Kota Depok

kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia
Revisi sejak 22 September 2015 08.06 oleh Kenrick95Bot (bicara | kontrib) (Bot: Penggantian teks otomatis (- di tahun + pada tahun, -Di tahun +Pada tahun))

Kota Depok adalah sebuah kota di Tatar Pasundan Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini terletak tepat di selatan Jakarta, yakni antara Jakarta-Bogor.

Kota Depok
Daerah tingkat II
Lambang resmi Kota Depok
Julukan: 
Kota Petir
Kota Belimbing
Motto: 
Paricara Dharma
Peta
Peta
Kota Depok di Indonesia
Kota Depok
Kota Depok
Peta
Koordinat: 6°23′24″S 106°49′48″E / 6.39000°S 106.83000°E / -6.39000; 106.83000
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
Tanggal berdiri27 April 1999
Dasar hukumUndang-undang Nomor 12 Tahun 1999
Ibu kotaDepok Jaya
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 11
  • Kelurahan: 63
Pemerintahan
 • Wali KotaDr. Ir. H. Nur Mahmudi Ismail, M.Sc.
 • Wakil Wali KotaK.H. Dr. Idris Abdul Shomad, M.A.
Luas
 • Total200,29 km2 (7,733 sq mi)
Peringkat33
Populasi
 (2010)[1]
 • Total1.738.570
 • Peringkat7
 • Kepadatan8,746/km2 (22,65/sq mi)
 • Peringkat kepadatan18
Demografi
 • AgamaIslam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha
 • BahasaIndonesia, dll
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
3276 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon021
0251
Pelat kendaraanB
Kode Kemendagri32.76 Edit nilai pada Wikidata
DAURp. 774.683.814.000.-
Situs webwww.depok.go.id

Depok dahulu adalah kota kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bogor, yang kemudian mendapat status kota administratif pada tahun 1982. Sejak 20 April 1999, Depok ditetapkan menjadi kotamadya (sekarang: kota) yang terpisah dari Kabupaten Bogor. Kota Depok terdiri atas 11 kecamatan, yang dibagi menjadi 63 kelurahan.

Depok merupakan kota penyangga Jakarta. Ketika menjadi kota administratif pada tahun 1982, penduduknya hanya 240.000 jiwa, dan ketika menjadi kotamadya pada tahun 1999 penduduknya 1,2 juta jiwa. Universitas Indonesia (kecuali Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, dan sebagian Program Pasca Sarjana) berada di wilayah Kota Depok.

Sejak bulan Juni 2012, Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail telah menetapkan program One Day No Car, yaitu program satu hari tanpa mobil bagi pejabat pemerintahan Kotamadya Depok. Program ini dilakukan setiap hari Selasa. [2]

Pada tahun 2015, Depok merupakan satu dari 10 kota di Indonesia yang mendapatkan Penghargaan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.[3] Penghargaan ini diberikan kepada pemerintah daerah yang mampu meningkatkan pendapatan daerah. Setiap tahun, Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) "disetor" ke Kementerian Dalam Negeri sebagai indikator tingkat keberhasilan suatu pemerintahan daerah dalam melaksanakan otonomi daerah.

Etimologi

Kata Depok berasal dari bahasa Sunda, yang kemudian berasal dari bahasa Kawi, berarti pertapaan atau tempat bertapa.[4] Secara tertulis, bukti yang menyebutkan adanya “depok” tercantum dalam naskah Belanda yang menyatakan bahwa Cornelis Chastelein membeli tanah di Depok dari seorang Residen di Cirebon yang bernama Lucas Meur pada 18 Mei 1696. Kemudian nama depok tercatat kembali dalam ekspedisi Inspektur Jendral VOC, Abraham van Riebeeck pada tahun 1704 dan 1709, ekspedisi ini merupakan survei wilayah ke pedalaman Sungai Ciliwung.[5]

Pendapat lain menyebutkan bahwa nama Depok/Depoc melainkan berasal dari akronim organisasi Kristiani yang didirikan Cornelis Chastelein, De Eerste Protestante Organisatie van Christenen, yang berarti 'Organisasi Kristen Protestan Pertama'.[6]

