Air Terjun Sudimoro terletak di Dusun Kalikumbang, Desa Donorojo, kecamatan Sempor. Air terjun ini memiliki tiga undakan dengan total ketinggian hingga 35 meter. Air terjun Sudimoro memiliki formasi melebar sehingga air yang jatuh akan membentuk tirai air yang begitu mengagumkan. Air terjun ini juga memiliki debit air yang deras dan stabil terlebih jika musim penghujan tiba. Hal tersebut dikarenakan Curug Sudimoro terdapat di aliran Kali Putih yang berhulu di wilayah perbukitan pererbatan Kabupaten Kebumen dengan Banjarnegara. Curug Sudimoro dikelilingi bukit-bukit seperti Bukit Sigentong, Bukit Glagah, Bukit Cikini dan Bukit Sigandil sehingga pemandangan sekitarnya yang hijau sangat memanjakan mata.[31]

Air Terjun Sindaro sunting

Air Terjun Sindaro terletak di Dusun Kalikecot, Desa Wadasmalang, kecamatan Karangsambung. Air terjun Sindaro memiliki ketinggian sekitar 30 meter dengan dua undak air terjun. Air terjun bertingkat ini terbuat secara alami diatas batu hitam bertingkat dua lantai dan berada di kawasan Geopark Karangsambung-Karangbolong. Debit airnya akan melimpah ruah di musim penghujan dan kerap kali dilanda banjir. Namun ketika musim kemarau debit airnya akan mengecil, meski tidak sampai kering[32].

Air Terjun Sawangan sunting

Air Terjun Sawangan terletak di Dusun Nogosari Desa Karangduwur, kecamatan Ayah. Air terjun Sawangan memiliki ketinggian sekitar 50 meter dan berada di kawasan Kawasan Karst Gombong Selatan. Air terjun ini unik dikarekana lokasinya yang berada di pantai selatan. Jaraknya hanya 150 dari pantai. Selain itu sumber airnya berasal dari sungai bawah tanah di dalam Gua Surupan. Jika dilihat bagian atas air terjun ini adalah mulut luar sebuah gua. Air terjun ini memiliki debit air yang stabil sedangkan di musim kemarau debit airnya akan mengecil namun tak akan kering. Air terjun ini juga kerap disebut Air Terjun Pelangi karena kerap memunculkan pelangi dibawah air terjun jika matahari menyinarinya.[33]

Kuliner Khas sunting

Sega Penggel sunting

Makanan khas Kebumen

Yang terbuat dari nasi yang di bulatkan Dengan tangan Dibungkus daun pisang \ Kertas minyak lauk pun beragam Tempe goreng \ Mendoan sayur pecel dan ampela ayam di goreng

Mendoan sunting

Tempe mendoan adalah makanan Khas Banyumasan biasanya ditemui di Sempor, Pantai Ayah , dan Gombong

Dengan ukuran besar.

Jenang Sabun sunting

Makanan khas ini terdapat didaerah kecamatan petanahan. Rasanya manis dan khas, tetapi sudah mulai jarang.

Lanthing sunting

Lanthing (kadang disebut klanthing), merupakan makanan ringan sejenis kerupuk yang terbuat dari singkong berbentuk angka delapan atau lingkaran kecil seperti cincin. Asal mulanya hanya mempunyai rasa yang gurih dan asin tetapi sekarang mulai muncul aneka rasa seperti asin pedas dan rasa keju.

Obang abing sunting

Makanan ini terbuat dari beras ketan ditaburi gula pasir halus, namun makanan ini mulai sulit dicari.

Sale pisang sunting

Sale pisang adalah makanan hasil olahan dari buah pisang yang disisir tipis kemudian dijemur. Tujuan penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air buah pisang sehingga pisang sale lebih tahan lama. Pisang sale ini bisa langsung dimakan atau digoreng dengan tepung terlebih dahulu. selain itu, saat ini sale pisang mempunyai berbagai macam rasa seperti rasa keju. Saat ini, produksi pisang sale sudah menembus pasar internasional.

Sale pisang merupakan produk pisang yang dibuat dengan proses pengeringan dan pengasapan. Sale dikenal mempunyai rasa dan aroma yang khas.

