Kebumen (kota)
7°40′33.4″S 109°39′50.6″E / 7.675944°S 109.664056°E
Kebumen | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Tengah |
Kabupaten | Kebumen |
Pemerintahan | |
• Camat | - |
Populasi | |
• Total | 121,580 Jiwa jiwa |
Desa/kelurahan | 24/5 |
Kebumen adalah sebuah kecamatan yang juga merupakan ibukota Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Luas wilayah Kecamatan Kebumen 42,04 km² terdiri atas 24 Desa, 5 Kelurahan, 138 RW, dan 554 RT. Jumlah penduduk Kecamatan Kebumen berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kebumen pada Tahun 2015 sebanyak 121.580 jiwa yang terdiri dari laki-laki 60.579 jiwa dan perempuan 61.001 jiwa. Walaupun Kecamatan Kebumen menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Kebumen tetapi jumlah penduduk Kecamatan Kebumen terbanyak kedua di Kabupaten Kebumen setelah Kecamatan Karanganyar yang terletak 22 Km sebelah barat Kota Kebumen.
Desa/Kelurahan
Desa
Kecamatan Kebumen di bagi menjadi 24 desa, yaitu:
Kelurahan
Kecamatan Kebumen di bagi menjadi 5 kelurahan, yaitu:
Batas wilayah
Utara | Kecamatan Alian |
Timur | Kecamatan Alian, Kecamatan Poncowarno dan Kecamatan Kutowinangun |
Selatan | Kecamatan Buluspesantren |
Barat | Kecamatan Pejagoan dan Kecamatan Klirong |
Geografis
Kecamatan Kebumen terletak pada 7°40′33.4″S 109°39′50.6″E / 7.675944°S 109.664056°E. Topografi wilayah Kecamatan Kebumen sebagian besar merupakan dataran rendah dengan ketinggian antara 22-150 meter diatas permukaan air laut. Wilayah tertinggi berada di bagian utara pada Perbukitan Wadang-Sumbul yang meliputi Desa Gemeksekti dan Desa Jemur. Selain itu dibagian timur terdapat Perbukitan Bulupitu yang meliputi Desa Argopeni dan Desa Roworejo. Kecamatan Kebumen dilintasi dua sungai besar yakni Sungai Luk Ulo disebalah barat dan Sungai Kedungbener disebalah timur.
Sejarah rakyat
Nama Kebumen konon berasal dari kabumian yang berarti sebagai tempat tinggal Kyai Bumi setelah dijadikan daerah pelarian Pangeran Bumidirja atau Pangeran Mangkubumi dari Mataram pada 26 Juni 1677, saat berkuasanya Sunan Amangkurat I. Sebelumnya, daerah ini sempat tercatat dalam peta sejarah nasional sebagai salah satu tonggak patriotik dalam penyerbuan prajurit Mataram pada zaman Sultan Agung ke benteng pertahanan Belanda di Batavia. Saat itu Kebumen masih bernama Panjer.
Salah seorang cicit Pangeran Senopati yaitu Bagus Bodronolo yang dilahirkan di Desa Karanglo, Panjer, atas permintaan Ki Suwarno, utusan Mataram yang bertugas sebagai petugas pengadaan logistik, berhasil mengumpulkan bahan pangan dari rakyat di daerah ini dengan jalan membeli. Keberhasilan membuat lumbung padi yang besar artinya bagi prajurit Mataram, sebagai penghargaan Sultan Agung, Ki Suwarno kemudian diangkat menjadi Bupati Panjer, sedangkan Bagus Bodronolo ikut dikirim ke Batavia sebagai prajurit pengawal pangan.
Adapun selain daripada tokoh di atas, ada seorang tokoh legendaris pula dengan nama Joko Sangrib, ia adalah putra Pangeran Puger / Pakubuwono I dari Mataram, dimana ibu Joko Sangrib masih adik ipar dari Demang Honggoyudo di Kuthawinangun. Setelah dewasa ia memiliki nama Tumenggung Honggowongso, ia bersama Pangeran Wijil dan Tumenggung Yosodipuro I berhasil memindahkan keraton Kartosuro ke kota Surakarta sekarang ini. Pada kesempatan lain ia juga berhasil memadamkan pemberontakan yang ada di daerah Banyumas, karena jasanya kemudian oleh Keraton Surakarta ia diangkat dengan gelar Tumenggung Arungbinang I, sesuai nama wasiat pemberian ayahandanya. Dalam Babad Kebumen keluaran Patih Yogyakarta, banyak nama di daerah Kebumen adalah berkat usulannya. Di dalam "Babad Mataram" disebutkan pula Tumenggung Arungbinang I berperan dalam perang Mataram/Perang Pangeran Mangkubumi, saat itu ia bertugas sebagai Panglima Prajurit Dalam di Karaton Surakarta[1].
