The Hunger Games (novel)

Revisi sejak 19 Maret 2016 12.05 oleh Wagino Bot (bicara | kontrib) (minor cosmetic change)

The Hunger Games adalah novel fiksi ilmiah tahun 2008 karangan penulis Amerika Serikat Suzanne Collins. Novel ini dikisahkan dalam sudut pandang seorang gadis umur 16 tahun bernama Katniss Everdeen, yang tinggal di sebuah negara distopia pascaapokalips bernama Panem di Amerika Utara. Capitol, ibu kota metropolis yang sangat maju, memegang kendali politik atas keseluruhan negara. The Hunger Games adalah acara tahunan yang diikuti oleh seorang anak laki-laki dan perempuan yang berusia antara 12–18 tahun dari dua belas distrik di sekeliling Capitol, yang dipilih melalui pengundian untuk bersaing dalam pertarungan mematikan yang disiarkan secara langsung di televisi.

Sampul novel, menunjukkan judul dalam teks putih pada latar belakang hitam, di atasnya digambarkan pin emas berbentuk burung terbang, sayapnya melebar dan sebuah panah terjepit paruhnya.
Sampul edisi pertama Amerika Utara
PengarangSuzanne Collins
Perancang sampulTim O'Brien
NegaraAmerika Serikat
BahasaInggris
SeriTrilogi The Hunger Games
GenrePetualangan
Distopia
Fiksi ilmiah[1]
Aksi
Diterbitkan14 September 2008
PenerbitScholastic Press
Jenis mediaCetak (sampul keras, sampul biasa)
Halaman374
OCLC181516677
Diikuti olehCatching Fire 
Edisi Indonesia
JudulThe Hunger Games
PenerjemahHetih Rusli
PenerbitGramedia Pustaka Utama
Tanggal terbitOktober 2009
Halaman408
ISBN978-979-22-5075-6

Novel ini umumnya menerima umpan balik positif dari sejumlah penulis dan pengulas kenamaan. The Hunger Games dipuji karena pengembangan alur cerita dan karakternya, meskipun beberapa pengulas mengkritik mengenai kesamaan antara novel Collins dengan novel Battle Royale (1999) karangan Koushun Takami. Dalam menulis The Hunger Games, Collins terinspirasi dari mitologi Yunani, pertandingan gladiator Romawi, dan acara realitas televisi kontemporer untuk konten tematik. Novel ini telah menerima banyak penghargaan, termasuk California Young Reader Medal, dan dinobatkan sebagai "Buku Terbaik Tahun Ini" oleh Publishers Weekly' pada tahun 2008.

The Hunger Games pertama kali diterbitkan dalam bentuk sampul keras pada tanggal 14 September 2008 oleh Scholastic, dengan gambar sampul dirancang oleh Tim O'Brien. Sejak saat itu, novel ini juga telah dirilis dalam format buku audio dan buku elektronik. Dengan cetakan awal sebanyak 200.000 eksemplar, novel ini telah terjual 800.000 eksemplar pada bulan Februari 2010. Sejak perilisannya, The Hunger Games telah diterjemahkan ke dalam 26 bahasa, dan hak penerbitannya terjual di 38 negara, termasuk Indonesia, yang diterbitkan oleh Gramedia pada bulan Oktober 2009. The Hunger Games adalah novel pertama dalam trilogi The Hunger Games, yang diikuti oleh Catching Fire (2009) dan Mockingjay (2010). Sebuah adaptasi film yang disutradarai oleh Gary Ross dan diproduseri oleh Collins dirilis pada tahun 2012.

Latar belakang

Collins berkata bahwa inspirasinya dalam menulis The Hunger Games bermula saat ia mengganti-ganti saluran televisi. Di salah satu saluran, ia menyaksikan orang-orang saling bersaing dalam acara realitas, dan di saluran lainnya ia melihat cuplikan invasi Irak. Kedua acara ini mulai "memenuhi pikirannya dalam cara yang sangat mengganggu", dan gagasan untuk menciptakan The Hunger Games mulai terbentuk.[2] Selain itu, mitos Yunani mengenai Theseus juga menjadi dasar utama ceritanya; Collins menggambarkan Katniss sebagai Theseus dalam versi futuristik, sedangkan pertandingan gladiator Romawi dijadikan sebagai sumber kerangka cerita. Rasa kehilangan yang dialami oleh Collins saat ayahnya bertugas di Perang Vietnam juga turut memengaruhi penceritaan; Katniss kehilangan ayahnya saat berusia 11 tahun, lima tahun sebelum kisah novel dimulai.[3] Collins menyatakan bahwa kematian para karakter muda dan "hal gelap" lainnya adalah bagian novel yang paling sulit untuk ditulisnya, tetapi menganggap bahwa hal-hal seperti itu juga dibutuhkan oleh cerita.[4] Sementara momen-momen ketika Katnis membayangkan masa lalunya yang bahagia dianggap oleh Collins sebagai bagian yang menyenangkan untuk ditulis.[4]

Plot

 
Lukisan penggemar yang menggambarkan Katniss dan Peeta dalam Hunger Games.

