Gempa bumi dan tsunami Sulawesi 2018

Gempa bumi dan tsunami yang menimpa Palu dan Donggala
Revisi sejak 29 September 2018 19.55 oleh CommonsDelinker (bicara | kontrib) (Berkas Dampak-GempaPalu-2.jpg dibuang karena dihapus dari Commons oleh Ronhjones)

Gempa bumi dan tsunami Sulawesi 2018 adalah sebuah gempa bumi berkekuatan 7,4 Mw[1][3] yang melanda Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Indonesia pada tanggal 28 September 2018, pukul 18.02 WITA. Pusat gempa berada di 58 km timur laut Donggala dengan kedalaman 10 Km. Guncangan gempa bumi dirasakan di Kota Palu, Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Poso, Kabupaten Tolitoli, Kabupaten Mamuju bahkan hingga Kota Samarinda dan Kota Makassar. Gempa memicu tsunami hingga ketinggian 1,5 meter di Kota Palu.

Gempa bumi dan tsunami Sulawesi 2018
Gempa bumi dan tsunami Sulawesi 2018 di Sulawesi
Gempa bumi dan tsunami Sulawesi 2018
Waktu UTC2018-09-28 10:02:43
ISC612780996
USGS-ANSSComCat
Tanggal setempat28 September 2018 (2018-09-28)
Waktu setempat18:02:44 (WITA)
Kekuatan7,4 Mw
Kedalaman10 km (6,2 mi)
Episentrum0°11′S 119°51′E / 0.18°S 119.85°E / -0.18; 119.85
SesarSesar Palu Koro
JenisSesar mendatar
Intensitas maks.IX MMI
TsunamiYa[1]
Gempa awal6,0 Mw
Pukul 15:00:00 (WITA)
Gempa susulan6,1 Mw
Pukul 18:45:25 (WITA)
Korban
  • 420 tewas[2]
  • 540 luka-luka
  • 29 orang hilang

Guncangan gempa

Berkas:IntensitySulawesi.jpg
Peta guncangan gempa yang dilansir USGS.

Gempa bumi ini terjadi di darat sekitar Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala. Guncangan gempa bumi ini dilaporkan telah dirasakan di sebagian besar provinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat dan sebagian Kalimantan Timur[4] serta Sulawesi Selatan[5] dan Sulawesi Utara.[6] Di Makassar misalnya, getaran sempat dirasa beberapa detik. Di Menara Bosowa, karyawan berlarian meninggalkan gedung. Di Palopo, Sulawesi Selatan, guncangan membuat warga berlarian meninggalkan rumah. Di Samarinda, Kaltim, gempa turut dirasakan sampai warga keluar berhamburan dari gedung dan pusat perbelanjaan.[7] Di Balikpapan, guncangan gempa turut dirasakan di rusunawa, dan hotel.[8] Secara umum gempa dirasakan berintensitas kuat selama 2-10 detik. Dengan memperhatikan lokasi episentrum dan kedalaman hiposenttrum gempa bumi, tampak bahwa gempa bumi dangkal ini terjadi akibat aktivitas di zona sesar Palu Koro.

Tsunami

Gempa bumi ini dinyatakan berpotensi tsunami oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sehingga dikeluarkan peringatan dini tsunami untuk wilayah pesisir pantai Kabupaten Donggala, Kota Palu dan sebagian pesisir utara Kabupaten Mamuju. Tsunami diprediksi memiliki ketinggian 0,5 - 3 meter dengan waktu tiba di Kota Palu pukul 18.22 WITA. Pukul 18.27 WITA terjadi kenaikan air muka laut 6 cm di pesisir Kabupaten Mamuju.[9] BNPB mengeluarkan asbab daripada terjadinya tsunami ini. Menurut BNPB, tsunami ini sebabnya adalah adanya kelongsoran sedimen dalam laut yang mencapai 200-300 meter. Sutopo Purwo Nugroho, pihak Humas BNPB lebih lanjut menyatakan bahwa sendimen tersebut belum terkonsolidasi dengan kuat sehingga ketika diguncang gempa terjadi longsor. Di lain tempat selain Donggala, adanya gempa lokal yang membuat tsunami tak sebesar di Donggala.[10] Di Teluk Palu yang jaraknya lebih dekat dengan pusat gempa diperkirakan terlebih dahulu mengalami tsunami setinggi 1,5 meter. Pukul 18.37 WITA, BMKG mengakhiri peringatan dini tsunami akibat gempa ini.[11]

