Sali Payak
Sali Payak SALI PAYAK Dikatakan Sali Payak karena bentuk batangnya pendek dan daunnya rindang melebar. Payak dalam bahasa semende artinya pendek. Sali payak yang sekarang menjadi desa pengembangan desa Ulu Danau, sekitar kurang lebih satu Km dari danau Rakihan, sebelumnya menjadi tempat peristirahatan setelah pendakian tebing kerikil pada zaman masih banyak menggunakan jalan kaki. Sebenarnya kata sali payak adalah nama sejenis pohon yang berbuah manis, bentuk buahnya seperti anggur. Kemudian batang sali payak yang ada disana sudah berusia tua, pada waktu kami masih kecil sekitar tahun 60-an sali payak itu sudah tua. Saat itu batang sali payak itu tempat kami istirtahat waktu mau jalan ke danau, dan seringkali tempat kami mencari buah sali itu sendiri, dengan ketinggian sekitar sepuluh meter dan daunnya rindang dijadikan tempat berteduh oleh warga yang lewat di jalan raya tersebut, apalagi posisinya setelah pendakian. Entah masih ada atau tidak pohon sali itu sendiri ditempat lainnya, buktinya anak-anak sekarang sudah banyak yang tidak tau lagi bagaimana bentuk sali itu sendiri, namun di Sali Payak sendiri batangnya sudah tidak ada lagi semenjak tempat itu dijadikan perkampungan. Disekitar itu dulu banyak sekali pohon jambu batu (seperti jambu jakarta). Pada zaman gerombolan pemberontakan (lokal) yang ikut-ikutan PRRI, buah jambu disekitar Sali Payak tidak ada yang berani mengambilnya karena takut dengan gerombolan pemberontak tersebut. Itu terjadi sekitar tahun 1959. Adapun pendakian tebing kerikil dikatakan tebing kerikil karena tebing itu penuh dengan bebatuan dalam bentuk kerikil, tapi menurut kami lebih besar dari kerikil. Sejak jalan itu diaspal, maka kerikil itu dengan sendirinya tidak terlihat lagi, kecuali bebatuan disampingnya.(Az Marzuq)