Kelompok minoritas di Turki

Kelompok etnis di Turki (World Factbook)[1]
Kelompok etnis Persentase
Turki (Turki Anatolia)
  
Error in {{val}}: parameter 1 is not a valid number.
Kurdi
  
Error in {{val}}: parameter 1 is not a valid number.
Lainnya
  
Error in {{val}}: parameter 1 is not a valid number.

Berbagai macam kelompok Minoritas di Turki menyusun komposisi demografi di negara tersebut. Kaum Minoritas di Turki dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu minoritas secara etnis dan minoritas secara agama. Kaum minoritas terbesar di Turki datang dari golongan minoritas secara etnis, adalah suku bangsa Kurdi dengan persentase mencapai 18% dari keseluruhan populasi penduduk di Turki.[2] Berdasarkan Perjanjian Lausanne yang ditandatangani oleh pihak Turki dan negara-negara blok Sekutu pasca Perang Dunia Pertama, Pemerintah Republik Turki mengakui secara resmi keberadaan beberapa etnis minoritas, seperti etnis Armenia, etnis Yunani, dan keturunan Yahudi. Namun, pengakuan secara resmi ini tidak didapatkan oleh etnis minoritas muslim lainnya. Etnis muslim seperti suku bangsa Kurdi tidak diakui menurut kosntitusi dan undang-undang negara Turki meskipun jumlah orang Kurdi di Turki cukup signifikan, sekitar 18%. Pada umumnya orang-orang Kurdi di Turki digolongkan (dianggap) sebagai orang dari etnis Turki. Generalisasi ini juga seringkali diterapkan pada etnis lainnya, seperti etnis Albania, etnis Yunani Pontos, etnis Arab, etnis Bosnia, suku bangsa Sirkasia, dan suku Chechen.[3][4]

Sebagian besar kaum minoritas secara etnis di Turki (etnis Albania, etnis Bosnia, orang Tatar Krimea, dan berbagai suku bangsa yang tinggal di kawasan Kaukasus termasuk suku bangsa Turki itu sendiri) berasal dari bekas wilayah koloni Kesultanan Utsmaniyah yang mengungsi ke negara Turki akbiat Kesultanan Utsmaniyah mengalami kekalahan dalam perang.[5] Seiring berjalannya waktu para pendatang tersebutsecara alami berasimilasi terhadap budaya dan bahasa setempat serta banyak pula diantara mereka menikah dengan orang Turki dan melanjutkan keturunannya.[4][6]

Walaupun banyak diantara kaum etnis minoritas di Turki tidak mendapatkan pengakuan secara resmi oleh pemerintah Turki, Türkiye Radyo ve Televizyon Kurumu (Lembaga Penyiaran Televisi dan Radio Turki) menyiarkan beberapa program dengan menggunakan beberapa bahasa dari etnis minoritas di Turki.[7] Pelajaran bahasa selain bahasa Turki juga diajarkan di tingkat sekolah dasar.[8]

Tabel statistik populasi kaum minoritas di Turki

Sebaran suku bangsa di Semenanjung Anatolia[9]
Survei resmi Kesultanan Utsmaniyah tahun 1910
Sanjak (distrik) Etnis Turki Etnis Yunani Etnis Armenia Etnis Yahudi Etnis Lainnya Jumlah
Istanbul 135.681 70.906 30.465 5.120 16.812 258.984
İzmit 184.960 78.564 50.935 2.180 1.435 318.074
Aidin (İzmir) 974.225 629.002 17.247 24.361 58.076 1.702.911
Bursa 1.346,387 274.530 87.932 2.788 6.125 1.717.762
Konya 1.143,335 85.320 9.426 720 15.356 1.254.157
Ankara 991.666 54.280 101.388 901 12.329 1.160.564
Trebizond 1.047,889 351.104 45.094 Tidak ada Tidak ada 1.444.087
Sivas 933.572 98.270 165.741 Tidak ada Tidak ada 1.197.583
Kastamon 1.086,420 18.160 3.061 Tidak ada 1.980 1.109.621
Adana 212.454 88.010 81.250 Tidak ada 107.240 488.954
Bigha 136.000 29.000 2.000 3.300 98 170.398
Jumlah 8.192.589 1.777.146 594.539 39.370 219.451 10.823.095
Persentase 75,7% 16,42% 5,50% 0,36% 2,03%  
Data Survei Patriak Ekumenis Konstantinopel tahun 1912
Jumlah 7.048,662 1.788.582 608.707 37.523 218.102 9.695.506
Persentase 72,7% 18,45% 6,28% 0,39% 2,25%  
Sebaran suku bangsa di Trakia Timur
Survei resmi Kesultanan Utsmaniyah tahun 1910[10]
Sanjak (distrik) Etnis Turki Etnis Yunani Etnis Bulgaria Etnis Lainnya Jumlah
Edirne 128.000 113.500 31.500 14.700 287.700
Kirk Kilisse 53.000 77.000 28.500 1.150 159.650
Tekirdağ 63.500 56.000 3.000 21.800 144.300
Gallipoli 31.500 70.500 2.000 3.200 107.200
Çatalca 18.000 48.500 Tidak ada 2.340 68.840
Konstantinopel 450.000 260.000 6.000 130.000 846.000
Jumlah 744.000 625,500 71.000 173.190 1.613.690
Persentase 46,11% 38,76% 4,40% 10,74%  
Data Survei Patriak Ekumenis Konstantinopel tahun 1912
Jumlah 604.500 655.600 71.800 337.600 1.669.500
Persentase 36,20% 39,27% 4,30% 20,22%  
Populasi umat Muslim dan non-Muslim di Turki pada rentang tahun 1914 hingga 2005[11]
Tahun 1914 1927 1945 1965 1990 2005
Muslim 12.941 13.290 18.511 31.139 56.860 71.997
Krsiten Ortodoks Yunani 1.549 110 104 76 8 3
Krsiten Ortodoks Armenian 1.204 77 60 64 67 50
Yahudi 128 82 77 38 29 27
Lainnya 176 71 38 74 50 45
Jumlah 15.997 13.630 18.790 31.391 57.005 72.120
Persentase non-Muslim 19,1% 2,5% 1,5% 0,8% 0,3% 0,2%

