Lokomotif CC201

salah satu lokomotif diesel-elektrik di Indonesia

Lokomotif CC201 adalah lokomotif buatan General Electric jenis U18C. Dibanding lokomotif tipe sebelumnya yaitu CC200, maka tipe CC201 mempunyai konstruksi yang lebih ramping dengan berat 84 ton dan daya mesin 1950 HP. Lokomotif ini bergandar Co'Co'. Artinya lokomotif memiliki 2 bogie masing-masing 3 gandar atau 6 gandar penggerak dengan 6 motor traksi, sehingga lokomotif ini dapat dioperasikan pada lintas datar maupun pegunungan.

Lokomotif CC201
CC201 05 menarik KA Badrasurya di Stasiun Kutoarjo
Jenis dan asal
Sumber tenagaDiesel elektrik
ProdusenGeneral Electric, Amerika Serikat
Nomor seriCC201
ModelGE U18C
Tanggal produksi1977-1992
Jumlah diproduksi93
Data teknis
Konfigurasi:
 • AARC-C
 • UICCo'Co'
Lebar sepur1.067 mm
Panjang14.134 mm
Lebar2.642 mm
Jenis bahan bakarSolar HSD
MesinGE 7FDL-8
Jenis mesinDiesel 4 Tak
Motor traksi6 buah
Silinder8
TransmisiDiesel Elektrik
Sistem keselamatanLocotrack,WABCO AA-2 Air Horn,Vigilance Control Panel
Performansi
Daya mesin1825-1950 HP
Karier
LokalPulau Jawa-Sumatera Selatan
Keadaan4 Rusak,130 Beroperasi

Penggunaan di Indonesia

Lokomotif CC201 terdiri dari empat generasi, yaitu:

  • CC201 Generasi I
  • CC201 Generasi II
  • CC201 Generasi III
  • CC201 Rehab (Eks BB203)

CC201 Generasi I

Lokomotif CC201 Generasi I ini didatangkan ke Indonesia pada tahun 1977-1978 sebanyak 38 unit. Awal mula kedatangan lokomotif ini diwarnai dengan peristiwa kecelakaan pada saat lokomotif ini sedang dalam perjalanan dari pabriknya, GE di Amerika Serikat menuju ke Indonesia menggunakan kapal laut. Dalam perjalanannya, kapal yang membawa loko tersebut dihantam badai sehingga menyebabkan jangkar kapal dan muatan-muatan lain yang ada di dalamnya jatuh menimpa tiga dari delapan lokomotif CC201 tersebut. Hal ini membuat bagian depan dari ketiga lokomotif itu ringsek. Sesampainya di Indonesia, lokomotif yang selamat dari musibah itu dapat langsung dioperasikan. Namun untuk loko yang ringsek tidak demikian. Ketiga lokomotif tersebut harus menjalani perbaikan terlebih dahulu selama kurang lebih sebulan.

Ciri-ciri CC201 Generasi I ini yaitu pada bagian jaring radiatornya berukuran besar. Selain itu, pada mulanya semua lokomotif generasi ini tidak mempunyai lampu kabut di atas cowhanger seperti CC203/CC204. Namun sejak lokomotif ini mengalami PA (pemeliharaan akhir) pada tahun 2010-2011, semua unit telah dipasangi lampu kabut.

Tujuh unit CC201 generasi I telah dimodifikasi menjadi CC204 pada tahun 2003 dan 2005, yaitu CC201 03 (CC204 01), CC201 11 (CC204 02), CC201 37 (CC204 03), CC201 16 (CC204 04), CC201 32 (CC204 05), CC201 06 (CC204 06), dan CC201 12 (CC204 07).