The Hunger Games berlatar tempat di sebuah negara bernama Panem, yang berdiri di Amerika Utara setelah kehancuran peradaban benua akibat peristiwa apokalips yang tidak diketahui. Negara ini diperintah oleh Presiden Snow yang diktator dan terdiri dari ibu kota Capitol yang makmur dan dua belas distrik di sekelilinginya, distrik-distrik miskin yang disatukan di bawah kontrol Capitol. Distrik 12, tempat cerita novel dimulai, berlokasi di kawasan kaya batu bara yang sebelumnya dikenal dengan Appalachia.[5]

Sebagai hukuman atas pemberontakan distrik terhadap Capitol yang terjadi pada masa lalu, yang berakibat musnahnya Distrik 13, seorang anak lelaki dan perempuan yang berusia antara 12 dan 18 tahun dari masing-masing distrik dipilih melalui pengundian setiap tahunnya untuk ikut serta dalam Hunger Games, pertandingan yang mengharuskan peserta (atau tribut) untuk bertarung sampai mati di arena luar ruangan yang diawasi oleh Capitol, hingga akhirnya hanya menyisakan satu peserta sebagai pemenang. Kisah novel ini dinarasikan oleh seorang gadis 16 tahun bernama Katniss Everdeen, yang berasal dari Distrik 12 dan menjadi sukarelawan menggantikan adiknya, Primrose, dalam Hunger Games ke-74. Sedangkan peserta laki-laki dari Distrik 12 adalah Peeta Mellark, mantan teman sekolah Katniss yang pernah memberinya roti saat keluarganya kelaparan.

Katniss dan Peeta dibawa ke Capitol, dimentori oleh seorang pemabuk sekaligus pemenang Hunger Games ke-50 bernama Haymitch Abernathy, yang memerintahkan mereka berdua untuk menyaksikan dan menentukan kelemahan peserta lainnya. Seorang penata gaya dipekerjakan untuk membuat penampilan para peserta menjadi penampilan terbaik; penata gaya Katniss, Cinna, adalah satu-satunya warga Capitol yang sepaham dengan Katniss. Para peserta ditampilkan di depan umum kepada khalayak Capitol melalui wawancara televisi yang dipandu oleh Caesar Flickerman, dan mereka harus berusaha menarik perhatian para penonton televisi untuk mendapatkan "sponsor". Saat wawancara, Peeta mengungkapkan cinta lama tak terbalas yang dirasakannya pada Katniss. Katniss percaya bahwa hal tersebut hanyalah taktik Peeta untuk mendapatkan sponsor, yang mana hal ini sangat penting bagi keberlangsungan hidup para peserta di pertandingan, karena para sponsor ini akan mengirimkan hadiah seperti makanan, obat-obatan, dan perlengkapan kepada peserta favorit mereka selama pertandingan.

Pada hari pertama pertandingan, nyaris setengah peserta yang telah tewas. Katniss menggantungkan hidupnya pada kemampuannya dalam berburu dan bertahan hidup untuk tetap selamat dan tersembunyi dari peserta lain. Setelah pertandingan berlangsung selama beberapa hari, Katniss menjalin persekutuan dengan Rue, peserta perempuan berusia 12 tahun dari Distrik 11 yang mengingatkan Katniss pada adiknya. Sementara itu, Peeta bergabung dengan para peserta dari distrik kaya, yang dikenal dengan kelompok Karier. Akan tetapi, ketika Peeta memiliki kesempatan untuk membunuh Katniss, ia malah menyelamatkannya dari ancaman peserta lainnya. Persekutuan Katniss dengan Rue berakhir seketika setelah Rue tewas dibunuh oleh peserta lain, yang kemudian dibunuh pula oleh Katniss dengan menggunakan panah. Katniss bernyanyi untuk Rue sampai ia meninggal, dan menebarkan bunga di tubuh Rue sebagai tanda bahwa ia menghormati Rue dan jijik terhadap Capitol.

Pandangan penonton mengenai Katniss dan Peeta yang dianggap sebagai "pasangan bernasib sial" menyebabkan peraturan Hunger Games diubah di tengah-tengah pertandingan. Peraturan baru ini memungkinkan dua peserta dari distrik yang sama untuk memenangkan Hunger Games sebagai pasangan. Setelah mendengar hal ini, Katniss mulai mencari Peeta dan akhirnya berhasil menemukannya, terluka dan tersuruk di kubangan lumpur. Setelah Katniss merawatnya hingga pulih, ia mulai memainkan peran sebagai gadis muda kasmaran untuk lebih menarik perhatian penonton, dan alhasil, kiriman hadiah mulai berdatangan dari para sponsor. Ketika pasangan ini menjadi dua peserta terakhir yang masih hidup, panitia pertandingan mengembalikan aturan pertandingan ke sediakala dalam upaya untuk menciptakan final yang dramatis, dengan artian bahwa Katniss dan Peeta akan saling membunuh satu sama lain untuk menjadi pemenang. Katniss, yang mengetahui bahwa panitia pertandingan akan lebih memilih untuk memiliki dua pemenang daripada tidak ada sama sekali, mengambil buah beri beracun yang dikenal dengan nama "nightlock" dari kantongnya dan menawarkan sebagian pada Peeta. Sadar bahwa Katniss dan Peeta berniat untuk bunuh diri, panitia pertandingan mengumumkan mereka berdua sebagai pemenang Hunger Games ke-74.