Etnis minoritas

Berikut ini adalah nama-nama etnis minoritas yang terdapat di Turki :

Abdal

Suku Abdal adalah suku bangsa minoritas yang umumnya dapat ditemukan di kawasan tengah dan barat Semenanjung Anatolia. Suku Abdal masih menjalankan hidup secara berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Suku Abdal menuturkan bahasa argot dengan versinya sendiri. Pada umumnya suku Abdal menganut kepercayaan Syi'ah dari sekte Alevi.[12]

Orang-orang keturunan Afganistan

Orang-orang Afganistan di Turki sebagian besar berasal dari latar belakang pengungsi. Gelombang migrasi orang-orang Afganistan di Turki pertama kali terjadi pada zaman Perang Soviet–Afganistan. Jumlah orang keturunan Afganistan di Turki tidak diketahui secara pasti, namun sebuah artikel pada koran nasional Turki Hurriyet terbitan tahun 2002 menyatakan terdapat "ribuan" orang-orang keturunan Afganistan tinggal di Turki. Mayoritas orang Afganistan di Turki terdiri dari etnis Persia dan etnis Uzbek.[13]

Orang-orang keturunan Afrika

 
Seorang kepala kasim Kesultanan utsmaniyah yang berasal dari keturunan Afrika di tahun 1912.

Kehadiran orang-orang keturunan Afrika di Turki berawal dari sejarah perdanganan budak di Kesultanan Utsmaniyah. Budak-budak Afrika yang dibawa ke Kesultanan Utsmaniyah berasal dari Niger, Arab Saudi, Libya, Kenya, dan Sudan yang umumnya didatangkan melalui Pulau Zanzibar.[14] Wilayah dengan populasi orang keturunan Afrika di Turki adalah Kawasan Aegea, terutama İzmir, Aydın, dan Muğla. Terdapat pula komunitas orang-orang keturunan Afrika di pedesaan dan kota-kota besar di Provinsi Antalya dan Provinsi Adana.[15] Jumlah orang-orang keturunan Afrika di Turki tidak diketahui secara pasti.[16]

Etnis Albania

Laporan Dewan Keamanan Nasional Turki (bahasa Turki: Milli Güvenlik Kurulu, MGK) tahun 2008 menyatakan sekitar 1,3 juta orang yang memiliki darah keturunan Albania menetap di Turki. Lebih dari 500.000 orang keturunan Albania di Turki masih mempertahankan budaya dan bahasa Albania di kehidupan sehari-hari mereka. Menurut sumber-sumber lain orang-orang keturunan Albania di Turki mencapai 5 juta orang.[17][18] Sebagian besar dari mereka berasal dari etnis Albania Kosovo/Makedonia dan Cameria Tosk yang melarikan diri dari penganiayaan orang Yunani dan Serbia pasca Perang Balkan. Terdapat juga beberapa orang Albania dari Montenegro dan Albania di Turki.

Sebuah lembaga Turkish-Albanian Brotherhood Culture and Solidarity Association dibentuk untuk melestarikan tradisi dan budaya Albania. Lembaga ini sering mengadakan festival-festival folklor dan malam budaya Albania di Turki. Organisasi ini berpusat di Bayrampaşa di kota Istanbul dan memiliki tiga cabang yang terletak di Küçükçekmece dan terdapat di Provinsi Ankara dan Provinsi Bursa. Setiap tahun lembaga ini menyediakan kelas-kelas bahasa Albania dan menyelenggarakan perayaan-perayaan untuk memperingati kemerdekaan Albania.

Etnis Arab

Jumlah orang-orang keturunann Arab di Turki berkisar antara 800.000 hingga satu juta jiwa. Sebagian besar etnis Arab di Turki tinggal di provinsi-provinsi yang berbatasan dengan Suriah, terutama di daerah Hatay dimana orang-orang Arab menyusun dua pertiga dari populasi di Hatay. Sebagian besar dari etnis Arab ini menganut agama Islam aliran ahlus sunnah wal jamaah, sebgaian lainnya menganut agama Islam Syi'ah dari sekte Alawi.[19]

Etnis Armenia

 
Para pengungsi etnis Armenia yang menjadi tawanan perang pada tahun 1915.

Suku bangsa Armenia adalah penduduk asli dataran tinggi Armenia yang sekarang wilayahnya terbagi menjadi wilayah kedaulatan Republik Turki, Republik Armenia, bagian selatan dari negara Georgia, wilayah barat dari negara Azerbaijan, dan bagian barat laut negara Iran.[20] Pada tahun 1880 pemerintah Turki melarang penggunakaan kata "Armenia" di kalangan pers, buku-buku sekolah, dan pemerintahan. Pemerintah Turki mengganti kata "Armenia" dengan istilah lain seperti Anatolia Timur atau Kurdistan bagian Utara.[21][22][23][24] Populasi orang keturunan Armenia di Turki telah mengalami penurunan yang signifikan akibat peristiwa Pembantaian Hamidian dan Genosida Armenia. Diperkirakan lebih dari satu setengah juta etnis Armenia menjadi korban jiwa dalam peristiwa Pembantaian Hamidian dan Genosida Armenia. Sebelum terjadinya genosida, etnis Armenia di Turki pada tahun 1914 tercatat berjumlah 1.914.620 jiwa.[25][26]