Daftar pemimpin Kebumen
No. | Nama | Tahun | Nama Daerah |
---|---|---|---|
1 | Panembahan Bodronolo | 1642-1657 | Panjer |
2 | Hastrosuto | 1657-1677 | Panjer |
3 | Kalapaking I | 1677-1710 | Panjer |
4 | KRT. Kalapaking II | 1710-1751 | Panjer |
5 | KRT. Kalapaking III | 1751-1790 | Panjer |
6 | KRT. Kalapaking IV | 1790-1833 | Panjer |
7 | KRT. Arungbinang IV | 1833-1861 | Panjer |
8 | KRT. Arungbinang V | 1861-1890 | Kebumen |
9 | KRT. Arungbinang VI | 1890-1908 | Kebumen |
10 | KRT. Arungbinang VII | 1908-1934 | Kebumen |
11 | KRT. Arungbinang VIII | 1934-1942 | Kebumen |
12 | R. Prawotosoedibyo S | 1942-1945 | Kebumen |
13 | KRT. Said Prawirosastro | 1945-1947 | Kebumen |
14 | RM. Soedjono | 1947-1948 | Kebumen |
15 | R.M. Istikno Sosrobusono | 1948-1951 | Kebumen |
16 | R.M. Slamet Projorahardjo | 1951-1956 | Kebumen |
17 | R. Projosudarto | 1956-1961 | Kebumen |
18 | R. Sudarmo Sumohardjo | 1961-1963 | Kebumen |
19 | R.M. Suharjo Notoprojo | 1963-1964 | Kebumen |
20 | DRS. R. Soetarjo Kolopaking | 1964-1966 | Kebumen |
21 | R. Suyitno | 1966-1968 | Kebumen |
22 | Mashud Mertosugondo | 1968-1974 | Kebumen |
23 | R. Soepeno Soerjodiprodjo | 1974-1979 | Kebumen |
24 | DRS. H. Dadiyono Yudoprayitno | 1979-1984 | Kebumen |
25 | Drs. Iswarto | 1984-1985 | Kebumen |
26 | H. M.C. Tohir | 1985-1990 | Kebumen |
27 | H.M. Amin Soedibyo | 1990-1995 | Kebumen |
28 | H.M. Amin Soedibyo | 1995-2000 | Kebumen |
29 | Dra. Rustriningsih, M.Si | 2000-2005 | Kebumen |
30 | Dra. Rustriningsih, M.Si | 2005-2008 | Kebumen |
31 | K.H. Nashiruddin Al Mansyur | 2008-2010 | Kebumen |
32 | H. Buyar Winarso, SE | 2010-2015 | Kebumen |
33 | Drs. HM Arif Irwanto, MSi | 2015-2016 | Kebumen |
34 | Ir. H. Mohammad Yahya Fuad, SE | 2016-sekarang | Kebumen |
Bahasa
Masyarakat Kabupaten Kebumen umumnya menggunakan bahasa jawa dalam penturan sehari-hari. Namun jika dilihat dari logat bahasanya, bahasa yang dituturkan oleh masyarakat Kabupaten Kebumen terbagi dalam beberapa logat/dialek bahasa. Bahasa yang digunakan Masyarakat Kecamatan Kebumen/ Kebumen Kota adalah Bahasa Jawa dengan dialek Banyumasan atau lebih familiar dengan istilah Ngapak. Bahasa ini merupakan bahasa kebanggaan yang patut untuk dilestarikan dan dihargai. Dialek dan budaya masyarakatnya memperkaya keanekaragaman Indonesia. Wikipedia juga turut melestarikan bahasa banyumasan ini dengan menerbitkan Wikipedia bahasa Banyumasan.