Meskipun berhasil keluar dengan selamat dari arena Hunger Games dan disambut layaknya seorang pahlawan di Capitol, Katniss diperingatkan oleh Haymitch bahwa saat ini dirinya telah menjadi target politik karena menentang keotoriteran Capitol di depan khalayak. Sementara itu, Peeta terluka setelah mengetahui bahwa sikap mesra Katniss di arena hanyalah siasatnya untuk mendapatkan simpati penonton. Katniss sendiri masih tidak yakin mengenai perasaannya karena ia tahu bahwa ia dan Peeta akan berpisah.

Tema

 
Penulis The Hunger Games, Suzanne Collins, pada tahun 2010

Dalam sebuah wawancara dengan Collins, terungkap bahwa The Hunger Games "membahas masalah-masalah seperti kemiskinan yang parah, kelaparan, penindasan, dan dampak peperangan".[6] Permasalahan lainnya yang juga dibahas oleh novel adalah perjuangan mempertahankan diri yang dihadapi oleh warga Panem di distrik-distrik dan di dalam Hunger Games.[2] Kelaparan penduduk distrik dan kebutuhan mereka akan sumber daya, baik di dalam maupun di luar arena, menciptakan suasana ketidakberdayaan yang berupaya diatasi oleh karakter utama, dan hal ini turut membantu perjuangannya untuk bertahan hidup dalam Hunger Games. Katniss harus berburu untuk mendapatkan makanan bagi keluarganya, yang menyebabkan berkembangnya keterampilan yang berguna dalam arena Hunger Games (misalnya keterampilannya dalam memanah). Perjuangannya ini juga menunjukkan penolakannya terhadap aturan Capitol.[7] Mengenai kaitan antara Hunger Games dengan budaya populer, Darren Franich dari Entertainment Weekly menulis bahwa novel ini "merupakan sindiran tajam terhadap acara realitas televisi", dan karakter Cinna "tampaknya hampir menyerupai kontestan fasis dalam Project Runway, yang memanfaatkan busana Katniss sebagai sarana untuk mengekspresikan ide-ide berbahaya".[8]

Pilihan para karakter untuk bertindak dan strategi yang mereka gunakan secara moral bersifat kompleks. Para peserta membangun kepribadian mereka dan menginginkan penonton menyaksikan keseluruhan pertandingan.[7] Voice of Youth Advocates menyatakan bahwa tema utama dalam The Hunger Games adalah "kontrol pemerintah, 'big brother', dan kemerdekaan diri".[9] Menurut Scholastic, tema mengenai kekuasaan dan kejatuhan dalam trilogi ini serupa dengan tema pada drama Julius Caesar karya Shakespeare.[10] Laura Miller dari The New Yorker mengungkapkan bahwa pernyataan penulis mengenai tujuan Hunger Games–pelaksanaan propaganda dan "hukuman yang memalukan serta menyiksa" bagi pemberontakan yang gagal terhadap Capitol bertahun-tahun sebelumnya–menjadikan tujuan tersebut tidak meyakinkan. Menurut Miller, "Anda tidak akan mendemoralisasi dan menidakmanusiawikan seseorang dengan mengubahnya menjadi selebriti dan melatihnya bagaimana cara memesonakan khalayak". Akan tetapi, cerita akan jauh lebih baik jika tema yang diangkat adalah masalah-masalah yang berkaitan dengan "pengalaman sosial remaja". Lebih lanjut, Miller menulis:

"Aturan Hunger Games sewenang-wenang, tak terduga, dan tunduk pada perubahan mendadak. Sebuah hierarki sosial yang brutal diberlakukan. Mereka yang kaya, rupawan, dan atletis akan lebih unggul dari yang lainnya. Untuk bertahan hidup, kau harus berpura-pura dengan sungguh-sungguh. Orang dewasa tampaknya tidak memahami seberapa besar risikonya; hidupmu bisa saja berakhir, dan mereka bertindak seolah-olah ini hanya semacam "fase"! Setiap orang selalu mengawasimu, meneliti busanamu atau temanmu dan terobsesi untuk mengetahui apakah kau berhubungan seks, memakai obat-obatan, atau apakah nilaimu cukup bagus, tetapi tak seorangpun yang peduli tentang siapa dirimu yang sebenarnya atau tentang bagaimana perasaanmu."[11]

