Perang Gaza 2014
Eskalasi konflik Israel–Palestina dimulai pada tahun 2014 setelah terjadi serangkaian peristiwa.[23] Peristiwa-peristiwa ini mencakup berlanjutnya pemblokiran Jalur Gaza oleh pemerintah Mesir dan Israel, berlanjutnya serangan roket dari Gaza, gagalnya diskusi perdamaian yang disponsori Amerika Serikat, upaya pembentukan pemerintahan koalisi oleh faksi-faksi bersaing di Palestina, penculikan dan pembunuhan tiga remaja Israel, penculikan dan pembunuhan seorang remaja Palestina, penangkapan hampir seluruh pemimpin Hamas di Tepi Barat oleh Israel, dan meningkatnya serangan roket ke Israel setelah perjanjian pencabutan blokade Gaza secara bertahap tidak dipenuhi karena Hamas melanggar kesepakatan gencatan senjata sebelumnya.[23][24][25][26] Pada malam tanggal 6 Juli, serangan udara Israel di Gaza menewaskan tujuh mlitan Hamas,[27] sementara Hamas meningkatkan serangan roketnya ke Israel[24] dan menyatakan bahwa "seluruh warga Israel" merupakan "target yang sah".[28][29] Pada tanggal 8 Juli 2014, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melancarkan Operasi Protective Edge di Jalur Gaza.[30]
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tanggal 13 Juli, militer Israel melaporkan bahwa lebih dari 1.300 serangan udara Israel telah dilancarkan ke Gaza, sementara lebih dari 800 roket telah ditembakkan dari Gaza ke Israel.[31] Keesokan harinya, tanggal 14 Juli, Mesir mengumumkan inisiatif gencatan senjata. Pemerintah Israel menerima usulan ini dan menghentikan serangan untuk sementara pada pagi 15 Juli. Akan tetapi, semua faksi Palestina, termasuk Presiden Palestina Abbas, mengumumkan bahwa mereka tidak diberitahu soal inisiatif Mesir ini dan baru mengetahuinya lewat media.[32] Hamas beserta faksi Palestina lainnya menolak "versi [perjanjian] yang sekarang."[32][33] Pada tanggal 16 Juli, Hamas dan Jihad Islam menawarkan gencatan senjata selama 10 tahun kepada Israel dengan sepuluh syarat, sebagian besar menyinggung soal diakhirinya pemblokiran Jalur Gaza.[34]
Konflik ini merupakan operasi militer paling mematikan yang pernah terjadi di Gaza sejak Intifada Kedua, meskipun jumlah korban tewas dan persentase militan yang tewas masih belum jelas.[35][36] Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 1.880 warga Palestina tewas[16] and dan 10.000 lainnya cedera.[17] Dari jumlah tersebut, 398 di antaranya adalah anak-anak, 207 wanita, dan 74 manula.[37] Laporan awal untuk United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) dari Protection Cluster memperkirakan bahwa 1.176 (68%) dari 1.717 korban tewas yang identitasnya sejauh ini sudah dikenali merupakan warga sipil; 573 di antaranya (33% dari total korban tewas) adalah wanita atau anak-anak.[13] Israel bersikukuh bahwa sedikitnya 47% korban tewas di Gaza adalah kombatan.[38] Di sisi lain, 64 tentara IDF, dua warga sipil Israel, dan seorang pekerja Thai tewas.[14] Pasukan Pertahanan Israel menyatakan bahwa Hamas menggunakan warga sipil sebagai "perisai hidup",[39] dan pada tanggal 17 Juli UNRWA mengutuk keras kelompok yang menyimpan senjata di salah satu sekolahnya.[40] Pada 22 Juli, Uni Eropa mengutuk semua "seruan kepada penduduk sipil Gaza untuk merelakan dirinya sebagai perisai hidup."[41][42] Hamas has denied that it uses human shields.[43] 44% teritori Jalur Gaza ditetapkan sebagai zona kosong (no-go zone) oleh militer Israel.[44]
