Festival Film Indonesia

penghargaan tahunan bagi insan perfilman Indonesia

Festival Film Indonesia (FFI) merupakan ajang penghargaan tertinggi bagi dunia perfilman di Indonesia. FFI pertama kali diselenggarakan pada tahun 1955 dan berlanjut pada tahun 1960 dan 1967 (dengan nama Pekan Apresiasi Film Nasional), sebelum akhirnya mulai diselenggarakan secara teratur pada tahun 1973.

Festival Film Indonesia
Penghargaan terkini: Festival Film Indonesia 2014
Piala Citra, penghargaan bagi insan perfilman Indonesia
DeskripsiPrestasi dalam perfilman Indonesia
NegaraIndonesia
Dipersembahkan olehBadan Perfilman Indonesia
Diberikan perdana1955 (Piala Citra)
1986 (Piala Vidia)[1]
Situs webhttp://www.kkffi.or.id/, https://festivalfilm.id/ Sunting ini di Wikidata
Berkas:Piala Citra 2008.png
Piala Citra FFI sejak 2008 hingga 2013

Mulai penyelenggaraan tahun 1979, sistem Unggulan (Nominasi) mulai dipergunakan. FFI sempat terhenti pada tahun 1992, dan baru diselenggarakan kembali tahun 2004. Pada perkembangannya, diberikan juga penghargaan Piala Vidia untuk film televisi.

Piala

Berkas:Piala Baru FFI.jpg
3 nominasi piala baru FFI pada 2008

Pada tahun 1966 mulai diberikan Piala Citra kepada pemenang penghargaan. Piala Citra yang dipergunakan hingga FFI 2007 ini merupakan hasil rancangan dari seniman patung (Alm) Sidharta. Ketika FFI yang semula diselenggarakan Yayasan Film Indonesia (YFI) diambil alih oleh pemerintah, tahun 1979, Piala Citra pun disahkan oleh Menteri Penerangan masa itu, yaitu Ali Murtopo.

Citra sendiri yang berarti 'bayangan' atau 'image' awalnya adalah sebuah sajak karya Usmar Ismail. Sajak ini kemudian dijadikan sebagai karya lagu oleh Cornel Simanjuntak. Berikutnya Usmar Ismail menjadikannya sebagai sebuah film. Dalam tradisi FFI, Citra kemudian dijadikan nama piala sebagai simbol supremasi prestasi tertinggi untuk bidang perfilman.[2] Sebelumnya ada beberapa nama yang diusulkan untuk Piala ini yaitu:

  1. Citra (Bayangan Wajah)
  2. Mayarupa (Bayangan yang Terwujudkan)
  3. Kumara (Cahaya Badan)
  4. Wijayandaru (Cahaya Kemenangan)
  5. Wijacipta (Kreasi Besar)
  6. Prabangkara (Nama Ahli Sungging Majapahit)
  7. Mpu Kanwa (Nama Sastrawan Majapahit)

Pada FFI 2008 mulai digunakan Piala Citra bentuk baru. Sejumlah seniman seni rupa dan seni patung bekerja membuat rancangan Piala Citra dengan mengubah desain Piala Citra yang terwujud selama ini yaitu yaitu Heru Sudjarwo, S.Sn., M.A., (Kordinator), Prof. Drs. Yusuf Affendi MA, Drs. H. Dan Hisman Kartakusumah, Indros Sungkowo, dan Bambang Noorcahyo, S.Sn.[3] Rancangan menjadi simbol bagi semangat baru penyelenggaraan FFI.[4]

Namun pada penyelenggaraan FFI 2014, piala citra kembali diubah kembali ke bentuk awalnya yakni rancangan Gregorius Sidharta dengan sedikit modifikasi ulang oleh Dolorosa Sinaga. Hal ini sebagai simbol kembalinya penyelenggaraan FFI kepada semangat awal.

Penghargaan

Pada setiap penyelenggaraan FFI, dibagikan Piala Citra untuk 16 kategori, yaitu:

Kategori lain yang pernah ada:

Selain itu diberikan juga penghargaan untuk Film Dokumenter Terbaik dan Film Pendek Terbaik. FFI juga sering memberikan penghargaan khusus untuk kategori yang berbeda-beda dalam setiap penyelenggaraannya.

Sejauh ini, belum ada satupun film yang memenangkan keenam piala utama dipenghargaan ini (Film Terbaik, Penyutradaraan Terbaik, Pemeran Utama Pria Terbaik, Pemeran Utama Wanita Terbaik, Pemeran Pendukung Pria Terbaik, dan Pemeran Pendukung Wanita Terbaik). Rekor terjauh masih dipegang oleh 3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta pada tahun 2010 yang memenangkan 5 piala dari 6 puala utama yaitu Film Terbaik, Penyutradaraan Terbaik, Pemeran Utama Pria Terbaik, Pemeran Utama Wanita Terbaik, dan Pemeran Pendukung Pria Terbaik disusul dengan Ibunda pada tahun 1986 dan Arisan! pada tahun 2004, masing-masing memenangkan 4 piala dari 6 piala utama. Ibunda menang dikategori Film Terbaik, Penyutradaraan Terbaik, Pemeran Utama Wanita Terbaik, dan Pemeran Pendukung Wanita Terbaik. Arisan! menang Film Terbaik, Pemeran Utama Pria Terbaik, Pemeran Pendukung Pria Terbaik, dan Pemeran Pendukung Wanita Terbaik.

Perayaan Penghargaan

Berikut ini adalah daftar perayaan penghargaan Festival Film Indonesia dalam kurun 5 tahun terakhir hingga saat ini.