Donald Brake dari The Washington Times dan pastur Andy Langford menyatakan bahwa kisah novel ini memuat tema-tema Kristen, misalnya pengorbanan diri, yang terlihat pada pengorbanan Katniss untuk menggantikan adiknya dalam Hunger Games. Hal ini dianalogikan dengan pengorbanan Yesus sebagai pengganti bagi penebusan dosa.[12][13] Brake serta pengulas lain, Amy Simpson, sama-sama menemukan bahwa kisah novel juga memuat tema mengenai harapan, yang dicontohkan melalui sifat "kesabaran dan kebaikan tulus adik Katniss, Primrose".[14] Simpson juga mencatat beberapa kisah novel yang serupa dengan kesengsaraan Yesus saat hendak disalib; dalam Hunger Games, "sosok Kristus" Peeta Mellark terluka setelah memperingatkan Katniss agar melarikan diri demi keselamatannya, ia kemudian mengubur diri dan ditempatkan di sebuah gua selama tiga hari sebelum menemukan kesempatan hidup.[14] Lebih lanjut, Simpson mengungkapkan bahwa figur Kristiani Roti Hidup juga bisa ditemukan di sepanjang cerita The Hunger Games; dalam cerita novel, Peeta memberi Katniss sepotong roti, yang menyelamatkan Katniss dan keluarganya dari kelaparan.[14]

Penerbitan

Setelah menulis novel, Collins menandatangani kontrak senilai "enam angka" untuk tiga novel dengan Scholastic pada tahun 2006. The Hunger Games pertama kali diterbitkan dalam bentuk sampul keras di Amerika Serikat pada tanggal 14 September 2008, dengan cetakan awal sebanyak 50.000 eksemplar, yang kemudian dicetak ulang dua kali hingga 200.000 eksemplar.[2] Pada Februari 2010, novel ini telah terjual 800.000 eksemplar,[15] dan hak penerbitannya telah terjual di 38 negara di seluruh dunia.[15] Pada bulan Juli 2010, novel ini dirilis dalam bentuk sampul biasa.[16] The Hunger Games memuncaki daftar buku terlaris The New York Times pada November 2008,[17] dan berada di daftar tersebut lebih dari 100 minggu berturut-turut.[18] Saat adaptasi film The Hunger Games dirilis pada bulan Maret 2012, novel ini telah bertengger di daftar buku terlaris USA Today selama 135 minggu berturut-turut.[19]

Novel ini adalah novel pertama dalam trilogi The Hunger Games, yang diikuti oleh sekuel Catching Fire (2009) dan Mockingjay (2010). Pada bulan Maret 2012, saat perilisan film The Hunger Games, Scholastic melaporkan bahwa 26 juta novel trilogi Hunger Games telah dicetak, termasuk novel dengan sampul edisi film.[20] The Hunger Games (dan sekuelnya) juga laris terjual dalam format buku elektronik. Suzanne Collins adalah penulis buku remaja pertama yang berhasil menjual lebih dari satu juta buku elektronik di Amazon Kindle, menjadikannya sebagai penulis keenam yang bergabung dengan "Kindle Million Club".[21] Pada bulan Maret 2012, Amazon mengumumkan bahwa Collins telah menjadi penulis buku elektronik Kindle terlaris sepanjang masa.[22]

Versi buku audio The Hunger Games dirilis pada bulan Desember 2008. Buku ini disuarakan oleh aktris Carolyn McCormick, dengan total waktu sebelas jam empat belas menit.[23] Majalah AudioFile menulis: "Carolyn McCormick membacakan narasi yang rinci dan penuh perhatian. Namun, ia mungkin terlalu mengandalkan kekuatan prosa tanpa memberikan drama yang bisa dinikmati oleh pendengar remaja".[24] School Library Journal juga memuji buku audio ini, menyatakan bahwa "McCormick dengan pintar menyuarakan urutan adegan, dan setiap ketakutan dan kekuatan Katniss tampak jelas, bersama dengan ketertarikannya pada salah satu rekan tribut".[25]

Tim O'Brien mendesain gambar sampul berupa "mockingjay" emas–burung fiksi dalam The Hunger Games yang terlahir dari persilangan antara mockingbird betina dan "jabberjay" jantan–dengan sebuah panah terukir dalam lingkaran. Ini merupakan gambaran dari pin yang dikenakan oleh Katniss di arena Hunger Games, yang diberikan kepadanya oleh putri wali kota Distrik 12, Madge Undersee.[26] Gambar ini sesuai dengan deskripsi pin yang dijelaskan dalam novel, kecuali gambar panahnya. Dalam novel, dijelaskan "perhiasan kecil bergambar burung emas dengan lingkaran emas di sekelilingnya. Burung itu menempel dengan lingkaran hanya di bagian ujung sayapnya."[27]

Di Indonesia, novel ini diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada bulan Oktober 2009 dengan tebal 408 halaman, yang diterjemahkan oleh Hetih Rusli. Sekuelnya, Catching Fire (diterbitkan dengan judul Tersulut) dan Mockingjay, diterbitkan pada bulan Juli 2010 dan Januari 2012 masing-masingnya.[28]

Penerimaan kritis

 
Penggambaran Panem, negara fiksi dalam The Hunger Games.