Sejarah

Terbentuknya kecamatan Depok

Berawal pada akhir abad ke 17 seorang saudagar Belanda, eks VOC, bernama Cornelis Chastelein (1657-1714) membeli tanah di Depok seluas 12,44 km persegi (hanya 6,2% dari luas kota Depok saat ini yang luasnya 200,29 km persegi) atau kurang dari 4 kali luas kampus UI Depok. Dengan harga 700 ringgit, dan status tanah itu adalah tanah partikelir atau terlepas dari kekuasaan Hindia Belanda. Cornelis Chastelein menjadi tuan tanah, yang kemudian menjadikan Depok memiliki pemerintahan sendiri, lepas dari pengaruh dan campur tangan dari luar. Daerah otonomi Chastelein ini dikenal dengan sebutan Het Gemeente Bestuur van Het Particuliere Land Depok. Pada zaman kemerdekaan Depok ini menjadi sebuah kecamatan yang berada di lingkungan Kewedanaan (Pembantu Bupati) wilayah Parung Kabupaten Bogor.

Depok bermula dari sebuah Kecamatan yang berada di lingkungan Kewedanaan (Pembantu Bupati) wilayah Parung Kabupaten Bogor, kemudian pada tahun 1976 perumahan mulai dibangun baik oleh Perum Perumnas maupun pengembang yang kemudian diikuti dengan dibangunnya kampus Universitas Indonesia (UI), serta meningkatnya perdagangan dan Jasa yang semakin pesat sehingga diperlukan kecepatan pelayanan.

Pada tahun 1981 Pemerintah membentuk Kota Administratif Depok berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1981 yang peresmiannya pada tanggal 18 Maret 1982 oleh Menteri dalam Negeri (H. Amir Machmud) yang terdiri dari 3 (tiga) Kecamatan dan 17 (tujuh belas) Desa, yaitu:

  1. Kecamatan Pancoran Mas, terdiri dari 6 (enam) Desa, yaitu Desa Depok, Desa Depok Jaya, Desa Pancoran Mas, Desa Mampang, Desa Rangkapan Jaya, Desa Rangkapan Jaya Baru.
  2. Kecamatan Beji, terdiri dari 5 (lima) Desa, yaitu: Desa Beji, Desa Kemiri Muka, Desa Pondok Cina, Desa Tanah Baru, Desa Kukusan.
  3. Kecamatan Sukmajaya, terdiri dari 6 (enam) Desa, yaitu: Desa Mekarjaya, Desa Sukma Jaya, Desa Sukamaju, Desa Cisalak, Desa Kalibaru, Desa Kalimulya.

Selama kurun waktu 17 tahun Kota Administratif Depok berkembang pesat baik dibidang Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan. Khususnya bidang Pemerintahan semua Desa berganti menjadi Kelurahan dan adanya pemekaran Kelurahan, sehingga pada akhirnya Depok terdiri dari 3 (Kecamatan) dan 23 (dua puluh tiga) Kelurahan, yaitu:

  1. Kecamatan Pancoran Mas, terdiri dari 6 (enam) Kelurahan, yaitu: Kelurahan Depok, Kelurahan Depok Jaya, Kelurahan Pancoran Mas, Kelurahan Rangkapan Jaya, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru.
  2. Kecamatan Beji terdiri dari (enam) Kelurahan, yaitu: Kelurahan Beji, Kelurahan Beji Timur, Kelurahan Pondok Cina, Kelurahan Kemirimuka, Kelurahan Kukusan, Kelurahan Tanah Baru.
  3. Kecamatan Sukmajaya, terdiri dari 11 (sebelas) Kelurahan, yaitu: Kelurahan Sukmajaya, Kelurahan Sukamaju, Kelurahan Mekar Jaya, kelurahan Abadijaya, Kelurahan Bakti Jaya, Kelurahan Cisalak, Kelurahan Kalibaru, Kelurahan Kalimulya, Kelurahan Cilodong, Kelurahan Jatimulya, Kelurahan Tirtajaya.

Terbentuknya kotamadya Depok

Dengan semakin pesatnya perkembangan dan tuntutan aspirasi masyarakat yang semakin mendesak agar Kota Administratif Depok diangkat menjadi Kotamadya dengan harapan pelayanan menjadi maksimum. Di sisi lain Pemerintah Kabupaten Bogor bersama–sama Pemerintah Provinsi Jawa Barat memperhatikan perkembangan tesebut, dan mengusulkannya kepada Pemerintah Pusat dan Dewan Perwakilan Rakyat.

