SEKILAS SEJARAH SINGKAT ULUDANAU RAKIHAN

Pada tahun 1888 yaitu saat gunung Krakatau meletus desa ini sudah ada, buktinya banyak cerita tentang hujan abu akibat gunung Krakatau meletus. Kemudian Danau Rakihan itu sendiri merupakan danau akibat gunung meletus atau bisa disebut kawah gunung karena disekitar danau itu dulu banyak ditemukan batu-batu bekas terbakar yang tentunya akibat gunung meletus, dan masih sering muncul belerang yang sering mewaernai air danau tersebut jika terjadi angin kencang(badai). Pendiri dusun ini pindahan dari Semendo Darat daerah Kabupaten Muara Enim Dusun Uludanau ini didirikan sekitar tahun 1700-1800 dengan pendirinya antara lain: Puyang TAMTU AGUNG DAN PUYANG BANGSERAJE. nama asli dusun Uludanau sebelum menjadi Uludanau adalah dusun TANJUNG BERINGIN (Sumber Mazrul Uludanau) yang berada disekitar masjid Al Hidayah Uludanau sekarang.Pada waktu gunung Krakatau meletus di desa uludanau juga kena hujan abu vulkanik, saat itu dusun uludanau rumahnya belum sampai 100 buah rumah. Sedangkan Uludanau masuk dalam wilayah OKU Selatan. Dahulunya Uludanau masuk wilayah Bengkulu Selatan dengan ibu kota kewedaan Bintuhan Kresidenan Bengkulu Propinsi Sumatera Selatan (yang dikenal dengan Sumatera bagian selatan). Dengan perjuanagn para tetua seperti alm. KH. Abd. Razak, alm. KH. Bustami, alm. KH. Marzuki dan beberapa lainnya masih dizaman Belanda desa ini masuk wilayah Kewedanaan Muaradua Kresidenan Palembang, kemudian berubah menjadi Propinsi Sumatera Selatan dengan Kabupaten OKU. Sekarang Kabupaten OKU sudah dimekarkan menjadi empat yaitu : Kota Baturaja, Kabupaten OKU, Kabupaten OKU Timur dan Kabupaten OKU Selatan. Yang dahulunya Uludanau masuk Kecamatan Pulau Beringin sekarang sudah menjadi kota kecamatan dari Kecamatan Sindang Danau. Setiap Kresidenan menjadi propinsi yaitu Propinsi Sumatera Selatan, Propinsi Lampung dan Propinsi Bengkulu. Dulu Babel masih wailayah Sumatera Selatan.Puyang Lebih Penghulu temannya Puyang PENGHULU yang terkenal sebagai pejuang kemerdekaan. Puyang Penghulu lahir di Ulu Danau dengan turun temurun tunggu tubang turun ke rumah Tamah masih puyang keturunan keluarga admin, . Kemudian ada seorang yang konon merupakan pelarian dari tentara Arab Saudi yang tidak mau tunduk kepada kekuasaan Wahabi zaman itu akhirnya menetap di Ulu Danau namanya Said Hasyim yang dikubur di "Sawah Ilie", isterinya Maspinah. Awalnya Ulu Danau adalah sebuah desa dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Namun demikian seiring dengan perjalanan waktu dan berkembangnya pembangunan, maka keberadaan ulu danau juga ikut berkembang. Pada tahun enam puluhan dan sebelumnya nasib rakyat Ulu danau tidak jauh berbeda dengan