The Hunger Games telah menerima sejumlah pujian kritis. Dalam sebuah ulasan untuk The New York Times, John Green menulis bahwa novel ini memiliki "plot yang cemerlang dan alur yang sempurna", dan "kekuatan novel berasal dari dunia rinci ciptaan Collins yang meyakinkan dan pahlawan wanita yang menarik dan dikenang". Greeen juga menyatakan bahwa meskipun kaya kiasan, novel ini kadang-kadang tidak menyadari alegori yang ditawarkan oleh plot.[29] Ulasan dari majalah Time juga positif, menyatakan bahwa The Hunger Games adalah "novel yang berdarah dan benar-benar mengerikan", serta memuji apa yang disebutnya sebagai kualitas "hipnotis" terhadap kekerasan.[30] Dalam ulasannya untuk Entertainment Weekly, Stephen King membandingkan novel ini dengan "permainan video tembak-tembakan; kau tahu kalau hal itu tidak nyata, tapi kau tetap berupaya untuk terus berada di sana". Akan tetapi, ia menyatakan bahwa ada "bentuk kemalasan kepenulisan yang akan diterima dengan lebih mudah oleh anak-anak ketimbang orang dewasa", dan berkata bahwa cinta segitiga adalah standar bagi genre tersebut. Ia secara keseluruhan memberi novel ini nilai B.[31] Elizabeth Bird dari School Library Journal juga memuji novel ini, berkata bahwa novel ini "menarik, bijaksana, dan pedih", serta menobatkannya sebagai salah satu buku terbaik pada tahun 2008.[32] Booklist juga memberi ulasan positif, memuji kekerasan karakter dan romansa yang dikisahkan dalam novel.[33] Kirkus Reviews memberi ulasan positif, memuji aksi dan pengembangan dunia dalam novel, tetapi mengkritik mengenai "salin sunting yang buruk dalam cetakan pertama akan mengalihkan perhatian pembaca".[34] Rick Riordan, penulis seri Percy Jackson & the Olympians, menyatakan bahwa "novel ini adalah novel yang paling mendekati novel petualangan sempurna" yang pernah ia baca.[35] Stephenie Meyer (penulis seri Twilight) memuji novel ini di situs web pribadinya dengan berkata: "Saya terobsesi dengan buku ini … The Hunger Games menakjubkan."[36]

The Hunger Games telah menerima banyak penghargaan. Novel ini dinobatkan sebagai "Buku Terbaik Tahun Ini" oleh Publishers Weekly pada tahun 2008,[37] dan sebagai "Buku Anak Terkemuka 2008" oleh The New York Times.[38] Novel ini menjadi pemenang Golden Duck Award 2009 untuk kategori fiksi remaja.[39] Selain itu, The Hunger Games menyabet "Cybil Winner 2008" untuk kategori buku fiksi ilmiah dan fantasi terbaik, bersama dengan novel The Graveyard Book.[40] Novel ini juga dinobatkan sebagai "Buku Terbaik 2008" oleh School Library Journal,[41] serta "Booklist Editors' Choice" tahun 2008.[42] Pada tahun 2011, novel ini memenangkan California Young Reader Medal.[43] Dalam majalah Parent and Child edisi 2012, The Hunger Games menempati posisi ke-33 sebagai buku terbaik untuk anak-anak, dengan penghargaan "Most Exciting Ending".[44][45] Novel ini juga menjadi salah satu dari 5 buku terlaris sepanjang masa di Kindle.[46] Novel ini juga kontroversial di kalangan orang tua;[47] The Hunger Games menempati posisi kelima dalam daftar American Library Association sebagai buku yang paling ditentang pada tahun 2010 dengan alasan "tidak cocok bagi kelompok usia dan unsur kekerasan yang terkandung di dalamnya".[48]

Kontroversi Battle Royale

Selain pujian, novel ini juga dikritik karena kemiripannya dengan novel tahun 1998 berjudul Battle Royale karangan Koushun Takami. Collins menyatakan "saya tidak pernah mendengar mengenai buku ini atau penulisnya sampai buku saya diterbitkan. Pada saat itu, novel itu diberitahukan pada saya, dan saya meminta pada penyunting saya apakah saya bisa membacanya. Ia berkata: 'Tidak, saya tidak ingin hal itu memenuhi pikiranmu. Lanjutkan saja apa yang sedang kau kerjakan'". Susan Dominus dari The New York Times melaporkan bahwa "kemiripan ini cukup mencolok", namun berpendapat "ada cukup sumber bagi plot yang menunjukkan bahwa kedua penulis ini mengembangkan dasar cerita secara independen".[49] Stephen King menyatakan bahwa acara realitas Badlands memiliki kemiripan dengan Battle Royale, begitu juga dengan novel karyanya; The Running Man dan The Long Walk.[31] Eric Eisenberg berpendapat kalau The Hunger Games tidak menjiplak [Battle Royale], tetapi "menggunakan ide yang serupa dalam cara yang berbeda", baik dari segi perbedaan tema maupun cerita.[50] Robert Nishimura menyatakan bahwa "The Hunger Games memiliki tema budaya yang sama sekali berbeda dengan Battle Royale ... Collins hanya secara kebetulan mengembangkan ide yang telah digunakan berkali-kali sebelumnya, selain referensinya pada mitologi Yunani yang disengaja".[51]

Adaptasi film

 
Liam Hemsworth, Josh Hutcherson, dan Jennifer Lawrence, tiga pemeran utama film The Hunger Games.