Berdasarkan Undang–Undang Nomor 15 Tahun 1999, tentang pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok yang ditetapkan pada tanggal 20 April 1999, dan diresmikan tanggal 27 April 1999 berbarengan dengan Pelantikan Penjabat Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Depok yang dipercayakan kepada Drs. H. Badrul Kamal yang pada waktu itu menjabat sebagai Walikota Kota Administratif Depok.

Momentum peresmian Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan pelantikan penjabat Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Depok dapat dijadikan suatu landasan yang bersejarah dan tepat untuk dijadikan Hari Jadi Kota Depok.

Berdasarkan Undang–Undang Nomor 15 Tahun 1999, wilayah Kota Depok meliputi wilayah Administratif Kota Depok, terdiri dari 30 (tiga) kecamatan sebagaimana tersebut di atas ditambah dengan sebagian wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor, yaitu:

  1. Kecamatan Cimanggis, yang terdiri dari 1 (satu) kelurahan dan 12 (dua belas) desa, yaitu: Kelurahan Cilangkap, Desa Pasir Gunung Selatan, Desa Tugu, Desa Mekarsari, Desa Cisalak Pasar, Desa Curug, Desa Hajarmukti, Desa Sukatani, Desa Sukamaju Baru, Desa Cijajar, Desa Cimpaeun, Desa Leuwinanggung.
  2. Kecamatan Sawangan, yang terdiri dari 14 (empat belas) desa, yaitu: Desa Sawangan, Desa Sawangan Baru, Desa Cinangka, Desa Kedaung, Desa Serua, Desa Pondok Petir, Desa Curug, Desa Bojong Sari, Desa Bojong Sari Baru, Desa Duren Seribu, Desa Duren Mekar, Desa Pengasinan Desa Bedahan, Desa Pasir Putih.
  3. Kecamatan Limo yang terdiri dari 8 (delapan) desa, yaitu: Desa Limo, Desa Meruyung, Desa Cinere, Desa Gandul, Desa Pangkalan Jati, Desa Pangkalan Jati Baru, Desa Krukut, Desa Grogol.
  4. Dan ditambah 5 (lima) desa dari Kecamatan Bojong Gede, yaitu: Desa Cipayung, Desa Cipayung Jaya, Desa Ratu Jaya, Desa Pondok Terong, Desa Pondok Jaya.

Pemekaran kecamatan di kota Depok

Pemekaran Kecamatan di Kota Depok dari 6 (enam) menjadi 11 (sebelas) kecamatan merupakan implementasi dari Perda Kota Depok Nomor 08 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kecamatan di Kota Depok, yang diharapkan akan berdampak positif bagi masyarakat. Dengan bertambahnya jumlah kecamatan tersebut, akan semakin mendekatkan pelayanan sehingga memudahkan masyarakat dalam mengurus berbagai keperluannya yang membutuhkan layanan aparatur pemerintah di kecamatan.

Di samping itu, dengan pemekaran ini menjadikan setiap kecamatan hanya akan membawahi empat hingga tujuh kelurahan saja, di mana sebelumnya 6 hingga 14 Kelurahan, diharapkan camat dapat lebih intensif untuk berkoordinasi dengan para Lurah dan aparaturnya sehingga dapat memperkokoh fungsinya dalam mensukseskan program-program yang digulirkan Pemkot melalui berbagai OPD.

Adapun selengkapnya nama-nama kecamatan dan kelurahan hasil pemekaran berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2007 yang disahkan oleh DPRD Kota Depok, sebagai berikut:

  1. Kecamatan Beji meliputi wilayah kerja: Kelurahan Beji, Kelurahan Beji Timur, Kelurahan Kemiri Muka, Kelurahan Pondok Cina, Kelurahan Kukusan, dan Kelurahan Tanah Baru.
  2. Kecamatan Pancoran Mas meliputi wilayah kerja: Kelurahan Pancoran Mas, Kelurahan Depok, Kelurahan Depok Jaya, Kelurahan Rangkapan Jaya, Kelurahan Rangkap Jaya Baru, dan Kelurahan Mampang.
  3. Kecamatan Cipayung meliputi wilayah kerja: Kelurahan Cipayung, Kelurahan Cipayung Jaya, Kelurahan Ratu Jaya, Kelurahan Bojong Pondok Terong, dan Kelurahan Pondok Jaya.
  4. Kecamatan Sukmajaya meliputi wilayah kerja: Kelurahan Sukmajaya, Kelurahan Mekarjaya, Kelurahan Baktijaya, Kelurahan Abadijaya, Kelurahan Tirtajaya, dan Kelurahan Cisalak.
  5. Kecamatan Cilodong meliputi wilayah kerja: Kelurahan Sukamaju, Kelurahan Cilodong, Kelurahan Kalibaru, Kelurahan Kalimulya, dan Kelurahan Jatimulya.
  6. Kecamatan Limo meliputi wilayah kerja: Kelurahan Limo, Kelurahan Meruyung, Kelurahan Grogol, dan Kelurahan Krukut.
  7. Kecamatan Cinere meliputi wilayah kerja: Kerurahan Cinere, Kelurahan Gandul, Kelurahan Pangkal Jati Lama, dan Kelurahan Pangkal Jati Baru.
  8. Kecamatan Cimanggis meliputi wilayah kerja: Kelurahan Cisalak Pasar, Kelurahan Mekarsari, Kelurahan Tugu, Kelurahan Pasir Gunung Selatan, Kelurahan Harjamukti, dan Kelurahan Curug.
  9. Kecamatan Tapos meliputi wilayah kerja: Kelurahan Tapos, Kelurahan Leuwinanggung, Kelurahan Sukatani, Kelurahan Sukamaju Baru, Kelurahan Jatijajar, Kelurahan Cilangkap, dan Kelurahan Cimpaeun.
  10. Kecamatan Sawangan meliputi wilayah kerja: Kelurahan Sawangan, Kelurahan Kedaung, Kelurahan Cinangka, Kelurahan Sawangan Baru, Kelurahan Bedahan, Kelurahan Pengasinan, dan Kelurahan Pasir Putih.
  11. Kecamatan Bojongsari meliputi wilayah kerja: Kelurahan Bojongsari, Kelurahan Bojongsari Baru, Kelurahan Serua, Kelurahan Pondok Petir, Kelurahan Curug, Kelurahan Duren Mekar, dan Kelurahan Duren Seribu.

Kota Depok selain sebagai kota otonom yang berbatasan langsung dengan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta juga merupakan wilayah penyangga Ibu Kota Negara yang diarahkan untuk kota pemukiman, kota pendidikan, pusat pelayanan perdagangan dan jasa, kota pariwisata, dan sebagai kota resapan air.

Walikota pertama

Tahun 1997 seiring dengan pesatnya Depok sebagai salah satu kecamatan di Kabupaten Bogor, sudah saatnya diarahkan sebagai sebuah kota satelit yang mandiri. Maka dimulailah serangkain rencana strategis untuk menjadikan Kota Depok sebagai Kota yang mandiri. Untuk mengawal itu semua, tidak ada pilihan lain, maka Bupati Bogor menunjuk sosok birokrat aktifis yang berpengalaman, yakni Badrul Kamal sebagai Walikota Administratif Depok.

Tonggak perjuangan dimulai sejak Badrul Kamal, menjadi Walikota Administratif Depok, serangkaian perencanaan strategis menuju Kota yang mandiri dicanangkan. Akhirnya 3 tahun kemudian tepatnya tanggal 27 April 1999, berdasarkan Undang-Undang Nomor 15/1999 tentang Pembentukan Kotamadya Depok dan Cilegon, maka resmilah Depok Menjadi Kota Mandiri, hasil jerih payah seorang birokrat aktifis Badrul Kamal. [7]

Berkat perjuangannya yang didukung oleh jajaran birokrasinya, Depok yang masih bayi, pada tahun 2000 memilih pemimpinnya. Mudah ditebak, masyarakat Depok ingin pengabdian Badrul Kamal dilanjutkan, maka terpilihnya Badrul Kamal sebagai walikota Depok pertama pada tahun 2000-2005.

Geliat Bayi Depok menyeruak dan masyarakat guyup bersatu dengan pemimpinnya untuk membangun. Maka bayi yang baru lahir tersebut dalam rentang waktu lima tahun (thn 2000-2005) telah menjelma menjadi “bayi fenomenal”, bahkan saudara kembar, serta Bapak kandungnya sendiri seolah-olah iri melihat pesatnya Depok sebagai kota yang mandiri.

