Adipatie Danoe Radja

Adipatie Danoe Radja (EYD: Adipati Danu Raja) atau nama sebelumnya Tommonggong Dipa Nata (EYD: Tumenggung Dipa Nata)[2] adalah Adipati (gubernur) yang mengepalai wilayah Banua Lima (pusat pemerintahan wilayah Hulu Sungai) yang merupakan wilayah Kesultanan Banjar yang tidak ikut diserahkan kepada Hindia Belanda. Ia merupakan staff pemerintahan Sultan Adam.[2] Ketika Kesultanan Banjar dihapuskan secara sepihak oleh Belanda, ia tetap melanjutkan tugasnya di bawah pemerintahan Hindia Belanda sebagai regent der­ afdeeling Amonthaij (1861) dengan tambahan pangkat Radhen yaitu Radhen Adipati Danoe Redjo (ejaan Jawa) yang membawahi distrik-distrik :[3]
1. Distrik Alaij
2. Distrik Amandit
3. Distrik Nagara
4. Distrik Amonthaij, Soengei benar dan Álabioe
5. Distrik Kaloewa
6. Distrik Balangan
7. Distrik Tabalong
8. Distrik Sihong
9. Distrik Patei.

Kiai Adipatie Danoe Radja
Berkuasa1835-1862
RegentLihat daftar
KelahiranJenal
Templat:Country data Kesultanan Banjar Distrik Amonthaij (Kesultanan Banjar)
Kematian9 November 1861
Belanda Distrik Amonthaij (Hindia Belanda)
PasanganAlooh Aminah (anak Nyai Sutadipa)
Keturunan1. Kiai Temenggung Mangkunata Kusuma

2. Raden Ngabehi Warga Kesoema

3. Hadji Temenggung Kasuma Juda Negara
WangsaDinasti Banua Lima
AyahKiai Ngabehi Jaya Negara (Pambakal Karim)
IbuAlooh Oengka binti Kiai Adipati Singasari[1]
AgamaIslam Sunni

Karier

Ia merupakan golongan Anak cucu orang sepuluh di Amuntai. Sebelum menjadi regent, antara tahun 1835-1845 ia menjadi adipati (raja daerah) Banua Lima yang beribu kota di Sungai Banar (sekarang Amuntai Selatan) pada masa pemerintahan Raja Banjar Sultan Adam. Banua Lima merupakan provinsi Kesultanan Banjar. Banua Lima merupakan bekas wilayah Kerajaan Negara Daha yang dijadikan provinsi. Padam masa itu ibu kota Banua Lima bergeser dari Negara Daha ke Sungai Banar (Amuntai Selatan). Sejak tahun 1845 pemerintahan Hindia Belanda membuat susunan pemerintahan di wilayah Kalsel-teng. Wilayah Banua Lima berubah menjadi afdeeling Amonthaij yang masih termasuk wilayah Kesultanan Banjar sebelum dihapuskan Belanda pada tahun 1860.

Kematian

Di Kampung Teluk Selasih (tidak jauh dari Amuntai), gerakan Baratib Baamal dipimpin oleh Penghulu Suhasin dan Abdul Gani. Sebagaimana Gerakan Baratib Baamal pimpinan Penghulu Abdul Rasyid, maka di Kampung Teluk Selasih pun mempunyai tujuan yang sama, membangkitkan semangat juang fi sabilillah, perang sabil dan cita-cita mati syahid melawan Belanda. Pakaian mereka berjubah putih kecuali pimpinannya berjubah kuning. Setelah Belanda mencium adanya gerakan ini, Belanda merundingkan dengan Regent Amuntai Adipatie Danoe Radja. Regent Amuntai Danu Raja menyanggupi akan menyelesaikannya. Regent membawa 300 anak buah bersenjatakan senapan dan lila dan akan berusaha menangkap Penghulu Suhasin. Pada tanggal 9 November 1861 jam 02.00 petang Regent mendekati Teluk Selasih dan sambut dengan tembakan oleh pengikut Penghulu Suhasin. Di antara pengikut Abdul Gani ada yang menyusup dari belakang sehingga terjadi pergumulan. Salah seorang di antaranya melompat menombak Regent Danuraja. Regent tewas di tempat kejadian, begitu pula anak buah Regent juga juga kena tombak. Dengan kematian Regent Danuraja yang sudah tua ini maka pertempuranpun usailah. Belanda kemudian mengangkat Tumenggung Jaya Negara sebagai Regent yang baru.

Kekerabatan dengan Raja Pulau Laut

Kekerabatan Adipati Banua Lima dengan Raja Pulau Laut

ADIPATI BANUA LIMA
Kiai Adipati Singasari (m. 1778-1835)[4]
↓ (berputera)
PUTRI ADIPATI BANUA LIMA
  • ♀ Alooh Oengka x ♂ Kiai Ngabehi Jaya Negara (Pambakal Karim)
↓ (berputra)
↓ (berputra)
  1. Kiai Temenggung Mangkunata Kusuma
  2. Kiai Temenggung Ngabei Wargakusuma
  3. Hadji Temenggung Kasuma Juda Negara
PERMAISURI SULTAN BANJAR
  • ♀ Nyai Ratu Sepuh x ♂ RAJA BANJAR: Sultan Sulaiman Saidullah 2
↓ (berputra)

PERMAISURI RAJA KUSAN

↓ (berputra)

RAJA PULAU LAUT

↓ (berputra)
  • ♂ Raja Pulau Laut: Pangeran Berangta Kasuma
↓ (berputra)
  • ♂ Raja Pulau Laut: Pangeran Amir Husin Kasuma + ♀ Ratoe Bese
↓ (berputra)
  • ♂ Raja Pulau Laut: Pangeran M. Aminullah Kasuma + ♀ Ratu Tajeng
↓ (berputra)
  • ♀ Putri Jahrah Kasoema
↓ (berputra)
  • ♂ Gusti Chaldoen + ♀ Gusti Rohana
↓ (berputra)
  1. ♀ Gusti Mahrita
  2. ♀ Gusti Risnawati
  3. ♀ Gusti Megaria
  4. ♀ Gusti Helyani
  5. ♀ Gusti Helnawati
  6. ♂ Gusti Helyadi
Didahului oleh:
Kiai Adipati Singasari
Adipati Banua Lima
1835-9 November 1861
Diteruskan oleh:
Kiai Toemenggoeng Djaija Negara (7 Jan 1862)

Catatan kaki

  1. ^ http://silsilahkayutangi.blogspot.com/p/silsilah-kiai-adipati-singasari-raja.html
  2. ^ a b (Belanda) Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Batavia), Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Batavia) (1860). Tijdschrift van het Bataviaasch Genootschap. 9. Lange. hlm. 128. 
  3. ^ (Belanda) Landsdrukkerij (Batavia), Landsdrukkerij (Batavia) (1861). Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar. 34. Lands Drukkery. hlm. 133. 
  4. ^ http://silsilahkayutangi.blogspot.com/p/silsilah-kiai-adipati-singasari-raja.html