Polikarpus dari Smirna (mati syahid pada sekitar usia 87 tahun, sekitar 155–167 Masehi) adalah uskup Gereja di Smirna (sekarang di daerah Izmir di Turki) pada abad kedua. Ia ditikam dan mati sebagai syahid setelah usaha untuk membakarnya hidup-hidup dalam tiang pancang gagal. Polikarpus dikenal sebagai seorang santo oleh Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks Timur.

Polikarpus merupakan "murid langsung dari Yohanes". Yohanes yang dimaksud bisa merujuk pada Yohanes anak Zebedeus yang secara tradisi merupakan penulis Injil Yohanes, atau Yohanes Sang Presbiter (Lake 1912). Eusebius berkeras bahwa koneksi apostolik dari Papius adalah dengan Yohanes Sang Penginjil yang merupakan penulis Injil keempat. Polikarpus tidak mengutip Injil Yohanes dalam surat-suratnya yang masih dapat ditemukan. Hal itu menjadi sebuah indikasi bahwa Yohanes yang ia ketahui bukanlah penulis Injil keempat, atau bisa jadi juga merupakan suatu indikasi bahwa Injil Yohanes belum diselesaikan selama Polikarpus berguru kepada Yohanes.

Polikarpus dan Papias

Polikarpus merupakan sahabat dari Papias (Irenaeus V.xxxii) yang termasuk "Pendengar Yohanes" yang lain, seperti yang Ireneus interpretasikan dari kesaksian Papias dan sebuah surat Ignatius dari Antiokhia. Ignatius mengirimkan surat kepadanya dan menyebutkan dia pada surat kepada jemaat Efesus dan dan Magnesia. Murid Polikarpus yang paling dikenal adalah Irenaeus, yang kepadanya ingatan-ingatan Polikarpus diwariskan dan menjadi mata rantai yang terhubung dengan rasul-rasul terdahulu. Irenaeus menceritakan bagimana dan kapan ia menjadi seorang Kristen dan ia menyatakan pada bagian awal suratnya kepada Florinus bahwa ia bertemu dan mendengarkan Polikarpus secara personal di Asia kecil; pada keterangan-keterangan selanjutnya, ia mencatat hubungan Polikarpus dengan Yohanes Sang Penginjil dan dengan orang-orang lain yang telah melihat Yesus. Irenaeus juga melaporkan bahwa Polikarpus dikristenkan oleh para rasul sendiri, ditahbiskan menjadi seorang uskup, dan berkomunikasi dengan banyak orang yang telah melihat Yesus.

Pada saat Polikarpus hendak mati syahid, ia memberitahukan sendiri usia ketika ia mati dengan mengucapkan kalimat, "Delapan puluh enam tahun aku telah melayani Dia", yang kemudian dimengerti bahwa ia telah berusia 86 tahun pada saat itu dan telah dibaptis ketika masih bayi. [1].

Kunjungan ke Anicetus, Uskup Roma

Polikarpus mengunjungi Roma saat sahabatnya Syria-nya yang bernama Anicetus menjadi oskup Gereja Roma pada sekitar tahun 150 atau 160-an Masehi. Mereka berdua merayakan perayaan Paskah Kristen secara berbeda. Polikarpus mengikuti praktek Timur dalam merayakan Paskah, yaitu pada tanggal 14 bulan Nisan, yang bertepatan dengan Paskah Yahudi, tanpa memperhatikan pada hari apa Paskah itu jatuh.

Tulisan-tulisan dan catatan-catatan awalnya

Seluruh karyanya yang tersisa adalah suratnya kepada jemaat Filipi, yang merupakan kepingan keterangan kepada Perjanjian Baru. Surat itu dan sebuah catatan Polikarpus mengenai mati syahidnya (Martyrdom of Polycarp) ditemukan sebagai surat berantai dari Gereja Smirna kepada Gereja-gereja Pontus. Surat-surat tersebut membentuk kumpulan tulisan-tulisan dari “Bapa Gereja Apostolik” (suatu istilah untuk menegaskan kedekatan mereka dengan para Rasul dalam tradisi Gereja).

Mati syahid diyakini sebagai daftar catatan asli para syahid Kristen yang ditulis paling awal, dan juga merupakan salah satu dari sedikit catatan asli dari tahun-tahun penganiayaan Kristen.

Akhir hidupnya

Tanggal kematian Polikarpus diperdebatkan. Eusebius mencatat kematiannya pada masa pemerintahan Marcus Aurelius, 166 – 167 Masehi. Namun, sebuah catatan yang ditambahkan pasca masa Eusebius menuliskan kematian Polikarpus pada Sabtu, 23 Februari pada masa pemerintahan konsul Statius Quadratus yang berkuasa pada 155 atau 156 Masehi. Tanggal yang ditulis sebelumnya lebih cocok kepada tradisi yang memberitahukan hubungan Polikarpus dengan Ignatius dan Yohanes Sang Penginjil.

Sabat Agung

Karena surat jemaat Smirna yang dikenal sebagai mati syahidnya Polikarpus menyatakan bahwa Polikarpus dibunuh pada Sabat Agung, beberapa pihak berpendapat bahwa tulisan tersebut adalah bukti bahwa Gereja Smirna yang dipimpin oleh Polikarpus menjalankan ibadah Sabat pada hari ketujuh (Sabtu).

