Yesaya 29 (disingkat Yes 29) adalah bagian dari Kitab Yesaya dalam Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen.[1] Memuat Firman Allah yang disampaikan oleh nabi Yesaya bin Amos terutama berkenaan tentang Yehuda dan Yerusalem. Nabi ini hidup pada zaman raja Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia dari Kerajaan Yehuda sekitar abad ke-8 SM.[2][3]

Yesaya 29
Gulungan Besar Kitab Yesaya, yang memuat lengkap seluruh Kitab Yesaya, dibuat pada abad ke-2 SM, diketemukan di gua 1, Qumran, pada tahun 1947.
KitabKitab Yesaya
KategoriNevi'im
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Lama
Urutan dalam
Kitab Kristen
23

Teks

  • Ada 3 naskah sumber utama Kitab Yesaya: Masoretik, Septuaginta dan Gulungan Laut Mati.
  • Gulungan Yesaya lengkap (the Great Isaiah Scroll) ditemukan dalam gua Qumran dekat Laut Mati berasal dari abad ke-2 SM. [4]
  • Pasal ini terdiri dari 24 ayat.
  • Ucapan ilahi ditujukan kepada "Ariel, kota tempat Daud berkemah" (Yesaya 29:1).

Struktur

Pembagian isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):

Ayat 1

"Celakalah Ariel , Ariel, kota tempat Daud berkemah! Biarlah tahun demi tahun perayaan-perayaan silih berganti!"[5]

"Ariel" (artinya "singa Allah") adalah nama simbolis bagi Yerusalem. Sekalipun penduduk Yerusalem merasa aman dan melanjutkan perayaan keagamaan mereka seperti biasanya, Allah akan mendatangkan hukuman yang menghancurkan atas mereka karena dosa mereka. Ketika umat Allah tidak menyadari kemiskinan rohani mereka dan keperluan mereka untuk berseru kepada-Nya dalam pertobatan dan doa, Dia akhirnya harus menyingkirkan mereka dari tempat mereka di dalam kerajaan-Nya (lihat Wahyu 2:5).[6]

Ayat 13

Dan Tuhan telah berfirman: "Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan"[7]

Umat Allah menghampiri Dia di dalam doa, ibadah, nyanyian dan pujian, sekalipun hati mereka tidak mengabdi kepada Dia atau perintah-perintah-Nya. Mereka bertindak seakan-akan penyataan Allah dan standar-standar kebenaran-Nya itu tidak mengikat. Sebagai ganti menaati Allah dan firman-Nya, mereka mengisi hidup mereka dengan upacara keagamaan dan tradisi yang diajarkan oleh pemimpin mereka, dan dengan rasa aman yang palsu mereka hidup untuk diri sendiri (Yeremia 4:3–4; 24:7; 31:31–34). Keadaan rohani yang merusak seperti itu terjadi di beberapa gereja dewasa ini. Orang memuji dan memuliakan Allah dengan bibir mereka, sedangkan mereka tidak sungguh-sungguh mengasihi Allah atau ketetapan-ketetapan-Nya yang benar. Ketika kebaktian mereka selesai, mereka mencari kesenangan dosa dan dunia untuk memuaskan keinginan duniawi mereka (lihat perkataan Yesus Kristus yang mengutip ayat ini dalam Markus 7:6,8); hasilnya ialah kebutaan rohani dan penipuan diri (Yesaya 29:14).[6]

Referensi

  1. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
  2. ^ Dianne Bergant dan Robert J.Karris (ed). 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. Jogjakarta: Kanisius.
  3. ^ (Indonesia) W.S. LaSor, D.A. Hubbard, F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 2, Sastra dan Nubuat. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1994. ISBN-13: 9789794150431
  4. ^ Radiocarbon, Vol. 37, No. 1, 1995, p. 14
  5. ^ Yesaya 29:1
  6. ^ a b The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  7. ^ Yesaya 29:13

Lihat pula

Pranala luar