Stasiun Cirebon

stasiun kereta api di Indonesia

Stasiun Cirebon (CN), juga dikenal sebagai Stasiun Kejaksan, adalah stasiun kereta api kelas besar tipe A yang terletak di Kebonbaru, Kejaksan, Cirebon, Jawa Barat, pada ketinggian +4 m dengan jarak 219,1 km sebelah timur dari Jakarta Kota melalui Pasar Senen. Stasiun ini termasuk dalam pengelolaan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi III Cirebon dan merupakan satu dari dua stasiun utama di Kota Cirebon (stasiun utama lainnya di kota ini adalah Stasiun Cirebon Prujakan).

Stasiun Cirebon
Kereta Api Indonesia

Tampak depan Stasiun Cirebon Kejaksan
Nama lainStasiun Kejaksan
Lokasi
Koordinat6°42′18.97″S 108°33′19.59″E / 6.7052694°S 108.5554417°E / -6.7052694; 108.5554417
Ketinggian+4 m
Operator
Letak
Jumlah peron4 (satu peron sisi dan tiga peron pulau yang sama-sama tinggi)
Jumlah jalur6 (jalur 2 dan 3: sepur lurus)
Layanan
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
ArsitekPieter Adriaan Jacobus Moojen
Gaya arsitektur
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiBesar tipe A[2]
Sejarah
Dibuka3 Juni 1912[3]
Nama sebelumnyaStation Cheribon SS, Tjirebon
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Parkir sepeda Tangga naik/turun Cetak tiket mandiri Ruang/area tunggu Pemesanan langsung di loket Layanan pelanggan Pusat informasi Musala Toilet Jalur difabel Tempat naik/turun Pos kesehatan Tempat bermain anak Galeri ATM Restoran Pertokoan/area komersial Ruang menyusui Ruang kerja bersama Barang hilang Isi baterai Area merokok Sistem pengenalan wajah Air minum Pengering payung/payung gratis 
Jenis persinyalan
Cagar budaya Indonesia
Stasiun Kereta Api Kejaksan Cirebon
KategoriBangunan
No. RegnasRNCB.20100622.02.000798
Tanggal SK2010
PemilikPT Kereta Api Indonesia (Persero)
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Cirebon merupakan stasiun kereta api sangat penting karena stasiun ini adalah persimpangan utama bagi kedua jalur kereta api utama antara Jakarta dan Surabaya, melayani layanan kereta api antarkota kelas eksekutif, campuran, serta ekonomi premium rangkaian panjang (KA Jayakarta). Terletak pada 1 km dari sebelah timur stasiun, jalur utama terbelah dua, yakni lintas selatan Jawa menghubungkan Jakarta dengan Kota YogyakartaSurakarta, Surabaya, serta Malang, Jakarta dengan Kota Semarang dan Surabaya di lintas utara yang menjadikan rute utama antara kedua kota besar di Pulau Jawa.

Sejarah

sunting
 
Fasad perspektif Stasiun Cirebon, tempoh doeloe.

Staatsspoorwegen (SS) mulai menanamkan pengaruhnya di Cirebon sejak akhir dasawarsa 1900-an. Jalur yang telah ada di Cikampek kemudian diperpanjang untuk menjaring pelanggan di Cirebon. Pada tanggal 3 Juni 1912, jalur kereta api Cikampek menuju Cirebon selesai dibangun serta merupakan bagian dari pembangunan jalur kereta api menuju Purwokerto dan Kroya. Jalur yang ke Cirebon difungsikan untuk menghubungkan jalur SS dengan jalur Semarang–Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS).[5] Pada tanggal 1 November 1914, kedua stasiun tersebut berhasil terhubung.[6][7]

Bangunan stasiun ini dirancang oleh Pieter Adriaan Jacobus Moojen (1879–1955) dengan mencampurkan gaya arsitektur art nouveau dengan art deco. Dua menara bertuliskan "Cirebon" dahulu terdapat tulisan "kaartjes" (karcis) di sebelah kiri dan "bagage" (bagasi) di sebelah kanan. Pada tahun 1984, gedung stasiun ini diberi cat putih.[8]

Bangunan dan tata letak

sunting

Stasiun Cirebon memiliki enam jalur kereta api ditambah satu jalur yang terhubung dengan depo lokomotif dan depo kereta yang terletak di sisi timur laut kompleks stasiun. Pada awalnya, jalur 2 merupakan sepur lurus arah Jakarta maupun arah Surabaya via Semarang, sedangkan jalur 3 merupakan sepur lurus percabangan dari dan ke arah Surabaya via Yogyakarta. Setelah jalur ganda menuju Stasiun Haurgeulis beroperasi pada 2003, jalur 3 juga dijadikan sebagai sepur lurus jalur ganda dari arah Jakarta.