Sate ambal sunting

Sate ambal adalah makanan khas dari daging ayam yang berasal dari daerah Ambal, Kebumen, Jawa Tengah. Perbedaan sate Ambal dari sate Madura adalah bumbunya. Bumbunya agak lebih encer, berwarna kuning tua dan sekilas terlihat seperti kuah masakan Padang. Dan istimewanya, bumbu ini dibuat dari tempe yang dihancurkan hingga halus. Cita rasanya manis-pedas-gurih dengan aroma keharuman rempah yang menggugah selera. Tempenya memang tidak terasa lagi.

Soto Petanahan sunting

Soto petanahan sungguh berbeda dengan soto daerah lain, rasanya yang khas membuat soto petanahan sangat digemari masyarakat pada umumnya, soto petanahan berisi ketupat, toge hijau, suwiran ayam kampung dan kuah yang gurih, namun soto ini belum setenar soto bandung maupun soto daerah lainnya, jika anda mampir ke kebumen cobalah menyempatkan diri mencoba kuliner yang satu ini. Pedagang soto petanahan banyak dijumpai di desa petanahannya sendiri dan daerah disekitar desa petanahan, adapun penjual yang sudah sangat kondang yaitu soto petanahan pak kored. Letaknya diselatan pasar petanahan.

Soto Tahu sunting

Makanan khas yang satu ini sekarang sudah sangat jarang dijumpai, bahkan makanan ini hanya tenar dikecamatan petanahan. Kalau dilihat dar, namanya mungkin kelihatan biasa saja, tetapi begitu anda mencobanya anda akan merasa ketagihan, soto ini terbuat dari tahu, engkol, toge dan tahu kebumen yang khas disiram kuah sambel kacang. rasanya segar, cocok dinikamati saat siang hari apabila anda berkunjung ke kebumen anda wajib mencoba makanan yang satu ini. makanan ini tidaklah disajikan direstoran mewah namun di pedagang kaki lima yang orang petanahan menyebutnya bango (semacam rumah berjualan terbuat dari bambu dan sederhana).

