Soekemi Sosrodihardjo
Raden Soekemi Sosrodihardjo adalah seorang guru di Surabaya dan ayah dari presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno. Ia diangkat sebagai guru pada bulan Agustus 1898 di Surabaya. Tanggal ini berdasarkan tulisan ia yang bersumber dari buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat, karya Cindy Adam. R. Soekeni sebagai guru pemerintah Kolonial Belanda tinggal di kampung Pandean, dan sungai Kali Mas masih berfungsi sebagai jalur transportasi.
Raden Soekemi Sosrodihardjo | |
---|---|
Kebangsaan | Hindia Belanda |
Pekerjaan | Guru |
Tahun aktif | 1898-1945 |
Suami/istri | Ida Ayu Nyoman Rai |
Anak | Soekarno Soekarmini |
Kerabat | Menantu (Istri Karno): Oetari (1921–1923) Inggit Garnasih (1923–1943) Fatmawati (1943–1956) Hartini (1952–1970) Kartini Manoppo (1959–1968) Ratna Sari Dewi (1962–1970) Haryati (1963–1966) Yurike Sanger (1964–1968) Heldy Djafar (1966–1969) Cucu (Anak Karno): Guntur Soekarnoputra Megawati Soekarnoputri Kiemas (cucu mantu) Surindro (cucu mantu) Rachmawati Soekarnoputri Sukmawati Soekarnoputri Guruh Soekarnoputra (dari Fatmawati) Bina (cucu mantu) Taufan Soekarnoputra Bayu Soekarnoputra (dari Hartini) Totok Suryawan (dari Kartini Manoppo) Kartika Sari Dewi Soekarno (dari Ratna Sari Dewi) Frits (cucu mantu) Cicit (Cucu Karno): Puti Rizki Nanan Puan Hendra Rahtomo Donna (cicit mantu) Paundrakarna Didi Jane (cicit mantu siri) Cicit Cucu (Cicit Karno): Ricky Praba |
Pada tanggal 28 Desember 1901 R. Soekeni menerima besluit untuk di pindah tugas ke kecamatan Ploso di Jombang sebagai Mantri Guru. Lingkungan Ploso pada masa itu masih sangat desa sekali. Selanjutnya pada tanggal 23 November 1907 ia menerima besluit dari Kementrian Pendidikan Kolonial Belanda di Batavia untuk di pindah tugas ke Sidoarjo kota kecil pada waktu itu yang berjarak sekitar 20 kilometer dari Surabaya.
Pada tanggal 22 Januari 1909 R. Soekeni menerima besluit lagi untuk di pindah tugas ke Mojokerto, selanjutnya di pindah tugas lagi ke Blitar sebagai guru di Normaalschool berdasarkan besluit tertanggal 2 Februari 1915 dari Batavia.
Pada saat ke Jakarta merupakan perjalanan yang terakhir dari R. Soekeni, pada saat itu ia diminta datang ke Jakarta oleh putranya Soekarno untuk melihat kelahiran Cucunya yang pertama Guntur, saat berjalan-jalan menghirup hangatnya udara Jakarta R. Soekeni terjatuh dan sakit keras sampai meninggal pada tanggal 18 Mei 1945.