 
Interior utama Stasiun Cirebon, 2013

Pada tahun 2011, stasiun ini dilakukan renovasi dengan meninggikan peron stasiun serta merombak tata letak jalur dan fasilitas yang ada. Selain itu, tempat percabangan jalur tengah menuju Surabaya melalui Yogyakarta dan jalur utara Jawa menuju Surabaya melalui Semarang dipindah ke Stasiun Cirebon Prujakan, namun percabangan tetap dikendalikan di Stasiun Cirebon.[9] Jalur 2 sepenuhnya dijadikan sebagai sepur lurus untuk arah Jakarta, sedangkan jalur 3 sepenuhnya dijadikan sebagai sepur lurus untuk lintas utara Jawa arah Surabaya melalui Semarang ataupun lintas tengah Jawa arah Surabaya melalui Yogyakarta. Selain itu, lintasan jalur rel di antara kedua stasiun ini dijadikan sebagai jalur tunggal ganda atau sepur kembar. Sistem persinyalan elektrik yang lama telah diganti dengan persinyalan baru produksi GRS. Untuk menghubungkan jalur-jalur di stasiun ini disediakan terowongan bawah tanah sehingga penumpang tidak harus langsung menyeberang rel kereta api untuk mencapai jalur yang dituju.

Pada 28 September 2022, PT Kereta Api Indonesia (Persero) telah melakukan uji coba sistem pengenalan wajah (facial recognition boarding system) pada proses keberangkatan kereta api antarkota di Stasiun Bandung dan per 10 Juli 2023, Stasiun Cirebon sudah menerapkan sistem tersebut bersama stasiun utama lainnya seperti Stasiun Jakarta Gambir beserta Pasar Senen, Bekasi, Kiaracondong, Tegal, Pekalongan, Purwokerto, Kutoarjo, Semarang Tawang, Yogyakarta, Lempuyangan, Solo Balapan, Madiun, Surabaya Pasarturi, Surabaya Gubeng, Malang, Jember di Pulau Jawa dan Medan di Pulau Sumatra.[10]

Ciri khas

sunting

Stasiun ini—bersama dengan stasiun-stasiun lain yang melayani penumpang di Daerah Operasi III—memiliki ciri khas, yaitu adanya pemutaran lagu instrumental berjudul "Kota Cirebon" setiap kedatangan dan keberangkatan kereta api penumpang—dipopulerkan oleh Diana Sastra, salah satu tokoh tarling cirebonan.[11]

Insiden

sunting

Pada 2 September 2001 pukul 03.45, KA Empu Jaya menabrak lokomotif KA Cirebon Ekspres yang sedang langsir.[12][13] Akibat peristiwa ini, puluhan penumpang tewas dan luka-luka, serta jalur kereta api lintas utara beserta tengah terganggu dan jalur kereta api terpaksa dialihkan ke lintas selatan melalui Bandung.[14][15][16]

Pada 18 April 2009 pukul 20.45, sebagian ruang tunggu VIP di Stasiun Cirebon terbakar.[17] Diduga kebakaran berasal dari pendingin udara yang berada di ruang itu. Sebelum api menjalar lebih jauh, petugas stasiun dan pemadam kebakaran memadamkannya.

Layanan kereta api

sunting

Berikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini sesuai Gapeka 2025 per 1 Februari 2025.[18]

Lintas selatan Jawa
Nama kereta api Kelas Relasi perjalanan Keterangan
Eksekutif
Purwojaya Eksekutif Gambir Cilacap Via CirebonPurwokerto
Taksaka Luxury Yogyakarta
Eksekutif
Argo Lawu Luxury Solo Balapan
Eksekutif
Argo Dwipangga Luxury
Eksekutif
Manahan Eksekutif
Argo Semeru Compartment Suite Surabaya Gubeng Via CirebonYogyakarta
Eksekutif
Bima Compartment Suite
Eksekutif
Gajayana Luxury Malang
Eksekutif
Campuran
Cakrabuana Eksekutif Cirebon Gambir Hanya jadwal petang, namun tidak berhenti di Cikampek
Ekonomi
Ranggajati Eksekutif Jember Via PurwokertoSurabaya Gubeng
Ekonomi
Cakrabuana Eksekutif Gambir Purwokerto Via Cirebon
Ekonomi
Sawunggalih Eksekutif Pasar Senen Kutoarjo Via CirebonPurwokerto
Ekonomi Premium
Fajar dan Senja Utama Yogyakarta Eksekutif Yogyakarta
Ekonomi Premium
Fajar dan Senja Utama Solo Eksekutif Solo Balapan
Ekonomi
Mataram Eksekutif
Ekonomi
Madiun Jaya Eksekutif Madiun Via CirebonYogyakarta
Ekonomi Premium
Bangunkarta Eksekutif Jombang
Ekonomi
Singasari Eksekutif Blitar Via CirebonLempuyangan
Ekonomi
Ekonomi
Jayakarta Ekonomi Premium Pasar Senen Surabaya Gubeng Via CirebonLempuyangan
Lintas utara Jawa
Nama kereta api Kelas Relasi perjalanan Keterangan
Eksekutif
Argo Sindoro Eksekutif Gambir Semarang Tawang Via CirebonTegal
Argo Muria
Argo Merbabu
Argo Bromo Anggrek Luxury Surabaya Pasarturi Via CirebonSemarang Tawang
Eksekutif
Sembrani Luxury
Eksekutif
Argo Anjasmoro Eksekutif
Brawijaya Priority Malang Via Semarang TawangSolo Jebres
Eksekutif
Pandalungan Eksekutif Jember Via Semarang TawangSurabaya Pasarturi
Campuran
Gunungjati Eksekutif Cirebon Gambir Hanya jadwal pagi, namun tidak berhenti di Pegaden Baru
Ekonomi
Cheribon Fakultatif Eksekutif Hanya dijalankan hari Minggu atau hari libur keagamaan.
Ekonomi
Tawang Jaya Eksekutif Pasar Senen Semarang Tawang Via CirebonTegal
Ekonomi
Gunungjati Eksekutif Gambir
Ekonomi
Ciremai Eksekutif Bandung Via CikampekTegal
Ekonomi
Gumarang Eksekutif Pasar Senen Surabaya Pasarturi Via CirebonSemarang Tawang
Bisnis
Harina Eksekutif Bandung Via CikampekSemarang Tawang
Ekonomi Premium
Jayabaya Eksekutif Pasar Senen Malang Via Semarang PoncolSurabaya Pasarturi
Ekonomi
Blambangan Ekspres Eksekutif Ketapang Via Semarang TawangSurabaya Pasarturi
Ekonomi