Pada bulan Maret 2009, Lions Gate Entertainment menandatangani kesepakatan untuk memproduksi The Hunger Games bersama perusahaan produksi milik Nina Jacobson, Color Force, yang telah memperoleh hak untuk mendistribusikan novel di seluruh dunia beberapa minggu sebelumnya.[52][53] Studio ini, yang tidak pernah meraup keuntungan selama lima tahun belakangan, memotong anggaran produksi film-film lainnya dan menjual aset untuk membiayai pembuatan film The Hunger Games, dengan total anggaran mencapai $88.000.000–menjadi salah satu anggaran terbesar bagi studio ini.[54][55][56] Agen Collins, Jason Dravis, mengatakan bahwa "Lionsgate meminta kami untuk mengamankan hak waralaba".[56] Bermaksud untuk menjadikan The Hunger Games sebagai film dengan rating PG-13,[57] Collins ikut serta dalam pengadaptasian novel menjadi film,[52] berkolaborasi dengan penulis naskah Billy Ray dan sutradara Gary Ross.[58][59] Skenario film tetap terikat pada novel aslinya.[60] Ross menyatakan bahwa ia "merasa satu-satunya cara untuk membuat film ini sukses adalah dengan benar-benar subjektif" dalam menyajikan peristiwa, dan menyadur narasi Collins sebagai penutur orang pertama dalam kisah novel.[61]

Aktris Jennifer Lawrence yang berusia berusia dua puluh tahun dipilih sebagai pemeran Katniss Everdeen.[62] Meskipun Lawrence empat tahun lebih tua dari karakter novel,[63] Collins merasa bahwa peran Katniss "menuntut kekuatan dan kedewasaan tertentu", dan berkata kalau ia lebih memilih aktris yang usianya lebih tua ketimbang yang lebih muda.[64] Collins juga menyatakan bahwa Lawrence adalah "satu-satunya orang yang benar-benar mewakili karakter yang saya tulis dalam novel", dan ia memiliki "setiap kualitas yang diperlukan untuk memerankan Katniss".[65] Lawrence, yang juga menggemari novel The Hunger Games, membutuhkan waktu tiga hari untuk menerima peran ini, awalnya sempat ragu karena masa produksi yang lama.[66][67] Josh Hutcherson dan Liam Hemsworth kemudian ditambahkan sebagai pemeran, memerankan karakter Peeta Mellark dan Gale Hawthorne masing-masingnya.[68][69] Produksi dimulai pada akhir musim semi 2011[70] dan film ini dirilis pada tanggal 23 Maret 2012.[71] Pemutaran film pada pekan perdana berhasil meraup pendapatan sebesar $152,5 juta di Amerika Utara, memecahkan rekor sebagai film nonsekuel terlaris di pekan perdana pemutarannya.[72] The Hunger Games: Catching Fire, yang diadaptasi dari novel kedua, dirilis setahun kemudian pada tanggal 22 November 2013.[73]

