Nafsiah Mboi

Menteri Kesehatan Indonesia ke-17
Revisi sejak 23 April 2018 19.41 oleh Dikaalnas (bicara | kontrib) (Menolak perubahan teks terakhir (oleh 111.94.109.171) dan mengembalikan revisi 11603682 oleh Achmadmaulanaibr)

dr. Andi Nafsiah Walinono Mboi, SpA, M.P.H. (lahir 14 Juli 1940) adalah Menteri Kesehatan Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu II. Ia menggantikan Endang Rahayu Sedyaningsih yang meninggal karena penyakit kanker pada tanggal 2 Mei 2012.[3]

Nafsiah Mboi
Berkas:Nafsiah Mboi.jpg
Menteri Kesehatan Indonesia 19
Masa jabatan
14 Juni 2012 – 20 Oktober 2014
PresidenSusilo Bambang Yudhoyono
Sebelum
Pendahulu
Ali Ghufron Mukti
(Pelaksana Tugas)
Pengganti
Nila Moeloek
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir14 Juli 1940 (umur 84)
Sengkang, Sulawesi Selatan, Belanda Hindia Belanda[1]
KebangsaanIndonesia
Suami/istridr. Aloysius Benedictus Mboi, M.P.H. [1]
AnakMaria Yosefina Tridia Mboi
Gerardus Majela Mboi
Henri Dunant Mboi[1]
Orang tuaAndi Walinono dan Rahmatiah Sonda Daeng Badji
AlmamaterUniversitas Indonesia
Institute of Tropical Medicine[2]
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Karier

Nafsiah Mboi adalah seorang dokter spesialis anak yang mendapat gelar Master of Public Health (MPH) dari Institute of Tropical Medicine, Antwerpen, Belgia pada tahun 1990 dan sempat menjadi research fellow untuk Takemi Program dalam kesehatan internasional di Universitas Harvard, Cambridge, AS pada tahun 1990-1991. Sepak terjang Nafsiah di bidang kesehatan dimulai sejak tahun 1978, ketika ia bahu - membahu dengan sang suami, dr. Aloysius Benedictus Mboi, M.P.H. yang pada saat itu bertugas sebagai Gubernur Nusa Tenggara Timur dalam mengangkat derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat NTT yang saat itu merupakan provinsi tertinggal di Indonesia.[1]

Karyanya di bidang pelayanan kepemerintahan pernah mengantar pasangan itu menerima Ramon Magsaysay Award tahun 1986, di samping penghargaan nasional lainnya, termasuk Satya Lencana Bhakti Sosial tahun 1989. Ia juga dikenal aktif di bidang HAM dan pernah menjadi ketua komite hak-hak anak untuk PBB. Di bidang pemerintahan, ia pernah menjadi anggota MPR RI pada tahun 1982-1987. Sejak 2006, Nafsiah dipercaya menjabat sebagai Sekretaris Eksekutif Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional dan wakil ketua Komisi Nasional (Komnas) perempuan.[4]

Alumni jurusan spesialisasi anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini dikenal memiliki kepedulian yang tinggi di bidang advokasi HIV/AIDS. Nafsiah dikatakan turut mempelopori lahirnya Komitmen Sentani pada tahun 2004 yang menjadi tonggak komitmen pemerintah pusat dan daerah untuk penanggulangan AIDS.[1]

Pada tanggal 13 Juni 2012, Nafsiah diangkat menjadi Menteri Kesehatan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono setelah menteri sebelumnya, Endang Rahayu Sedyaningsih meninggal pada 2 Mei 2012 karena sakit kanker paru. Dengan ditunjuknya Nafsiah sebagai Menkes baru, kementerian ini berturut-turut diisi terus oleh menteri perempuan yaitu Siti Fadilah Supari dan Endang Rahayu Sedyaningsih. Ketiga perempuan ini semuanya berprofesi dokter, Siti adalah dokter spesialis jantung, Endang dokter di spesialisasi kesehatan masyarakat dan Nafsiah di spesialisasi anak. Nafsiah sendiri memang sudah berkali-kali menjadi kandidat Menteri Kesehatan, namun baru kali ini saat usianya sudah senja kesempatan itu datang.[5] Data Kementerian Kesehatan juga mencatat bahwa Nafsiah adalah Menteri Kesehatan dengan umur tertua yang pernah menjabat, yaitu 71 tahun.[6]

Kehidupan pribadi

Terlahir dari 6 bersaudara, Nafsiah Mboi merupakan putri sulung dari pasangan Andi Walinono dan Rahmatiah Sonda Daeng Badji. Ayah Nafsiah adalah hakim yang pernah bertugas di Makassar, Surabaya, Jayapura, dan Jakarta serta merupakan tokoh masyarakat dan intelektual di Sulawesi Selatan. Nafsiah memiliki saudara kandung bernama Prof. Dr. Andi Hasan Walinono (alm), Direktur Jenderal dan Sekjen Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada era 1980-an, dan Erna Witoelar, aktivis lingkungan yang juga mantan Menteri Permukiman dan Pengembangan Wilayah pada Kabinet Persatuan Nasional era Presiden Abdurrahman Wahid.[5][7]

Suaminya, dr. Aloysius Benedictus Mboi, M.P.H. atau kerap dipanggil Ben Mboi sempat menjabat sebagai Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) periode 1978-1988. Keduanya bertemu di kampus FK UI. Ben adalah kakak kelas Nafsiah. Ben sendiri lulus pada 1961 dan sempat terjun bersama Benny Moerdani saat operasi Trikora di Papua Barat pada tahun 1962. Kemudian, setelah Nafsiah lulus pada tahun 1964, mereka menikah dan dikaruniai 3 orang anak.[5]

Referensi

Jabatan politik
Didahului oleh:
Ali Ghufron Mukti
sebagai Pelaksana Tugas
Menteri Kesehatan Indonesia
2012–2014
Diteruskan oleh:
Nila Moeloek