Galeri

sunting

Referensi dan catatan kaki

sunting
  1. ^ Grafik Perjalanan Kereta Api pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Jawa Tahun 2025 (PDF). Bandung: Kereta Api Indonesia (Persero). 2024-12-30. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2025-01-27 – via Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Fajrin, Muhammad Pascal (2024-06-09). "Sejarah Panjang Stasiun Cirebon yang Kini Berusia 112 Tahun". IRPS. Cirebon. Diakses tanggal 2024-06-09. 
  4. ^ Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia" (PDF). Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46). 
  5. ^ Iwan Hermawan (2021) Jalur Kereta Api Pelabuhan Cirebon : Jejak Angkutan Komoditas Perdagangan Pada Masa Kolonial Belanda 1897 - 1942 Forum Arkeologi Vol 23 No 1
  6. ^ Nusantara., Tim Telaga Bakti; Indonesia., Asosiasi Perkeretaapian (1997). Sejarah perkeretaapian Indonesia (edisi ke-Cet. 1). Bandung: Angkasa. ISBN 9796651688. OCLC 38139980. 
  7. ^ Staatsspoorwegen (1920–1931). Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1920-1931. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. 
  8. ^ (Indonesia) Profil stasiun Cirebon Diarsipkan 2016-03-06 di Wayback Machine. pada Indonesian Heritage Railway Diarsipkan 2013-09-17 di Wayback Machine.
  9. ^ (Indonesia) Renovasi stasiun Cirebon pada Media Indonesia Diarsipkan 2018-04-10 di Wayback Machine.
  10. ^ Sri Rahayu, Isna (9 Juni 2023). "Boarding Kereta Api Hanya dengan "Face Recognition", Registrasinya Kurang dari 1 Menit". Kompas.com. Jakarta: KG Media. Diakses tanggal 10 Juli 2023. 
  11. ^ "Kota Cirebon–Diana Sastra" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-01-21. 
  12. ^ (Indonesia)Revised _Laporan[pranala nonaktif permanen] Kecelakaan KA146_16 jan 03.do
  13. ^ (Indonesia) "Menhub Nyatakan Tabrakan KA di Cirebon Sebagai Tragedi Nasional". Diakses tanggal 9 April 2012. 
  14. ^ (Indonesia) Kereta Tragis Itu Kini Bernama Progo. "Tengakarta". Diakses tanggal 9 April 2012. 
  15. ^ (Indonesia) Kereta Empu Jaya Bertabrakan di Cirebon "Kereta Empu Jaya Bertabrakan di Cirebon". Liputan6.com. Diakses tanggal 9 April 2012. 
  16. ^ (Indonesia) Korban KA terus bergelimpangan. "Poskota.co.id". Diakses tanggal 9 April 2012. 
  17. ^ (Indonesia) "Sebagian Ruang Tunggu VIP Stasiun Cirebon Terbakar". Kompas.com. 2009-04-18. Diakses tanggal 9 April 2012. 
  18. ^ "Grafik Perjalanan Kereta Api Nasional di Jawa Tahun 2025" (PDF). Bandung: PT Kereta Api Indonesia. 30 Desember 2024. Diakses tanggal 1 Februari 2025 – via Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 

Pranala luar

sunting

(Indonesia) Situs resmi KAI dan jadwal kereta api

Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Cangkring
menuju Cikampek
Cikampek–Cirebon–Kroya
Cirebon Prujakan
menuju Kroya
Terminus Cirebon–Semarang Cirebon Prujakan
Cirebon–Semarang
Percabangan menuju Pelabuhan Cirebon
Cirebon Pelabuhan
Terminus