Per 3 Agustus 2014, sebuah laporan OCHA menyatakan bahwa di Jalur Gaza, 485.000 warga Palestina (kurang lebih 25% populasi Gaza) menjadi pengungsi, 269.793 di antaranya mengungsi di 90 sekolah.[13] UNRWA telah mengerahkan segala kemampuannya untuk memfasilitasi para pengungsi, dan kepadatan pengungsi meningkatkan risiko terjadinya wabah.[butuh rujukan] Seluruh penduduk Gaza sebanyak 1,8 juta jiwa terkena dampak pembatasan dan/atau berkurangnya persediaan air.[butuh rujukan] 26 fasilitas kesehatan rusak, 945 rumah (10.690 keluarga) hancur total atau rusak parah, dan rumah milik 5.435 keluarga rusak namun masih bisa ditinggali.[butuh rujukan] Di seluruh Jalur Gaza, penduduknya hanya mendapat pasokan listrik selama tiga jam per hari.[butuh rujukan] Penghancuran satu-satunya pembangkit listrik di Gaza sangat memengaruhi keadaan kesehatan masyarakat dan mengurangi layanan air dan sanitasi; rumah sakit semakin bergantung pada generator listrik.[butuh rujukan] Lebih dari 485.000 pengungsi dalam negeri membutuhkan bantuan pangan darurat.[13]
Latar belakang
Pelanggaran gencatan senjata
2011 (rekonsiliasi Hamas–Fatah pertama)
Dipengaruhi Musim Semi Arab (Arab Spring), keretakan antara Hamas dan Fatah berhasil dihapus pada tahun 2011. Pembicaraan rekonsiliasi didorong oleh unjuk rasa di Ramallah dan Gaza. Dua aktivis Hamas di Gaza tewas akibat serangan IDF setelah Mahmoud Abbas menyatakan ingin bepergian ke Gaza dan menandatangani sebuah perjanjian, meskipun katanya serangan ini merupakan tanggapan atas peluncuran satu roket Qassam yang tidak menewaskan siapapun.[46] Dalam wawancara dengan CNN, Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa pembicaraan rekonsiliasi tersebut merupakan ancaman penghancuran Israel. Ia sangat menentang adanya pemerintahan yang bersatu.[47]
2012–2013
Kedua sisi mengaku bahwa pihak lawan melanggar perjanjian gencatan senjata November 2012. Menurut Ben White, dua peluru mortar menghantam wilayah Israel dalam tiga bulan pertama pasca Operasi Pillar of Defense, sedangkan empat warga Gaza tewas dan 91 lainnya cedera akibat serangan pasukan Israel. Pasukan Israel melepaskan tembakan ke teritori Gaza sebanyak 63 kali dan masuk ke Jalur Gaza 13 kali, serta menyerang armada nelayan Gaza 30 kali.[48]
Dalam tulsiannya di The National Interest, David C. Hendrickson menulis bahwa setelah gencatan senjata 2012, meski ada tembakan roket sekali-kali dari beberapa kelompok kecil di Gaza, Netanyahu mengakui pada Maret 2014 jumlah serangan roket dari Gaza tahun lalu merupakan "yang terendah dalam satu dasawarsa terakhir."[49] J.J. Goldberg menulis bahwa pada saat Operasi Pillar of Defense berlangsung bulan November 2012, "Hamas belum menembakkan satu roket pun sejak" gencatan senjata 2012 "dan membatalkan serangan oleh kelompok-kelompok jihad kecil."[50]
Israel terus melanjutkan pemblokirannya. "[p]erlintasan berulang kali ditutup, zona penyangga ditetapkan kembali. Impor menurun, ekspor diblokir, dan semakin sedikit warga Gaza yang diperbolehkan masuk Israel dan Tepi Barat."[25]
Menurut Kementerian Luar Negeri Israel, terjadi 36 serangan roket pada tahun 2013 dan 85 serangan pada lima bulan pertama tahun 2014.[51] Sebagian besar dari 85 roket tersebut ditembakkan pada bulan Maret setelah IDF melancarkan operasi yang menewaskan 3 anggota Jihad Islam.[52]
Rekonsiliasi Hamas–Fatah kedua