CC201 Generasi II

 
CC201 47 ketika berwajah Donal Bebek (2005)

CC201 Generasi II didatangkan tahun 1983-1984 berjumlah 34 unit. Untuk mengenalinya sangat mudah. Ciri-cirinya sama seperti CC201 Generasi I, namun pada jaring radiatornya berukuran kecil. Bentuk kaca depan berbentuk persegi dengan ujung-ujungnya yang lancip. Loko ini pada awalnya juga tidak memiliki lampu kabut. Namun sejak lokomotif ini mengalami PA (pemeliharaan akhir) pada tahun 2010-2011, semua unit telah dipasangi lampu kabut.

Dahulu di antara loko-loko Generasi II ini ada lokomotif yang cukup unik, salah satunya CC201 56 milik Dipo Induk PWT. Keunikannya yaitu: pada bagian depannya (shorthood) memiliki bentuk yang berbeda dibandingkan dengan CC201 lainnya. Kotak pasirnya lebih pendek dari yang biasanya dan kaca depannya memanjang ke bawah. Bagian dalamnya juga unik karena hanya terdapat satu meja layanan sehingga kabin masinis pun menjadi lebih luas. Hal yang melatarbelakangi perbedaan tampilan dari loko ini karena dahulu CC201 56 pernah menabrak stoomwalls sehingga mengakibatkan loko ini ringsek parah dan sulit mengembalikannya seperti bentuk semula. Untuk memperbaikinya, Balai Yasa Pengok menyiasatinya dengan cara membuang satu meja layanan dari loko tersebut sehingga otomatis kaca depan harus diturunkan dan kotak pasir pun dipendekkan. Karena bentuknya yang aneh ini, para Railfans sering menyebutnya “Loko Donal Bebek (Ducky Locomotive)”. Sebelumnya CC201 47 milik dipo YK juga mempunyai bentuk yang sama seperti CC201 56, namun sekarang bentuk kedua lokomotif tersebut sudah kembali normal seperti layaknya CC201 lainnya setelah menjalani PA (pemeliharaan akhir) di Balai Yasa Pengok, Yogyakarta.

CC201 48 yang sebelumnya milik Dipo lokomotif YK kini telah dimutasi ke Kertapati (KPT), Sumatera Selatan, untuk memenuhi kebutuhan angkutan barang di sana.

CC201 Generasi III

 
CC 201 100 dengan model kaca agak bulat, seperti lokomotif CC 201 generasi ketiga lainnya (selain CC 201 95, 97, 99, dan 102).

Didatangkan pada tahun 1991-1992 sebanyak 20 buah bernomor seri 91 sampai 110. Untuk CC201 91 sampai 110 terdapat di Jawa. CC201 98 yang sebelumnya milik Dipo lokomotif BD kini telah dimutasi ke Kertapati (KPT), Palembang untuk memenuhi kebutuhan angkutan barang di sana, dan kini sudah afkir karena mengalami kecelakaan hebat. Sedangkan CC201 101 dan CC201 102 yang sebelumnya berada di Jawa dan sempat dimutasi ke Sumatera, sudah kembali lagi ke tanah Jawa.

Ciri-ciri CC201 generasi ini, yaitu terdapat lampu kabut di bawah kotak pasir di atas cowhanger seperti halnya lokomotif CC203/CC204. Selain itu, bentuk kaca depan lokomotif ini agak bulat, berbeda dengan CC201 generasi sebelumnya yang kaca depannya berbentuk kotak. Hal inilah yang membuat CC201 generasi ini terlihat sangat berbeda dengan jenis yang sebelumnya sehingga mudah untuk dikenali. Sementara untuk komponen mesin, performa, maupun kecepatannya, sama dengan CC201 lainnya.

CC201 Rehab (Eks BB203)

Lokomotif jenis ini bukan merupakan CC201 asli, melainkan hasil rehabilitasi dan perbaikan dari lokomotif BB 203 yang dimulai sejak tahun 1989-2004.

Bentuk, ukuran, dan komponen utama lokomotif ini sama seperti lokomotif CC201, yang membedakan adalah susunan gandarnya. Jika lokomotif CC201 bergandar Co’Co’, setiap bogie-nya memiliki tiga gandar penggerak, lokomotif BB203 bergandar (A1A)(A1A), di mana setiap bogie-nya juga memiliki tiga gandar, tetapi hanya dua gandar dalam setiap bogie-nya yang digunakan sebagai gandar penggerak. Jika lokomotif CC201 memiliki enam motor traksi, lokomotif BB203 hanya memiliki empat motor traksi.

Di Dipo Induk SMC, semua lokomotif CC201-nya adalah hasil rehab dari BB203. Begitu juga dengan CC201 yang ada di Sumatera. Di Dipo Induk KPT dan TNK, semua lokomotif CC201-nya juga merupakan hasil rehab dari BB203, kecuali CC201 48 dan CC201 98 yang merupakan CC201 asli pindahan dari Jawa.

Untuk ciri-cirinya, lokomotif ini hampir sama dengan CC201 Generasi II. Yang membedakannya, yaitu pada nomor serinya ditambahkan kode “R” di belakang nomor seri tersebut. Misalnya, CC201 77R, kode “R” di sini menandakan bahwa lokomotif tersebut merupakan lokomotif hasil rehab dari BB203.

Pengecualian untuk CC201 berkode “R” pada seri di bawah 70. CC201 di bawah 70 yang memakai kode “R” (misal: CC201 01R, 14R, 18R, dan 26R) merupakan lokomotif asli CC201. Kode “R” tersebut bukan berarti lokomotif itu adalah hasil rehab dari BB203. Hal itu menandakan bahwa lokomotif tersebut telah dilakukan overhaul dan telah diperbaiki segala komponennya agar lokomotif tersebut dapat ditingkatkan kecepatannya dan mampu bertahan hingga puluhan tahun kemudian.

CC201 dengan kabin modifikasi

Umumnya Lokomotif CC201 di Jawa memiliki bentuk yang sama dengan BB203, namun tidak untuk di Sumatera Selatan (Divre III). Beberapa lokomotif CC201 di sana memiliki bentuk yang sangat mirip dengan CC203 di Jawa. Lokomotif-lokomotif tersebut dimodifikasi karena telah mengalami PLH sehingga kabin aslinya CC201 ringsek berat dan alasan lain yg ikut menyertai modifikasi ini adalah PT.KAI Divre III Sumsel tidak mempunyai unit CC203,maka Balai Yasa Lahat (Divisi Regional Kereta Api Indonesia) mengubah cabin dari aslinya secara bertahap dari 1994-2001.Modifikasi hidung miring yang terilhami dari CC203, juga bertujuan mengurangi hambatan angin untuk meningkatkan kecepatan. Namun tujuan peningkatan ini terasa percuma karena kecepatan kereta api Babaranjang (Batubara rangkaian panjang) saat ini dibatasi maksimalnya 80 km/jam. Modifikasi ini pun dirasakan sedikit menyulitkan masinis. Karena kabin yang sempit dan kaca depan terlalu tinggi, masinis terpaksa mendongak atau mengganjal tempat duduknya ketika sedang menjalankan lokomotif. Lokomotif CC 201 hidung miring di Dipo Induk Lokomotif Tanjung Karang seluruhnya dipergunakan untuk dinasan menarik KRD Ruwa Jurai bila mesinnya bermasalah [1]. Sedangkan lokomotif CC 201 hidung miring di Dipo Induk Lokomotif Kertapati seluruhnya dioperasikan untuk kereta penumpang, diantaranya Kereta api Limex Sriwijaya, Kereta api Rajabasa, Kereta api Sindang Marga, dan Kereta api Serelo [1] . Lokomotif CC201 yang memiliki eksterior seperti CC203, yaitu CC201 86R, CC201 111R, CC201 120R, CC 201 129R, CC201 130R, CC201 137R. Dua unit CC201 dengan kabin modifikasi yg sebelumnya milik TNK (CC201 129R dan CC201 130R) telah dimutasi ke pulau Jawa dan menjadi milik Dipo Induk Sidotopo, Surabaya. (Keterangan: Lokomotif yg dicetak tebal sudah berganti New Livery).

