Keuskupan Agung Samarinda
Keuskupan Agung Samarinda adalah wilayah teritorial Gereja Katolik Roma yang mencakup Kalimantan Timur bagian Selatan. Wilayah geografisnya mencakup Kota Samarinda, Kota Balikpapan, Kota Bontang, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Pasir dan Kabupaten Penajam Paser Utara.
Keuskupan Agung Samarinda Archidioecesis Samarindaensis | |
---|---|
Lokasi | |
Kantor pusat | Samarinda |
Koordinat | 0°27′23″S 117°11′20″E / 0.45640°S 117.18888°E |
Statistik | |
Luas | [convert: nomor tidak sah] |
Paroki | 24 |
Imam | 35 (2004) |
Informasi | |
Pendirian | 3 Januari 1961, 29 Januari 2003 menjadi Keuskupan Agung |
Katedral | Santa Maria Penolong Senantiasa, Samarinda |
Kepemimpinan kini | |
Uskup agung | Lowong |
Vikaris jenderal | Yohanes Ola Keda, Pr |
Sekretaris jenderal | Moses Komela Avan |
Ekonom | Hendrik Nuva, SVD |
Keuskupan Agung Samarinda memiliki 3 keuskupan sufragan yaitu Keuskupan Tanjung Selor, Keuskupan Banjarmasin dan Keuskupan Palangkaraya.[2] Pada tahun 2004 tercatat terdiri dari 24 paroki, dilayani oleh 35 imam untuk 135.000 umat dengan persentase populasi Katolik 6%.
Sejarah
Pada tahun 1907, tiga imam Kapusin tiba di hulu Sungai Mahakam setelah menempuh perjalanan menembus jantung Kalimantan dari arah Barat melalui hulu Sungai Kapuas. Mereka menetap di kampung Laham, mempelajari budaya setempat dan membuka sekolah Katolik pada tahun 1911. Pembaptisan orang suku Dayak pertama dilakukan pada tahun 1913.
Karena ordo Kapusin kekurangan tenaga imam, sementara misi di Kalimantan Barat juga berjalan lancar, sehingga pada tahun 1926 tiga orang dari Misionaris Keluarga Kudus tiba di Laham dari Belanda. Pada tahun 1928 pusat misi dipindahkan ke hilir, yaitu ke Tering. Selanjutnya beberapa stasi dibuka, baik di hulu Sungai Mahakam seperti di Long Pahangai dan Tiong Ohang pada tahun 1936 dan Barong Tongkok tahun 1937 maupun di daerah-daerah pesisir dan hilir Sungai Mahakam seperti di Balikpapan tahun 1930, Pulau Tarakan tahun 1934 dan Samarinda tahun 1933. Karena perkembangan ini, maka pada tahun 1938 Prefektur Apostolik Bandjarmasin dibentuk, dipisahkan dari Vikariat Apostolik Borneo Belanda di Pontianak. Tahun 1949 status Prefektur Apostolik ditingkatkan menjadi Vikariat Apostolik.
Pada tanggal 21 Februari 1955 wilayah Kalimantan Timur dipisahkan dengan membentuk Vikariat Apostolik Samarinda dan statusnya ditingkatkan menjadi keuskupan penuh pada tanggal 3 Januari 1961. Pada tanggal 9 Januari 2002 wilayah keuskupan dikurangi dengan dibentuknya Keuskupan Tanjung Selor, sedangkan sejak tanggal 29 Januari 2003 status Keuskupan Samarinda yang tadinya merupakan keuskupan sufragan dari Keuskupan Agung Pontianak ditingkatkan menjadi provinsi gerejani baru, yaitu "Keuskupan Agung Samarinda" dengan 3 keuskupan sufragan.
Karya pendidikan dirintis oleh Suster-suster Misi dan Adorasi dari S. Familia atau MASF yang membuka sekolah di Balikpapan pada tahun 1948 dan kemudian rumah sakit di Tering pada tahun 1949. Seminari menengah juga dibuka di Samarinda pada tahun 1961 yaitu Seminari St. Yohanes Don Bosco yang merupakan kelanjutan dari Seminari St.Yosep di Sanga-sanga yang pernah dibuka pada tahun 1954 sampai tahun 1959.
Perpindahan dan Pembangunan Wisma Uskup di lokasi baru
Mengingat lokasi wisma uskup yang sebelumnya berada di komplek Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda akan terkena dampak pelebaran Jalan Pasundan di samping rumah sakit pada masa mendatang maka dilaukan pemindahan Wisma Uskup dan seluruh kegiatan Keuskupan Agung Samarinda ke lokasi yang baru di Jalan DI Panjaitan.
Beberapa peristiwa terkait pemindahan dan pembangunan diantaranya:
- Peresmian Sentral Gereja Katolik oleh Gubernur Kaltim yang diwakili oleh Wakil Gubernur pada 6 Desember 2005
- Peninjauan lokasi melibatkan beberapa unsur terkait di lahan perluasan Sentral Gereja Katolik 10 Juli 2006 meliputi dari pihak DPRD Kaltim, pemprov Kaltim, perencana, pembangun, dll.