Lihat juga

Referensi

  1. ^ "Mockingjay proves the Hunger Games is must-read literature". io9. 26 August 2010. Diakses tanggal February 12, 2013. 
  2. ^ a b c Sellers, John A. (June 9, 2008). "A dark horse breaks out: the buzz is on for Suzanne Collins's YA series debut". Publishers Weekly. Diakses tanggal July 12, 2010. 
  3. ^ Margolis, Rick (September 1, 2008). "A Killer Story: An Interview with Suzanne Collins, Author of 'The Hunger Games'". School Library Journal. Diakses tanggal October 16, 2010. 
  4. ^ a b "The Most Difficult Part" (Video). Scholastic. Diakses tanggal February 25, 2012. 
  5. ^ Collins, Suzanne (2008). The Hunger Games. Scholastic. hlm. 41. ISBN 0-439-02348-3. 
  6. ^ "Mockingjay (The Hunger Games #3)". Powell's Books. Diakses tanggal February 25, 2012. 
  7. ^ a b Hartmann, Cristina (October 21, 2011). "What, If Anything, Does The Hunger Games Series Teach Us About Strategy?". Forbes. Diakses tanggal January 11, 2012. 
  8. ^ Franich, Darren (October 6, 2010). "'The Hunger Games': How reality TV explains the YA sensation". Entertainment Weekly. Diakses tanggal September 10, 2012. 
  9. ^ "Barnes & Noble, The Hunger Games (Editorial Reviews)". Diakses tanggal September 1, 2012. 
  10. ^ "The Hunger Games trilogy Discussion Guide" (PDF). Scholastic. Diakses tanggal January 2, 2010. 
  11. ^ Miller, Laura (June 14, 2010). "Fresh Hell: What's behind the boom in dystopian fiction for young readers?". The New Yorker. Diakses tanggal September 3, 2012. 
  12. ^ Brake, Donald (March 31, 2012). "The religious and political overtones of Hunger Games". The Washington Times. Diakses tanggal April 1, 2012. 
  13. ^ Groover, Jessica (March 21, 2012). "Pastors find religious themes in 'Hunger Games'". Independent Tribune. Diakses tanggal December 11, 2013. 
  14. ^ a b c Simpson, Amy (March 22, 2012). "Jesus in 'The Hunger Games'". Christianity Today. Diakses tanggal September 1, 2012. 
  15. ^ a b Roback, Diane (February 11, 2010). "'Mockingjay' to Conclude the Hunger Games Trilogy". Publishers Weekly. Diakses tanggal July 12, 2010. 
  16. ^ "Suzanne Collins's Third Book in The Hunger Games Trilogy to be Published on August 24, 2010". Scholastic. December 3, 2009. Diakses tanggal January 1, 2010. 
  17. ^ "Children's Best Sellers: Chapter Books: Sunday, November 2, 2008". The New York Times. November 2, 2008. Diakses tanggal December 30, 2008. 
  18. ^ "Children's Chapter Books". The New York Times. September 5, 2010. Diakses tanggal September 5, 2010. 
  19. ^ "USA TODAY's Best-Selling Books list". USA Today. Diakses tanggal March 30, 2012. 
  20. ^ Springen, Karen (March 22, 2012). "The Hunger Games Franchise: The Odds Seem Ever in Its Favor". Publishers Weekly. Diakses tanggal April 11, 2012. 
  21. ^ Colby, Edward B. (June 6, 2011). "Hunger Games joins Amazon Kindle Million Club". International Business Times. Diakses tanggal June 6, 2011. 
  22. ^ "Hungry for Hunger Games: Amazon.com Reveals the Top Cities in the U.S. Reading The Hunger Games Trilogy". Diakses tanggal March 16, 2012. 
  23. ^ "The Hunger Games audiobook". Audible.com. Diakses tanggal December 7, 2010. 
  24. ^ "AudioFile audiobook review: The Hunger Games by Suzanne Collins, Read by Carolyn McCormick". AudioFile. December 2008. Diakses tanggal December 8, 2010. 
  25. ^ Osborne, Charli (April 1, 2009). "Multimedia Review". School Library Journal. Diarsipkan dari versi asli tanggal July 16, 2011. Diakses tanggal September 1, 2012. 
  26. ^ Weiss, Sabrina Rojas (February 11, 2010). "'Mockingjay': We're Judging 'Hunger Games' Book Three By Its Cover". Hollywood Crush. Diakses tanggal December 16, 2010. 
  27. ^ Collins, Suzanne (2008). The Hunger Games. Scholastic. hlm. 42. ISBN 0-439-02348-3. 
  28. ^ "The Hunger Games, Gramedia". Diakses tanggal 21 Mei 2012. 
  29. ^ Green, John (November 7, 2008). "Scary New World". The New York Times. Diakses tanggal December 29, 2008. 
  30. ^ Grossman, Lev (September 7, 2009). "Review: The Hunger Games by Suzanne Collins". Time. Diakses tanggal December 7, 2010. 
  31. ^ a b King, Stephen (September 8, 2008). "Book Review: The Hunger Games". Entertainment Weekly. Diakses tanggal February 26, 2010. 
  32. ^ Bird, Elizabeth (June 28, 2008). "Review of the Day: The Hunger Games by Suzanne Collins". School Library Journal. Diarsipkan dari versi asli tanggal February 3, 2009. Diakses tanggal December 11, 2013. 
  33. ^ Goldsmith, Francisca (September 1, 2008). "The Hunger Games". Booklist. Diakses tanggal December 29, 2008. 
  34. ^ "The Hunger Games: Editor Review". Kirkus Reviews. Diakses tanggal September 1, 2012. 
  35. ^ Riordan, Rick. "Home – Suzanne Collins". Diakses tanggal April 23, 2012. 
  36. ^ Meyer, Stephanie (September 17, 2008). "September 17, 2008". The Official Website of Stephanie Meyer. Diarsipkan dari versi asli tanggal October 26, 2008. Diakses tanggal February 25, 2012. 
  37. ^ "PW's Best Books of the Year". Publishers Weekly. November 3, 2008. Diakses tanggal December 11, 2013. 
