Stasiun Tuntang

stasiun kereta api di Indonesia

Stasiun Tuntang (TTG) merupakan stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Kecamatan Tuntang dan berada di daerah perbatasan antara Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang. Stasiun yang terletak pada ketinggian +464 m ini termasuk dalam Daerah Operasi IV Semarang.

Stasiun Tuntang
Tuntang+464 m
Berkas:St.Tuntang.JPG
Stasiun Tuntang sebelum direnovasi
Lokasi
Koordinat7°15′39.557″S 110°27′14.710″E / 7.26098806°S 110.45408611°E / -7.26098806; 110.45408611
Ketinggian+464 m
Operator
Letak
km 30+581 lintas KedungjatiBringinAmbarawa[1]
Jumlah jalur3
LayananKereta wisata Ambarawa–Tuntang
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Gaya arsitekturIndische Empire NIS
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiIII/kecil[2]
Sejarah
Dibuka1873
Ditutup1976
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Sejarah

Stasiun ini dahulu dibangun pada tahun 1871 dan dioperasikan pada tanggal 21 Mei 1873.[3][4] Namun stasiun ini dinonaktifkan pada tahun 1976 karena jalur ini kalah bersaing dengan moda transportasi lain. Stasiun ini saat baru ditutup sempat melayani kereta wisata Ambarawa-Tuntang namun itu tak berlangsung lama karena faktor rel yang rusak. Sebelumnya jalur sempat mangkrak ketika layanan kereta wisata ke Tuntang dihentikan, tetapi jalur kembali dibuka tahun 2002 setelah direnovasi.[5] Mulanya, stasiun ini hanya dapat melayani lori Ambarawa-Tuntang, namun pada tahun 2009 stasiun ini direnovasi dan kemudian melayani kereta uap wisata lagi.[6]

Ada catatan menarik bahwa pada tahun 1876, penyair asal Perancis, Arthur Rimbaud, datang ke Jawa Tengah lewat Stasiun Tuntang untuk bergabung dengan KNIL di Salatiga.[7]

 
Stasiun Tuntang pada tahun 1910-an

Direncanakan jalur menuju Kedungjati akan dihidupkan kembali dan hal ini terwujud dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) atau Penandatanganan Kesepakatan Bersama antara Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo serta PT Kereta Api Indonesia (Persero) di Stasiun Ambarawa, hari Senin 14 Januari 2013.[8]

Bangunan dan tata letak

Bangunan stasiun ini tidak jauh berbeda dengan Stasiun Bringin, tetapi hanya berbeda pada bagian samping stasiun tersebut.

Ke arah utara, rel masih ada, namun hanya sepanjang 300 meter; setelah itu rel mulai timbul tenggelam. Saat ini stasiun ini mempunyai dua jalur kereta api dan satu jalur kereta api baru yang sedang dibangun di sebelah gudang. Stasiun ini juga dilengkapi sub dipo lokomotif yang baru dibangun. Sub dipo lokomotif Tuntang telah dijadikan sebagai tempat penyimpanan sebagian lokomotif diesel karena stasiun ini akan dijadikan museum lokomotif diesel, mengingat lokomotif diesel hidraulik sudah hampir semuanya pensiun beroperasi (purna tugas) dan mulai dipreservasi.[9]

Untuk segmen Kedungjati–Tuntang saat ini telah menjalani progres reaktivasi, namun saat ini proyeknya tersendat lantaran masalah pembebasan lahan. Untuk mendukung reaktivasi, bangunan Stasiun Bringin, Gogodalem, dan Tempuran harus dirombak atau direplikasi karena bangunannya sudah tua dan rawan karena tidak pernah dirawat.[10][11]

Layanan kereta api

Kereta wisata Ambarawa–Tuntang (melayani pelangsiran lokomotif untuk kembali ke Museum Kereta Api Ambarawa)

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Schetskaart van de spoorweg Samarang-Vorstenlanden door de Raad van Beheer der Nederlandsch-Indische Spoorweg-Maatschappij aan de Heeren leden van de Staten-Generaal aangeboden. 1869. 
  4. ^ Banck, J.E. (1869). Geschiedenis van het Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij. M.J. Fisser. 
  5. ^ Media, Kompas Cyber (2016-12-18). "Serunya Naik Kereta Tua di Museum Kereta Ambarawa - Kompas.com". KOMPAS.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-08-04. 
  6. ^ Media, Kompas Cyber (2014-02-28). "Melongok Potensi Titik-Titik Pariwisata Salatiga-Ambarawa - Kompas.com". KOMPAS.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-08-04. 
  7. ^ Tahi., Simbolon, Parakitri; UI., Tim Penerjemah (2006). Orang Indonesia & orang Prancis, dari abad XVI sampai dengan abad XX. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. ISBN 7979100506. OCLC 224921885. 
  8. ^ "Jalur Kereta Tuntang-Kedungjati Dihidupkan Kembali - Tribunnews.com". Tribunnews.com. 2013-01-14. Diakses tanggal 2018-08-04. 
  9. ^ "Profil Stasiun Tuntang (TTG), Jawa Tengah – Info Kereta Api". kereta-api.info. Diakses tanggal 2018-08-04. 
  10. ^ "Stasiun Tuntang dan Rencana Reaktivasi Jalur KA Tuntang-Kedungjati - Berita Trans". Berita Trans. 2017-03-06. Diakses tanggal 2018-08-03. 
  11. ^ Media, Kompas Cyber (2017-10-16). "Menhub Tinjau Ulang Reaktivasi Jalur KA Kedungjati-Tuntang - Kompas.com". KOMPAS.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-08-03. 

Pranala luar

Stasiun sebelumnya     Lintas Kereta Api Indonesia   Stasiun berikutnya
Templat:KAI lines
Museum

7°15′39″S 110°27′15″E / 7.260699°S 110.454034°E / -7.260699; 110.454034{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman