Koprofagia

makan kotoran
Revisi sejak 5 November 2007 10.33 oleh SieBot (bicara | kontrib) (bot Menambah: ca:Coprofàgia)

Coprophagia adalah konsumsi tinja, dari bahasa Yunani copros (tinja) dan phagein (makan). Banyak spesies binatang melakukan coprophagia, namun jarang dilakukan manusia.

Kupu-kupu sedang makan tinja

Serangga coprophagous memakan dan mencerna tinja binatang yang lebih besar; tinja ini mengandung makanan yang setengah dicerna. Sistem pencernaan herbivora tidak terlalu efisien, jadi makanan yang sudah setengah dicerna ini lebih mudah dimakan oleh mereka.

Coprophagia tidak lazim dalam manusia, dan dianggap sebagai akibat dari coprophilia. Mengkonsumsi tinja orang lain memiliki resiko tertular penyakit seperti hepatitis. Mengkonsumsi tinja sendiri juga mengandung resiko, karena bakteri perut dan telur cacing tidak aman dimakan. Resiko yang sama juga dihadapi oleh pelaku anilingus atau ass to mouth. Praktek coprophagia juga telah digambarkan dalam beberapa film.

Lewin (2001) menulis bahwa "... mengkonsumsi tinja onta yang masih baru dan hangat disarankan oleh Bedouin sebagai obat disentri; hal ini (mungkin karena kandungan subtilisin yang bersifat antibiotik dari Bacillus subtilis) telah dikonfirmasi oleh tentara Jerman di Afrika dalam perang dunia II."

Coprophagia dalam film

Coprophagia dalam literatur

Lihat juga

Rujukan

  • Lewin, Ralph A. (2001). ""More on Merde"". Perspectives in Biology and Medicine. 44 (4): 594–607. 
  • Hofmeister, Erik, Melinda Cumming, and Cheryl Dhein (2001). "Owner Documentation of Coprophagia in the Canine".. Accessed November 17, 2005.
  • Wise, T.N., and R.L. Goldberg (1995). ""Escalation of a fetish: coprophagia in a nonpsychotic adult of normal intelligence"". J. Sex Marital Ther. 21 (4): 272–5. 

Pranala luar