Herman Darnel Ibrahim

Revisi sejak 3 Februari 2013 11.11 oleh Ekoyanche (bicara | kontrib)

Dr., Ir., Herman Darnel Ibrahim, M.sc (lahir 15 April 1954) adalah seorang ahli kelistrikan Indonesia yang pernah menjabat Direktur (Senior Vice President) PT Indonesia Power dari tahun 2000-2003 dan Direktur Utama PT Cogindo DayaBersama dari tahun 1998-1999, lalu kemudian pada tahun 2000-2004 menjabat Komisaris Utama pada perusahaan tersebut.[1] [2]

Herman Darnel Ibrahim
Lahir15 April 1954 (umur 70)
Indonesia Nagari Talang Maua
Kecamatan Guguak
Kabupaten Lima Puluh Kota
Sumatera Barat
Indonesia
KebangsaanIndonesia Indonesia
AlmamaterInstitut Teknologi Bandung (ITB) (1978)
UMIST, Manchester, Inggris (1987)
PekerjaanTeknokrat
Profesional
Suami/istriDewita
AnakPutti Permatahati Darnel
Ranni Permatadewi Darnel
Kennet Intansati Darnel
Orang tuaIbrahim Datuak Muaro
Rasyidah

PT Indonesia Power yang sebelumnya bernama PT Pembangkitan Jawa Bali I (PT PJB I) adalah anak perusahaan dari PLN, salah satu perusahaan milik negara (BUMN) dan merupakan perusahaan terbesar di Indonesia di bidang jasa kelistrikan. Sedangkan PT Cogindo DayaBersama adalah anak perusahaan dari PT Pembangkitan Jawa Bali I (PT PJB I).

Disamping beberapa jabatan karir yang pernah diembannya, Herman Darnel juga pernah aktif diberbagai organisasi lain, diantaranya Wakil Ketua Umum Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) (2001 2003), Ketua Departemen Energi Konvensional KADIN Pusat (1999-2003), Country Coordinator dan Member Working Committee pada Perhimpunan Perusahaan Listrik se ASEAN (HAPUA) (2004) dan pada tahun 2006 dia dipercaya sebagai Ketua Umum Orginizing Committee penyelenggaraan World Geothermal Congress pada tahun 2010 di Bali.

Pada tahun 2006, dia bersaing dengan tiga orang kandidat lain untuk menjadi direktur utama PLN, namun akhirnya yang terpilih adalah Fahmi Mochtar.[3][4] Pada tahun 2010, Herman juga ikut meramaikan Pilkada Sumbar dengan mendaftarkan diri sebagai bakal calon (balon) gubernur pada Partai Demokrat, namun akhirnya Endang Irzal-lah yang terpilih sebagai calon gubernur dari partai tersebut dan kemudian dikalahkan oleh calon dari PKS, Irwan Prayitno yang terpilih menjadi Gubernur Sumatera Barat. [5]

Perhatiannya kepada kampung halamannya Sumatera Barat sangat besar. Ia bersama Ketua DPD RI Irman Gusman (waktu itu masih Wakil Ketua) untuk menempatkan kantor PLN P3B Sumtera di Padang. Tapi belakangan P3B itu kabarnya malah dipindahkan ke Pekanbaru karena alasan gempa. Padahal sebagai BUMN, PLN mestinya ikut mendorong bagaimana daerah seperti Sumbar yang butuh daya pikat untuk investor pascagempa.[6]

Semangat Herman untuk mengatasi berbagai persoalan seputar krisis energi membuatnya ingin berkiprah dan disebut sebagai anggota Dewan Energi ketimbang oleh listrik. Ketika hangat pro-kontra perlu atau tidaknya energi nuklir untuk membangkitkan listrik, Herman bicara bahwa PLTN itu paling cocok di Kalimantan. Menurut dia PLTN tidak cocok di daerah gempa. Sedang sepanjang garis pantai barat, selatan hingga timur laut Indonesia adalah cincin api wilayah gempa.[7]

Tetapi sebagai salah satu anggota Dewan Energi Nasional, Herman berpandangan masalah ramah lingkungan, murah dan aman adalah hal yang utama menurutnya untuk pemanfaatan energi terbarukan. Dalam jangka panjang dia berharap perpaduan energi kelistrikan antara bahan bakar fosil, batu bara, dan energi terbarukan bisa terealisasi. Idealnya, sumber energi kelistrikan adalah 30 persen berasal dari energi terbarukan, 40 persen batu bara, dan sisanya dari bahan bakar minyak dan gas. “Kalau komposisinya seperti ini sangat bagus,” ucapnya. Saat ini energi terbarukan baru menyumbang 15 persen. Energi terbarukan ini berasal dari panas bumi (geothermal) dan air (hidro). Menurut Herman, ada beberapa strategi agar pembauran energi berjalan optimal, antara lain dengan memaksimalkan penggunaan energi terbarukan hingga batas kelayakan, yakni US$ 10 sen per kilowatt per jam (Kwh). Bahkan untuk pengganti BBM pemaksimalan ini bisa mencapai US$ 15 sen per Kwh. Dia juga meminta PLN mengurangi penggunaan pembangkit yang menggunakan bahan bakar minyak khususnya untuk Jawa dan Sumatera. “Sisanya dipenuhi dengan pembangkit yang murah dan terjamin keamanannya, yakni pembangkit batu bara,” ucapnya. Adapun strategi lainnya berupa pengembangan pembangkit listrik tenaga uap mulut tambang skala besar untuk memasok listrik di Jawa dan Sumatera. [8]