- Pemberkatan dan peletakan batu pertama pembangunan Wisma Uskup (Catholic Centre) pada 1 April 2007 serta paparan rancangan bangunan oleh IAI Kalimantan Timur
- Pemancangan pertama pondasi pembangunan Wisma Uskup (Catholic Centre) pada 1 Juni 2008
- Misa pertama bertempat di Wisma Uskup yang sedang dalam proses penyelesaian pembangunan sekaligus pengenalan pada umat 27 Juni 2009
- Peresmian Gedung Catholic Centre dan pemberkatan oleh Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Mgr Leopoldo Girelli.[3][4] Dan diikuti pula peresmian oleh Gubernur Kalimantan Timur Awang Farouq Ishak pada 20 September 2010.[5]
Uskup
- Jacques Henri Romeijn, M.S.F., sejak 10 Juli 1955 hingga mengundurkan diri 11 Februari 1975
- Michael Cornelis C. Coomans, M.S.F., sejak 30 November 1987 hingga wafat 6 Mei 1992
- Florentinus Sului Hajang Hau, M.S.F., sejak 5 April 1993 hingga wafat 18 Juli 2013
- Yohanes Ola Keda (sejak 18 Juli 2013; administrator diosesan)
Paroki
Keuskupan Agung Samarinda meliputi Paroki-paroki:
- Samarinda (Katedral St. Maria Penolong Senantiasa)
- Mangkupalas, Samarinda (Hati Kudus Yesus)
- Temindung (St. Lukas)
- Dahor, Balikpapan (St. Petrus dan Paulus)
- Prapatan (St. Theresia)
- Sepinggan (St. Klemens I)
- Penajam (St. Maria dari Fatima)
- Ritan Baru, Kukar (Sungai Belayan) (Gembala Baik)
- Tenggarong (St. Pius X)
- Tana Paser (Alleluya)
- Bontang (St. Yosef)
- Barong Tongkok, Kutai Barat (Kristus Raja)
- Laham (Hati Kudus Yesus)
- Long Hubung (St. Maria)
- Long Pahangai (St. Yoseph)
- Melak (St. Markus)
- Melapeh Baru (St. Yohanes Penginjil)
- Tanjung Isuy (St. Arnoldus Janssen)
- Tering (Keluarga Kudus)
- Tiong Ohang (St. Paulus)
- Ujoh Bilang (St. Petrus)
- Long Bentuk, Kutim (St. Paulus)
- Long Segar (St. Maria Ratu Damai)
- Sangatta (St. Theresia)
Serta Paroki-paroki Administratif:
- Engkuni Pasek (St. Yakobus), dilayani oleh Pastor Paroki Barong Tongkok
- Mamahak Besar, Kutai Barat (St. Antonius), dilayani oleh Pastor Paroki Ujoh Bilang
- Long Lunuk (St. Yohanes Pemandi), dilayani oleh Pastor Paroki Long Pahangai
- Long Isun (Datah Suling) (St. Maria Magdalena), dilayani oleh Pastor Long Pahangai
- Long Pakaq (Long Kuling) (Hati Yesus Maha Kudus), dilayani oleh Pastor Long Pahangai
- Long Apari (St. Mikhael), dilayani oleh Pastor Paroki Tiong Ohang
Karya Gereja Katolik
- Karya Pendidikan
- Yayasan Pendidikan dan Pengajaran Pembangun Rakyat (YP3R)
- Yayasan Setia Budi - Akademi Keperawatan Dirgahayu
- Yayasan Pendidikan Budi Bhakti MASF
- Yayasan Pendidikan Gabriel Manek
- Yayasan Elifa Mitra Setia, Samarinda
- Yayasan Pendidikan Yos Sudarso, Balikpapan
- Seminari St. Yohanes Don Bosco di Samarinda
- Karya Kesehatan
- Rumah Sakit Dirgahayu di Samarinda
Galeri foto
-
Tarian Hudoq menyambut peresmian Sentral Gereja Katolik Keuskupan Agung Samarinda, 6 Desember 2005
-
Hadirin pada peresmian Sentral Gereja Katolik Keuskupan Agung Samarinda, dihadiri Wakil Gubernur Yurnalis Ngayoh dan Bupati Kutai Timur Awang Faroek Ishak. 6 Desember 2005
-
Peninjauan lahan Keuskupan Agung Samarinda untuk perencanaan dan perancangan Catholic Centre pada masa mendatang bersama Uskup Agung, panitia pembangunan, anggota DPRD Kaltim, dll. 10 Juli 2006
-
Upacara adat Dayak peletakan batu pertama pembangunan Catholic Centre Keuskupan Agung Samarinda. 1 April 2007
-
Pemberkatan secara Katolik oleh Uskup Agung Samarinda untuk peletakan batu pertama pembangunan Catholic Centre Keuskupan Agung Samarinda yang dihadiri wakil gubernur Kaltim bpk Yurnalis Ngayoh. 1 April 2007
-
Paparan rancangan gedung Catholic Centre yang dibantu perancangannya oleh anggota IAI Kaltim, dilakukan pada pemberkatan dan peletakan batu pertama pembangunan 1 April 2007
-
Pemancangan pertama pembangunan Catholic Centre (Wisma Uskup) Keuskupan Agung Samarinda, diberkati oleh Uskup Agung Samarinda Mgr.Florentinus Sului Hajang Hau. Dihadiri oleh Gubernur Kalimantan Timur Drs. Yurnalis Ngayoh pada 1 Juni 2008