Pihak yang lain mengatakan bahwa Sabat Agung yang dimaksudkan merujuk kepada Paskah Kristen atau hari-hari besar yang lain. Jika hal tersebut benar, maka kematian Polikarpus terjadi antara satu dan dua bulan setelah tanggal 14 bulan Nisan (tanggal saat Polikarpus merayakan Paskah) yang tidak mungkin terjadi sebelum akhir bulan Maret. Sabat Agung yang lain (jika ingin merujuk kepada hari-hari besar Yahudi) dirayakan pada musim semi, akhir musim panas, atau musim gugur. Tidak ada perayaan pada musim dingin.

Peranannya

Polikarpus memegang peranan penting dalam sejarah Gereja Kristen. Dia termasuk di antara orang-orang Kristen perdana yang tulisan-tulisannya masih tersisa. Dia adalah uskup dari sebuah Gereja penting di tempat di mana para rasul bekerja. Dan dia hidup pada masa di mana ortodoksi (nilai-nilai tradisi, ajaran, dan kebiasaan turun-temurun) diterima secara luas oleh Gereja-Gereja Ortodoks, Gereja-Gereja Timur, kelompok-kelompok yang masih menjalankan Sabat pada hari ketujuh, dan kelompok-kelompok yang mirip dengan Protestan dan Katolik.

Polikarpus bukanlah seorang filusuf atau teolog. Dari catatan-catatan yang tersisa, ia muncul sebagai pemimpin ibadah dan guru yang berbakat. “Seorang dengan kelas yang lebih tinggi, dan saksi kebenaran yang tabah daripada Valentinus, dan Marcion, dan bidat-bidat yang lain”, kata Irenaeus yang mengingatnya sejak masa mudanya. (Adversus Haereses III.3.4).

Ia hidup pada masa setelah wafat para rasul, ketika bermacam-macam interpretasi ajaran Yesus diajarkan. Peranannya adalah dengan menegaskan ajaran asli yang didapatkannya dari Rasul Yohanes. Catatan yang tersisa menunjukkan keberanian di wajah Polikarpus tua saat menghadapi kematian dengan dibakar pada tiang pancang menunjukkan betapa bisa dipercayanya perkataan-perkataan Polikarpus.

Kematian syahid Polikarpus sangat penting untuk memahami posisi Gereja ketika kekaisaran Romawi masih menganut agama kafir. Ketika penganiayaan masih didukung oleh jenderal-jenderal konsul lokal, berbagai penulis mencatat betapa haus darahnya orang-orang yang meneriakkan kematian bagi Polikarpus (bab 3). Catatan-catatan tersebut juga menunjukkan kebencian tak mendasar pemerintah Romawi terhadap kekristenan, ketika orang-orang Kristen diberikan kesempatan untuk tidak dihukum jika mau mengingkari imannya dan mengaku bahwa menjadi seorang Kristen berarti telah melakukan tindakan kriminal. Sistem pengadilan yang ganjil ini di kemudian hari dicemooh oleh Tertullianus (orang yang pertama kali memperkenalkan ajaran Trinitas) dalam buku Pembelaan (Apologi)-nya.

Polikarpus adalah seorang penyebar dan pemurni wahyu Kristen yang hebat pada masa Injil dan surat-surat mulai diterima secara luas. Meskipun kunjungannya ke Roma untuk bertemu uskup Roma digunakan pihak Gereja Katolik Roma untuk memperkuat klaim keutamaan Roma (sistem kepausan), namun sumber-sumber Katolik menyatakan bahwa Polikarpus tidak menerima kuasa dari uskup Roma untuk mengganti hari Paskah (bahkan, Polikarpus dan Anicetus uskup Roma setuju untuk tidak setuju. Keduanya percaya bahwa praktek Paskah mereka sesuai dengan tradisi Rasuli) –- Penerus spiritual Polikarpus seperti Melito dari Sardis dan Polycrates dari Efesus sependapat dengan hal yang sama.

Ada empat sumber utama mengenai Polikarpus :

  1. Surat otentik Ignatius dari Antiokhia, yang salah satunya ditujukan kepada Polikarpus.
  2. Surat Polikarpus kepada Gereja Filipi
  3. Bagian-bagian dalam Adversus Haeresis karya Ireneus
  4. Dan surat dari jemaat Smirna yang menceritakan kematian syahid Polikarpus

Referensi

  1. Catatan So Andrew Louth's dalam the Martyrdom "Early Christian Writings" terbitan Penguin Classics.
  2. Encyclopaedia Britannica, edisi 1958, vol. 18, hal 178-180
  3. Kirsopp Lake 1912. The Apostolic Fathers, vol. I, hal. 280-282
  4. Henry Wace, Dictionary of Christian Biography and Literature to the End of the Sixth Century A.D., with an Account of the Principal Sects and Heresies: "Polycarpus, bishop of Smirna"

Pranala luar

  1. Letter to the Phillipians from the Ante-Nicene Fathers
  2. Corrected Translation of Polycarp's Letter to the Philippians. This corrects an omission of a Latin word that Roberts and Donaldson accidentally omitted.
  3. Early Christian Writings: Polycarp; text and introductions
  4. N. Tobin, "The Apostolic Succession: Polycarp and Clement" : A skeptical assessment finds inconsistencies in the tradition as reported in this article.
  5. Location of the Early Church: Another Look at Rome, Ephesus & Smirna This documented article explains some of the reasons why the history of the orthodox Church in the second century should be traced through John and Polycarp.
  6. account of his death in the letter of the Smyraeans.
  7. The Catholic Encyclopedia: "Polycarp"

[[de:Polykarp von Smirna] ]