Mikha 6

Revisi sejak 4 November 2016 02.36 oleh AABot (bicara | kontrib) (Robot: Perubahan kosmetika)

Mikha 6 (disingkat Mik 6) adalah bagian dari Kitab Mikha dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen.[1] Berisi Firman Allah yang disampaikan oleh nabi Mikha orang Moresyet, yakni berkenaan dengan yang dilihatnya tentang Samaria (ibukota Kerajaan Israel Utara) dan Yerusalem (ibukota Kerajaan Israel Selatan atau Yehuda).[2] Nabi ini hidup pada zaman raja Yotam, Ahas dan Hizkia dari Kerajaan Yehuda sekitar abad ke-8 SM.[3][4]

Teks

  • Ada 3 naskah sumber utama Kitab Mikha: Masoretik, Septuaginta dan Naskah Laut Mati.
  • Pasal ini terdiri dari 16 ayat.
  • Dalam versi Terjemahan Baru Alkitab bahasa Indonesia diberi judul pasal "Pengaduan, tuntutan dan hukuman TUHAN terhadap umat-Nya".
  • Memuat perkataan Allah yang bersoal jawab dengan umat-Nya mengenai kemurtadan mereka.

Ayat 5

"Umat-Ku, baiklah ingat apa yang dirancangkan oleh Balak, raja Moab, dan apa yang dijawab kepadanya oleh Bileam bin Beor dan apa yang telah terjadi dari Sitim sampai ke Gilgal, supaya engkau mengakui perbuatan-perbuatan keadilan dari TUHAN."[5]

Di ayat ini Allah mengingatkan umat Israel akan perbuatan-Nya untuk melindungi dari kutuk orang (dalam hal ini dari Bileam bin Beor atas suruhan raja Balak bin Zipor dari Moab, seperti yang dicatat dalam Kitab Bilangan pasal 22-24) serta keajaiban yang dialami dalam perjalanan memasuki tanah Kanaan (seperti yang dicatat dalam Kitab Yosua pasal 3-4)

Ayat 8

"Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?"[6]

Mikha memberikan definisi lipat tiga mengenai standar kebaikan menurut Allah dan apa yang diperlukan dalam pengabdian umat kepada-Nya:
(1) umat harus bertindak dengan adil, yaitu tidak memihak dan jujur dalam memperlakukan sesama (bandingkan Matius 7:12);
(2) umat harus mengasihi kemurahan hati, yaitu, menunjukkan belas kasihan sejati dan kebaikan kepada mereka yang memerlukan bantuan;
(3) umat harus hidup dengan rendah hati di hadapan Allah, yaitu setiap hari merendahkan diri di hadapan-Nya dalam ketakutan dan kehormatan kepada kehendak-Nya (bandingkan Yakobus 4:6–10; 1 Petrus 5:5–6).
Ibadah umum hanya merupakan bagian kecil dari seluruh pengabdian umat kepada Allah dalam Yesus Kristus. Kasih yang sungguh-sungguh kepada Tuhan harus terungkap dalam kepedulian tak berkeputusan kepada mereka yang kekurangan.[7]

Referensi

  1. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
  2. ^ Mikha 1:1
  3. ^ Dianne Bergant dan Robert J.Karris (ed). 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. Yogyakarta: Kanisius.
  4. ^ (Indonesia) W.S. LaSor, D.A. Hubbard, F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 2, Sastra dan Nubuat. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1994. ISBN-13: 9789794150431
  5. ^ Mikha 6:5
  6. ^ Mikha 6:8
  7. ^ The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.

Lihat pula

Pranala luar