Keyakinan dalam Buddhisme
Dalam agama Buddha, kepercayaan (Pali: saddhā, Sanskerta: śraddhā ) merujuk kepada sebuah komitmen diri untuk mempraktikkan ajaran Sang Buddha dan percaya dengan tokoh-tokoh tercerahkan atau sangat berilmu, seperti para Buddha atau bodhisatwa (orang-orang yang berniat untuk menjadi seorang Buddha). Umat Buddha biasanya meraih berbagai obyek kepercayaan, namun beberapa umat Buddha secara khusus mencurahkan diri kepada tokoh tertentu, seperti seorang Buddha tertentu. Kepercayaan tak hanya pencurahan kepada seseorang, namun berada dalam hubungan dengan konsep Buddha seperti kemanjuran karma dan kemungkinan pencerahan.
Terjemahan dari Kepercayaan | |
---|---|
Pali | saddhā |
Sanskerta | śraddhā |
Tionghoa | 信(T&S) (Pinyin: xìn) |
Jepang | 信 (rōmaji: shin) |
Korea | 믿음 (RR: sin-eum) |
Tibetan | དད་པ (Wylie: dad pa THL: dat pa) |
Bengali | শ্রাদ্ধের |
Thai | ศรัทธา (RTGS: satthaa) |
Vietnam | đức tin |
Sinhala | ශ්රද්ධ |
Daftar Istilah Buddhis |
Kepercayaan dalam Buddhisme awal berfokus pada Tiga Mestika, yang meliputi Buddha; ajarannya (dharma); dan terakhir, masyarakat dari para pengikut yang berkembang dalam hal spiritual atau komunitas monastik yang mencari pencerahan (saṅgha). Seorang pengikut saleh disebut upāsaka atau upāsika, sebuah status dimana tak ada persyaratan resmi yang diwajibkan. Buddhisme awal menilai verifikasi pribadi dari keyakinan spiritual memiliki tingkat tertinggi dalam memegang kepercayaan semacam itu, dan menganggap naskah-naskah suci, alasan atau kepercayaan kepada seorang guru tidaklah sumber-sumber otoritas bernilai. Seperti halnya kepercayaan, ini merupakan langkah pertama pada wadah menuju kebijaksanaan dan pencerahan, dan menghadapi rintangan atau menuju tahap akhir dari wadah tersebut. Buddhisme awal tak secara moral menentang persembahan damai kepada dewa-dewi. Sepanjang sejarah agama Buddha, penghormatan dewa-dewi, seringkali berasal dari kepercayaan pra-Buddhis dan animis, disepakati atau diubah menjadi praktik dan kepercayaan Buddha. Sebagai bagian dari proses tersebut, dewa-dewi semacam itu dinyatakan sebagai bawahan dari Tiga Mestika, yang masih memegang peran utama.
Pada masa berikutnya dari sejarah agama Buddha, khususnya dalam Buddha Mahāyāna, kepercayaan memberikan peran yang lebih penting. Mahāyāna mengembangkan konsep Alam Buddha, karena penghormatan kepada para Buddha dan bodhisatwa yang bermukim di Tanah Murni menjadi hal umum. Dengan kebangkitan kultus Sūtra Teratai, kepercayaan memegang peran utama dalam praktik agama Buddha, dan perkembangan penghormatan kepada Buddha Amitābha dana Buddhisme Tanah Murni makin mengamplifikasi tren tersebut. Bentuk Jepang dari Buddhisme Tanah Murni, di bawah bimbingan guru Hōnen dan Shinran, meyakini bahwa kepercayaan yang dipercaya kepada Buddha Amitābha adalah bentuk praktik yang berbuah, karena aliran tersebut menganggap selibasi, meditasi dan praktik Buddhis lainnya tidaklah terlalu efektif, atau berseberangan dengan nilai kepercayaan. Umat Buddha Tanah Murni mengartikan kepercayaan sebagai sebuah keadaan yang mirip dengan pencerahan, dengan sebuah esensi dari negasi diri dan humilitas. Dampak kepercayaan dalam agama Buddha menjadi hal penting dalam gerakan-gerakan milenarian di beberapa negara Buddha, yang terkadang mengakibatkan kehancuran dinasti-dinasti kerajaan dan perubahan politik penting lainnya.