Sebelum pecahnya peristiwa genosida terhadap etnis Armenia, diketahui terdapat 2.300 buah bangunan gereja berdiri dan 700 buah sekolah dibanguan dengan jumlah siswa sekitar 82.000 orang.[27] Angka ini belum termasuk jumlah bangunan gereja dan sekolah dari denominasi Protestan dan Paroki Katolik Armenia.[27] Setelah peristiwa genosida etnis Armenia berakhir, diperkirakan 200.000 orang etnis Armenia tersisa di Turki.[28] Saat ini diperkirakan jumlah etnis Armenia di Turki berjumlah sebesar 40.000 hingga 70.000 jiwa.[29][30]

Saat Turki memasuki babak baru sebagai negara Republik sekuler dan mulai membuat berbagai kebijakan untuk mencoba menghapuskan warisan kebudayaan Armenia di Turki. Contoh dari kebijakan-kebijakan tersebut antara lain adalah pemaksaan menggunakan nama belakang ala Turki, perubahan nama-nama geografis, penyitaan properti, hingga penggantian nama binatang.[31] Orang-orang etnis Armenia di Turki sekarang banyak terkonsentrasi di kota paling besar di Turki, Istanbul. Sebagian besar orang-orang etnis Armenia di Turki menjalankan media cetak koran dan sekolah. Mayoritas orang Armenia di Turki menganut agama Kristen Ortodoks Armenia, sebagian kecil lainnya menganut agama Kristen Katolik, Gereja Injili Armenia.[27]

Asiria

Suku bangsa Asiria dulunya pernah menjadi suku bangsa minoritas dengan jumlah yang signifikan di Kesultanan Utsmaniyah. Namun, akibat terjadinya peristiwa genosida Asiria selama Perang Dunia yang Pertama, banyak orang-orang dari etnis Asiria dibunuh, dideportasi, atau melarikan diri dari wilayah Turki.[32] Terdapat pula orang-orang etnis Asiria yang bertahan hidup di bawah pemerintahan Turki, mereka ini adalah komunitas Asiria yang menjadi pribumi di wilayah bagian tenggara Turki dan kota Istanbul (meskipun banyak juga suku bangsa minoritas lain yang mengalami hal yang serupa, seperti etnis Armenia dan etnis Yunani). Jumlah populasi etnis Asiria di Turki diperkirakan sekitar 30.000 orang.[33]

Etnis Bosnia

Suku bangsa Bosnia adalah termasuk kaum minoritas etnis yang tergolong cukup dominan di Turki. Keberadaan etnis Bosnia dapat ditemukan dengan mdah di negara ini. Di kota-kota besar seperti İstanbul, Eskişehir, Ankara, İzmir, atau Adana sangat mudah untuk ditemui distrik, jalan, toko-toko, atau rumah makan yang menggunakan nama-nama seperti Bosna, Yenibosna, Mostar, atau Novi Pazar yang identik dengan negara Bosnia dan Herzegovina.[34] Meskipun jumlah etnis Bosnia di Turki terbilang cukup banyak, namun sangat sulit untuk menentukan berapa jumlah pasti populasi suku bangsa Bosnia di Turki. Beberapa peneliti asal Bosnia menyatakan bahwa jumlah populasi orang Bosnia di Turki mencapai empat juta jiwa. Para politisi di Turki menyadari akan eksistensi etnis Bosnia di Turki. Pada tahun 2010 Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoğlu mengatakan "Terdapat lebih banyak orang keturunan Bosnia tinggal di Turki dibandingkan dengan yang tinggal di Bosnia dan Herzegovina."[35]

Suku bangsa Britania Raya

Terdapat sekitar 34.000 orang yang berasal dari Britania Raya (Briton) yang tinggal di Turki.[36] Sebagian besar dari mereka adalah warga negara Britania Raya yang menikah dengan pasangan orang Turki. Orang Britania Raya yang tinggal di Turki umumnya adalah pelajar dan ekspatriat yang bekerja di berbagai bidang industri.[37]

Etnis Bulgaria

Terdapat sejumlah orang etnis Bulgaria di Turki yang sebagian besar terdiri dari orang-orang dari suku bangsa Pomak dan sebagian kecil lainnya adalah orang-orang etnis Bulgaria yang beragama Krsiten Ortodoks.[38][39][40] Menurut seorang ahli etnologi, terdapat sekitar 300.000 jiwa etnis Pomak di Turki yang menuturkan bahasa Bulgaria sebagai bahasa ibu mereka.[41] Sangat sulit mengetahui jumlah pasti orang Bulgaria khususnya etnis Pomak di Turki karena banyak orang Pomak yang sudah berintegrasi dan berasimilasi dengan budaya dan bahasa setempat.[42] Menurut laporan Milliyet dan Berita Harian Turki, jumlah etnis Pomak dan orang Pomak yang sudah berasimilasi dengan etnis Turki berjumlah sekitar 600.000 jiwa.[43][42] Menurut Kementerian Urusan Luar Negeri Bulgaria terdapat komunitas Kristen Ortodoks Bulgaria di Turki dengan jumlah sekitar 500 orang.[44]

