Jang Hui-bin
Jang Ok-jeong (장옥정 張玉貞, 3 November 1659 - 9 November 1701) merupakan selir dari Raja Sukjong dan ibunda dari Raja Gyeongjong. Secara de facto, dia adalah permaisuri ketiga Raja Sukjong setelah penggulingan Min Inhyun, meski secara resmi dia dikenal sebagai seorang selir. Jang Ok-jeong merupakan salah satu wanita terkenal dalam sejarah Joseon.
Jang Ok-jeong | |
---|---|
Permaisuri Raja Joseon | |
Periode | 1688 – 1694 |
Pendahulu | Min Inhyun |
Penerus | Min Inhyun |
Kelahiran | 3 November 1659 Joseon |
Kematian | 9 November 1701 Istana Changdeok, Korea |
Pemakaman | Daebinmyo, Seooreung, |
Pasangan | Sukjong, Raja Joseon |
Keturunan | Gyeongjong, Raja Joseon Pangeran Seongsu |
Ayah | Jang Hyeon |
Ibu | Nyonya Yoon |
Jang Hui-bin | |
Hangul | 희빈장씨 |
---|---|
Hanja | 禧嬪張氏 |
Alih Aksara | Huibin Jangssi |
McCune–Reischauer | Hŭibin Jangssi |
Dia juga dikenal dengan gelarnya saat menjadi selir, Hui-bin Jang (희빈 장씨). Dia juga bergelar Permaisuri Jang Bu-ok (부옥 중궁전 장씨, bu-ok junggungjeon jangssi).
Biografi
Jang Ok-jeong merupakan putri Jang Hye-ong (Hangul: 장형, Hanja: 張炯). Ibunya dan istri kedua Jang Hye-ong merupakan wanita dari keluarga Papyeong Yun.
Ok-jeong menjadi seorang dayang Ibu Suri Agung Jaui (permaisuri kedua Raja Injo dan nenek buyut tiri Raja Sukjong) atas saran Pangeran Dongpyeong (sepupu pertama Raja Sukjong). Pada tahun 1686, setelah mengunjungi buyut tirinya, Raja Sukjong melihat dan tertarik pada Jang dan menjadikannya dayang istimewa, kedudukan bagi dayang yang sudah melakukan hubungan intim dengan raja tetapi belum secara resmi menjadi selir istana. Namun karena keluarga Jang berasal dari fraksi Soron, ibunda Raja, Ibu Suri Hyeonryeol yang merupakan pendukung fraksi Noron mengkhawatirkan Jang akan memengaruhi putranya Sang Raja, sehingga dia dikirim keluar istana. Dia tinggal di luar istana sampai 1683. Saat Ibu Suri Hyeonryeol wafat, istri utama Sukjong saat itu, Permaisuri Inhyun, mengizinkannya kembali ke istana.
Pada 1686, Jang secara resmi menjadi selir istana dengan gelar suk-won, gelar bagi selir raja tingkat empat bawah. Pada tahun 1688, ia dinaikkan statusnya menjadi so-ui, selir raja tingkat dua atas, setelah melahirkan seorang putra bernama Yi Yun. dan pada tahun 1688 dinaikkan ke ranking hui-bin. Ia kemungkinan memiliki putra kedua, Pangeran Seongsu, namun identitasnya diragukan. Ketika Permaisuri Inhyeon digulingkan dan dibuang kepengasingan pada bulan Mei 1688, Jang hui-bin menjadi permaisuri ketiga Sukjong, yang didukung oleh fraksi Soron. Putranya dijadikan Putra Mahkota.
Kemudian, pada tahun 1694, dengan pemulihan status Permaisuri Inhyeon, Jang diturunkan kembali menjadi hui-bin. Pada tahun 1701, Permaisuri Inhyeon meninggal karena sebuah penyakit misterius. Konon Jang hui-bin dipergoki oleh Sukjong di dalam kamarnya bersama saudaranya Jang Hui-jae dan seorang dukun wanita Korea atau biasanya disebut Shaman berdoa untuk kematian Inhyeon (dan menusuk sebuah boneka dengan jarum-jarum) dan status pemulihannya. Jang hui-bin, saudaranya, dan oknum-oknum lainnya yang terlibat ditahan dan dihukum mati dengan racun, yang dilaksanakan pada tanggal 10 Oktober 1701. Ia berusia 42 tahun pada saat itu.
Setelah kejadian itu, pada hari ketujuh bulan kesepuluh di dalam tahun kedua puluh tujuh pemerintahannya (1701), Sukjong mengumumkan sebuah dekret yang melarang selir-selir menjadi Permaisuri dikemudian hari. Jang hui-bin meninggalkan banyak kisah rakyat termasuk ketamakannya atas kekuasaan, dan sebuah kisah yang melibatkannya sebelum kematiannya dengan putranya (calon Putra Mahkota Raja Gyeongjong).[1]
Meskipun demikian, sebagai ibu Putra Mahkota, ia diberikan gelar anumerta "Nyonya Oksan, Selir Agung Istana; Selir Agung Prefektur Wangsa Jang Indong" (대빈궁옥산부대빈장씨 大嬪宮玉山府大嬪張氏).
Lihat pula
Referensi
- ^ Jang hui-bin severely beat and mutilated Gyeongjong, leaving him feeble minded and impotent http://www.royalark.net/Korea/korea6.htm