Bedah stereotaktik
Stereotactic neurosurgery
Pengertian Stereotactic Neurosurgery
Stereotaktik merupakan salah satu teknik bedah saraf. Adapun teknik terbaik, tergantung pada kondisi penyakit pasien dan target yang hendak dicapai seorang ahli bedah saraf terhadap penyakit yang diderita pasiennya dengan tingkat kemungkinan komplikasi paling minimal.
Teknik stereotaktik merupakan teknologi yang sangat membantu dokter bedah saraf untuk mencapai target di dalam otak dengan akurasi dan ketepatan yang sangat tinggi. Dikembangkan sejak awal abad ke-20, teknik ini dapat mencapai target di otak yang tidak dapat dicapai hanya dengan menggunakan teknik konvensional seperti bedah mikro maupun endoskopi saja.
Keuntungan lain dari teknik ini adalah pembukaan tulang kepala yang sangat kecil ( 1 cm / pin-hole ) dapat terhindar dari manipulasi atau kerusakan otak yang dapat terjadi seperti pada teknik konvensional.
Apa saja yang dilakukan dengan teknik bedah Stereotaktik
Teknik ini dapat dilakukan dengan anestesi lokal, maupun anestesi umum, tergantung kondisi penyakit dan pasien. Yang dapat dilakukan dengan teknik bedah stereotaktik : a. Mengambil contoh tumor / sesuatu yang ada di dalam otak b. Memasang sesuatu di dalam otak c. Membuat lesi di otak d. Pemandu (guidance) untuk mencapai target dalam otak (kraniotomi stereotaktik)
Penyakit yang dapat disembuhkan dengan bedah Stereotaktik
Kondisi penyakit yang dapat menggunakan teknik stereotaktik a. Tremor b. Parkinson c. Dystonia d. Tumor otak e. Hidrosefalus f. Stroke perdarahan g. Depresi berat h. Obsesif-kompulsif i. Chorea j. Epilepsi k. Abses (infeksi) otak l. Kelainan pembuluh darah otak m. Nyeri yang bersifat sentral
Prosedur Penanganan Bedah Stereotaktik
1. Lokal anestesi pada rencana titik pemasangan frame 2. Pemasangan Frame stereotaktik 3. CT Scan otak dengan terpasang frame 4. MRI otak dengan terpasang frame 5. Data CT Scan dan MRI disatukan dalam program surgiplan, dengan program ini ditentukan titik yang akan dituju didalam otak,akurasi dari titik ini harus < 1 milimeter, dari program ini akan dihasilkan koordinat 3 dimensi (x, y, z, sudut busur dan sudut ring) 6. Masuk dalam ruang operasi 7. Dipasang busur stereotaktik pada frame 8. Dilakukan prosedur yang direncanakan ( membuat lesi, menanam sesuatu, atau mengambil sesuatu dalam otak ) 9. Dibuat lubang 1 cm dengan lokal anestesi, sehingga pasien tidak merasakan sakit. 10. Setelah prosedur, lubang ditutup 11. Busur dan frame stereotaktik dilepas 12. Evaluasi menggunakan CT Scan atau MRI 13. Pasien kembali ke-ruangan
Pranala luar
[1] Surabaya Neuroscience Institute - Grup Ahli Bedah Saraf Surabaya
Artikel ini tidak memiliki kategori atau memiliki terlalu sedikit kategori. Bantulah dengan menambahi kategori yang sesuai. Lihat artikel yang sejenis untuk menentukan apa kategori yang sesuai. Tolong bantu Wikipedia untuk menambahkan kategori. |