Sekolah-sekolah dibangun, puskesmas dibangun, jalan-jalan diperbaiki, bahkan Jalan Juanda yang menjadi kebanggaan hingga kini dibangun pada tahun ke 3 usia pemerintahan Badrul Kamal, Untuk mengantisipasi pesatnya pertumbuhan penduduk dan pesatnya ekonomi warga, pada tahun itu pula dicanangkan pembangunan ruas jalan tol. Peruntukan ruas jalan tol inilah yang direncanakan dalam perencanaan tata ruang wilayah Kota Depok. Untuk mewujudkan rencana itu kemudian Panitia Khusus RT RW Kota Depok 2000-2010 dibentuk yang di ketuai oleh Agus Sutondo. Maka melalui RTRW Kota Depok 2000-2010, Akhirnya perencanaan ruas Jalan Tol Cinere-Jagorawi dan rencana ruas jalan tol Depok-Antasari dapat terwujud yang nantinya akan menghubungkan wilayah Jakarta, Depok dan Bogor.[8]

Tingkat perekonomian tumbuh diatas rata” nasional. Masyarakat hidup dalam alam toleransi. Kota Depok yang plural bahkan bisa dibilang “Indonesia Mini”, mendapatkan perlakuan yang sama. “Badrul Kamal” sebagai pemimpin berdiri di atas semua golongan. Namun apa daya waktu lima tahun terlalu cepat untuk mengejar ketertinggalan Depok di wilayah Penyangga Ibukota ini. Tahun 2005 Badrul Kamal mengakhiri pengabdiannya yang pertama. Depok telah memilih pemimpinnya yang baru. Dengan segudang harapan dan impian “clean government and good governant”[9]

Walikota Administratif

Dari tahun 1982 – 1999, penyelenggaraan pemerintah Kota Administratif Depok mengalami pergantian Kepemimpinan sebagai berikut:[10]

Komunitas warga

Berkembangnya Kota Depok menjadi kota dengan populasi hampir 2 juta jiwa. Hal ini mempengaruhi banyak bermunculannya komunitas di Kota Depok.

Kuliner

Belimbing terpilih sebagai ikon kota Depok. Belimbing yang terkenal dari kota Depok adalah belimbing dewa. Buahnya yang berwarna kuning-orange keemasan, mengandung vitamin C dan A yang cukup tinggi. Rasa manisnya dipercaya sebagai obat herbal penurun darah tinggi/hipertensi, kencing manis, nyeri lambung, dan lain-lain. Belimbing sangat prospektif dikembangkan di kota Depok dan kini telah menjadi buah unggulan kota Depok. Selain itu belimbing di daerah ini juga sudah dibuat sebagai dodol bersama dengan jambu merah.

Julukan

  • Kota Belimbing

Belimbing yang terkenal dari kota Depok adalah belimbing dewa. Belimbing sangat Prospektif dikembangkan di kota Depok dan kini telah menjadi buah unggulan kota Depok.

  • Kota Petir

Kota Depok dijuluki Kota Petir, dikarenakan Kota Depok adalah satu-satunya kota di dunia yang terdapat petir paling berbahaya di dunia dan paling sering terjadi.

  • "'Kota Layangan"'

Kota Depok di juluki Kota Layangan, karena di langit Kota Depok di penuhi banyak layangan yang di terbangakan dari berbagai penjuru Kota Depok.

Pendidikan

Kota Depok memiliki sekitar 2087 sekolah, 8109 siswa dan 313 guru[11][12].

