Kereta api bisnis

artikel daftar Wikimedia

Kereta api bisnis adalah kelas kereta penumpang di bawah kelas eksekutif. Kini kereta kelas bisnis di Indonesia telah dilengkapi dengan AC (Air Conditioner). Jumlah kursi dalam kereta bisnis lebih banyak dibandingkan dengan kereta api eksekutif, yaitu sebanyak 64 buah. Sama seperti kelas ekonomi, setiap gerbong dilengkapi 6 unit AC.

Interior kereta kelas bisnis KA Sawunggalih Utama yang telah dilengkapi AC
Interior kereta bisnis AC milik Daop V Purwokerto yang lain.

Kereta bisnis pada umumnya ditarik lokomotif besar seperti CC201, CC203, atau CC204. Tetapi CC206 kadangkala dioperasikan untuk menggantikan ketiga jenis lokomotif tersebut.

Ada juga kereta api kelas campuran, yaitu dalam satu rangkaian terdapat dua kelas, yaitu eksekutif dan bisnis. Namun kereta eksekutif di kelas campuran ini berbeda dengan kereta api kelas eksekutif (kelas argo dan kelas satwa). Harga tiket lebih murah daripada kelas argo atupun kelas satwa. Dan dalam satu rangkaian terdapat satu kereta khusus makan (KM) atupun kereta makan dan pembangkit (KMP).

Penomoran

Format penomoran untuk kereta kelas bisnis yaitu K2-xxyzz. Artinya, K2 adalah gerbong bisnis, xx adalah tahun mulai operasi, y adalah jenis bogie, dan zz (nomor urut). Misalnya: K2-65534 artinya kereta kelas 2 (bisnis) yang mulai dinas tahun 1965 dengan jenis bogie '5' urutan ke-34 ditambah dua atau tiga alfabet yang artinya kereta itu milik dipo tertentu.

Dengan berlakunya Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 45 Tahun 2010, penomoran diubah. Semua gerbong menggunakan format penomoran K2 x yy zz. Artinya, K2 adalah gerbong bisnis, x adalah jenis penarik: 0 untuk lokomotif, 1 untuk Kereta Rel Listrik, 2 untuk Kereta Rel Diesel Elektrik, serta 3 untuk Kereta Rel Diesel Hidrolik; yy adalah tahun operasi, dan zz adalah nomor urut operasi. Contoh: K2 0 65 01, artinya gerbong bisnis yang ditarik lokomotif (0) mulai dinas tahun 1965 (65), dan memiliki nomor urut 01 dan diikuti dua atau tiga huruf alfabet yang menandakan kepemilikan dipo.

Pengoperasian

Kereta api bisnis ini dibagi dua menjadi kereta api kelas campuran dan kelas bisnis saja. Kini banyak gerbong bisnis dimodifikasi menjadi aling-aling, kereta bagasi (bagasi bercat hijau 1 pintu), kereta wisata (Jawa, Sumatera, Imperial, dan Priority), dan ada yang diretrofit menjadi KA eksekutif, karena terancam dihapus sesuai rencana.[1] Perlahan-lahan kereta bisnis juga diganti, seperti KA Fajar dan Senja Utama Semarang yang diganti dengan KA Menoreh (ekonomi AC), KA Jayabaya Utara, yang dulu kelas bisnis dan diluncurkan kembali sebagai KA ekonomi AC, dan pada kereta campuran, terlihat bahwa kereta kelas bisnis lebih sedikit dibandingkan eksekutif, meskipun dulu kereta bisnis dalam satu rangkaian kereta campuran seperti Cirebon Ekspres, bisa lebih banyak dari eksekutifnya.

Pada umumnya, harga tiket yang ditawarkan oleh KAI hampir setara dengan kereta api ekonomi AC, bahkan ekonomi AC ada yang lebih mahal! Akan tetapi, kenyamanan yang ditawarkan berada sedikit di atas ekonomi AC: kapasitas penumpang yang lebih sedikit (64 kursi), serta jenis kursinya yang empuk dan sandarannya dapat diatur (reclining seat).

