Umbu Landu Paranggi

Revisi sejak 13 September 2015 15.47 oleh Warmlaw (bicara | kontrib) (menghapus Kategori:Penyair Sederhana menggunakan HotCat)

Umbu Landu Paranggi (lahir 10 Agustus 1943) adalah seorang penyair Indonesia yang sering disebut sebagai tokoh misterius dalam dunia sastra Indonesia sejak 1960-an. Konon beliau sebenarnya merupakan keluarga bangsawan yang lebih memilih mengabdikan diri kepada alam dengan menyembunyikan identitasnya. Emha Ainun Nadjib merupakan salah satu dari sedikit orang yang tahu betul asal-usul Umbu, karena Emha Ainun Nadjib ini merupakan salah satu "murid" kesayangan beliau, dan Umbu biasa memanggilnya dengan sebutan "Em".

Pada tahun 1970-an ia membentuk PSK (Persada Studi Klub), sebuah komunitas penyair, sastrawan, seniman dan sebagainya yang berpusat di Malioboro Yogyakarta. PSK, dikemudian hari dikenal sebagai salah satu komunitas sastra yang sangat mempengaruhi perjalanan sastrawan-sastrawan besar di Indonesia.

Walaupun dikenal sebagai Presiden Malioboro, mentor berbagai penyair "lulusan" Malioboro terkenal, seperti Emha Ainun Nadjib dan almarhum Linus Suryadi AG, ia sendiri seperti menjauh dari popularitas dan publik. Ia konon sering "menggelandang" sambil membawa kantung plastik berisi kertas-kertas, yang tidak lain adalah naskah-naskah puisi koleksinya. Orang-orang menyebutnya "pohon rindang" yang menaungi bahkan telah membuahkan banyak sastrawan kelas atas, tapi ia sendiri menyebut dirinya sebagai "pupuk" saja. "Kalau ada kata untuk mengungkapkan yang lebih sederhana, saya akan memakainya", begitu kata salah satu muridnya ketika menggambarkan kesederhaannya.

Secara teknis saya mengenal Umbu sebagai pemegang rubrik puisi dan sastra di Mingguan “Pelopor Yogya” yang berkantor di ujung utara Jl. Malioboro Yogyakarta. Bersama ratusan teman-teman yang belajar nulis puisi dan karya sastra, kami bergabung dalam “Persada Studi Klub”. Puluhan tahun kemudian saya menyadari bahwa saya tidak berbakat menjadi penyair, dan ternyata yang saya pelajari dari Umbu bukanlah penulisan puisi, melainkan “Kehidupan Puisi” – demikian menurut idiom Umbu sendiri, demikian kata Emha Ainun Nadjib menggambarkan sosok Umbu.

Saat ini Umbu Landu diketahui bermukim di Bali sebagai pengasuh rubrik Apresiasi di harian Bali Post.

Kutipan

  • "Kamu boleh mengidolakan seseorang, tapi jadilah dirimu sendiri".


Referensi

http://www.caknun.com/2012/presiden-malioboro/

http://www.caknun.com/2013/perpustakaan-dan-sadar-dokumentasi/

http://www.caknun.com/2013/peringatan-45-tahun-persada-studi-klub-di-rumah-budaya-ean/

http://www.caknun.com/2014/milad-nm-ke-3-dan-relaunching-majalah-sabana/