Kemudian, peran kepercayaan meningkat sepanjang sejarah agama Buddha. Namun, dari abad kesembilan belas, di negara-negara seperti Sri Lanka dan Jepang, dan juga di dunia Barat, modernisme Buddha timbul dan mengkritik peran kepercayaan dalam agama Buddha. Kepercayaan dalam agama Buddha masih memiliki sebuah peran di Asia modern dan dunia Barat, namun dimengerti dan diartikan secara berbeda dari tafsiran-tafsiran tradisional, dengan nilai-nilai modern dan eklestisisme menjadi makin berpengaruh. Komunitas Buddha Dalit, khususnya gerakan Nawayāna, menafsirkan konsep-konsep Buddha dalam sorotan keadaan politik Dalit, dimana terdapat ketegangan antara rasionalisme modernis dan devosi lokal.
Peran dalam ajaran Buddha
Kepercayaan diartikan sebagai kepercayaan diri bahwa praktek ajaran Buddha akan membuahkan hasil.[1][2] Kepercayaan adalah rasa percaya dan berserah diri kepada tokoh-tokoh yang tercerahkan atau sangat berkembang, seperti para Buddha atau bodhisatwa, atau bahkan bhikkhu atau lama tertentu yang sangat dihormati.[1][3][4] Umat Buddha biasanya mengakui berbagai obyek iman, namun beberapa penganut secara khusus menghormati satu obyek iman tertentu, seperti seorang Buddha tertentu.[1] Namun, agama Buddha tak pernah terorganisir pada sekitaran satu otoritas pusat, baik sebagai orang atau kitab suci. Kitab suci biasanya dijadikan sebagai panduan, dan konsensus soal praktik telah menjadi perdebatan dan diskusi.[5]
Beberapa istilah dipakai dalam agama Buddha untuk kepercayaan, yang memiliki aspek kognitif atau afektif:[2]
- Śraddhā (Sansekerta; Pali: saddhā; Tionghoa klasik: wen-hsin) merujuk kepada sebuah esensi komitmen kepada atau kepercayaan dalam suatu hal lainnya, atau esensi pengikatan atau komitmen untuk berpraktek.[1][6] Contoh-contoh tradisional dari hal ini adalah biksu Ānanda, hadirin Buddha Gautama, dan Vakkali, murid lainnya. Śraddhā seringkali dipandang sebagai kontra-agen dari kehendak buruk dalam pikiran.[7][8] Lawan kata śraddhā adalah āśraddhya, yang merujuk kepada kurangnya kapasitas untuk mengembangkan kepercayaan kepada guru dan ajaran-ajarannya, dan sehingga tak dapat mengembangkan energi pada wadah spiritual.[9] Kata śraddhā berasal dari kata śrat, "dibujuk", dan dhā, "memegang",[note 1] dan sehingga, menurut cendekiawan kajian agama Sung-bae Park, mengindikasikan "kepercayaan diri penuh, tetap berpantang, atau mendukung keyakinan, dalam esensi ketaatan yang kuat".[11]
- Prasāda (Sansekerta; Pali: pasāda; Tionghoa klasik: ching-hsin) yang lebih afektif ketimbang śraddhā. Dipakai untuk menghormati ritual dan upacara, istilah tersebut merujuk kepada esensi penerimaan diri terhadap pemberkatan dan pengagungan obyek suatu devosi.[12] Kata prasāda berasal dari awalan pra dan sād, yang artinya "tenggelam, duduk", dan diartikan oleh Park sebagai "duduk dalam keadaan jernih dan trankuilitas".[11] Sehingga, prasāda merujuk kepada fokus pikiran penganut, komitmennya dan kualitas puncaknya.[13] Istilah tersebut dideskripsikan dalam istilah yang lebih spontan ketimbang śraddhā.[14]