Suku Bangsa Turki dari Asia Tengah

Suku Kazakh

Terdapat sekitar 30.000 orang keturunan Kazakh menetap di Zeytinburnu, di kota Istanbul. Selain di Istnabul komunitas orang Kazakh juga terdapat di wilayah lainnya di Turki, seperti di wilayah Manisa di kota Konya. Gelombang migrasi orang-orang Kazakh ke Turki terjadi pada tahun 1969 dan 1954. Pada mulanya mereka menetap di wilayah Salihi, Develi, dan Altay.[45] Terdapat beebrapa organisasi bagi para keturunan Kazakh di Turki, seperti Yayasan Kazakh-Turki (bahasa Turki: Kazak Türkleri Vakfı)[46] dan Organisasi Diaspora Kazakh di Turki (bahasa Turki: Kazak Kültür Derneği).[47]

Kirgiz

Kawasan sekitar Danau Van di Turki adalah rumah bagi pengungsi etnis Kirgiz dari Afganistan.[48] Turki menjadisalah satu tujuan tempat pengungsian bagi para pengungsi etnis Kirgiz selama Perang Soviet–Afganistan.[49] Terdapat sebuah organisasi bagi etnis Kirgiz di Turki yang bernama Persahabatan dan Masyarakat Budaya Kirgiztan (bahasa Kirgiz: Кыргызстан Достук жана Маданият Коому, bahasa Turki: Kırgızistan Kültür ve Dostluk Derneği Resmi Sitesi).[50] Tidak diketahui secara pasti jumlah etnis Kirgiz di Turki.

Uzbek

Suku bangsa Uzbek berjumlah sekitar 45.000 jiwa di Turki. Pada dekade 1800-an wilayah utara Bogrudelik di Konya dikuasai oleh orang Tatar Bukharlyks. Pada tahun 1981 gelombang pengungsi dari etnis Uzbek di wilayah Pakistan bermigrasi ke Turki. Pemukiman pertama mereka terletak di Kayseri, Izmir, Ankara, dan Zeytinburnu.[45]

Uighur

Terdapat sekitar 50.000 jiwa etnis Uighur di Turki.[51] Kota Kayseri menerima sejumlah pengungsi etnis Uighur melalui Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi pada rentang tahun 1966 hingga 1967. Komunitas Uighur dapat ditemui di kota Istanbul. Kantong populasi etnis Uighur di Istanbul terletak di distrik Küçükçekmece, Sefaköy, dan Zeytinburnu. Terdapat dua buah masjid (masjid Tuzla dan masjid Zeytinburnu) yang digunakan komunitas Uighur di Istanbul.[52][53] Pada tahun 2015 pemerintah Turki membuka diri untuk menerima pengungsi Uighur yang tinggal di Thailand. Keputusan Turki untuk membuka diri bagi etnis Uighur ini ditentang oleh pemerintah Republik Rakyat Tiongkok.[54]

Sirkasia

Menurut laporan laporan surat kabar Turki, Milliyet, ada sekitar 2,5 juta etnis Sirkasia tinggal di Turki.[43] Namun, menurut laporan Uni Eropa terdapat tiga hingga lima juta keturunan Sirkasia di Turki.[55] Kelompok etnis lain seperti Abazin dan Abkhaz seringkali digolongkan sebagai suku bangsa Sirkasia. Orang-orang Sirkasia adalah imigran dari kawasan Kaukasus. Etnis Sirkasian di Turki sudah berasimilasi dengan bahasa dan budaya Turki. Sebagian besar orang Sirkasia menganut agama Islam Sunni dengan mazhab Hanafi.[56]

Etnis Yunani

The Greeks constitute a population of Greek and Greek-speaking Eastern Orthodox Christians who mostly live in Istanbul, including its district Princes' Islands, as well as on the two islands of the western entrance to the Dardanelles: Imbros and Tenedos (bahasa Turki: Gökçeada and Bozcaada). Some Greek-speaking Byzantine Christians have been assimilated over the course of the last one thousand years.

They are the remnants of the estimated 200,000 Greeks who were permitted under the provisions of the Treaty of Lausanne to remain in Turkey following the 1923 population exchange,[57] which involved the forcible resettlement of approximately 1.5 million Greeks from Anatolia and East Thrace and of half a million Turks from all of Greece except for Western Thrace. After years of persecution (e.g. the Varlık Vergisi and the Istanbul Pogrom), emigration of ethnic Greeks from the Istanbul region greatly accelerated, reducing the 119,822 [58]-strong Greek minority before the attack to about 7,000 by 1978.[59] The 2008 figures released by the Turkish Foreign Ministry places the current number of Turkish citizens of Greek descent at the 3,000–4,000 mark.[60] According to Milliyet there are 15,000 Greeks in Turkey,[43] while according to Human Rights Watch the Greek population in Turkey was estimated at 2,500 in 2006.[61] According to the same source, the Greek population in Turkey was collapsing as the community was by then far too small to sustain itself demographically, due to emigration, much higher death rates than birth rates and continuing discrimination.[61] In recent years however, most notably since the economic crisis in Greece, the trend has reversed. A few hundred to over a thousand Greeks now migrate to Turkey yearly for employment or educational purposes.[62][63]

Christian Greeks were forced to migrate. Muslim Greeks live in Turkey today. They live in cities of Trabzon and Rize.

Since 1924, the status of the Greek minority in Turkey has been ambiguous. Beginning in the 1930s, the government instituted repressive policies forcing many Greeks to emigrate. Examples are the labour battalions drafted among non-Muslims during World War II as well as the Fortune Tax levied mostly on non-Muslims during the same period. These resulted in financial ruination and death for many Greeks. The exodus was given greater impetus with the Istanbul Pogrom of September 1955 which led to thousands of Greeks fleeing the city, eventually reducing the Christian Greek population to about 7,000 by 1978 and to about 2,500 by 2006 before beginning to increase again after 2008.