nasib rakyat pedesaan lainnya, terutama sekali masalah transportasi yang selalu menjadi momok bagi masyarakat. Betapa tidak, sebagai rakyat pedesaan dengan penghasilan dari perkebunan kopi yang perlu dipasarkan ke luar daerah memerlukan perjalanan jauh dengan berjalan kaki dan menggunakan alat angkut kuda beban. Penulis sendiri pada waktu masih belia sangat sering berjalan kaki untuk menjual hasil pertanian dan usaha orang tua. Pada era 70-an, perkembangan masyarakat mulai berubah ditandai dengan munculnya seorang putera daerah yaitu H.Alimarwan Hanan SH yang pada saat itu ikut bergabung ke Partai Politik dan berhasil menjadi anggota DPRD Propinsi. Sejak munculnya putera daerah menjadi anggota legislatif daerah maka seiring itu pula perkembangan desa Ulu Danau mulai berbenah diri, terutama sekali dengan perjuangan dari Alimarwan Hanan tersebut transportasi menuju Ulu Danau mulai diperbaiki walaupun memerlukan tahapan tahapan yang melelahkan, hingga sekarang sudah bisa menembus wilayah Bengkulu Selatan dengan kendaraan roda empat. Alhamdulillah sebelum H.Alimarwan Hanan hijrah ke Jakarta untuk menjadi anggota DPR pusat, maka nasib masyarakat Ulu Danau mulai berubah yaitu dengan semakin baiknya transportasi darat ke daerah tersebut. Perkembangan berikutnya yaitu setelah Alimarwan Hanan diangkat menjadi Menteri Koperasi dan UKM, maka masyarakat desa Ulu Danau ikut merasakan buah perjuangan beliau antara lain dengan munculnya berbagai kegiatan koperasi dan industri kecil di desa Ulu danau sebagai binaan dari Departemen Koperasi dan UKM wilayah Sumatera Selatan. Tidak hanya itu bahkan sekarang disesa uludanau yang tadinya gelap gulita sudah memiliki penerangan listrik melalui listrik PLN kerja sama dengan PLTA binaan koperasi, bahkan konon sekarang di uludanau sudah memiliki Air bersih dengan mengalirkan air bersih dari "Aik Pikhi'an" yang jernih dan sudah mengalir ke rumah-rumah penduduk Ulu danau. Penulis sendiri adalah putra dari H.Marzuki masih masuk keluarga besar dari kakanda H.Alimarwan Hanan SH yang berada dirantauan, namun karena keadaan belum dapat menyumbangkan apapun untuk masyarakat dusun laman. Cukup dulu tulisan kali ini, sampai jumpa di kesempatan lain. Jangan lupa kita kirim do'a dan fatihah buat alm.puyang Lebih Penghulu dan Puyang Pendiri dusun Uludanau, Puyang Pendiri Suku Semende yaitu Puyang Nurqadim yang terkenal dengan nama Puyang Awak. kemudian pejuang (pindah daerah istilah mereka) yaitu alm. KH. Abd. Razak, alm.KH. Marzuki, alm.KH. Bustami dan lain-lain dan pejuang terakhir yaitu alm. H. Alimarwan Hanan yang telah berjuang mengangkat derajat kehidupan suku semende umumnya, daerah Uludanau dan sekitarnya. Alfaaatihah