Kepercayaan biasanya dikaitkan dengan Tiga Mestika, yang meliputi Buddha, dharma (ajarannya) dan saṅgha (komunitas). Sehingga, kepercayaan seringkali memiliki individual tertentu sebagai obyeknya, namun berbeda dari devosi dalam agama-agama India lainnya (bhakti), ini berhubungan dengan obyek-obyek impersonal seperti kerja karma dan transfer kasih.[15] Ini dipandang berfokus pada atau berujung pada pandangan kanan atau pemahaman aspek-aspek utama dari ajaran budaya, seperti kerja karma, kasih dan kelahiran kembali.[16][17][18] Terkait Tiga Mestika, kepercayaan berfokus pada dan merasuk dalam karakteristik Buddha, dharma dan saṅgha.[19] Dengan kaitan dengan kerja karma, kepercayaan merujuk kepada anggapan bahwa perbuatan memiliki dampak, perbuatan baik menghasilkan dampak baik, dan perbuatan buruk menghasilkan dampak buruk.[20] Sehingga, kepercayaan memberikan panduan dalam menuju kehidupan beramal, moralitas dan kualitas relijius.[21] Kepercayaan juga meliputi gagasan seperti alam eksistensi, alamnya yang tetap dan terkondisi, dan pada akhirnya, pencerahan Buddha atau Nirwana dan wadah praktik menuju Nirwana.[16][17][18] Kepercayaan menganggap keyakinan bahwa terdapat orang-orang yang mencapai Nirwana dan dapat mengajarinya.[22]
Sejarah
Hajime Nakamura membedakan dua arus dalam agama Buddha, yang ia sebut sebagai kesepakatan devosional dan kesepakatan "pengetahuan dalam".[5] Antropolog Melford Spiro mendiskusikan bhakti (devosi) di satu sisi dan magga (wadah penyampaian) di sisi lain.[23] Dalam agama Buddha, dalam perkembangan pemahaman kepercayaan, dua lapisan sejarah dapat dibedakan: Buddhisme awal dan kemudian Buddha Mahāyāna. Beberapa cendekiawan awal abad kedua puluh, seperti Louis de La Vallée-Poussin, Arthur Berriedale Keith dan Caroline Rhys Davids, dikritik oleh para cendekiawan Sri Lanka karena tak membedakan dua hal tersebut.[24][25]
Lihat pula
Catatan
Kutipan
- ^ a b c d Gómez 2004b, hlm. 277.
- ^ a b Buswell & Lopez 2013, Śraddhā.
- ^ Kinnard 2004, hlm. 907.
- ^ Melton, J. Gordon (2010). "Relics" (PDF). Dalam Melton, J. Gordon; Baumann, Martin. Religions of the world: a comprehensive encyclopedia of beliefs and practices (edisi ke-2nd). Santa Barbara, California: ABC-CLIO. hlm. 2392. ISBN 978-1-59884-204-3. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 22 November 2017.
- ^ a b Nakamura 1997, hlm. 392.
- ^ Jayatilleke 1963, hlm. 388–9.
- ^ Buswell & Lopez 2013, Ānanda, Pañcabala, Śraddhā.
- ^ Conze 2003, hlm. 14.
- ^ Buswell & Lopez 2013, Āśraddhya.
- ^ Rotman 2008, Footnotes n.23.
- ^ a b Park 1983, hlm. 15.
- ^ Gómez 2004b, hlm. 278.
- ^ Findly 2003, hlm. 200.
- ^ Rotman 2008, Seeing and Knowing.
- ^ Rotman 2008, Seeing and Knowing, Getting and Giving.
- ^ a b Buswell & Lopez 2013, Śraddhā, Mūrdhan, Pañcabala, Xinxin.
- ^ a b Conze 2003, hlm. 78.