Etnis Yahudi

Bangsa Yahudi hadir di Turki sejak abad ke-5 Masehi. Terdapat pula gelombang migrasi orang-orang Yahudi dari kawasan Semenanjung Iberia (Spanyol dan Portugal) ketika masa Kesultanan Utsmaniyah berkuasa di wilayah yang sekarang kita kenal sebagai Turki. Sebagian besar orang Turki keturunan Yahudi telah bermigrasi ke Israel dan Amerika Serikat, namun masih terdapat populasi orang Yahudi yang bertahan tinggal Turki. Etnis Yahudi di Turki diperkirakan berjumlah sekitar 17.400 sampai 18.000 jiwa.[64][65] Sebagian besar orang-orang Yahudi di Turki berasal dari subetnis Yahudi Sefardim dengan persentase sebesar 96% dari keseluruhan populasi Yahudi yang ada di Turki. Sebagian kecil orang Yahudi lainnya di Turki berasal dari subetnis Yahudi Ashkenazi.[66]

Sebagian besar etnis Yahudi menetap di kota Istanbul. Terdapat juga komunitas orang Yahudi di kota İzmir dengan total sekitar 2.300 jiwa dan terdapat sekitar seratus orang Yahudi di Kota Ankara, Bursa, dan Adana. Sebagian orang Yahudi mencari nafkah dibidang indsutri, insinyur, kerajianan seni, dan berdagang. Terdapat 100 orang keturunan Yahudi dari sekte Yahudi Karait menetap di Turki, namun kebanyakan dari orang Yahudi Karait ini tidak ikut berintegrasi dengan kelompok Yahudi lainnya.[66]

Kurdi

 
Percentage of Kurdish population in Turkey by region[67]
 
Seorang wanita Kurdi yang menggendong anaknya.

Ethnic Kurds are the largest minority in Turkey, composing around 20% of the population according to Milliyet, 18% of the total populace or c. 14 million people according to the CIA World Factbook, and as much as 23% according to Kurdologist David McDowall.[1][68] Unlike the Turks, the Kurds speak an Iranian language. There are Kurds living all over Turkey, but most live to the east and southeast of the country, from where they originate.

In the 1930s, Turkish government policy aimed to forcibly assimilate and Turkify local Kurds. Since 1984, Kurdish resistance movements included both peaceful political activities for basic civil rights for Kurds within Turkey, and violent armed rebellion for a separate Kurdish state.[69]

Agama Minoritas

Ateis

In Turkey, Atheism is the biggest group after Islam. The percentage of atheists according to polls apparently rose from about 2% in 2012[70] to approximately 6% in 2016.[71]

Bahá'í

 
The house where the founder of the Bahá'í Faith, Bahá'u'lláh stayed in, Edirne

Turkish cities Edirne and İstanbul are in the holy places of this religion. Estimate Bahá'í population in Turkey is 10,000 (2008) [72]

Kristen

 
Church of St. Anthony of Padua in Istanbul.

Kristen Ortodoks

 
Aya Triada Greek Orthodox church in Beyoğlu, Istanbul

Orthodox Christianity forms a tiny minority in Turkey, comprising far less than one tenth of one percent of the entire population. The provinces of Istanbul and Hatay, which includes Antakya, are the main centres of Turkish Christianity, with comparatively dense Christian populations, though they are very small minorities. The main variant of Christianity present in Turkey is the Eastern Orthodox branch, focused mainly in the Greek Orthodox Church.

Protestanisme

Protestants comprise far less than one tenth of one percent of the population of Turkey. Even so, there is an Alliance of Protestant Churches in Turkey.[73][74] The constitution of Turkey recognizes freedom of religion for individuals. The Armenian Protestants own three Istanbul Churches from the 19th century.[74] On 4 November 2006, a Protestant place of worship was attacked with six Molotov cocktails.[75] Turkish media have criticized Christian missionary activity intensely.[76]

There is an ethnic Turkish Protestant Christian community most of them came from recent Muslim Turkish backgrounds, rather than from ethnic minorities.[77][78][79][80]

Katolik Roma

 
The Church of St. Paul in Tharsus

There are around 35,000 Catholics, constituting 0.05% of the population. The faithful follow the Latin, Byzantine, Armenian and Chaldean Rite. Most Latin Rite Catholics are Levantines of mainly Italian or French background, although a few are ethnic Turks (who are usually converts via marriage to Levantines or other non-Turkish Catholics). Byzantine, Armenian, and Chaldean rite Catholics are generally members of the Greek, Armenian, and Assyrian minority groups respectively. Turkey's Catholics are concentrated in Istanbul.[butuh rujukan]

In February 2006, Catholic priest Andrea Santoro, an Italian missionary working in Turkey for 10 years, was shot twice at his church near the Black Sea.[81] He had written a letter to the Pope asking him to visit Turkey.[82] Pope Benedict XVI visited Turkey in November 2006.[83] Relations had been rocky since Pope Benedict XVI had stated his opposition to Turkey joining the European Union.[84] The Council of Catholic Bishops met with the Turkish prime minister in 2004 to discuss restrictions and difficulties such as property issues.[85] More recently, Bishop Luigi Padovese, on June 6, 2010, the Vicar Apostolic of Turkey, was killed.

Yudaisme

 
Sebuah lukisan yang menggambarkan seorang laki-laki Yahudi Sefardim pada masa Kesultanan Utsmaniyah tahun 1779.