  38. ^ "Notable Children's Books of 2008". The New York Times. November 28, 2008. Diakses tanggal December 30, 2008. 
  39. ^ "Golden Duck Past Winners". GoldenDuckAwards.com. November 27, 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal July 26, 2011. Diakses tanggal December 16, 2010. 
  40. ^ "Cybils: The 2008 Cybils Winners". Cybils.com. February 14, 2009. Diakses tanggal July 13, 2010. 
  41. ^ "School Library Journal's Best Books 2008". School Library Journal. December 1, 2008. Diakses tanggal December 11, 2010. 
  42. ^ "Booklist Editors' Choice: Books for Youth, 2008". Booklist. January 1, 2009. Diakses tanggal September 2, 2012. 
  43. ^ "Winners". California Young Reader Medal. Diakses tanggal May 21, 2011. 
  44. ^ "100 Greatest Books for Kids". Scholastic. Diakses tanggal February 19, 2012. 
  45. ^ Lee, Stephan (February 15, 2012). "'Charlotte's Web' tops list of '100 great books for kids'". Entertainment Weekly. Diakses tanggal February 19, 2012. 
  46. ^ Schwarze, Kelly (November 20, 2012). "The 5 Best-Selling Kindle Books of All Time". Mashable. Diakses tanggal November 21, 2012. 
  47. ^ Barak, Lauren (October 19, 2010). "New Hampshire Parent Challenges 'The Hunger Games'". School Library Journal. Diakses tanggal March 13, 2012. 
  48. ^ "Top ten most frequently challenged books of 2010". American Library Association. Diakses tanggal December 11, 2013. 
  49. ^ Dominus, Susan (April 8, 2011). "Suzanne Collins's War Stories for Kids". The New York Times. Diakses tanggal November 14, 2011. 
  50. ^ Eisenberg, Eric (March 20, 2012). "5 Reasons The Hunger Games Isn't Battle Royale". Cinemablend.com. Diakses tanggal March 23, 2012. 
  51. ^ Nishimura, Robert (March 20, 2012). "Battle Royale, a Hunger Games for Grownups". Indiewire. Diakses tanggal March 23, 2012. 
  52. ^ a b Jay A. Fernandez and Borys Kit (March 17, 2009). "Lionsgate picks up 'Hunger Games'". The Hollywood Reporter. Diakses tanggal September 4, 2012. 
  53. ^ Sellers, John A. (March 12, 2009). "Hungry? The Latest on 'The Hunger Games'". Publishers Weekly. Diakses tanggal September 4, 2012. 
  54. ^ "Box Office History for Lionsgate Movies". Diakses tanggal April 25, 2012. 
  55. ^ "Lions Gate Has a Hit with 'Hunger Games.' Can It Turn a Profit?". The Daily Beast. April 2, 2012. Diakses tanggal September 4, 2012. 
  56. ^ a b "How Lions Gate won 'Hunger Games'". Reuters. March 23, 2012. Diakses tanggal September 4, 2012. 
  57. ^ Hopkinson, Deborah (September 2009). "A riveting return to the world of 'The Hunger Games'". BookPage. Diakses tanggal June 30, 2010. 
  58. ^ Springen, Karen (August 5, 2010). "Marketing 'Mockingjay'". Publishers Weekly. Diakses tanggal September 4, 2012. 
  59. ^ "Hunger Games director Gary Ross bows out of sequel". Los Angeles Times. April 12, 2012. Diakses tanggal September 4, 2012. 
  60. ^ "The Hunger Games' Gary Ross". Writers Guild of America. March 23, 2012. Diakses tanggal September 4, 2012. 
  61. ^ Murphy, Mekado (March 30, 2012). "Gary Ross answers reader questions about 'The Hunger Games'". The New York Times. Diakses tanggal September 4, 2012. 
  62. ^ Joshua L. Weinstein (March 16, 2011). "Jennifer Lawrence Gets Lead Role in 'The Hunger Games'". The Wrap. Diakses tanggal September 4, 2012. 
  63. ^ Staskiewicz, Keith (March 17, 2011). "'Hunger Games': Is Jennifer Lawrence the Katniss of your dreams?". Entertainment Weekly. Diakses tanggal September 4, 2012. 
  64. ^ Valby, Karen (March 17, 2011). "'Hunger Games' director Gary Ross talks about 'the easiest casting decision of my life'". Entertainment Weekly. Diakses tanggal September 4, 2012. 
  65. ^ Franich, Darren (March 21, 2011). "'Hunger Games': Suzanne Collins talks Jennifer Lawrence as Katniss". Entertainment Weekly. Diakses tanggal September 4, 2012. 
  66. ^ "9 Untold Secrets of the High Stakes 'Hunger Games'". The Hollywood Reporter. February 1, 2012. Diakses tanggal February 7, 2012. 
  67. ^ Galloway, Steven (February 1, 2012). "Jennifer Lawrence: A Brand-New Superstar". The Hollywood Reporter. Diakses tanggal September 4, 2012. 
  68. ^ Weinstein, Joshua L. (March 16, 2011). "Exclusive: Jennifer Lawrence Gets Lead Role in 'The Hunger Games'". The Wrap. Diakses tanggal March 17, 2011. 
  69. ^ Sperling, Nicole (April 4, 2011). "'The Hunger Games': Josh Hutcherson and Liam Hemsworth complete the love triangle". The Los Angeles Times. Diakses tanggal February 25, 2012. 
  70. ^ Valby, Karen (January 6, 2011). "'Hunger Games' exclusive: Why Gary Ross got the coveted job, and who suggested Megan Fox for the lead role". Entertainment Weekly. Diakses tanggal January 8, 2011. 
  71. ^ Valby, Karen (January 25, 2011). "'The Hunger Games' gets release date". Entertainment Weekly. Diakses tanggal January 25, 2011. 
  72. ^ Barnes, Brook (March 25, 2012). "Hunger Games Ticket Sales Set Record". New York Times. Diakses tanggal March 25, 2012. 
  73. ^ Schwartz, Terri (November 17, 2011). ""The Hunger Games" sequel eyes a new screenwriter, director Gary Ross will return". IFC News. Diakses tanggal December 2, 2011. 

Pranala luar