- ^ a b Findly 2003, hlm. 203.
- ^ Barua 1931, hlm. 332–3.
- ^ Findly 2003, hlm. 205–6.
- ^ Barua 1931, hlm. 333.
- ^ Robinson & Johnson 1997, hlm. 35.
- ^ Spiro 1982, hlm. 34 n.6.
- ^ Suvimalee 2005, hlm. 601.
- ^ Jayatilleke 1963, hlm. 384–5.
Sumber
- Abe, Masao (1997), "Buddhism in Japan", dalam Carr, Brian; Mahalingam, Indira, Companion encyclopedia of Asian philosophy, London: Routledge, hlm. 675–719, ISBN 0-415-03535-X
- Andrews, Allen A. (1987), "Hōnen", dalam Jones, Lindsay, Encyclopedia of religion, 6 (edisi ke-2nd), Detroit: Thomson Gale, ISBN 0-02-865739-X
- Araki, Michio (1987), "Buddhism, Schools of: Japanese Buddhism", dalam Jones, Lindsay, Encyclopedia of religion (edisi ke-2nd), Detroit: Thomson Gale, hlm. 1241–6, ISBN 0-02-865997-X
- Barber, A.W. (2004), "Pure Land Schools", dalam Buswell, Robert E., Encyclopedia of Buddhism, New York [u.a.]: Macmillan Reference USA, Thomson Gale, hlm. 706–9, ISBN 0-02-865720-9
- Barua, B.M. (1931), "Faith in Buddhism" (PDF), dalam Law, B.C., Buddhistic studies, Thacker's Indian Directory, hlm. 329–49, OCLC 701790696
- Baumann, Martin (1987), "Buddhism: Buddhism in the West", dalam Jones, Lindsay, Encyclopedia of religion (edisi ke-2nd), Detroit: Thomson Gale, hlm. 1186–92, ISBN 0-02-865997-X
- Bielefeldt, Carl (2004), "Japan", dalam Buswell, Robert E., Encyclopedia of Buddhism, New York [u.a.]: Macmillan Reference USA, Thomson Gale, hlm. 384–91, ISBN 0-02-865720-9
- Birnbaum, Raoul (1987), "Avalokiteśvara", dalam Jones, Lindsay, Encyclopedia of religion (edisi ke-2nd), Detroit: Thomson Gale, hlm. 704–7, ISBN 0-02-865997-X
- Buswell, Robert E. Jr.; Lopez, Donald S. Jr. (2013), Princeton Dictionary of Buddhism, Princeton, NJ: Princeton University Press, ISBN 978-0-691-15786-3
- Conze, Edward (2003) [1951], Buddhism, its essence and development, Mineola, N.Y.: Dover Publications, ISBN 0-486-43095-2
- Derris, Karen (2005), "Buddhas and Bodhisattvas: Ethical practices", dalam Jones, Lindsay, Encyclopedia of religion (edisi ke-2nd), Detroit: Thomson Gale, hlm. 1084, ISBN 0-02-865997-X
- De Silva, Lily (2002), "Faith", dalam Malalasekera, Gunapala Piyasena, Encyclopaedia of Buddhism, V, Government of Ceylon
- Dobbins, James C. (2002), Jodo Shinshu: Shin Buddhism in medieval Japan, Honolulu: University of Hawaii Press, ISBN 0-8248-2620-5
- Dobbins, James C. (2004a), "Kamakura Buddhism, Japan", dalam Buswell, Robert E., Encyclopedia of Buddhism, New York [u.a.]: Macmillan Reference USA, Thomson Gale, hlm. 411–5, ISBN 0-02-865720-9
- DuBois, Thomas (2004), "Millenarianism and millenarian movements", dalam Buswell, Robert E., Encyclopedia of Buddhism, New York [u.a.]: Macmillan Reference USA, Thomson Gale, hlm. 537–40, ISBN 0-02-865720-9
- Findly, Ellison Banks (1992), "Ānanda's Hindrance: Faith (Saddha) in early Buddhism", Journal of Indian Philosophy, 20 (3): 253–273, doi:10.1007/bf00157758
- Findly, Ellison Banks (2003), Dāna: giving and getting in Pali Buddhism, Buddhist Traditions, 52, Delhi: Motilal Banarsidass Publishers, ISBN 81-208-1956-X
