Bandar Udara Internasional Kualanamu

bandar udara di Indonesia
Revisi sejak 24 Juli 2013 23.31 oleh Mfa fariz (bicara | kontrib) (wikifisasi)

Bandar Udara Internasional Kuala Namu adalah sebuah bandar udara baru untuk kota Medan, Indonesia. Lokasinya merupakan bekas areal perkebunan PT Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, terletak di Kuala Namu, Desa Beringin, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang. Kuala Namu akan menggantikan Bandara Internasional Polonia yang sudah berusia lebih dari 70 tahun. Saat selesai dibangun, Kuala Namu yang diharapkan dapat menjadi bandara pangkalan transit internasional untuk kawasan Sumatera dan sekitarnya, akan menjadi bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Bandara Internasioanl Soekarno-Hatta. Saat ini progress pembangunan bandara sudah tuntas 100%. Bandara ini siap dipakai pada tanggal 25 Juli 2013.

Kuala Namu International Airport

Bandar Udara Internasional Kuala Namu
Berkas:Kuala-Namu.jpg
Bandara Kuala Namu
Informasi
JenisSipil
PemilikPemerintah Indonesia
PengelolaPT Angkasa Pura II
MelayaniMedan
LokasiDeli Serdang, Sumatera Utara
Landasan pacu
Arah Panjang Permukaan
kaki m
05/23 12,303 3,750 Aspal

Sejarah

Latar belakang pembangunan

Berkas:Kuala-namu-medan-new-airport.jpg
Maket rencana Bandara Kuala Namu.

Pemindahan bandara ke Kuala Namu telah direncanakan sejak tahun 1991. Dalam kunjungan kerja ke Medan, Azwar Anas, Menteri Perhubungan saat itu, berkata bahwa demi keselamatan penerbangan, bandara akan dipindah ke luar kota.

Persiapan pembangunan diawali pada tahun 1997, namun krisis moneter yang dimulai pada tahun yang sama kemudian memaksa rencana pembangunan ditunda. Sejak saat itu kabar mengenai bandara ini jarang terdengar lagi, hingga muncul momentum baru saat terjadi kecelakaan pesawat Mandala Airlines pada September 2005 yang jatuh sesaat setelah lepas landas dari Polonia. Kecelakaan yang merenggut nyawa Gubernur Sumatera Utara Tengku Rizal Nurdin tersebut juga menyebabkan beberapa warga yang tinggal di sekitar wilayah bandara meninggal dunia akibat letak bandara yang terlalu dekat dengan pemukiman. Hal ini menyebabkan munculnya kembali seruan agar bandara udara di Medan segera dipindahkan ke tempat yang lebih sesuai. Selain itu, kapasitas Polonia yang telah melebihi batasnya juga merupakan salah satu faktor direncanakannya pemindahan bandara.

Begitu bandara ini beroperasi pada tanggal 25 Juli 2013, Bandara Polonia akan ditutup untuk penerbangan komersial dan hanya akan dipakai untuk penerbangan militer oleh TNI-AU.

Pembebasan lahan

Rencana pembangunan selama bertahun-tahun terhambat masalah pembebasan lahan yang belum terselesaikan. Hingga Juni 2006, baru 1.650 hektar lahan yang telah tidak bermasalah (telah diselesaikan sejak 1994), sementara lahan yang dihuni 71 kepala keluarga lainnya masih sedang dinegosiasikan, namun pada November 2006 dilaporkan bahwa Angkasa Pura II telah menyelesaikan seluruh pembebasan lahan.[1]

Transportasi Darat

Kereta Api

Berkas:Kuala-namu full.jpg
Stasiun kereta Kuala Namu yang saat itu masih dalam proses pembangunan

Pembangunan Tahap I disertai pula oleh pembangunan jalur kereta api dari Stasiun Aras Kabu di Kecamatan Beringin ke bandara yang berjarak sekitar 450 meter. Stasiun Aras Kabu sendiri terhubung ke Stasiun Medan dengan jarak 22,96 km. Diperkirakan jarak tempuh dari Medan hingga Kuala Namu akan berkisar antara 16-30 menit. Saat ini stasiun ini sudah jadi dan siap dioperasikan pada tanggal 25 Juli nanti. Harga tiket kereta api Kuala Namu-Medan PP akan berkisar sekitar 80000 Rupiah. Saat diperasikan nanti kereta api yang dipakai adalah KRDE buatan INKA. Direncanakan pada bulan September akan datang kereta dari Korea Selatan yang akan dilengkapi wi-fi service. Kereta api ini dioperasikan oleh PT Railink yang merupakan perusahaan patungan PT Angkasa Pura II dan PT Kereta Api Indonesia. Kereta api ini merupakan kereta api bandara pertama di Indonesia.

Galat Lua: unknown error.

Bus

Bandara ini akan dilayani bus Damri dari dan ke Kota Medan dengan waktu tempuh sekitar 60 menit.

Mobil

Terdapat jalan arteri yang menghubungkan Kota Medan dan Bandara. Jalan Tol Medan-Kuala Namu saat ini sedang dalam tahap pembuatan. Direncanakan jalan tol ini akan selesai pada tahun 2014. Jalan tol ini adalah termasuk jalan tol Trans-Sumatera.

Luas bandara dan kapasitas

Tahap I bandara diperkirakan dapat menampung tujuh hingga 10 juta penumpang dan 10.000 pergerakan pesawat per tahun,[2] sementara setelah selesainya tahap II bandara ini rencananya akan menampung 25 juta penumpang per tahun.

Luas terminal penumpang yang akan dibangun adalah sekitar 6,5 hektar dengan fasilitas area komersial seluas 3,5 hektar dan fasilitas kargo seluas 1,3 hektar. Bandara International Kuala Namu memiliki panjang landas pacu 3.750 meter yang cocok untuk didarati pesawat sebesar Boeing 747, dan mempunyai 8 garbarata. Walaupun fasilitasnya belum terpasang, bandara ini sanggup didarati oleh pesawat penumpang terbesar di dunia saat ini yaitu Airbus A380. Bandara ini juga adalah bandara ketiga di Indonesia yang bisa didarati Airbus A380 selain Bandara Hang Nadim dan Bandara Soekarno-Hatta.

Insiden

  • Pada hari Sabtu 18 Mei 2013, sebuah pesawat Boeing 737-400 Malaysia Airlines yang seharusnya mendarat di Bandara Polonia, nyaris mendarat di Bandara Kuala Namu. Pesawat ini belum sempat mendarat, akan tetapi roda pesawat sudah dikeluarkan. Begitu pilot sadar bahwa bandaranya salah, ia langsung menerbangkan pesawat kembali. Pesawat ini mendarat di Bandara Polonia dengan selamat.

Rujukan