Bangsa Yahudi hadir di Turki sejak abad ke-5 Masehi. Terdapat pula gelombang migrasi orang-orang Yahudi dari kawasan Semenanjung Iberia (Spanyol dan Portugal) ketika masa Kesultanan Utsmaniyah berkuasa di wilayah yang sekarang kita kenal sebagai Turki. Sebagian besar orang Turki keturunan Yahudi telah bermigrasi ke Israel dan Amerika Serikat, namun masih terdapat populasi orang Yahudi yang bertahan tinggal Turki. Orang Yahudi di Turki diperkirakan berjumlah sekitar 17.400 sampai 18.000 jiwa.[64][65] Sebagian besar orang-orang Yahudi di Turki berasal dari subetnis Yahudi Sefardim dengan persentase sebesar 96% dari keseluruhan populasi Yahudi yang ada di Turki. Sebagian kecil orang Yahudi lainnya di Turki berasal dari subetnis Yahudi Ashkenazi.[66]

Sebagian besar orang-orang Yahudi menetap di kota Istanbul. Terdapat juga komunitas etnis Yahudi di kota İzmir dengan total sekitar 2.300 jiwa dan terdapat sekitar seratus orang Yahudi di Kota Ankara, Bursa, dan Adana. Sebagian orang Yahudi mencari nafkah dibidang indsutri, insinyur, kerajianan seni, dan berdagang. Terdapat 100 orang keturunan Yahudi dari sekte Yahudi Karait menetap di Turki, namun kebanyakan dari orang Yahudi Karait ini tidak ikut berintegrasi dengan kelompok Yahudi lainnya.[66]

Lembaga pendidikan ala Yahudi dapat ditemui di beberapa tempat di Turki. Terdapat satu sekolah Yahudi di Istanbul dan juga satu sekolah Yahudi lainnya di kota İzmir. Kursus untuk membaca dan mendalami isi kandungan Talmud dan Taurat juga terdapat di Turki. Komunitas Yahudi di Turki menjalankan sebuah media cetak berupa koran berbahasa Turki dan Ladino sebagai media informasi antara anggota komunitas. Fasilitas tempat ibadah dapat ditemui di kota-kota yang menjadi kantong populasi Yahudi di Turki. Terdapat 17 buah sinagoga di kota Istanbul dan 10 buah sinagoga di kota İzmir. Di dua kota ini juga komunitas Yahudi memproduksi makanan yang memenuhi kriteria kosher untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.[66]

Islam

Alawi

The exact number of Alawites in Turkey is unknown, but there were 185 000 Alawites in 1970.[86] As Muslims, they are not recorded separately from Sunnis in ID registration. In the 1965 census (the last Turkish census where informants were asked their mother tongue), 180,000 people in the three provinces declared their mother tongue as Arabic. However, Arabic-speaking Sunni and Christian people are also included in this figure.

Alawites traditionally speak the same dialect of Levantine Arabic with Syrian Alawites. Arabic is best preserved in rural communities and Samandağ. Younger people in Çukurova cities and (to a lesser extent) in İskenderun tend to speak Turkish. Turkish spoken by Alawites is distinguished by Alawites and non-Alawites alike with its particular accents and vocabulary. Knowledge of Arabic alphabet is confined to religious leaders and men who had worked or studied in Arab countries.