- Fuller, Paul (2004), The notion of diṭṭhi in Theravāda Buddhism : the point of view, London: RoutledgeCurzon, ISBN 0-203-01043-4
- Ganguly, Debjani (7 August 2006), "Buddha, Bhakti and Superstition: A Post‐secular Reading of Dalit Conversion", Postcolonial Studies, 7 (1), doi:10.1080/1368879042000210621
- Getz, Daniel A. (2004), "Pure Land Buddhism", dalam Buswell, Robert E., Encyclopedia of Buddhism, New York [u.a.]: Macmillan Reference USA, Thomson Gale, hlm. 698–703, ISBN 0-02-865720-9
- Gombrich, Richard F. (1995), Buddhist precept and practice: traditional Buddhism in the rural highlands of Ceylon, London [u.a.]: Kegan Paul, ISBN 0-7103-0444-7
- Gombrich, Richard F. (2006), Theravāda Buddhism: a social history from ancient Benares to modern Colombo (edisi ke-2nd), London [u.a.]: Routledge, ISBN 0-415-36508-2
- Gombrich, Richard F. (2009), What the Buddha thought, London [u.a.]: Equinox Publishing, ISBN 978-1-84553-612-1
- Gómez, Luis O. (2004a), "Amitābha", dalam Buswell, Robert E., Encyclopedia of Buddhism, New York [u.a.]: Macmillan Reference USA, Thomson Gale, hlm. 14–5, ISBN 0-02-865720-9
- Gómez, Luis O. (2004b), "Faith", dalam Buswell, Robert E., Encyclopedia of Buddhism, New York [u.a.]: Macmillan Reference USA, Thomson Gale, hlm. 277–9, ISBN 0-02-865720-9
- Green, Ronald S. (2013), "East Asian Buddhism", dalam Emmanuel, Steven M., A companion to Buddhist philosophy, Chichester, West Sussex: Wiley-Blackwell, ISBN 978-0-470-65877-2
- Harvey, Peter (2013), An introduction to Buddhism: teachings, history and practices (edisi ke-2nd), New York: Cambridge University Press, ISBN 978-0-521-85942-4
- Higham, Charles F.W. (2004), Encyclopedia of ancient Asian civilizations (PDF), New York: Facts On File, ISBN 0-8160-4640-9
- Hoffmann, Frank J. (1987), "The pragmatic efficacy of "Saddha"" , Journal of Indian Philosophy, 15 (4): 399–412, doi:10.1007/BF00178816, ISSN 1573-0395
- Holder, John J. (2013), "A survey of early Buddhist epistemology", dalam Emmanuel, Steven M., A companion to Buddhist philosophy, Chichester, West Sussex: Wiley-Blackwell, ISBN 978-0-470-65877-2
- Hsieh, Ding-hwa (2009), "Buddhism, Pure Land", dalam Cheng, Linsun; Brown, Kerry, Berkshire encyclopedia of China, Great Barrington, MA: Berkshire Publishing Group, ISBN 978-0-9770159-4-8
- Hudson, Clarke (2005), "Buddhist meditation: East Asian Buddhist meditation", dalam Jones, Lindsay, Encyclopedia of religion (edisi ke-2nd), Detroit: Thomson Gale, hlm. 1290–5, ISBN 0-02-865997-X
- Irons, Edward A. (2008), Encyclopedia of Buddhism, Encyclopedia of World Religions, New York: Facts on File, ISBN 978-0-8160-5459-6
- Jayatilleke, K.N. (1963), Early Buddhist theory of knowledge, George Allen & Unwin, ISBN 1-134-54287-9
- Kalupahana, David J. (1976), Buddhist Philosophy: A Historical Analysis, Honolulu: University of Hawaii Press, ISBN 0-8248-0360-4