GALERI

Tokoh terkenal sunting

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ a b "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  2. ^ a b "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  3. ^ "Jumlah Penduduk Kabupaten Kebumen (Jiwa), 2020-2022". www.kebumenkab.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-12. Diakses tanggal 10 November 2023. 
  4. ^ a b "Visualisasi Data Kependudukan Kementerian Dalam Negeri - Dukcapil 2021" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-08-05. Diakses tanggal 1 Oktober 2021. 
  5. ^ "Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Kabupaten Kebumen". www.sp2010.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-06. Diakses tanggal 21 September 2021. 
  6. ^ "Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten Kota dan Agama di Provinsi Jawa Tengah, 2020". Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. 14 April 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-13. Diakses tanggal 4 Maret 2022. 
  7. ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2019-2020" (pdf). www.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-27. Diakses tanggal 1 Oktober 2020. 
  8. ^ "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020" (pdf). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). hlm. 8. Diakses tanggal 1 Oktober 2021. 
  9. ^ Kabupaten Kebumen Dalam Angka 2022. BPS Kabupaten Kebumen. 2022. hlm. 3. ISSN 0215-5575. 
  10. ^ Badan Pusat Statistik Kabupaten Kebumen (2023). Kabupaten Kebumen Dalam Infografis 2023. Badan Pusat Statistik Kabupaten Kebumen. hlm. 3. 
  11. ^ Tim Penyusunan Kabupaten Kebumen Dalam Angka 2023 (2023). Kabupaten Kebumen Dalam Angka 2023. BPS Kabupaten Kebumen. hlm. 3. ISSN 0215-5575. 
  12. ^ Ittihadiyah, H., dkk. (2011). Ittihadiyah, Himayatul, ed. Islam Indonesia dalam Studi Sejarah, Sosial, dan Budaya: Teori dan Penerapan (PDF). Yogyakarta: Pusat Kajian Sejarah dan Budaya Islam (PKSBi) Jurusan SKI Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. hlm. 12. 
  13. ^ Juwono, H., Priyatmoko, H., dan Widiatmoko, A. (2018). Toponim Kota Magelang (PDF). Jakarta: Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 8. ISBN 978-602-1289-81-5. 
  14. ^ Catatan dari Babad Mataram: Di dalam perang tersebut hal yang tidak masuk akal adalah ia tidak menyerah ke Pangeran Mangkubumi, yang seharusnya berpihak ke Pangeran Mangkubumi karena dia termasuk putra Pakubuwono I/ Pangeran Puger. Ternyata ia bertugas sebagai mata-mata penghubung antara pihak Keraton Surakarta dengan Pangeran Mangkubumi, setiap kali ia sebagai utusan Kraton Surakarta untuk membawakan biaya perang kepada Pangeran Mangkubumi. Cara membawa biaya perang tersebut yang dalam bentuk emas dan berlian yang dimasukkan di dalam sebuah Kendang besar, tidak ada satupun yang tahu, baik Belanda, para punggawa Kraton Solo maupun para prajurit pihak Pangeran Mangkubumi sendiri. Cara membawanya dengan diselempangkan di belakang badannya sambil naik naik kuda, begitu berhasil menembus posisi yang dekat dengan Pangeran Mangkubumi maka dengan cepatnya Kendang tersebut ditaruh di dekat Pangeran Mangkubumi, kemudian pergi lagi. Demikian saat tiap kali Arungbinang melaksanakan misi rahasia tersebut, sehingga perang Pangeran Mangkubumi mendapatkan biaya, bahkan peperangan ini ada yang menyebutkan sebagai "perang Kendang". Tampaknya alasan inilah yang membuat posisi Arungbinang sebagai utusan rahasia. Tugas seperti itu dilakukan berulangkali.
  15. ^ "Sejarah Kabupaten Karanganyar Kebumen". www.inikebumen.net. 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-27. Diakses tanggal 2022-09-25. 
  16. ^ "Mengenang Tirtokoesoemo". qureta.com. 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-27. Diakses tanggal 2022-09-25. 
  17. ^ Zain, Fadlan Mukhtar (2021-08-16). Aprian, Dony, ed. "Lambang Pemkab Kebumen di Internet Banyak yang Salah, Bupati: Jangan Sembarangan Ganti Tanpa Aturan". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-17. Diakses tanggal 2022-01-17. 
  18. ^ Mugi, Muhammad. "Logo Pemkab Kebumen Banyak yang Salah, Bupati Meluruskan, Minta Segera Diperbaiki - Kebumen Talk". kebumentalk.pikiran-rakyat.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-18. Diakses tanggal 2022-01-17. 
  19. ^ Perolehan Kursi DPRD Kebumen 2009-2014
  20. ^ Perolehan Kursi DPRD Kebumen 2014-2019
  21. ^ Perolehan Kursi DPRD Kebumen 2019-2024
  22. ^ "Masyarakat Kebumen Masih Cari Jati Dirinya". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-07-11. Diakses tanggal 2016-09-16. 
  23. ^ "Tahun Ini Jumlah TKI Kebumen Capai 780 Orang". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-09-27. Diakses tanggal 2016-09-27. 
  24. ^ Ernawati, Jujuk (2018). "Menarik Dikunjungi Nih, 5 Wisata Seru di Kota Gombong". VIVA.co.id. viva.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-09. Diakses tanggal 2020-07-09. 
  25. ^ "Peresmian geopark nasional". geopark.kebumenkab.go.id. 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-09. Diakses tanggal 2020-07-09. 
  26. ^ "50+ tempat wisata di Kebumen". wisatalengkap.com. 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-11. Diakses tanggal 2020-07-09. 
  27. ^ "Kebumen Societies". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-12-02. Diakses tanggal 2007-11-27. 
  28. ^ "Ekspedisi Mapala: Internalisasi dan eksternalisasi terhadap Makam Syekh Anom Sida Karsa di Desa Grogol Beningsari, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-01-21. Diakses tanggal 2015-01-21. 
  29. ^ a b c "Makam Syekh Anom Sida Karsa Kebumen". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-01-21. Diakses tanggal 2015-01-21. 
  30. ^ a b c "Sejarah Desa Kebonsari Kecamatan Petanahan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-01-21. Diakses tanggal 2015-01-21. 
  31. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-02-16. Diakses tanggal 2015-05-25. 
  32. ^ "Indahnya Curug Sindaro, Alternatif Wisata Alam Tahun Baru". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-10. Diakses tanggal 2023-01-10. 
  33. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-26. Diakses tanggal 2015-09-06. 

Pranala luar sunting