Pada tanggal 23 April 2014, Hamas menyetujui kesepakatan rekonsiliasi dengan faksi utama Palestian lainnya, Fatah[27][53] setelah tujuh tahun terpecah. Pemerintahan bersatu Palestina diambil sumpahnya pada 2 Juni 2014,[54][55] dan Israel mengumumkan bahwa pemerintahnya tidak akan menegosiasikan perdamaian apapun dengan peemrintahan baru ini dan akan mengambil tindakan hukuman (punitif).[56] Selain menyatakan bahwa persatuan ini akan "memperkuat terorisme" satu hari sebelum kesepakatan ditandatangani, Benjamin Netanyahu mengatakan: "Komunitas internasional tidak boleh mengakui mereka."[57] Uni Eropa, PBB, Amerika Serikat, Cina, India, Rusia, dan Turki sepakat untuk bekerja sama dengan pemerintah bersatu Palestina.[58][59][60][61] Perjanjian ini memiliki dampak besar bagi putaran negosiasi perdamaian saat ini antara Otoritas Palestina yang dipimpin Mahmoud Abbas dan Israel. Sesaat setelah pengumuman perjanjian ini, Israel melancarkan serangan udara ke Jalur Gaza utara yang melukai empat orang.[55][62] Netanyahu memperingatkan sebelumnya bahwa perjanjian ini tidak sesuai dengan perdamaian Israel–Palestina dan Abbas harus memilih antara perdamaian dengan Hamas dan perdamaian dengan Israel. Saat kesepakatan rekonsiliasi ditandatangani sehingga membuka jalan bagi pembentukan pemerintahan baru, Netanyahu memimpin rapat kabinet keamanan yang akhirnya memutuskan untuk mengizinkan Netanyahu menjatuhkan sanksi kepada Otoritas Palestina.[55] Menurut Marwan Bishara, pengamat politik senior di Al Jazeera, Israel berharap mampu menggoyang pemerintah nasional bersatu Palestina antara Fatah dan Hamas melalui operasi ini.[63]
Peristiwa susulan
Pada tanggal 12 Juni 2014, tiga remaja Israel diculik dari Tepi Barat: Naftali Fraenkel, Gilad Shaer, dan Eyal Yifrah. Israel menyalahkan Hamas, dan IDF menyatakan bahwa dua pria yang diduga Israel menculik ketiga remaja tersebut diketahui sebagai anggota Hamas.[64][65] Tidak ada bukti keterlibatan Hamas yang diberikan pemerintah Israel[66] dan para petinggi Hamas membantah kelompoknya terlibat dalam insiden ini.[67] Otoritas Palestina di Tepi Barat menyalahkan penculikan ini pada klan Qawasameh yang dikenal suka melawan kebijakan Hamas dan melawan upaya apapun demi mencapai entente dengan Israel.[68] Pemimpin politik Hamas Khaled Meshal mengatakan bahwa ia tidak bisa membenarkan atau membantah penculikan ketiga remaja Israel ini, tetapi ia mengucapkan selamat atas aksi para penculik tersebut.[69] Tanggal 5 Agustus, Israel menyatakan bahwa pihaknya telah menahan Hossam Kawasmeh pada 11 Juli yang diduga merencanakan pembunuhan tiga remaja Israel. Menurut dokumen pengadilan, Kawasmeh mengaku bahwa anggota Hamas di Gaza mendanai perekrutan dan persenjataan para penculik.[70][71] Israel melancarkan Operasi Brother's Keeper, serbuan berskala besar terhadap infrastruktur teroris dan personel Hamas di Tepi Barat[72] yang awalnya bertujuan membebaskan remaja yang diculik tersebut. 10 warga Palestina tewas dalam beberapa serbuan,[73][74][75] dan antara 350 sampai 600 warga Palestina,[67][73][76][77] termasuk hampir seluruh pemimpin Hamas di Tepi Barat,[26][78][79] ditangkap.[80][81][82] Di antara mereka yang ditangkap adalah orang-orang yang baru saja dibebaskan melalui proses pertukaran tahanan Gilad Shalit.[83]
Tanggal 30 Juni, tim pencari menemukan jasad ketiga remaja yang hilang di dekat Hebron.[84][85][86] Pemerintah Israel tampaknya sudah mengetahui dengan pasti bahwa ketiga remaja ini langsung ditembak sesaat setelah diculik,[87][88] dan wartawan BBC Jon Donnison mengatakan bahwa juru bicara Micky Rosenfeld memberitahunya bahwa para penculik merupakan sel terpisah yang berafiliasi dengan Hamas namun tidak beroperasi atas perintah Hamas.[89] Al-Monitor melaporkan bahwa para penculik adalah cabang yang terkait dengan Hamas yang mulai liar sendiri.[90] Sehari setelah jenazah tiga remaja Israel dikuburkan, seorang remaja Palestina diculik dan dibunuh.