Penduduk
Penduduk di Kecamatan Kebumen umumnya berprofesi sebagai Pedagang, Buruh, Ibu Rumah Tangga, Wiraswasta dan PNS. Jenjang pendidikan yang dicapai penduduk di wilayah ini adalah hingga Universitas meski sebagiaan besar tamatan Sekolah menengah pertama dan Sekolah menengah atas. Penduduk Kecamatan Kebumen 90% berasal dari Suku Jawa, 6% berasal dari etnis Tionghoa dan 4% dari etnis lainnya. Sedangakan bahasa yang digunakan oleh penduduk di wilayah ini umumnya menggunakan Bahasa Jawa Dialek Banyumasan atau Ngapak. Secara garis besar penduduk di Kecamatan Kebumen terdiri dari berbagai lintas agama seperti sebagai berikut:
Agama | Prosentase | ||
---|---|---|---|
Islam | 80% | ||
Konghucu | 5% | ||
Protestan | 5% | ||
Katolik | 3% | Budha | 2% |
Sarana dan Prasarana
- Pasar Tradisonal
- Pasar Tumenggungan
- Pasar Koplak
- Pasar Jatisari
- Pasar Mertokondo
- Pasar Selang
- Pasar Senggol Selang
- Pasar Unggas Tamanwinangun
- Pasar Modern
- RITA Pasaraya
- JADI BARU Toserba
- Alfamart
- Indomart
- Kesehatan
- RSUD Dr. Soedirman
- RSU Permata Medika
- RSB Siti Khodijah
- RSA Wijaya Kusuma
- RS Wisma Rukti
- RS Hadisaputro
- RSIA Dewi Queen
- Puskesmas I
- Puskesmas II
- Puskesmas III
- Transportasi
- Terminal Bus Kebumen
- Rel Kereta Api
- Jalan Nasional Rute 3
- Stasiun Kebumen
- Stasiun Wonosari
- Ibadah
- Masjid
- Gereja
- Vihara
- Klenteng
- Ruang Terbuka Hijau
- Alun-alun Kebumen
- Taman Kota HM Sarbini
- Olahraga
- GOR Gembira
- Stadion Candradimuka
- Instansi Pemerintahan
- Instansi Swasta
- Rumah Makan/ Restaurant/ Cafe
Sekolah
- Tingkat TK
- Sekolah tingkat Taman kanak-kanak (TK) di Kecamatan Kebumen berada disetiap desa/kelurahan yang total berjumlah 64 TK. Bahkan terdapat desa/kelurahan yang memiliki lebih dari satu sekolah TK seperti di Kelurahan Kebumen, Kelurahan Panjer, Kelurahan Bumirejo dan Kelurahan Tamanwinangun. Terbanyak di Kelurahan Kebumen yang memiliki 9 sekolah TK. Kecamatan Kebumen memiliki 1 sekolah TK Negeri sedangkan lainnya adalah sekolah swasta, baik sekolah bernuansa agama Islam, maupun Kristen.
- Tingkat SD
- Sekolah tingkat Sekolah dasar SD di Kecamatan Kebumen berada disetiap desa/kelurahanyang total berjumlah 79 SD. Bahkan terdapat desa/kelurahan yang memiliki lebih dari satu SD seperti di Kelurahan Kebumen, Kelurahan Panjer, Kelurahan Bumirejo dan Kelurahan Tamanwinangun. Di wilayah tersebut umumnya memiliki 4-5 SD. Kecamatan Kebumen memiliki 63 SD Negeri, 5 SD Swasta, 2 Madrasah Ibtidaiyah Negeri dan 9 Madrasah Ibtidaiyah Swasta. Ke 79 sekolah tersebut adalah baik sekolah bernuansa agama Islam, maupun Kristen.
- Tingkat SLTP
- SMP Negeri 1 Kebumen di Kelurahan Kebumen
- SMP Negeri 2 Kebumen di Kelurahan Bumirejo
- SMP Negeri 3 Kebumen di Kelurahan Kebumen
- SMP Negeri 4 Kebumen di Kelurahan Tamanwinangun
- SMP Negeri 5 Kebumen di Kelurahan Kebumen
- SMP Negeri 6 Kebumen di Desa Sumberadi
- SMP Negeri 7 Kebumen di Kelurahan Kebumen
- SMP PGRI 1 Kebumen di Kelurahan Kebumen
- SMP PGRI 2 Kebumen di Kelurahan Bumirejo
- SMP Muhammadiyah 1 Kebumen di Desa Kutosari
- SMP Muhammadiyah 2 Kebumen di Kelurahan Kebumen
- SMP Ma'arif 1 Kebumen di Desa Kalirejo
- SMP Taman Dewasa Kebumen di Kelurahan Bumirejo
- SMP Tamtama Kebumen di Kelurahan Tamanwinangun
- SMP VIP Al-Huda Kebumen di Desa Kutosari
- SMP Islam Al-Kahfi Kebumen di Desa Sumberadi
- SMP Penabur Kebumen di Kelurahan Kebumen
- SMP Pius Bakti Utama Kebumen di Kelurahan Kebumen
- MTS Negeri 1 Kebumen di Kelurahan Panjer