Alevi

 
Proportion of Alevis in Turkey

Alevis are the biggest religious minority in Turkey. Nearly 15%[87]-25% of all Turkish population is in this group. They are mainly Turk but there are significant Kurd and Zaza populations who are Alevi[88]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b CIA World Factbook: Turkey
  2. ^ "Who are the Kurds?". BBC News (dalam bahasa Inggris). 2017-10-31. Diakses tanggal 2017-12-10. 
  3. ^ Saunders, Robert A. (2011). Ethnopolitics in Cyberspace: The Internet, Minority Nationalism, and the Web of Identity (dalam bahasa Inggris). Lexington Books. ISBN 9780739141946. 
  4. ^ a b sitesi, milliyet.com.tr Türkiye'nin lider haber. "Türkiye'deki Kürtlerin sayısı!". MİLLİYET HABER - TÜRKİYE'NİN HABER SİTESİ. Diakses tanggal 2017-12-11. 
  5. ^ sitesi, milliyet.com.tr Türkiye'nin lider haber. "Türkiye'deki Kürtlerin sayısı!". MİLLİYET HABER - TÜRKİYE'NİN HABER SİTESİ. Diakses tanggal 2017-12-11. 
  6. ^ "Alleged Coup Leader in Turkey 'Born in Kosovo' :: Balkan Insight". www.balkaninsight.com. Diakses tanggal 2017-12-11. 
  7. ^ "TRT - Anasayfa". TRT (dalam bahasa Turki). Diakses tanggal 2017-12-11. 
  8. ^ "Turkey 'to allow Kurdish lessons'". BBC News (dalam bahasa Inggris). 2012-06-12. Diakses tanggal 2017-12-11. 
  9. ^ Pentzopoulos, Dimitri (2002). The Balkan exchange of minorities and its impact on Greece. C Hurst & Co. hlm. 29–30. ISBN 978-1-85065-702-6. 
  10. ^ Pentzopoulos, Dimitri (2002). The Balkan exchange of minorities and its impact on Greece. C. Hurst & Co. Publishers. hlm. 31–32. ISBN 978-1-85065-702-6. 
  11. ^ Icduygu, A., Toktas, S., & Soner, B. A. (2008). The politics of population in a nation-building process: Emigration of non-Muslims from Turkey. Ethnic and Racial Studies, 31(2), 358-389.
  12. ^ Abdal by Peter Alford Andrews pages 435 to 438 in Ethnic groups in the Republic of Turkey / compiled and edited by Peter Alford Andrews, with the assistance of Rüdiger Benninghaus (Wiesbaden : Dr. Ludwig Reichert, 1989) ISBN 3-88226-418-7
  13. ^ "Archived copy". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-06-01. Diakses tanggal 2017-12-10. 
  14. ^ "Turks with African ancestors want their existence to be felt". 2008-08-27. Diakses tanggal 2017-12-11. 
  15. ^ "Yerleşim Yerleri ve Göç". Afroturk.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 February 2009. Diakses tanggal 2017-12-10. 
  16. ^ Afrika'nın kapıları İzmir'e açılıyor Diarsipkan 17 February 2009 di Wayback Machine., Yeni Asır, 21 November 2008. Diakses tanggal 2017-12-10.
  17. ^ http://sablon.sdu.edu.tr/dergi/sosbilder/dosyalar/27/OS_16.pdf
  18. ^ Robert A. Saunders. Ethnopolitics in Cyberspace: The Internet, Minority Nationalism, and the Web of Identity. Lexington Books. hlm. 98. 
  19. ^ Turkey: A Country Study, Federal Research Division, Kessinger Publishing, June 30, 2004 - 392 pages. Page 140 [1].
  20. ^ Modern History of Armenia in the Works of Foreign Authors [Novaya istoriya Armenii v trudax sovremennix zarubezhnix avtorov], edited by R. Sahakyan, Yerevan, 1993, p. 15 (in Russian)
  21. ^ Blundell, Roger Boar, Nigel (1991). Crooks, crime and corruption. New York: Dorset Press. hlm. 232. ISBN 9780880296151. 
  22. ^ Balakian, Peter. The Burning Tigris: The Armenian Genocide and America's Response. HarperCollins. hlm. 36. ISBN 9780061860171. 
  23. ^ Books, the editors of Time-Life (1989). The World in arms : timeframe AD 1900-1925 (edisi ke-U.S.). Alexandria, Va.: Time-Life Books. hlm. 84. ISBN 9780809464708. 
  24. ^ K. Al-Rawi, Ahmed (2012). Media Practice in Iraq. Palgrave Macmillan. hlm. 9. ISBN 9780230354524. Diakses tanggal 2017-12-11. 
  25. ^ history.com/books/Arm-pop-Ottoman-Emp.pdf THE POPULATION OF THE OTTOMAN ARMENIANS by Justin McCarthy
  26. ^ Raymond H. Kevorkian and Paul B. Paboudjian, Les Arméniens dans l'Empire Ottoman à la vielle du génocide, Ed. ARHIS, Paris, 1992
  27. ^ a b c Bedrosyan, Raffi (August 1, 2011). "Bedrosyan: Searching for Lost Armenian Churches and Schools in Turkey". The Armenian Weekly. Diakses tanggal 2017-12-11. 
  28. ^ "ONLY 200,000 ARMENIANS NOW LEFT IN TURKEY". New York Times. October 22, 1915. Diakses tanggal 2017-12-11. 
  29. ^ Turay, Anna. "Tarihte Ermeniler". Bolsohays: Istanbul Armenians. Diakses tanggal 2017-12-11.  Hapus pranala luar di parameter |publisher= (bantuan)
  30. ^ Hür, Ayşe (2008-08-31). "Türk Ermenisiz, Ermeni Türksüz olmaz!". Taraf (dalam bahasa Turkish). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-09-02. Diakses tanggal 2017-12-11. Sonunda nüfuslarını 70 bine indirmeyi başardık. 
  31. ^ "Turkey renames 'divisive' animals". BBC. 8 March 2005. Diakses tanggal 16 January 2013. Animal name changes: Red fox known as Vulpes Vulpes Kurdistanica becomes Vulpes Vulpes. Wild sheep called Ovis Armeniana becomes Ovis Orientalis Anatolicus Roe deer known as Capreolus Capreolus Armenus becomes Capreolus Cuprelus Capreolus. 
  32. ^ Hovannisian, Richard G. (2007). The Armenian Genocide: Cultural and Ethical Legacies (dalam bahasa Inggris). Transaction Publishers. ISBN 9781412806190. 
  33. ^ Refugees, United Nations High Commissioner for. "Refworld | World Directory of Minorities and Indigenous Peoples - Turkey : Assyrians". Refworld (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-12-11. 
  34. ^ Bernard Lewis. The Emergence of Modern Turkey. hlm. 87. 
  35. ^ http://www.todayszaman.com/news-313388-the-impact-of-bosnians-on-the-turkish-stateby-karol-kujawa-.html
  36. ^ Brits Abroad: BBC
  37. ^ Yavuz, Hande. "The Number Of Expats Has Reached 26,000". Capital. 
  38. ^ The Balkans, Minorities and States in Conflict (1993), Minority Rights Publication, by Hugh Poulton, p. 111.
  39. ^ Richard V. Weekes; Muslim peoples: a world ethnographic survey, Volume 1; 1984; p.612