Sejak 1 Mei sampai 11 Juni, 6 roket dan 3 peluru mortar diluncurkan dari Gaza ke Israel.[91] Tanggal 29 Juni, serangan udara Israel ke awak roket menewaskan seorang militan Hamas. Keesokan harinya, Hamas menanggapi serangan Israel dengan serangkaian roket; ini adalah pertama kalinya Hamas meluncurkan roket sejak konflik tahun 2012.[92] Sejak hari penculikan tanggal 12 Juni sampai 5 Juli, 117 roket diluncurkan dari Gaza[91] dan 80 serangan udara Israel dilancarkan ke Gaza.[93][94] Pada malam 6 Juli, serangan Israel menewaskan tujuh militan Hamas.[27] Sebagai tanggapan, militan Hamas meningkatkan jumlah serangan roket ke Israel.[24] Pada 7 Juli, militan Hamas telah menembakkan 100 roket dari Gaza ke wilayah Israel dan Angkatan Udara Israel telah mengebom beberapa target di Gaza.[95][96][97] Pada 8 Juli, IAF mengebom 50 target di Jalur Gaza.[98] Militer Israel juga menggagalkan infiltrasi militan dari laut.[99] Brigadir Jenderal Moti Almoz, kepala juru bicara militer Israel, mengatakan "Kami diperintahkan oleh para eselon politik untuk menyerang Hamas dengan keras."[92] Pada hari yang sama, Hamas menyatakan bahwa "semua warga Israel" adalah "target yang sah"[28][29] dan memaksa Israel mengakhiri semua serangannya ke Gaza, membebaskan orang-orang yang kembali ditangkap saat serbuan di Tepi Barat, mengakhiri pemblokiran Gaza dan kembali ke kondisi gencatan senjata 2012 sebagai syarat gencatan senjata.[100]
Serangan
Setelah ketiga remaja Israel yang diculik ditemukan tewas di sebuah ladang milik salah seorang penculik 12 hari kemudian, seorang remaja Muslim berusia 16 tahun bernama Mohammed Abu Khdeir dari Beit Hanina diculik dan dibunuh, yang diduga dilakukan oleh pemuda Yahudi. Ditemukannya mayat Kheir memicu kerusuhan di Yerusalem Timur, yang kemudian menyebar ke perkampungan Arab di seluruh negeri. Pada waktu yang bersamaan, roket dan serangan udara yang ditembakkan oleh kedua belah pihak terus meningkat, sampai disepakatinya genjatan senjata pada tanggal 4 Juli. Hamas menyatakan kesediannya untuk menghentikan serangan roket jika Israel juga menghentikan serangan udaranya terhadap Gaza.[101]
Israel kemudian melancarkan serangkaian serangan udara terhadap berbagai tempat di Gaza pada tanggal 5 dan 6 Juli, yang menewaskan 9 warga Palestina. Hamas membalasnya dengan menembakkan 100 roket ke wilayah Israel, mengarah ke Be'er Sheva, Ashdod, Ofakim, Ashkelon, dan Netivot.[102][103] Pada hari Selasa tanggal 8 Juli, militan Palestina di Gaza telah menembakkan lebih dari 140 roket dalam waktu 24 jam ke wilayah Israel, mengarah jauh ke utara hingga Hadera, di luar Tel Aviv. Sistem pertahanan anti-balistik Israel, Iron Dome, berhasil mencegat 130 roket. Israel juga menggagalkan penyusupan dari arah laut.[104] Israel mulai melancarkan operasi militer besar-besaran pada Selasa pagi. Juru bicara IDF mengungkapkan bahwa "Israel telah memulai Operasi Perlindungan Perbatasan di Gaza terhadap Hamas untuk menghentikan teror yang dihadapi oleh warga Israel setiap hari".[105][106]
Seorang juru bicara kepresidenan Palestina menyatakan bahwa operasi ini adalah "deklarasi perang terhadap Palestina", dan memprotes apa yang disebutnya sebagai "pembantaian terhadap orang yang tidak berdosa". Ia juga mengatakan bahwa "Palestina memiliki hak untuk membela diri dengan segala cara yang sah".[107]
Reaksi
- PBB – Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon mengutuk serangan roket dari Gaza terhadap Israel dan menghimbau kedua belah pihak yang berkonflik agar menghentikan agresi mereka.[108]
- Uni Eropa – Duta besar Uni Eropa untuk Israel, Lars Faaborg-Andersen, mengungkapkan bahwa "penembakan roket terhadap warga sipil bukanlah tindakan yang sah, tak peduli apapun alasannya".[109]
- Liga Arab – Perwakilan Liga Arab mengutuk serangan udara Israel terhadap Gaza dan meminta Dewan Keamanan PBB untuk menggelar pertemuan darurat dalam rangka menanggapi situasi terkini.[110]