Populasi dan Alokasi

Di Indonesia, saat ini ada 133 lokomotif CC201 yang masih beroperasi dari 144 pada awalnya. Terdiri dari:

92 lokomotif CC201 asli

  • 28 lokomotif kedatangan tahun 1977
  • 10 lokomotif kedatangan tahun 1978
  • 34 lokomotif kedatangan tahun 1983
  • 20 lokomotif kedatangan tahun 1992

52 lokomotif CC201 modifikasi BB203

  • 18 lokomotif modifikasi tahun 1989
  • 2 lokomotif modifikasi tahun 1993
  • 2 lokomotif modifikasi tahun 1999
  • 7 lokomotif modifikasi tahun 2004

Sisanya belum diketahui pasti tahun modifikasinya, namun pada plat nomornya tertulis "CC 201 83 xx".

Lokomotif CC201 hampir terdapat di semua dipo induk, dipo-dipo itu antara lain sebagai berikut.

Alokasi Lokomotif CC201
Dipo Induk Lokomotif
Jatinegara CC201 38 (no. baru: CC201 78 06), CC201 39 (no. baru: CC201 83 01), CC201 70 (no. baru: CC201 83 32), CC201 73R (no. baru: CC201 89 01), CC201 74R (no. baru: CC201 89 02), CC201 75R (no. baru: CC201 89 03), CC201 77R (no. baru: CC201 89 05), CC201 78R (no. baru: CC201 89 06), CC201 79R (no. baru: CC201 89 07), CC201 80 (no. baru: CC201 89 08), CC201 81R (no. baru: CC201 89 09), CC201 102 (no. baru: CC201 92 12), CC201 103 (no. baru: CC201 92 13), CC201 104 (no. baru: CC201 92 14), CC201 105 (no. baru: CC201 92 15), CC201 106 (no. baru: CC201 92 16), CC201 107 (no. baru: CC201 92 17), CC201 108 (no. baru: CC201 92 18), CC201 109 (no. baru: CC201 92 19), CC201 110 (no. baru: CC201 92 20), & CC201 127R (no. baru: CC201 83 47R)
Bandung CC201 68 (no. baru: CC201 83 30), CC201 93 (no. baru: CC201 92 03), CC201 94 (no. baru: CC201 92 04), CC201 95 (no. baru: CC201 92 05), CC201 96 (no. baru: CC201 92 06), CC201 97 (no. baru: CC201 92 07), CC201 99 (no. baru: CC201 92 09), & CC201 100 (no. baru: CC201 92 10)
Cirebon CC201 25 (no. baru: CC201 77 20), CC201 26R (no. baru: CC201 77 21), CC201 27 (no. baru: CC201 77 22), CC201 28 (no. baru: CC201 77 23), & CC201 29 (no. baru: CC201 78 01), CC201 144 (no. baru: CC201 04 07)
Semarang Poncol CC201 138R (no. baru: CC201 04 01), CC201 140R (no. baru: CC201 04 03), CC201 141R (no. baru: CC201 04 04), CC201 142 (no. baru: CC201 04 05), CC201 143R (no. baru: CC201 04 06),
Purwokerto CC201 49 (no. baru: CC201 83 11), CC201 51 (no. baru: CC201 83 13), CC201 52 (no. baru: CC201 83 14), CC201 53 (no. baru: CC201 83 15), CC201 54 (no. baru: CC201 83 16), CC201 55 (no. baru: CC201 83 17), CC201 56 (no. baru: CC201 83 18), CC201 57 (no. baru: CC201 83 19), CC201 58 (no. baru: CC201 83 20), CC201 59 (no. baru: CC201 83 21), CC201 60 (no. baru: CC201 83 22), CC201 61 (no. baru: CC201 83 23), CC201 62 (no. baru: CC201 83 24), CC201 63 (no. baru: CC201 83 25), CC201 64 (no. baru: CC201 83 26), CC201 65 (no. baru: CC201 83 27), & CC201 66 (no. baru: CC201 83 28)