Sekolah

  • MI Sirojul Athfal, Sukmajaya
  • MI Arrahman Durenseribu, Bojongsari
  • MTs-MA-SMA-SMK YPPD Depok
  • RA-PAUD AN-Nizhomiyah
  • TK-SD-SMP Siloam
  • TK-SDIT-SMPI-Pesantren Al-Hamidiyah
  • SDIT Al-Muqorobin
  • TK-SD Islam Terpadu Izzati
  • TK-SD-SMP Tunas Iblam
  • TK-SD-SMP-Islam Terpadu Daarul Fikri
  • SD-SMP-Islam Terpadu AL-Qalam
  • SD-SMP Holy Faithful Obedient National Plus
  • PG-TK-SD-SMP-SMA-SMK Cakra buana
  • TK-SD-SMP-SMA Persatuan Sekolah Kristen Djakarta
  • SMP-SMA Cornelis Chastelin
  • TK-SD-SMP-SMA Islam Dian Didaktika
  • PG-TK-SD-SMP Islam Terpadu Rahmaniyah
  • TK-SD-SMP Islam Terpadu Darul Abidin
  • PG-TK-SD-SMP-SMA Islam Terpadu Nurul Fikri
  • PG-TK-SD-SMP-SMA Katolik Mardi Yuana
  • PG-TK-SD Tunas Global Nasional Plus
  • PG-TK-SD Eureka
  • SD Islam Terpadu Bina Insan Kamil
  • TK-SD-SMP-SMA Tugu Ibu I & II
  • TK-SD Pemuda Bangsa
  • SD-SMP-SMA Katolik Mardi Yuana
  • TK-SD-SMP Kristen Permata Bunda
  • TK-SD-SMP Katolik Santa Theresia
  • PAUD-MI PLUS Al-Islamiyah
  • MI PLUS- MTS PLUS- SMA PRO An-Nizhomiyah[13]
  • SD-SMP-SMU Cakra Buana
  • SD-SMP-SMA Pondok Daun
  • SD-SMP-SMA Pribadi
  • PG-TK-SD Bright Kiddie Cimanggis
  • SMP-SMA Bina Taruna Bangsa
  • SMP-SMA Labschool Cinere
  • SMP-SMA-SMK Yadika 12 Limo
  • SDN Anyelir 1 Depok
  • SDN Beji 1 Depok
  • SDN Beji 2 Depok
  • SDN Beji 4 Depok
  • SDN Beji 5 Depok
  • SDN Beji 6 Depok
  • SDN Beji 7 Depok
  • SDN Depok Jaya 1
  • SDN Depok Jaya 2
  • SDN Depok Jaya 3
  • SDN Depok Jaya 4
  • SDN Depok Jaya 5
  • SDN Depok Jaya 7
  • SDN Depok Baru 2
  • SDN Depok Baru 3
  • SDN Depok Baru 4
  • SDN Depok Baru 5
  • SDN Depok Baru 6
  • SDN Depok Baru 7
  • SDN Depok Baru 8
  • SDN RRI Cisalak Sukmajaya
  • SDN Cisalak 4 Sukmajaya
  • SDN RRI Nasional Sukmajaya
  • SDN Limo 1 Depok
  • SDN Limo 2 Depok
  • SDN Limo 3 Depok
  • SDN Cinere 1 Depok
  • SDN Meruyung Depok
  • SDN Pancoran Mas 2
  • SDN Pitara 01
  • SDN Pitara 02
  • SDN Ratu Jaya I
  • SDN Ratu Jaya II
  • SDN Parung Bingung 1&2 Depok [14]
  • SDN Cipayung 01
  • SDN cipayung 02
  • SDN Cipayung 03
  • SDN Citayam 4 Cipayung
  • SMP Fajar Plus Depok
  • SDN Kemirimuka 1 Depok
  • SDN Kemirimuka 2 Depok
  • SDN Pondok Cina 1 Depok
  • SDN Pondok Cina 2 Depok
  • SDN Pasir Putih 3 Depok
  • SDN Kemirimuka 3 Depok
  • SDN Pondok Cina 3 Depok
  • SDN Pondok Cina 4 Depok
  • SDN Pondok Cina 5 Depok
  • SDN Tanah Baru 1 Depok
  • SDN Tanah Baru 2 Depok
  • SDN Tanah Baru 3 Depok
  • SDN Tanah Baru 4 Depok
  • SDN Cikumpa Depok
  • SDN Mekarjaya 11 Depok
  • SDN Mekarjaya 6 Depok
  • SDN Mekarjaya 15 Depok
  • SDN Baktijaya 3 Depok
  • SDN Mekarjaya 27 Depok
  • SDN Mekarjaya 14 Depok
  • SDN Mekarjaya 12 Depok
  • SDN Mekarjaya 30 Depok
  • SDN Mekarsari 1 Cimanggis Depok
  • SDN Mekarsari 2 Cimanggis Depok
  • SDN Mekarsari 3 Cimanggis Depok
  • SDN Abadijaya 6 Depok
  • SDN Abadijaya 2 Depok
  • SDN Mampang 1 Depok
  • SDN Mampang 2 Depok
  • SDN Mampang 3 Depok
  • SMP Negeri 1 Depok
  • SMP Negeri 2 Depok (RSBI)
  • SMP Negeri 3 Depok (SSN)
  • SMP Negeri 4 Depok
  • SMP Negeri 5 Depok
  • SMP Negeri 6 Depok
  • SMP Negeri 7 Depok
  • SMP Negeri 8 Depok
  • SMP Negeri 9 Depok
  • SMP Negeri 10 Depok
  • SMP Negeri 11 Depok
  • SMP Negeri 12 Depok
  • SMP Negeri 13 Depok
  • SMP Negeri 14 Depok
  • SMP Negeri 15 Depok
  • SMP Negeri 16 Depok
  • SMP Negeri 17 Depok
  • SMP Negeri 18 Depok
  • SMP Negeri 19 Depok
  • SMP Bina Sejahtera
  • SMP Setia Negara
  • SMP Prisma Depok
  • SMK Prisma Depok
  • SMK Setia Negara
  • SMP Gelora
  • SMP Citra Negara
  • SMP Kesuma Bangsa
  • SMP Pelita Dua
  • SMP YAPPA
  • SMK Bina Rahayu
  • SMA Negeri 1 Depok (RSBI)
  • SMA Negeri 2 Depok (RSBI)
  • SMA Negeri 3 Depok
  • SMA Negeri 4 Depok
  • SMA Negeri 5 Depok
  • SMA Negeri 6 Depok
  • SMA Negeri 7 Depok
  • SMA Negeri 8 Depok
  • SMA Negeri 9 Depok
  • SMA Negeri 10 Depok
  • SMA Negeri 11 Depok
  • SMA Negeri 12 Depok
  • SMA Negeri 13 Depok
  • SMA Muhammadiyah
  • SMA Lazuardi GIS
  • SMP Budi Bhakti Depok
  • SMA Budi Bhakti Depok
  • SMP Ganesa Satria Depok
  • SMK Ganesa Satria Depok
  • SD Islam Terpadu Al-Muhajirin
  • MI Al-Muhajirin
  • SMP Islam Al-Muhajirin
  • SMK Islam Al-Muhajirin
  • SMA Pemuka Depok
  • SMA Sejahtera 1 Depok
  • SMK Negeri 1 Depok
  • SMK Negeri 2 Depok
  • SMK Ekonomika
  • SMK Nasional
  • SMK Fajar Depok
  • STM Kesuma Bangsa
  • STM BASKARA Depok
  • TK-SMP-SMA Yapemri
  • SMP-SMK-SMA Budi Utomo
  • SMK Indonesia Global
  • Yayasan Pendidikan Budaya Indonesia (Paket A, B, C)
  • SDN Sukamaju 4 Kecamatan Tapos
  • SLB Pondok Daun Kecamatan Cimanggis
  • SMK Tritura