- Amerika Serikat – Presiden Obama menghimbau kepada kedua belah pihak agar menahan diri. Ia menegaskan bahwa satu-satunya cara untuk mewujudkan perdamaian bukanlah melalui pertempuran, tetapi melalui perundingan dan saling memahami.[111] Juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest, menyatakan "Tidak ada negara yang dapat menerima serangan roket yang ditujukan kepada warga sipil, dan kami mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri dari serangan-serangan keji".[112]
- Perancis – Menteri Luar Negeri Perancis menghimbau agar Israel dan Palestina saling menahan diri.[113]
Sosial media
Delapan hari setelah dimulainya Operasi Perlindungan Perbatasan, tagar #GazaUnderAttack telah dikirimkan lebih dari 375.000 kali di Twitter. Seringkali tagar tersebut disertai dengan sebuah foto yang diklaim sebagai korban serangan Israel. Namun, BBC membuktikan bahwa foto-foto tersebut sama sekali tidak berkaitan dengan konflik yang terjadi. Beberapa foto merupakan foto-foto lama dari tahun 2009, dan yang lainnya berasal dari foto konflik Suriah dan Irak.[114]
Sebuah laporan palsu beredar di media sosial dan SMS, menyatakan bahwa "sebuah roket dari Gaza telah menghantam pabrik petrokimia di Haifa, kebakaran besar, kemungkinan telah terjadi kebocoran bahan kimia, dan pemerintah disarankan untuk mengevakuasi Haifa". Laporan ini mengutip Haaretz sebagai sumbernya, tetapi ternyata palsu. Tidak ada insiden semacam itu yang terjadi, dan Haaretz menyangkal kabar tersebut.[115]
Lihat pula
Referensi
- ^ "US supplies Israel with bombs amid Gaza blitz". Al Jazeera. 31 July 2014.
- ^ "US condemns shelling of UN school in Gaza but restocks Israeli ammunition". The Guardian. 31 July 2014.
- ^ a b c "Qassam brigades claim rocket, mortar fire at southern Israel." Ma'an News Agency. Monday 21 July 2014.
- ^ Ben Solomon, Ariel. "Videos show Lebanese jihadi group active in Gaza". The Jerusalem Post. Diakses tanggal 11 July 2014.
- ^ "Иран: наше оружие у ХАМАСа сеет страх и ужас среди сионистов". Diakses tanggal 2014-08-02.
- ^ Iranian Reactions To The War In Gaza: Israel's Destruction Imminen
- ^ "As It Battles Hamas Israel Singles Out Its Sponsor Qatar." Times of Israel.
- ^ http://www.timesofisrael.com/qatari-tech-helps-hamas-in-tunnels-rockets-expert/
- ^ a b "Israel Military Strength". Globalfirepower.com. 27 March 2014. Diakses tanggal 4 August 2014.
- ^ "Rockets, naval commandos boost Hamas arsenal". Maannews.net. 25 July 2014. Diakses tanggal 4 August 2014.
- ^ Thursday 1 (17 July 2014). "Hamas growing in military stature, say analysts". Middleeasteye.net. Diakses tanggal 4 August 2014.
- ^ "The Gaza Strip: Who's in charge?". Economist. 29 March 2014. Diakses tanggal 4 August 2014.
- ^ a b c d e Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaOCHA
- ^ a b "Israeli soldier 'captured in tunnel attack' by Gaza militants named by IDF". Diakses tanggal 1 August 2014.
- ^ "Operation Protective Edge by the numbers". Haaretz. 28 July 2014. Diakses tanggal 28 July 2014.
- ^ a b UK minister resigns over government Gaza policy
- ^ a b Gaza conflict: Foreign Office urgently investigating reports of British aid worker death Independent, Published August 4th, 2014
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamacontinues
- ^ "Statistics: Victims of the Israeli Offensive on Gaza since 08 July 2014". Pchrgaza.org. Diakses tanggal 5 August 2014.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaupdateno19
- ^ IDF figures put the death toll in the Gaza Strip at 1,768 including 750-1,000 armed militants 05.08.14 ynetnews
- ^ 900 operatives killed over Gaza campaign, IDF says
- ^ a b "Israel and Hamas Trade Attacks as Tension Rises". The New York Times. Diakses tanggal 8 July 2014.
- ^ a b c "Conditions for a ceasefire: Why Hamas fires those rockets". The Economist. Diakses tanggal 22 July 2014."After the last big Israeli effort to stop the rockets, in November 2012, it was agreed that, along with a ceasefire, the blockade of Gaza would gradually be lifted and the crossings into Egypt and Israel would be opened. The ceasefire generally held, but the siege continued."
- ^ a b Nathan Thrall, 'Hamas’s Chances.' London Review of Books Vol. 36 No 16 • 21 August 2014 (1 August) pp. 10–12
- ^ a b "Watch: West Bank Hamas leadership in Israeli custody". The Jerusalem Post. 16 June 2014.