- Kinnard, Jacob N. (2004), "Worship", dalam Buswell, Robert E., Encyclopedia of Buddhism, New York [u.a.]: Macmillan Reference USA, Thomson Gale, hlm. 905–7, ISBN 0-02-865720-9
- Lamotte, Etienne (1988), Histoire du Bouddhisme Indien, des origines à l'ère Śaka [History of Indian Buddhism: from the origins to the Saka era] (dalam bahasa french), diterjemahkan oleh Webb-Boin, Sara, Louvain-la-Neuve: Université catholique de Louvain, Institut orientaliste, ISBN 906831100X
- Lazich, Michael C. (2000), "Asia", dalam Landes, Richard A., Encyclopedia of Millennialism and Millennial Movements, Hoboken: Taylor & Francis, hlm. 64–71, ISBN 0-203-00943-6
- Leaman, Oliver (2000), Eastern philosophy: key readings, London [u.a.]: Routledge, ISBN 0-415-17357-4
- Lindtner, Chr. (1997), "Nāgārjuna", dalam Carr, Brian; Mahalingam, Indira, Companion encyclopedia of Asian philosophy, London: Routledge, hlm. 314–33, ISBN 0-415-03535-X
- McMahan, David L. (2008), The Making of Buddhist Modernism, Oxford University Press, ISBN 978-0-19-972029-3
- Nakamura, Hajime (1997), "Knowledge and reality in Buddhism", dalam Carr, Brian; Mahalingam, Indira, Companion encyclopedia of Asian philosophy, London: Routledge, hlm. 391–406, ISBN 0-415-03535-X
- Park, Sung Bae (1983), Buddhist faith and sudden enlightenment, Albany, N.Y.: State University of New York Press, ISBN 0-87395-673-7
- Porcu, E (2008), Pure Land Buddhism in Modern Japanese Culture, Leiden: Brill Publishers
- Powers, John (2013), A Concise Encyclopedia of Buddhism, Oneworld Publications, ISBN 978-1-78074-476-6
- Rambelli, Fabio (2004), "Local divinities and Buddhism", dalam Buswell, Robert E., Encyclopedia of Buddhism, New York [u.a.]: Macmillan Reference USA, Thomson Gale, hlm. 465–9, ISBN 0-02-865720-9
- Reynolds, Frank E.; Hallisey, Charles (1987), "Buddha", dalam Jones, Lindsay, Encyclopedia of religion (edisi ke-2nd), Detroit: Thomson Gale, hlm. 1075–83, ISBN 0-02-865997-X
- Robinson, Richard H.; Johnson, Willard L. (1997), The Buddhist religion: a historical introduction (edisi ke-4th), Belmont, California: Cengage, ISBN 0-534-20718-9
- Rotman, Andy (2008), Thus Have I Seen: Visualizing Faith in Early Indian Buddhism, Oxford University Press, ISBN 978-0-19-045117-2
- Schopen, Gregory (2004), "Mahāyāna", dalam Buswell, Robert E., Encyclopedia of Buddhism, New York [u.a.]: Macmillan Reference USA, Thomson Gale, hlm. 492–9, ISBN 0-02-865720-9
- Shields, James Mark (2013), "Political Interpretations of the Lotus Sūtra", dalam Emmanuel, Steven M., A companion to Buddhist philosophy, Chichester, West Sussex: Wiley-Blackwell, ISBN 978-0-470-65877-2
- Shōto, Hase (1987), "Jōdo Shinshu", dalam Jones, Lindsay, Encyclopedia of religion, 7, diterjemahkan oleh Becker, Carl (edisi ke-2nd), Detroit: Thomson Gale, hlm. 4933–6, ISBN 0-02-865740-3
- Smart, Ninian (1997), "The Buddha", dalam Carr, Brian; Mahalingam, Indira, Companion encyclopedia of Asian philosophy, London: Routledge, hlm. 276–85, ISBN 0-415-03535-X