Keluarga

Herman merupakan anak sulung dari tujuh orang bersaudara dari ayah yang bernama Ibrahim Datuak Muaro dan ibu Rasyidah. Dia menikah dengan seorang wanita bernama Dewita pada tahun 1978 dan telah dikaruniai tiga orang anak, yaitu Putti Permatahati Darnel, Ranni Permatadewi Darnel dan Kennet Intansati Darnel serta beberapa orang cucu.

Pendidikan

Pelatihan

Teknik

Kepemimpinan

  • Kursus Manajemen Proyek di LPPM Jakarta (1982)
  • Management For Engineer and Scientist di Sheffield, Inggris (1987)
  • Kursus Manajer Dasar PLN di Jakarta (1988)
  • Kursus Manajer Menengah PLN di Jakarta (1991)
  • Kursus Kader Pimpinan (Suspim) PLN di Jakarta (1994)

Karir

  • Kepala Bagian Distribusi pada Sub Direktorat Jaringan, Direktorat Pembangunan PLN Pusat (1985)
  • Kepala Bagian Perencanaan Umum PLN P2B Gandul (1986)
  • Kepala PLN Unit Pengatur Beban Sumsel (1988-1990)
  • Kepala PLN Cabang Tanjung Karang (1990-1991)
  • Deputy Pemimpin Bidang Pengusahaan PLN Wilayah IV (1991-1994)
  • Deputy Pemimpin Bidang Perencanaan PLN Distribusi Jatim (1994-1996)
  • Manager Divisi Perencanan Korporat PJB I (1996-1998)
  • Direktur Utama PT Cogindo DayaBersama (anak perusahaan PJB I) (1998-1999)
  • Direktur Pengembangan dan Niaga PLN PJB I (1999-2000)
  • Direktur Sistem dan Sumber Daya Manusia, PT Indonesian Power (2000-2003)
  • Komisaris Utama PT Cogindo DayaBersama (2000-2004)
  • Direktur (Senior Vice President) Sistem dan Sumberdaya Manusia PT. Indonesia Power (2000-2003)
  • Direktur Transmisi dan Distribusi PT PLN Persero (2003-2008)

Karya Tulis

  • Seberapa Perlu Indonesia Membangun PLTN? Rasional Pengembangan PLTN di Indonesia (Maret 2008)
  • Seberapa Perlu Indonesia Membangun PLTN? Konsekuensi Tidak Membangun PLTN (Maret 2008)
  • Peran dan Prospek Pemanfaatan PLTN dalam Sistem Ketenagalistrikan Nasional

Organisasi

  • Sekjen Yayasan Ki Bagus Hadikusumo (1997)
  • Board Member Indonesian Gas Association (IGA) (1999-2002)
  • Anggota Dewan Pakar Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) (1999-2003)
  • Ketua Departemen Energi Konvensional KADIN Pusat (1999-2003)
  • Wakil Ketua Umum Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) (2001-2003)
  • Ketua Umum Asosiasi Panasbumi Indonesia (API) (2001-2003)
  • Wakil Ketua Umum Masyarakat Energi Indonesia (MEI) (2002)
  • Ketua Bidang Daerah Pengurus Pusat GABSI (2003-2006)
  • Country Coordinator dan Member Working Committee Perhimpunan Perusahaan Listrik se ASEAN (HAPUA) (2004)
  • Dewan Penasehat Asosiasi Panasbumi Indonesia (API) (2004)
  • Anggota Dewan Penyantun Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (2004)
  • Anggota Dewan Penyantun Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB (2004)
  • Anggota Dewan Pakar Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) (2005)
  • Dewan Penasehat Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) (2005)
  • Ketua Umum DPP Ikatan Keluarga Eks SMA Payakumbuh dan Lima Puluh Kota (2005)
  • Wakil Ketua Umum Pengurus Pusat GABSI (2006)
  • Ketua Umum Orginizing Committee penyelenggaraan World Geothermal Congress pada 2010 di Bali (2006)
  • Ketua Advisory Board Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB (2007)
  • Anggota Dewan Energi Nasional (2009)

Referensi

Pranala luar