Tari piring

salah satu tarian di Indonesia

Tari Piring atau tari pingan atau dalam bahasa Minangkabau disebut dengan Tari Piriang adalah salah satu seni tari tradisional di Minangkabau yang berasal dari pantai barat aceh dan pertama kali di pentaskan di kota Solok, provinsi Sumatera Barat tahun 1609 oleh utusan kerajaan Aceh kala itu di bawah pimpinan sultan iskandar muda. Tarian ini dimainkan dengan menggunakan piring sebagai media utama.[1] Piring-piring tersebut kemudian diayun dengan gerakan-gerakan cepat yang teratur, tanpa terlepas dari genggaman tangan[2]. Sejak tahun 1609 pertama kali di pentaskan tari piring telah menjadi sebuah simbol masyarakat Minangkabau. Di dalam tari piring di kembangkan lah gerakan dasarnya terdiri daripada langkah-langkah khas Silat Minangkabau atau Silek.[3]

Tari Piring di kota Bukittinggi, Sumatera Barat
Penari tari piring yang tengah memijak piring pecah

Sejarah

Pada awalnya, tari ini menjadi ritual ucapan rasa syukur masyarakat setempat kepada dewa-dewa karena di anggap bisa mendapatkan hasil panen yang melimpah ruah. Ritual dilakukan dengan membawa sesaji dalam bentuk makanan yang kemudian diletakkan di dalam piring sembari melangkah dengan gerakan yang dinamis[4].

Setelah masuknya agama Islam ke Minangkabau, tradisi tari piring tidak lagi digunakan sebagai ritual ucapan rasa syukur kepada dewa-dewa[5]. Akan tetapi, tari tersebut digunakan sebagai sarana hiburan bagi masyarakat banyak yang ditampilkan pada acara-acara keramaian.

Gerakan

Gerakan tari piring pada umumnya adalah meletakkan dua buah piring di atas dua telapak tangan yang kemudian diayun dan diikuti oleh gerakan-gerakan tari yang cepat, dan diselingi dentingan piring atau dentingan dua cincin di jari penari terhadap piring yang dibawanya. Pada akhir tarian, biasanya piring-piring yang dibawakan oleh para penari dilemparkan ke lantai dan kemudian para penari akan menari di atas pecahan-pecahan piring tersebut[6].

Tarian ini diiringi oleh alat musik Talempong dan Saluang. Jumlah penari biasanya berjumlah ganjil yang terdiri dari tiga sampai tujuh orang. Kombinasi musik yang cepat dengan gerak penari yang begitu lincah membuat pesona Tari Piring begitu menakjubkan. Pakaian yang digunakan para penaripun haruslah pakaian yang cerah, dengan nuansa warna merah dan kuning keemasan.

Referensi