Jamalul Kiram III
Jamalul D. Kiram III (lahir 16 Juli 1938; memerintah 1974- 1981, 2012 - sekarang) adalah Sultan Sulu di Sulu, diselatan Philippines selama era Marcos. Ia merupakan kandidat senator pada Pemilihan umum Filipina 2007.[1] Dengan pensiun, hak suksesi kesultanan diperdebatkan di kalangan ahli warisnya seperti Mohammad Akijal Atti. Sengketa hak suksesi berakhir pada tangga 11 November 2012 ketika semua penggugat dari keluarga Kiram bertemu bersama di Sulu, mengakhiri perseteruan panjang mereka selama beberapa dekade.
Jamalul Kiram III | |||||
---|---|---|---|---|---|
Sultan Sulu | |||||
Berkuasa | 1984 | ||||
Penobatan | 16 Juni 1986 | ||||
Pendahulu | Sultan Punjungan Kiram | ||||
Kelahiran | 16 Juli 1938 Maimbung, Sulu, Filipina | ||||
Pasangan | Fatima Celia H. Kiram | ||||
| |||||
Wangsa | Dinasti Kiram | ||||
Ayah | Sultan Punjungan Kiram | ||||
Ibu | Sharif Usna Dalus Strattan | ||||
Agama | Islam |
Kebuntuan Lahad Datu 2013
Dimulai pada tanggal 9 Februari 2013, sekitar 235 orang bersenjata yang dipimpin oleh Raja Muda Agbimuddin Kiram saudara Sultan Sulu Jamalul Kiram mendarat secara ilegal di Lahad Datu, sebuah provinsi dari negara bagian Sabah, Malaysia, menuntut pengakuan dari Malaysia sebagai pemilik sah Sabah serta melakukan negosiasi ulang persyaratan sewa, yang sebelumnya dilakukan dengan perusahaan perdagangan Inggris. Jamalul Kiram III dilaporkan telah mengarahkan orang tersebut untuk tidak pergi, karena Malaysia "hanya menyewa" Sabah dari pewaris Kesultanan.
Referensi
- ^ "CV of Jamalul D. Kiram III". INQUIRER.net. Diakses tanggal 3 January 2011.
Gelar kebangsawanan | ||
---|---|---|
Hanya gelar saja | ||
Didahului oleh: Abirin, Aguimuddin |
— TITULER — Sultan Sulu 1983-1990 Alasan kegagalan suksesi: Kekuasaan Kesultanan diserahkan ke Amerika Serikat pada 1936 |
Diteruskan oleh: Mohammad Akijal Atti |
Didahului oleh: Mohammad Akijal Atti |
— TITULER — Sultan Sulu 2012 with Ismael Kiram II Alasan kegagalan suksesi: Kekuasaan Kesultanan diserahkan ke Amerika Serikat pada 1936 |
Petahana Penerus: Agbimuddin Kiram |