Piala Citra FFI

Penghargaan Tanggal Film Bioskop Terbaik Pemeran Utama Pria Terbaik Pemeran Utama Wanita Terbaik Penyutradaraan Terbaik Pembawa Acara Tempat Penyelenggaraan
Festival Film Indonesia 2010 6 Desember 2010 3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta Reza Rahardian Laura Basuki Benni Setiawan Raffi Ahmad, Atiqah Hasiholan, Vincent Ryan Rompies. Central Park, Jakarta Barat
Festival Film Indonesia 2011 10 Desember 2011 Sang Penari Emir Mahira Prisia Nasution Ifa Isfansyah Reza Rahardian, Nirina Zubir Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Utara
Festival Film Indonesia 2012 8 Desember 2012 Tanah Surga... Katanya Donny Damara Acha Septriasa Herwin Novianto Ringgo Agus Rahman, Mike Lucock Pelataran Benteng Vredeburg, Yogyakarta
Festival Film Indonesia 2013 7 Desember 2013 Sang Kiai Reza Rahardian Adinia Wirasti Rako Prijanto Andhika Pratama, Gading Marten, Nirina Zubir Marina Convention Center, Semarang, Jawa Tengah
Festival Film Indonesia 2014 6 Desember 2014 Cahaya Dari Timur: Beta Maluku Chicco Jericho Dewi Irawan Adriyanto Dewo Steny Agustaf, Indy Barends Palembang Sports and Convention Center, Palembang, Sumatera Selatan

Piala Vidia FFI

Penghargaan Tanggal Film Televisi Terbaik Pemeran Utama Pria Terbaik Pemeran Utama Wanita Terbaik Penyutradaraan Terbaik Pembawa Acara Tempat Penyelenggaraan
Festival Film Indonesia 2006 2 Desember 2006 Sebatas Aku Mampu1
Tante Tuti2
Ringgo Agus Rahman Dina Olivia Rudi Soedjarwo Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat
Piala Vidia FFI Tidak Diselenggarakan Pada Tahun 2007-2010
Festival Film Indonesia 2011 12 Desember 2011 Bakpao Ping Ping Ringgo Agus Rahman Maudy Koesnaedi Viva Westi Vincent Ryan Rompies, Jessica Iskandar Studio RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta Barat
Festival Film Indonesia 2012 29 November 2012 Pahala Terindah Slamet Rahardjo Ratna Riantiarno Herwin Novianto Ronal Surapradja, Tike Priatnakusumah Balai Sarbini, Jakarta Pusat
Festival Film Indonesia 2013 27 November 2013 Pahlawan Terlupakan Epy Kusnandar Nova Eliza Guntur Soehardjanto Andhika Pratama, Gading Marten, Narji, Shareena Rizky Teater Tanah Airku, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur
Festival Film Indonesia 2014 5 Desember 2014 Garis Finish Surya Saputra Yuki Kato Hestu Saputra TBA Grand Ballroom Aryaduta Hotel, Palembang, Sumatera Selatan

Catatan

1. 1Piala Vidia untuk Film Cerita Lepas Televisi FFI
2. 2Piala Vidia untuk Film Cerita Berseri Televisi FFI

Kontroversi

Pada tahun 2006 FFI menyatakan Ekskul sebagai film terbaik dengan menyabet tiga piala Citra dalam ajang Festival Film Indonesia 2006. Hal ini menimbulkan protes dari seluruh sineas film yang pernah menerima penghargaan Piala Citra sebelumnya. Sebagai bentuk protes mereka mengembalikan seluruh penghargaan mereka, karena menganggap bahwa film Ekskul tidak layak sebagai film terbaik, di antaranya karena adanya unsur plagiat, dan melanggar hak cipta sebab menggunakan ilustrasi musik dari film-film luar negeri yakni Taegukgi, Gladiator, dan Munich. Mereka secara tegas menolak keputusan juri FFI 2006. [5]

Berdasarkan Surat Keputusan (SK) bernomor 06/KEP/BP2N/2007, tentang Pembatalan Piala Citra Utama untuk Film Terbaik yang ditanda-tangani oleh ketua BP2N, Deddy Mizwar, Piala Citra untuk Sutradara Terbaik Festival Film Indonesia 2006 itu secara resmi dibatalkan. [6]

Mulai tahun 2014, FFI dilaksanakan oleh Badan Perfilman Indonesia (BPI). Dan sejak 2014 itu, sistem penjurian FFI diubah. Kemala Atmojo, yang membawahi bidang Festival Film Dalam negeri (SekarangKetua BPI), mengubah total sistem penjurian FFI. Sejak 1955, FFI selalu dinilai oleh panel Dewan Juri antara 7 sampai 9 orang. Namun, mulai 2014 diubah menjadi 100 orang. Sistem penjuriannya dilakukan dalam dua tahap dan melibatkan akuntan publik.

Pada tahap awal (pertama), dibentuk kelompok dewan juri sesuai dengan kehalian masing-masing bidang. Dewan Juri Tahap I ini hanya menilai bidang tertentu saja, misalnya, editing atau musik. Hasil peniliana juri tahap awal ini dikirim langsung ke akuntan publik, yang kemudian melakukan rekpitulasi. Hasil rekapitulasi dari tiap-tuap kelompok dewan juri ini menghasilkan nominasi.

Lalu, nominamsi masing-masing ketagori dikirim ke semua dewan juri lagi. Pada tahap ini seluruh dewan jur menilai semua kategori (namun yang sudah masuk dalam nominasi). Hasil penilian Tahap II ini juga dikirim langsung ke akuntan publik. Kemudian akuntan publik merekapitulasi kembali dan hasilnya diserahkan kepada pembaca pemenang pada saat Malam Puncak.

Sistem peniliaian model baru ini kemudian diteruskan dalam FFI 2015 yang juga dilaksanakan oleh BPI.

.

Referensi

Pranala luar