Selat solo

variasi makanan khas Indonesia
Revisi sejak 27 Maret 2017 05.11 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (Bot: Perubahan kosmetika)

Selat solo adalah sebuah hidangan khas Jawa yang memiliki pengaruh hidangan Eropa dan berasal dari kota Solo, Jawa Tengah. Makanan ini terdiri dari daging sapi has luar yang direbus dalam kuah encer yang terbuat dari bawang putih, cuka, kecap manis, kecap Inggris, air serta dibumbui dengan pala dan merica. Makanan ini kemudian disajikan dengan telur rebus dan sayur-sayuran seperti buncis, kentang, tomat, selada, mentimun, kol atau brokoli dan wortel, serta ditaburi keripik kentang dan ditambahkan sedikit moster atau mayones di sampingnya.

Selat solo
Selat Solo
SajianHidangan utama
Tempat asalIndonesia
Dibuat olehMasakan Jawa
Suhu penyajianPanas
Bahan utamaDaging has luar yang direbus dan disajikan dengan kuah encer, bersama dengan sayuran dan kentang
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Walaupun memiliki nama selat solo — yang mengacu kepada "salad", bagian utamanya berupa daging sapi (umumnya has luar) menjadikan hidangan ini tidak cocok untuk dikatakan sebagai salad, melainkan sebagai sebuah bistik yang disajikan dalam kuah manis encer khas Jawa. Beberapa orang menyebut hidangan ini sebagai sebuah percampuran antara bistik, salad dan sup.[1] Hidangan ini juga sering disebut sebagai Bistik Jawa, walaupun hidangan tersebut mengandung lebih sedikit kuah.

Sejarah

Pada masa kolonial Hindia Belanda, orang-orang Eropa membawa bahan-bahan masakan serta teknik-teknik memasak khas Eropa. Para ningrat dan kaum terdidik diperkenalkan pada makanan Eropa seperti roti, keju dan bistik yang dihargai sebagai sajian-sajian masyarakat kelas atas Hindia Belanda. Pada masa ini pula terjadi adaptasi serta percampuran hidangan Eropa dengan hidangan Jawa, salah satunya adalah penciptaan resep selat solo di Surakarta, yang merupakan ibu kota dari Kasunanan Surakarta. Hidangan ini diyakini merupakan sebuah masakan percampuran berupa bistik khas Eropa dengan selera Jawa.[2] Pengaruh Eropa dapat dilihat dari penggunaan moster atau mayones dan kecap Inggris, sementara selera Jawa yang cenderung manis dapat dirasakan dari penggunaan kecap manis.

Catatan

  1. ^ Bondan Winarno (18 Januari 2012). "Yuk, Berburu Selat Solo!". DetikFood. Diakses tanggal 25 Februari 2016. 
  2. ^ "Solo Culinary Destination". Surakarta.go.id. Diakses tanggal 25 Februari 2016. 

Pranala luar