Relikui

Barang peninggalan atau sisa tubuh orang kudus yang sudah wafat
Revisi sejak 28 April 2015 08.00 oleh Ign christian (bicara | kontrib) (+{{cn}}{{clarify}}: kata2 & sumber sangat tidak layak, krn bukan sumber resmi dari katolik?)

Relikui adalah barang-barang peninggalan atau sisa-sisa tubuh dari orang kudus yang sudah meninggal. Relikui ada bermacam-macam, bisa berupa potongan rambut, tulang, pakaian, dan lain-lain.

Relikui, benda-benda peninggalan dari Rasul Yakobus, Matius, Filipus, Simon orang Zelot, Thomas, dan orang-orang kudus lainnya.

Relikui menurut Gereja Katolik

Bagi Gereja Katolik, relikui mempunyai dua fungsi. Pertama, sebagai alat untuk mengenang orang-orang kudus dan beriman yang telah meninggal. Kedua, relikui juga dipakai sebagai alat komunikasi dengan orang-orang kudus tersebut.[1][butuh klarifikasi] Diyakini bahwa pada barang-barang yang mereka tinggalkan melekat juga berbagai karunia yang mereka miliki sewaktu mereka masih hidup.[2][butuh klarifikasi] Salah satunya adalah karunia untuk menyembuhkan sakit.[1][butuh klarifikasi]

Kepercayaan seperti ini diambil dari kisah-kisah dalam Alkitab yang menyebutkan tentang jubah Elia (2 Raj 2:4), tulang-tulang Elisa (2 Raj 13:21) dan sapu tangan milik Paulus (Kis 19:12) mampu membuat keajaiban. Selanjutnya, tubuh orang-orang yang menjadi martir pun ikut dihormati. Contohnya relikui Polikarpus yang dianggap jauh lebih berharga dibangding batu permata dan emas berlian.

Sekitar abad ke-4 dimulailah penghormatan terhadap relikui namun baru mulai di kenal dalam lingkungan gereja sekitar abad ke-7 dan abad ke-8.[butuh rujukan][butuh klarifikasi] Penghormatan terhadap relikui kemudian menjadi semakin meluas setelah Konsili Nicea II tahun 787 yang berusaha menyelesaikan persoalan ikonoklastik.[butuh rujukan] Beberapa tokoh yang menentang pemujaan relikui adalah Yohanes Huss, John Wycliffe dan Yohanes Calvin.[2] Pada Konsili Trente penghormatan relikui mendapat pengakuan sebagai salah satu tradisi gereja.

Referensi

  1. ^ a b (Inggris) Dale T. Irvin, Scott W. Sunquist . 2001. History of The World Christian Movement, volume I: Earliest Christianity to 1453. New York: Orbis Books. Hlm. 350.
  2. ^ a b (Indonesia) F.D Wellem. 2004. Kamus Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 397.