- MTS Negeri 2 Kebumen di Kelurahan Tamanwinangun
- MTS An-Nawawi 3 Kebumen di Kelurahan Panjer
- MTS Al-Falah Sumberadi di Desa Sumberadi
- MTS Al-Ikhlas Tanuraksan di Desa Gemeksekti
- MTS Salaffiyah Wonoyoso di Kelurahan Bumirejo
- MTS Sarbini Kebumen di Desa Karangsari
- Tingkat SLTA
- SMA Negeri 1 Kebumen di Kelurahan Bumirejo
- SMA Negeri 2 Kebumen di Desa Karangsari
- SMA PGRI Kebumen di Kelurahan Bumirejo
- SMA VIP Al-Huda Kebumen di Desa Kutosari
- SMA Muhammadiyah Kebumen Kelurahan Kebumen
- SMA Masehi Kebumen di Kelurahan Kebumen
- SMA Islam Al-Kahfi Kebumen di Desa Sumberadi
- SMK Negeri 1 Kebumen di Desa Karangsari
- SMK Negeri 2 Kebumen di Desa Sumberadi
- SMK Batik Sakti 1 Kebumen di Kelurahan Bumirejo
- SMK Batik Sakti 2 Kebumen di Kelurahan Bumirejo
- SMK PGRI 1 Kebumen di Desa Karangsari
- SMK PGRI 2 Kebumen di Kawedusan
- SMK Ma'arif 1 Kebumen di Kelurahan Bumirejo
- SMK Ma'arif 3 Kebumen di Desa Sumberadi
- SMK Ma'arif 4 Kebumen di di Kawedusan
- SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen di Desa Karangsari
- SMK Taman Karya Madya Pertambangan Kebumen di Desa Karangsari
- SMK Tamtama Kebumen di Kelurahan Tamanwinangun
- SMK Al-Falah Kebumen di Desa Sumberadi
- SMK Bina Nusantara Kebumen di di Kelurahan Kebumen
- SMK Muhammadiyah Kebumen di di Kelurahan Kebumen
- SMK Mukti Karya Kebumen di Desa Muktisari
- SMK Nawa Bhakti Kebumen di Desa Kutosari
- SMK Plus Bani Ibrahim Kebumen di Kelurahan Kebumen
- SMK VIP Al-Huda Kebumen di Desa Kutosari
- MAN 1 Kebumen di Desa Gemeksekti
- MAN 2 Kebumen di Kelurahan Panjer
- MA An-Nawawi 3 Kebumen di Kelurahan Panjer
- MA Salafiyah Wonoyoso di Kelurahan Bumirejo
- MA PK Ma'arif Kebumen di Kelurahan Bumirejo
- Perguruan Tinggi (PT)
- Politeknik Dharma Patria Kebumen di Kelurahan Bumirejo
- Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Kebumen (IAINU Kebumen) di Kelurahan Panjer
- AMIK PGRI Kebumen di Kelurahan Kebumen
- Sekolah Tinggi Teknologi Muhammadiyah Kebumen di Kelurahan Panjer
- Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Kebumen (STIS Kebumen) di Kelurahan Panjer
- Universitas Ma'arif Nahdlatul Ulama Kebumen (UMNU Kebumen) di Kelurahan Bumirejo
- ^ Catatan dari Babad Mataram: Di dalam perang tersebut hal yang tidak masuk akal adalah ia tidak menyerah ke Pangeran Mangkubumi, yang seharusnya berpihak ke Pangeran Mangkubumi karena dia termasuk putra Pakubuwono I/ Pangeran Puger. Ternyata ia bertugas sebagai mata-mata penghubung antara pihak Keraton Surakarta dengan Pangeran Mangkubumi, setiap kali ia sebagai utusan Kraton Surakarta untuk membawakan biaya perang kepada Pangeran Mangkubumi. Cara membawa biaya perang tersebut yang dalam bentuk emas dan berlian yang dimasukkan di dalam sebuah Kendang besar, tidak ada satupun yang tahu, baik Belanda, para punggawa Kraton Solo maupun para prajurit pihak Pangeran Mangkubumi sendiri. Cara membawanya dengan diselempangkan di belakang badannya sambil naik naik kuda, begitu berhasil menembus posisi yang dekat dengan Pangeran Mangkubumi maka dengan cepatnya Kendang tersebut ditaruh di dekat Pangeran Mangkubumi, kemudian pergi lagi. Demikian saat tiap kali Arungbinang melaksanakan misi rahasia tersebut, sehingga perang Pangeran Mangkubumi mendapatkan biaya, bahkan peperangan ini ada yang menyebutkan sebagai "perang Kendang". Tampaknya alasan inilah yang membuat posisi Arungbinang sebagai utusan rahasia. Tugas seperti itu dilakukan berulangkali.