Perguruan tinggi

Angkutan umum

  • D01: Terminal Depok – Depok Dalam PP
  • D02: Terminal Depok – Depok II Tengah/Timur PP
  • D03: Terminal Depok – Sawangan PP
  • D04: Terminal Depok – Beji - Kukusan PP
  • D05: Terminal Depok – Citayam - Bojong Gede PP
  • D06: Terminal Depok – Pasar Cisalak PP
  • D07: Terminal Depok – Rawa Denok PP
  • D07A: Terminal Depok – Pitara - Citayam PP
  • D08: Terminal Depok – BBM - Kalimulya PP
  • D09: Terminal Depok – Studio Alam - Kalimulya PP
  • D10: Terminal Depok – Parung Serab - Kalimulya PP
  • D11: Terminal Depok – Kelapa Dua - Palsigunung PP
  • 110: Terminal Depok - Cinere PP
  • S16: Terminal Depok - Pondok Labu PP
  • D15: Terminal Depok – Simpangan Limo PP
  • M03: Terminal Depok - Pasar Minggu
  • Kopaja 63: Terminal Depok - Blok M
  • Patas AC 18: Terminal Depok - Pulo Gadung via Bogor Raya - Ps. Rebo - UKI - Bypass - Cempaka Mas
  • Patas AC 80: Terminal Depok - Tj. Priok
  • Patas AC 81: Terminal Depok - Kalideres
  • Patas AC 84: Terminal Depok - Pulo Gadung
  • Patas AC 134: Terminal Depok - Ps. Senen
  • 112: Terminal Depok - Kampung Rambutan
  • Deborah mini: Terminal Depok - Lebak Bulus
  • Deborah besar: Terminal Depok - Kali Deres
  • P54 : Terminal Depok - Grogol
  • D21: Sawangan - Bedahan – Duren Seribu PP
  • D25: Sawangan - Curug – Pondok Petir PP
  • D26: Sawangan – Citayam PP
  • D27: Perum Komp. Arco-Sawangan – Cinangka PP
  • 114: Grogol - Ciputat PP
  • 102: Parung bingung - Pondok labu
  • 105: Terminal Depok - Tanah Baru - Pondok labu
  • 61: Cakra - Pasar Minggu
  • M04: Depok Timur - Pasar Minggu
  • Mekarjaya: Depok timur - Kp.Rambutan
  • D17: Terminal jati jajar - Tapos - Cibubur Junction via tol Cibubur - Leuwinanggung PP
  • 35 : Cisalak - RTM - Akses UI – Palsigunung PP
  • 37 : Simpangan - Kp.Rambutan
  • 69 : Cisalak - Pekapuran – Leuwinanggung PP
  • 79 : Cisalak - auri - Leuwinanggung
  • 97 : Cisalak - Cibubur
  • 107: Cisalak -Gas Alam – Leuwinanggung PP
  • P01: Cisalak - Cileungsi
  • 129: Mekarsari - Pasar Minggu
  • T11: Mekarsari - Cililitan
  • 72 : Kalimulya - Cibinong
  • 62 : Leuwinaggung - Cibinong
  • 83 : Tanah baru - Lenteng agung
  • D.18: Jl.Bakti Abri-Gg.Nangka PP
  • Medal Jaya: Depok-Sukabumi
  • 41: Cisalak-Cibinong

