Cincin adalah perhiasan yang melingkar di jari. Secara tradisional, cincin biasanya terbuat dari logam mulia; seperti emas, perak, dan platina. Logam lainnya seperti baja antikarat, krom, besi, perunggu, kuningan, dan tembaga juga umum dipakai.[1] Cincin dapat berbentuk polos, berukir, atau bertatahkan intan, permata, ataupun batu akik. Kini, cincin dapat dibuat dari banyak bahan, seperti plastik, kayu, tulang, giok, kaca, karet dan bahan lainnya.

Cincin di jari Mary Nevill, 1559.
Cincin yang berasal dari abad 20-an di mesir

Sejarah

sunting

Kebiasaan memberi dan menerima cincin dimulai sejak lebih dari 4.800 tahun yang lalu. Cincin pernikahan biasanya dipasang di jari manis. Kebiasaan ini berakar dari kepercayaan bangsa Tudor abad ke-16 bahwa jari manis tangan kiri berhubungan dengan pembuluh darah yang terhubung langsung dengan jantung, dan bila memakainya di jari itu menunjukkan pula bahwa si pemakai sedang berada dalam sebuah hubungan.[2]

Penggunaan

sunting

Selain berfungsi sebagai perhiasan, secara tradisional, cincin biasanya merupakan bagian dari upacara pernikahan. Ia diberi saat pernikahan, pertunangan, atau sebagai hadiah yang diberi sebagai ungkapan janji setia dan tanda kasih sayang.[3]

Rujukan

sunting
  1. ^ Kusen. CATATAN SINGKAT MENGENAI CINCIN BERTULISAN "SRAMANA (PDF). 
  2. ^ "Top 10 Ring Facts | Rings.org.uk". rings.org.uk. Diakses tanggal 2020-05-22. 
  3. ^ Spirit, The Catholic (2022-01-11). "Wedding rings and marriage". TheCatholicSpirit.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-30. 

Pranala luar

sunting