- ^ a b c Mouin Rabbani, 'Israel mows the lawn', London Review of Books Vol. 36 No 15, 31 July 2014, p. 8.
- ^ a b "Hamas says all Israelis will be targeted". The Gulf Today, 9 July 2014; retrieved 17 July 2014.
- ^ a b Abu Toameh, Khaled. "Hamas: All Israelis now targets for missile attacks", The Jerusalem Post, 8 July 2014; retrieved 17 July 2014.
- ^ "IDF's Operation "Protective Edge" Begins Against Gaza". Jewish Press. Diakses tanggal 8 July 2014.
- ^ "Thousands Flee Gaza Homes Under Israel Threat", Voice of America, 13 July 2014; accessed 22 July 2014.
- ^ a b http://pflp.ps/english/2014/07/15/pflp-proposal-for-calm-seeks-new-chains-on-the-resistance/
- ^ "Israel and Hamas to observe brief Gaza truce". Aljazeera.com. Diakses tanggal 22 July 2014.
- ^ "Report: Hamas, Islamic Jihad offer 10-year truce". Ma'an News Agency. Diakses tanggal 28 July 2014.
- ^ Al Jazeera English, US: 'little doubt' Israel bombed Gaza school
- ^ Steven Stotsky (29 July 2014). "How Hamas Wields Gaza's Casualties as Propaganda". Time Magazine. Diakses tanggal 31 July 2014.
- ^ "GAZA'S DEATH TOLL RISES TO 1712". Diakses tanggal 2 August 2014.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama47%
- ^ Josef Federman and Maggie Michael (14 July 2014). "Egypt proposes cease-fire between Israel, Hamas". Associated Press.
- ^ UNRWA Strongly Condemns Placement of Rockets in School, UNRWA website, 17 July 2014
- ^ EU strongly condemns indiscriminate Hamas rockets on Israel and use of Palestinian population as human shields, ‘terrorist groups in Gaza must disarm’, calls for ‘immediate ceasefire’', European Jewish Press, 22 July 2014.
- ^ European Union: Hamas, other Gaza terror groups must disarm, Haaretz, 22 July 2014.
- ^ Al Jazeera English report; accessed 22 July 2014.
- ^ New York Times 30 July 2014
- ^ http://mfa.gov.il/MFA/ForeignPolicy/Terrorism/Pages/Sderot-factory-destroyed-by-rocket-fire-29-Jun-2014.aspx
- ^ Landau, Idan. "The unfolding lie of Operation Protective Edge". +972. Diakses tanggal 30 July 2014.
- ^ Ravid, Barak; Issacharof, Avi. "PM: Palestinian unity government would kill off the peace process". Haaretz.
- ^ Ben White, "What a 'period of calm' looks like in the Occupied Territories", Al-Jazeera, 22 February 2013.
- ^ Hendrickson, David C. "http://nationalinterest.org/feature/the-thrasybulus-syndrome-israel%E2%80%99s-war-gaza-10968?page=show". The National Interest. Diakses tanggal 2 August 2014. Hapus pranala luar di parameter
|title=
(bantuan) - ^ Goldberg, J. J. (10 July 2014). "How Politics and Lies Triggered an Unintended War in Gaza". The Jewish Daily Forward.
- ^ "Rocket fire from Gaza and Palestinian ceasefire violations after Operation Cast Lead (Jan 2009)". Israel Ministry of Foreign Affairs. Diakses tanggal 2 August 2014.
- ^ Fiske, Gavriel (11 March 2014). "Three Islamic Jihad operatives killed by IDF fire in Gaza". The Times of Israel. AFP.
- ^ "Profile: Hamas Palestinian movement". BBC News. Diakses tanggal 14 July 2014.
- ^ Beaumont, Peter. "Palestinian unity government of Fatah and Hamas sworn in". The Guardian. Diakses tanggal 13 July 2014.
- ^ a b c Lyfield, Ben. "Middle East peace: Deal between Palestinian political groups Fatah and Hamas casts doubt on faltering talks with Israel". The Independent. Diakses tanggal 13 July 2014.
- ^ Dalia, Hatuqa. "Palestinians form consensus government". Aljazeera. Diakses tanggal 13 July 2014.
- ^ Daniel, Estrin. "If you recognise new Palestinian government you support terrorism, Benjamin Netanyahu tells world leaders". The Independent. Diakses tanggal 13 July 2014.