By. AZRO'I MARZUKI (Az Marzuq)



Cikal bakal SMP Negeri Uludanau (SMP Rakihan/SMP Satri): Sedikit cerite perjuangan para pendiri SMP Negeri Uludanau. Cikal bakal SMP ini Awalnye SMP ini namanya SMP Rakihan, mulai didirikan pada tahun 1963/1964 dengan jumlah murid pertama terdaftar 42 orang. yaitu: Abu Yakli, Dazrul Aini, Azra'i Marzuki, Darhupi, Saripuddin, Jauhari, Saukani, Darham, Sairuddin, Khusmi, Junaidi, Sadran, Samsul Ardi, Datul, Suldi, dan lain-lain. Tenaga gurunya diambilkan dari guru-guru Sekolah Dasar yang berpendidikan SGB sebagai guru pembuka seperti Kastalani, Abd. Mukti, Yunus, Aksamwardi, dll. Barulah kemudian datang pak Muchtar dari Jawa Timur yang sebelumnya menetap di Lampung. Dan menyusul kemudian Nabhan. Pak Nabhan merupakan kepala sekolah yang paling bersemangat mempertahankan keberadaan sekolah tersebut. Sampai akhirnya pada priode-priode akhir muncul seperti Asrari, Samsuddin, dan teruuuus sampai akhirnya membuahkan hasil menjadi SMP Negeri II Pulau Beringin di Ulu Danau dan tetap sampai sekarang. kemudian berganti menjadi SMP Satria. Angkatan Pertama naik kelas tiga sebanyak 10 orang, ikut ujian 7 orang, Lulus tiga orang dan ketiga-tiganya alhamdulillah jadi orang satu sebagai Anggota Polri dan terakhir menjadi anggota DPRD Bengkulu, satu lagi jadi Kepala Sekolah di dusun Ulda dan satu lagi jadi Guru di Perguruan Tinggi. Tapi ketigenye lah ndak pensiun gale, lah tuwe gale anye alhamdulillah ketigenye masih gibeduduk yaitu sape tanyekah nggah pak Nabhan mantan Kepala Sekolah SMP Satria Ulu Danau ye mbak ini menetap di Uludanau. SMP Satria ini alhamdulillah atas perjuangan putra-putra daerah lah njadi SMP Negeri Ulu Danau. Lokal pertame bekas kalangan ye dikbetunggu kemudian atas persetujuan tokoh masyarakat dinjuk dinding bene (gerebek), sebelumnya masih numpang di SD 1. Itulah jasa para tokoh masyarakat Uludanau, jadi pesan dengan para guru dan murid SMP Negeri Uludanau peliharalah sekolah tersebut dan jangan lupa jasa para pendirinya dan derita para pioner sebagai murid pertama. Pioner itu istilah pak Nabhan terhadap para murid pertama SMP tersebut. Waktu membuat jalan dipinggir tebing itu banyak jasa para patriot karena dengan memanggul cangkul gotong royong membangun jalan tersebut. Alhamdulillah katanya daerah Padanglibae umumnya sudah menjadi perkampungan. Selamat berjuang putra daerah dimanapun anda berada. Semoga uludanau menjadi daerah yang dikenal secara nasional.

Sali Payak

sunting

SALI PAYAK Dikatakan Sali Payak karena bentuk batangnya pendek dan daunnya rindang melebar. Payak dalam bahasa semende artinya pendek. Sali payak yang sekarang menjadi desa pengembangan desa Ulu Danau, sekitar kurang lebih satu Km dari danau Rakihan, sebelumnya menjadi tempat peristirahatan setelah pendakian tebing kerikil pada zaman masih banyak menggunakan jalan kaki. Sebenarnya kata sali payak adalah nama sejenis pohon yang berbuah manis, bentuk buahnya seperti anggur. Kemudian batang sali payak yang ada disana sudah berusia tua, pada waktu kami masih kecil sekitar tahun 60-an sali payak itu sudah tua. Saat itu batang sali payak itu tempat kami istirtahat waktu mau jalan ke danau, dan seringkali tempat kami mencari buah sali itu sendiri, dengan ketinggian sekitar sepuluh meter dan daunnya rindang dijadikan tempat berteduh oleh warga yang lewat di jalan raya tersebut, apalagi posisinya setelah pendakian. Entah masih ada atau tidak pohon sali itu sendiri ditempat lainnya, buktinya anak-anak sekarang sudah banyak yang tidak tau lagi bagaimana bentuk sali itu sendiri, namun di Sali Payak sendiri batangnya sudah tidak ada lagi semenjak tempat itu dijadikan perkampungan. Disekitar itu dulu banyak sekali pohon jambu batu (seperti jambu jakarta). Pada zaman gerombolan pemberontakan (lokal) yang ikut-ikutan PRRI, buah jambu disekitar Sali Payak tidak ada yang berani mengambilnya karena takut dengan gerombolan pemberontak tersebut. Itu terjadi sekitar tahun 1959. Adapun pendakian tebing kerikil dikatakan tebing kerikil karena tebing itu penuh dengan bebatuan dalam bentuk kerikil, tapi menurut kami lebih besar dari kerikil. Sejak jalan itu diaspal, maka kerikil itu dengan sendirinya tidak terlihat lagi, kecuali bebatuan disampingnya.(Az Marzuq)



The Truth

sunting

The truth learn to know yourself, did you know who exactly you are. The extent to which you know yourself. Habits we just like to investigate other people have not been able to investigate ourselves, whether we've done everything correctly, especially in the frame of "faith". By correcting and self-assess will probably reduce the habit of correcting others. Perhaps the good of other people will be more than ever the good we do for others.