Kereta kelas bisnis (termasuk kereta makan, kereta makan pembangkit) ada yang diproduksi tahun 1964, 1965, 1978, 1980, 1982, 1986, 1991, dan 1996. KA buatan 1986 adalah yang paling mendominasi. Sampai saat ini, PT INKA belum membuat KA bisnis baru lagi, karena rencananya, kereta kelas bisnis terancam dihapus.[1]

Kereta api kelas campuran di Indonesia

Layanan kereta api kelas campuran (eksekutif-bisnis, eksekutif-bisnis-ekonomi, dan eksekutif-ekonomi) di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera

Nama Kereta Api Relasi Dipo Induk Lokomotif Jarak Tempuh Waktu Tempuh
Argo Parahyangan Gambir - Bandung Bandung (BD) CC206/CC203/CC201 166 Km 2 Jam 40 Menit s/d 3 Jam 15 Menit
Sawunggalih Utama Pasar Senen - Kutoarjo Kutoarjo (KTA) CC206/CC203 488 Km 6 Jam 35 Menit s/d 6 Jam 51 Menit
Purwojaya Gambir - Cilacap Purwokerto (PWT) CC206/CC201 432 Km 6 Jam s/d 6 Jam 30 Menit
Gumarang Jakarta Kota - Surabaya Pasar Turi Jakarta Kota (JAKK) CC203/CC201 730 Km 10 Jam 30 Menit s/d 11 Jam
Lodaya Bandung - Solo Balapan Bandung (BD) CC203/CC201/CC206 447 Km 8 Jam 30 Menit
Cirebon Ekspres Gambir - Cirebon - Tegal Cirebon (CN) CC201 215 Km 2 Jam 50 Menit s/d 3 Jam 15 Menit
Tegal Bahari Gambir - [[Stasiun Cilacap|Tegal] Tegal (TG) CC201 310 Km 4 Jam 10 Menit s/d 4 Jam 12 Menit
Sancaka Surabaya Gubeng - Yogyakarta Sidotopo (SDT) dan Yogyakarta (YK) CC201/CC203 312 Km 4 Jam 15 Menit
Malioboro Ekspres Yogyakarta - Malang Yogyakarta (YK) CC201/CC206 387 Km 7 Jam
Malabar Bandung - Malang Bandung (BD) CC201/CC206 828 Km 15 Jam 20 Menit s/d 15 Jam 40 Menit
Mutiara Timur Surabaya Gubeng - Banyuwangi Baru Banyuwangi (BW) CC201/CC203 690 Km 13 Jam
Harina Bandung - Surabaya Pasarturi Bandung (BD) CC203/CC206/CC201 664 Km 11 Jam
Limex Sriwijaya Tanjungkarang - Palembang Kertapati Tanjung Karang CC201/CC204
Kaligung Mas Semarang Tawang - Tegal Semarang Poncol (SMC) CC201
Sribilah Medan - Rantau Prapat Medan CC201/CC204
Sindang Marga Kertapati - Lubuk Linggu Kertapati CC201

Kereta api kelas bisnis di Indonesia

Berkas:Senja singosari.jpg
kereta api bisnis senja singosari

Layanan kereta api kelas bisnis di Pulau Jawa

Nama Kereta Api Relasi Dipo Induk Lokomotif Kelas
Sawunggalih Bisnis Pasar Senen - Kutoarjo Kutoarjo (KTA) CC206/CC203/CC201 Bisnis AC
Menoreh 2 Pasar Senen - Semarang Tawang Semarang Poncol (SMC) CC201/CC203 Ekonomi AC
Fajar Utama Yogyakarta dan Senja Utama Yogyakarta Pasar Senen - Yogyakarta Yogyakarta (YK) CC201/CC203/CC206 Bisnis AC
Senja Utama Solo Pasar Senen - Solo Balapan Solo Balapan (SLO) CC201/CC203 Bisnis AC
Sidomukti Yogyakarta - Solo Balapan Solo Balapan (SLO) CC201 Bisnis AC
Sarangan Ekspres Madiun - Surabaya Gubeng Bandung (BD) Untuk Rangkaian Kereta Api Mutiara Selatan CC203/CC201 Bisnis AC

Lihat pula

Referensi

Pranala luar