Yogyakarta CC201 30 (no. baru: CC201 78 02), CC201 31 (no. baru: CC201 78 03), CC201 34 (no. baru: CC201 78 04), CC201 36 (no. baru: CC201 78 05), CC201 40 (no. baru: CC201 83 02), CC201 41 (no. baru: CC201 83 03), CC201 42 (no. baru: CC201 83 04), CC201 43 (no. baru: CC201 83 05), CC201 44 (no. baru: CC201 83 06), CC201 45 (no. baru: CC201 83 07), CC201 46 (no. baru: CC201 83 08), CC201 47 (no. baru: CC201 83 09), CC201 67 (no. baru: CC201 83 29), CC201 126R (no. baru: CC201 99 01), & CC201 128R (no. baru: CC201 99 02)
Sidotopo (Surabaya) CC201 01R (no. baru: CC201 77 01R), CC201 02 (nomor baru: CC201 77 02), CC201 04 (no. baru: CC201 77 03), CC201 05 (no. baru: CC201 77 04), CC201 07 (no. baru: CC201 77 05), CC201 08 (no. baru: CC201 77 06), CC201 09 (no. baru: CC201 77 07), CC201 10 (no. baru: CC201 77 08), CC201 13 (no. baru: CC201 77 09), CC201 14R (no. baru: CC201 77 10), CC201 15 (no. baru: CC201 77 11), CC201 17 (no. baru: CC201 77 12), CC201 18R (no. baru: CC201 77 13), CC201 19 (no. baru: CC201 77 14), CC201 20 (no. baru: CC201 77 15), CC201 21 (no. baru: CC201 77 16), CC201 22 (no. baru: CC201 77 17), CC201 23 (no. baru: CC201 77 18), CC201 24 (no. baru: CC201 77 19), CC201 69 (no. baru: CC201 83 31), CC201 71 (no. baru: CC201 83 33), CC201 72 (no. baru: CC201 83 34), CC201 92 (no. baru: CC201 92 02), CC201 101 (no. baru: CC201 92 11), CC201 129R (no. baru: CC201 83 48), CC201 130R (no. baru: CC201 83 49), CC201 134R (no. baru: CC201 83 53), & CC201 135R (no. baru: CC201 83 54)
Jember CC201 91 (no. baru: CC201 92 01), CC201 139R (no. baru: CC201 04 02)
Kertapati, Palembang CC201 48 (no. baru: CC201 83 10), CC201 84R (no. baru: CC201 89 12), CC201 86R (no. baru: CC201 89 13), CC201 87R (no. baru: CC201 89 14R), CC201 88R (no. baru: CC201 89 15), CC201 89R (no. baru: CC201 89 16), CC201 90R (no. baru: CC201 89 17R), CC201 111R (no. baru: CC201 93 01R), CC201 112R (no. baru CC201 93 02R), CC201 113R (no. baru: CC 201 83 35), CC201 114R (no. baru: CC201 83 36), CC201 115R (no. baru: CC201 83 37), CC201 116R (no. baru: CC201 83 38), CC201 117R (no. baru: CC201 83 39), CC201 118R (no. baru: CC201 83 40), CC201 119R (no. baru: CC201 83 41), CC201 122R (no. baru: CC201 83 43), CC201 123R (no. baru: CC201 83 44), CC201 124R (no. baru: CC201 83 45), CC201 125R (no. baru: CC201 83 46), CC201 131R (no. baru: CC201 83 50), & CC201 133R (no. baru: CC201 83 52)
Tanjungkarang, Lampung CC201 120R (no. baru: CC201 83 42R), CC201 132R (no. baru: CC201 83 51), CC 201 136R (no. baru: CC 201 83 55), & CC201 137R (no. baru: CC201 83 56)
Medan CC201 50 (no. baru: CC201 83 12), CC201 76R (no. baru: CC201 89 04), & CC201 82 (no. baru: CC201 89 10)

Keterangan:

  • Semua lokomotif CC201 kecuali yang berada di Sumatera Selatan, Lampung, dan 2 unit di pulau Jawa (CC201 102 dan CC201 129R) sudah menggunakan penomoran terbaru dan livery terbaru PT KA. Untuk lokomotif yang berada di Sumatera Selatan, Lampung, dan 2 unit CC201 seperti yang disebutkan di atas masih menggunakan livery merah-biru Perumka. CC201 101 yang pada awalnya menggunakan livery merah-biru Perumka saat ini sedang dalam proses Perawatan Akhir di Balai Yasa Pengok, dan setelah roll out dari Balai Yasa lokomotif tersebut akan menggunakan livery terbaru PT KA.
  • Semua nomor baru lokomotif berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 45 tahun 2010.

Profil Lokomotif CC201

  • Dimensi
  1. Lebar sepur (track gauge): 1.067 mm
  2. Panjang body: 14.134 mm
  3. Jarak antara alat perangkai: 15.214 mm
  4. Lebar badan (body): 2.642 mm
  5. Tinggi maksimum: 3.636 mm
  6. Jarak gandar: 3.304 mm
  7. Jarak antar pivot: 7.680 mm
  8. Diameter roda penggerak: 914 mm
  9. Diameter roda idle: -
  10. Tinggi alat perangkai: 770 mm
  • Berat
  1. Berat kosong: 78 ton
  2. Berat siap: 84 ton
  3. Berat adhesi: 84 ton
  • Motor Diesel
  1. Tipe: GE-7FDL8 (GE FDL Series 8 Cylinders)
  2. Jenis: 4 langkah, turbocharger
  3. Daya Mesin: 1.950 HP
  4. Daya ke generator/converter: 1825 HP
  • Motor Traksi/Converter
  1. Jumlah motor traksi: 6
  2. Tipe motor: GE 761, arus searah (DC-DC)
  3. Gear ratio: 90:21
  4. Tipe generator: GT 581
  • Kinerja
  1. Kecepatan maksimum: 120 km/jam
  2. Gaya tarik maksimum (adhesi): 17.640 kgf
  3. Kecepatan minimum kontinu: 24 km/jam
  4. Jari-jari lengkung terkecil: 56,7 m
  • Kapasitas
  1. Bahan bakar: 3.028 liter
  2. Minyak pelumas: 984 liter
  3. Air pendingin: 684 liter
  • Lain-lain
  1. Sistem rem: Udara tekan, dinamik, parkir
  2. Tipe kompresor: Gardner Denver WBO

Unit yang sudah tak beroperasi

  1. Dua buah lokomotif CC201, yaitu CC201 33 yang menarik rangkaian KA Senja IV jurusan Jakarta-Yogyakarta yang berangkat dari Purwokerto dan CC201 35 yang menarik rangkaian KA Maja jurusan Madiun-Jakarta yang berangkat dari Kroya bertabrakan di daerah Gunung Payung, dekat jembatan Sungai Serayu pada tanggal 21 Januari 1981. Pasca tabrakan, komponen mesin dan sasis dari kedua lokomotif tersebut digunakan untuk menggantikan komponen CC201 yang masih beroperasi karena kerusakannya teramat parah dan dinyatakan sudah tidak layak beroperasi lagi.
  2. CC201 121R yang menarik KA Fajar Utama Express Lampung mengalami PLH tabrakan dengan beberapa gerbong rangkaian KA barang Babaranjang yang tertinggal di petak Kertapati-Tanjung Karang, Lampung, pada bulan Maret 2005.
  3. CC 201 83R (CC 201 89 11) yang menarik KA Babaranjang dari Kertapati tujuan Sukacinta langsung bertabrakan dengan CC 202 16 (CC 202 90 01) pada bulan Februari 2012. Dari PLH tersebut CC 202 16 terbakar dan CC 201 83R ringsek, akibatnya CC 201 83R tersebut tidak beroperasi.

Galeri

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Dipo lokomotif

Pranala luar