- Snellgrove, David L. (1987), "Buddhas and Bodhisattvas: Celestial Buddhas and Bodhisattvas", dalam Jones, Lindsay, Encyclopedia of religion, 2 (edisi ke-2nd), Detroit: Thomson Gale, hlm. 1059–71, ISBN 0-02-865997-X
- Spiro, Melford E. (1982), Buddhism and society: a great tradition and its Burmese vicissitudes (edisi ke-2nd), Berkeley u.a.: University of California Press, ISBN 0-520-04672-2
- Stone, Jacqueline, I. (1998), "Chanting the August Title of the Lotus Sutra: Daimoku Practices in Classical and Medieval Japan", dalam Payne, Richard, K., Re-Visioning Kamakura Buddhism, University of Hawaii Press, hlm. 116–66, ISBN 0-8248-2078-9, diarsipkan dari versi asli tanggal 4 January 2015
- Stone, Jacqueline I. (2004a), "Lotus Sūtra (Saddharmapuṇḍarīka-Sūtra)", dalam Buswell, Robert E., Encyclopedia of Buddhism, New York [u.a.]: Macmillan Reference USA, Thomson Gale, hlm. 471–7, ISBN 0-02-865720-9
- Stone, Jacqueline I. (2004b), "Nichiren School", dalam Buswell, Robert E., Encyclopedia of Buddhism, New York [u.a.]: Macmillan Reference USA, Thomson Gale, hlm. 595–8, ISBN 0-02-865720-9
- Suvimalee, Samaneri (2005), "Saddhā", dalam Malalasekera, Gunapala Piyasena, Encyclopaedia of Buddhism, VII, Government of Ceylon, OCLC 781859662
- Swanson, P.L. (1993), "'Zen Is Not Buddhism': Recent Japanese Critiques of Buddha-Nature", Numen, 40 (2): 115–49, doi:10.1163/156852793x00112
- Swearer, Donald K. (1987), "Folk Religion: Folk Buddhism", dalam Jones, Lindsay, Encyclopedia of religion (edisi ke-2nd), Detroit: Thomson Gale, ISBN 0-02-865738-1
- Thomas, Edward J. (1953), The History of Buddhist Thought (PDF), History of Civilization (edisi ke-2nd), London: Routledge and Kegan Paul, OCLC 499999025
- Trainor, K.M. (1989), "Pasanna/Pasada in the Pali Vamsa Literature" (PDF), Vidyodaya, 3: 185–90, ISSN 1391-1937
- Welch, Holmes (1967), The Practice of Chinese Buddhism, 1900–1950 (PDF), Harvard University Press
- Werner, Karel (2013), "Love and Devotion in Buddhism", dalam Werner, Karel, Love Divine Studies in Bhakti and Devotional Mysticism, Hoboken: Taylor and Francis, ISBN 1-136-77461-0
- Wijayaratna, Mohan (1990), Buddhist monastic life: according to the texts of the Theravāda tradition, diterjemahkan oleh Grangier, Claude; Collins, Steven, Cambridge University Press, ISBN 0-521-36428-0
- Williams, Paul (2008), Mahayana Buddhism: The Doctrinal Foundations (edisi ke-2), Taylor & Francis, ISBN 0-203-42847-1
Pranala luar
- BBC documentary about the nature of Buddhist faith in traditional Buddhist countries, with comments from notable scholars
- BBC documentary about self-power and other-power in Japanese Buddhism, by Ronald Eyre, part of the awarded The Long Search series
- Is Buddhism a Religion? First of a series of articles in the British newspaper The Guardian about the religious and secular aspects of Buddhism
- Debate held by the Melbourne Insight Meditation Group about being Buddhist, orthodoxy and faith, between Ajahn Brahmali and Stephen Batchelor