Perekonomian

Perkembangan Kota Depok dari aspek geografis, demografis maupun sumber pendapatan begitu pesat, terutama di bidang administrator pembangunan.

Ada beberapa indikator yang dapat dipergunakan sebagai acuan tentang pertumbuhan ekonomi di Kota Depok. Pertama, Indeks daya beli masyarakat Depok semakin meningkat dari tahun ke tahun. Sisi daya beli terjadi peningkatan indeks daya beli dari 576,76 pada tahun 2006 menjadi 586,49 pada tahun 2009.

Kedua, capaian Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Depok pada tahun tahun 2009: 6,22%. Kontribusi paling dominan terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) dan LPE, dari subsektor perdagangan dan jasa.

Ketiga, terjadi peningkatan dari tahun ke tahun pada peranan sektor tersier, yaitu dari 50,42% pada tahun 2006 menjadi 52,77% pada tahun 2009. Indikasi tersebut menandakan bahwa masyarakat Depok sudah dapat memenuhi kebutuhan sektor primer maupun sekunder.

Laju ekonomi yang meningkat tersebut, telah menjadikan Depok sebagai kota jasa dan perdagangan. Hal itu terlihat secara nyata dengan semakin banyaknya layanan sektor jasa dan perdagangan yang bermunculan di Kota Depok, seperti restauran, Mall, tempat-tempat usaha dan layanan jasa lainnya[15].

Pada tahun 2011, perekonomian Depok dijadikan percontohan oleh Timor Leste dengan hadirnya Menteri Ekonomi dan Pembanguna Timore Leste, Joe Mendes Gonzales[16].

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada 2012 pertumbuhan perekonomian Kota Depok mencapai 7,1%. Angka tersebut jauh melebihi pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat sebesar 6,2%[17]. Usaha jasa perorangan di Depok turut mendorong laju pertumbuhan ekonomi sekitar 10,56 persen. Layanan jasa yang menyokong perekonomian Depok antara lain dari jasa pencucian baju (laundry), servis motor, salon dan guru privat. Usaha-usaha itu berada di tengah-tengah pemukiman masyarakat[18].

Pusat perbelanjaan

Rumah sakit

Media lokal

Lihat pula

Referensi

Pranala luar

  Kota Provinsi Populasi     Kota Provinsi Populasi
1 Jakarta Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11.135.191  
Kota Depok
7 Makassar Sulawesi Selatan 1.477.861
2 Surabaya Jawa Timur 3.017.382 8 Batam Kepulauan Riau 1.294.548
3 Bandung Jawa Barat 2.579.837 9 Pekanbaru Riau 1.138.530
4 Medan Sumatera Utara 2.539.829 10 Bandar Lampung Lampung 1.073.451
5 Palembang Sumatera Selatan 1.781.672 11 Padang Sumatera Barat 939.851
6 Semarang Jawa Tengah 1.699.585 12 Malang Jawa Timur 885.271
Sumber: Data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (per 30 Juni 2024). Catatan: Tidak termasuk kota satelit.

6°22′21″S 106°49′39″E / 6.37250°S 106.82750°E / -6.37250; 106.82750