  40. ^ Raju G. C. Thomas; Yugoslavia unraveled: sovereignty, self-determination, intervention; 2003, p.105
  41. ^ Gordon, Raymond G. Jr., ed. (2005). "Languages of Turkey (Europe)". Ethnologue: Languages of the World (edisi ke-Fifteenth). Dallas, Texas: SIL International. ISBN 978-1-55671-159-6. 
  42. ^ a b "Trial sheds light on shades of Turkey". Hurriyet Daily News and Economic Review. 2008-06-10. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-03-23. Diakses tanggal 2017-12-11. 
  43. ^ a b c "Milliyet - Turkified Pomaks in Turkey" (dalam bahasa Turki). www.milliyet.com.tr. Diakses tanggal 2017-12-11. 
  44. ^ "Българската общност в Република Турция "
  45. ^ a b Espace populations sociétés. Université des sciences et techniques de Lille, U.E.R. de géographie. 2006. hlm. 174. 
  46. ^ Kazak Türkleri Vakfı Resmi Web Sayfası http://www.kazakturklerivakfi.org/index.php?limitstart=118.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  47. ^ Kazak Kültür Derneği http://www.kazakkultur.org/.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  48. ^ Lonely Planet (1 June 2014). Great Adventures. Lonely Planet Publications. ISBN 978-1-74360-102-0. 
  49. ^ Finkel, Michael (February 2013). "Wakhan Corridor". National Geographic. Diakses tanggal 30 August 2016. 
  50. ^ Кыргызстан Достук жана Маданият Коому (Kırgızistan Kültür ve Dostluk Derneği Resmi Sitesi) https://web.archive.org/web/20131008052336/http://www.kyrgyzstan.org.tr/tr.html. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-11.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  51. ^ "ISIL recruits Chinese with fake Turkish passports from Istanbul". BGNNews.com. Istanbul. April 9, 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-11. 
  52. ^ S. Frederick Starr (4 March 2015). Xinjiang: China's Muslim Borderland. Routledge. hlm. 391–. ISBN 978-1-317-45137-2. 
  53. ^ J. Craig Jenkins; Esther E. Gottlieb (31 December 2011). Identity Conflicts: Can Violence be Regulated?. Transaction Publishers. hlm. 108–. ISBN 978-1-4128-0924-5. 
  54. ^ Indonesia, CNN. "Turki Terima Ratusan Warga Uighur, China Meradang". CNN Indonesia (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-12-11. 
  55. ^ Bernard Lewis. The Emergence of Modern Turkey. hlm. 94. 
  56. ^ "The History of Circassians". ccat.sas.upenn.edu. Diakses tanggal 2017-12-12. 
  57. ^ European Commission for Democracy through Law (2002). The Protection of National Minorities by Their Kin-State. Council of Europe. hlm. 142. ISBN 978-92-871-5082-0. Diakses tanggal 2 February 2013. In Turkey the Orthodox minority who remained in Istanbul, Imvros and Tenedos governed by the same provisions of the treaty of Lausanne was gradually shrunk from more than 200,000 in 1930 to less than 3,000 today. 
  58. ^ http://www.demography-lab.prd.uth.gr/DDAoG/article/cont/ergasies/tsilenis.htm
  59. ^ Kilic, Ecevit (2008-09-07). "Sermaye nasıl el değiştirdi?". Sabah (dalam bahasa Turkish). Diakses tanggal 2008-12-25. 6-7 Eylül olaylarından önce İstanbul'da 135 bin Rum yaşıyordu. Sonrasında bu sayı 70 bine düştü. 1978'e gelindiğinde bu rakam 7 bindi. 
  60. ^ "Foreign Ministry: 89,000 minorities live in Turkey". Today's Zaman. 2008-12-15. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-05-01. Diakses tanggal 2008-12-15. 
  61. ^ a b Lois Whitman Denying Human Rights and Ethnic Identity: The Greeks of Turkey. Human Rights Watch, September 1, 1992 - 54 pages. Page 2 [2]
  62. ^ Turkey: Istanbul’s Greek Community Experiencing a Revival (Eurasianet, 2 March 2011)
  63. ^ Jobseekers from Greece try chances in Istanbul (Hurriyet Daily News, 9 January 2012)
  64. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama :3
  65. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama :4
  66. ^ a b c d e Congress, World Jewish. "Community in Turkey". www.worldjewishcongress.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-12-10. 
  67. ^ "Kürt Meselesi̇ni̇ Yeni̇den Düşünmek" (PDF). KONDA. July 2010. hlm. 19–20. Diakses tanggal 2013-06-11. 
  68. ^ David McDowall. A Modern History of the Kurds. Third Edition. I.B.Tauris, May 14, 2004 - 504 pages, page 3.
  69. ^ "Kurdistan-Turkey". GlobalSecurity.org. 2007-03-22. Diakses tanggal 2007-03-28. 
  70. ^ [3]
  71. ^ [4]
  72. ^ International Religious Freedom Report 2008-Turkey
  73. ^ "World Evangelical Alliance". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-03. 
  74. ^ a b "German Site on Christians in Turkey". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-09-28. 
  75. ^ "Christian Persecution Info". 
  76. ^ "Christianity Today". 
  77. ^ Turkish Protestants still face "long path" to religious freedom
  78. ^ Christians in eastern Turkey worried despite church opening
  79. ^ Muslim Nationalism and the New Turks
  80. ^ TURKEY: Protestant church closed down
  81. ^ "Priest's killing shocks Christians in Turkey". Catholic World News. February 6, 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal February 11, 2006. Diakses tanggal 2006-06-26. 
  82. ^ "Priest Slain in Turkey Had Sought Pope Visit". Reuters. February 9, 2006. Diakses tanggal 2006-06-26. 
  83. ^ "Confirmed: Pope to visit Turkey in November". Catholic World News. February 9, 2006. Diakses tanggal 2006-06-26. 
  84. ^ Donovan, Jeffrey (April 20, 2005). "World: New Pope Seen As Maintaining Roman Catholic Doctrinal Continuity". Radio Free Europe. Diakses tanggal 2006-06-26. 
  85. ^ "Turkey". International Religious Freedom Report 2004. September 15, 2004. Diakses tanggal 2006-06-26. 
  86. ^ State and rural society in medieval Islam: sultans, muqtaʻs, and fallahun. Leiden: E.J. Brill. 1997. hlm. 162. ISBN 90-04-10649-9. 
  87. ^ Structure and Function in Turkish Society. Isis Press, 2006, p. 81).
  88. ^ "The Alevi of Anatolia", 1995.