- ^ (6 March 2014) "International community welcomes Palestinian unity government" The Jerusalem Post
- ^ Panda, Ankit (4 June 2014) "India and China Back Unified Palestinian Government" The Diplomat
- ^ Wroughton, Lesley and Zengerle, Patricia (2 June 2014) Obama administration to work with Palestinian unity government Reuters
- ^ "Amid wave of endorsements, PM 'troubled' by U.S. decision to work with Palestinian gov't". Haaretz. 3 June 2014.
- ^ Barzak, Ibrahim. "Gaza official: Israeli airstrike wounds 3". The Dalles Chronicle. Associated Press. Diakses tanggal 16 July 2014.
- ^ Bishara, Marwan. "The Gaza conundrum: To invade or not to invade". Al-Jazeera. Diakses tanggal 13 July 2014.
- ^ "Israel IDs 2 main suspects in teens disappearance". CBS News. 26 June 2014.
- ^ "Operation Brother's keeper", The Jerusalem Post Parameter
|contribution=
akan diabaikan (bantuan) - ^ Robert Tait. "Hamas kidnapping: Islamist group to blame for youths' 'kidnapping', Benjamin Netanyahu says", The Telegraph, 15 June 2014
- ^ a b "Israel rounds up senior Hamas men in West Bank sweep". The Times of Israel. 15 June 2014. Diakses tanggal 15 June 2014.
- ^ Shlomi Eldar "Accused kidnappers are actually rogue Hamas branch", Al-Monitor, 29 June 2014.
- ^ "Hamas chief lauds abductors of Israeli teens, says has no new information". Haaretz. Diakses tanggal 23 June 2014.
- ^ "Palestinian suspect held over kidnap murders of 3 Israelis: police". Yahoo! News. 2014-08-05. Diakses tanggal 2014-08-06.
- ^ Rabinovitch, Ari (2014-08-05). "Israel says it has arrested suspect in killing of 3 teenagers". Reuters. Diakses tanggal 2014-08-06.
- ^ "IDF Seizes Hundreds of Weapons in Nablus, as Operation 'Brother's Keeper' Enters 5th Day". Algemeiner Journal. 17 June 2014. Diakses tanggal 7 July 2014.
- ^ a b Maan News, http://www.maannews.net/eng/ViewDetails.aspx?ID=714820
- ^ "Hunt for missing Israeli boys stirs up familiar recriminations". The Guardian. 26 June 2014.
- ^ "Murder of Palestinian teen, Abu Khudeir, condemned". Daily News Egypt. 3 July 2014.
- ^ Ahren, Raphael (23 June 2014). "Is Israel's operation to find kidnapped teens a war crime?". The Times of Israel.
- ^ Zitun, Yoav (17 June 2014). "Operation Bring Back Our Brothers: IDF arrests 200, shift focus to Nablus". Ynetnews.
- ^ "Israel committed serious violations in West Bank operations: HRW". Al-Ahram. 3 July 2014.
- ^ "1 wounded as Israel arrests 10 Palestinians in West Bank". Business Standard. 26 June 2014.
- ^ "Middle East & Africa: Murder of three kidnapped Israeli youths has set dangerous new spate". The Economist.
- ^ Zitun, Yoav (21 June 2014). "Rescue units rushed to Hebron, searching wells and caves". Ynetnews.com.
- ^ Judis, John B. (9 July 2014). "John Kerry's First Peace Effort in Israel and Palestine Failed, But Now He Needs to Try Again". The New Republic. Diakses tanggal 28 July 2014.
- ^ Crowcroft, Orlando (18 June 2014). "Palestinians freed in 2011 Gilad Shalit prisoner-swap back in custody". The Guardian.
- ^ "Bodies of three kidnapped Israeli teens found in West Bank". The Jerusalem Post. 30 June 2014.
- ^ "Security forces find missing teens' bodies in West Bank". Ynetnews. Diakses tanggal 30 June 2014.
- ^ "Bodies of three kidnapped teens found". The Times of Israel. 30 June 2014.
- ^ Noam Sheizaf,"How the public was manipulated into believing the teens were alive", 972mag.com, 2 July 2014.
- ^ "How Politics and Lies Triggered an Unintended War in Gaza". The Jewish Daily Forward. 10 July 2014.
- ^ Katie Zavadski (28 Jul, 2014 (updated)). "It Turns Out Hamas May Not Have Kidnapped and Killed the 3 Israeli Teens After All". New York magazine. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Jul, 2014. "Israeli police spokesman Mickey Rosenfeld also said if kidnapping had been ordered by Hamas leadership, they'd have known about it in advance."
- ^ Shlomi Eldar "Accused kidnappers are actually rogue Hamas branch", Al-Monitor, 29 June 2014.
- ^ a b "List of Palestinian rocket attacks on Israel, 2014". Wikipedia.
- ^ a b Goldberg, J.J. "How Politics and Lies Triggered an Unintended War in Gaza". The Forward. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 July, 2014. Diakses tanggal 14 July 2014.
- ^ Tzuri, Matan. www.ynetnews.com. Ynet http://www.ynetnews.com/articles/0,7340,L-4532020,00.html. Diakses tanggal 3 August 2014. Tidak memiliki atau tanpa
|title=
(bantuan) - ^ uk.reuters.com. Reuters http://uk.reuters.com/article/2014/06/29/uk-israel-palestinians-idUKKBN0F40F220140629. Diakses tanggal 3 August 2014. Tidak memiliki atau tanpa
|title=
(bantuan) - ^ "Israel launches military offensive in Gaza". Al-Jazeera. 7 July 2014.
- ^ Sheizaf, Noam (7 July 2014). "Israeli-Palestinian clashes upsetting Israeli faith in status quo". Al-Jazeera.
- ^ "Rockets bombard south, Hamas claims responsibility". Haaretz (live updates). 7 July 2014. Diakses tanggal 11 July 2014.
- ^ Ho, Spencer; Yaakov, Yifa (8 July 2014), "Israel hits Hamas, Palestinian Islamic Jihad (PIJ) leaders after rockets land north of Tel Aviv", The Times of Israel (blog)
- ^ Horovitz, David (23 December 2013). "Israel hits Hamas, Islamic Jihad leaders after rockets land north of Tel Aviv". The Times of Israel. Diakses tanggal 10 July 2014.
- ^ "Hamas armed wing sets conditions for ceasefire". Maannews.net. Diakses tanggal 22 July 2014.
- ^ "Hamas 'ready for Gaza ceasefire' if Israeli raids stop", BBC News, 4 July 2014
- ^ 'Israel launches military offensive in Gaza,' Al-Jazeera 7 July 2014.
- ^ Noam Sheizaf,'Israeli-Palestinian clashes upsetting Israeli faith in status quo,' Al-Jazeera 7 July 2014.
- ^ Israel hits Hamas, Islamic Jihad leaders after rockets land north of Tel Aviv | The Times of Israel
- ^ "IDF launches Gaza operation 'against Hamas' following massive rocket barrage on south". Ynetnews. Diakses tanggal 8 July 2014.
- ^ "Israel launches operation to stop Gaza-based rocket fire". Jewish Telegraphic Agency. Diakses tanggal 8 July 2014.
- ^ 'Presidency: Palestinians have the right to defend themselves,' Ma'an News Agency 8 July 2014.
- ^ United Nations News Centre - Ban urges maximum restraint amid ‘dangerous escalation of violence’ in Gaza
- ^ "Netanyahu: Gloves Are Off; Defiant Hamas Says It Won't Fold". Diakses tanggal 8 July 2014.
- ^ Arab League calls on urgent UN Security Council meeting on Gaza - News - World - The Voice of Russia: News, Breaking news, Politics, Economics, Business, Russia, International...
- ^ "Obama urges restraint israel-palestinians". Diakses tanggal 8 July 2014.
- ^ Israel pounds Gaza with air and naval strikes in move against Hamas | World news | The Guardian
- ^ "France on 'Operation Protective Edge':". Diakses tanggal 8 July 2014.
- ^ "As Israel strikes back, fake Gaza images dominate social media". Y net news. Diakses tanggal 8 July 2014.
- ^ http://www.timesofisrael.com/israel-pounds-gaza-targets-after-rocket-barrage-hits-as-far-north-as-hadera/#at_19:12
Pranala luar
- Timelines of the first and second phases of operation. Israel Defense Forces. Retrieved 23 July 2014.
- "The Toll in Gaza and Israel, Day by Day". The New York Times. Diakses tanggal 23 July 2014.
- "Operation Protective Edge". The Jerusalem Post. Diakses tanggal 23 July 2014.
- "Gaza Blog Live". Al Jazeera English. Diakses tanggal 23 July 2014.
- "Gaza-Israel conflict: What is the fighting about?". BBC News Online. Diakses tanggal 23 July 2014.
- "Gaza Crisis". United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs. Diakses tanggal 23 July 2014.
- Channel-4 Israel-Gaza crisis 2014 story so far