Dampak, korban, dan pertolongan

Pada awalnya, 1 orang tewas dan 10 orang luka-luka dikabarkan akibat gempa pertama berkekuatan 6,0 Mw pukul 15.00 WITA.[12] Namun begitu, angka begitu cepat meningkat, sampai diketahuilah jumlah korban telah sampai 420 orang meninggal.[13] Orang yang terluka dibawa ke rumah sakit untuk cepat mendapatkan perawatan. Korban yang tewas maupun yang terluka, merupakan korban tertimpa bangunan yang roboh. BPBD Kabupaten Donggala juga menyatakan bahwa puluhan rumah rusak karena adanya gempa ini.[14]

Sementara akibat gempa 7,4 Mw yang disusul Tsunami di Kota Palu hingga Sabtu, 29 September 2018, pukul 15.00 WITA korban tewas mencapai 420 jiwa, lebih dari 500 orang luka berat, 29 orang hilang[15] dan ribuan rumah rusak. Dari antara orang-orang yang hilang itu, sebanyak satu keluarga sebanyak 5 orang hilang di tengah tsunami di Pantai Talise.[16] Dari antara 400 lebih orang yang meninggal itu, baru teridentifikasi sebanyak 97 orang. Sejumlah tempat rata dengan tanah. Sepanjang cakrawala, ternampaklah kayu yang bersepah di mana-mana, pepuingan, dan atap-atap yang terserak. Jalan raya juga terkena longsor akibat gempa ini.[17] Menurut laporan Kompas mengutip dari seorang saksi, bahwa banyak sekali mayat yang tewas bergelimpangan di pantai. Dilaporkan bahwa kondisi korban meninggal dunia sangat memprihantinkan. Jenazah dilaporkan bercampur dengan puing-puing material yang beserakan.[18] Seorang warga Korsel dilaporkan hilang dalam bencana ini. Dikabarkan bahwa ia ditelpon pada pukul 16.50, dan telpon itu tidak diangkatnya. Orang Indonesia yang pergi bersamanya juga tak dapat ditelpon.[19]

Sebagai akibat dari guncangan gempa ini, Hotel Roa-Roa yang ada di Jalan Pattimura Palu, juga Rumah Sakit Anuntapura di Jalan Kangkung, yang berlantai 4, juga roboh. Mal terbesar di Palu, Mal Tatura, juga roboh. Ada puluhan sampai ratusan orang yang terjebak di dalamnya.[20] Tsunami di Palu sampai membuat KM Sabuk Nusantara terhempas puluhan meter dari Pelabuhan Wani. Pelabuhan itu sendiri rusak pula dermaga dan bangunannya. Pelabuhan Pantoloan rusak paling parah di sana. Quay crane atau keran peti kemas yang biasa digunakan untuk bongkar muat peti kemas juga roboh.[21]Dari sejumlah foto yang beredar, gempa Palu tergolong dahsyat. Kios-kios di pesisir Teluk Palu atau Pantai Talise tersapu gelombang besar. Jembatan Kuning yang merupakan ikon kota Palu turut ambruk.[7] Terlihat di Teluk Talise, reruntuhan jembatan yang memisah antara Palu Barat dan Palu Utara. Selain itu, terlihat juga Masjid Arqam Bab Al Rahman atau Masjid Apung Palu yang roboh masuk ke dalam laut. Terlihat pula reruntuhan menara ATC Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu serta kerusakan di pelabuhan.[22] Sebagai akibat daripada kerusakan pada Bandara Palu pula, bandara ini telah ditutup pada hari Jumat pukul 07.26 malam sampai 7.20 malam.[23] Pada Jumat malam, ratusan warga Mamuju telah pergi mengungsi karena khawatir akan datangnya tsunami.[7] Kemudian akibat dari bencana ini, sekitar 16000 korban gempa mengungsi,[24] pada 24 titik di kota Palu. Adapun bantuan sebesar 6-8 ton telah dibagikan oleh pesawat Hercules TNI.[25] Di lain tempat, bantuan gempa disalurkan melalui jalur laut dari Bitung, Sulawesi Utara, dan Samarinda, Kalimantan Timur.[26] Menurut laporan Anadolu Agency Indonesia, sebanyak 32 relawan dengan spesialisasi evakuasi, logistik, pertolongan pertama, perawat, sanitasi air dan kesehatan, posko, dan dapur umum. PMI juga telah mengirimkan logistik darurat berupa 200 selimut, 200 tikar, 500 jeriken, dan 200 sarung dan dana tanggap darurat sebesar Rp100 juta.[27]

Referensi

  1. ^ a b Gempa 7,7 Guncang Sulteng, Berpotensi Tsunami
  2. ^ "Gempa dan Tsunami Palu: 29 Orang Hilang, 540 Orang Luka Berat". Detik.com. Diakses tanggal 2018-09-29. 
  3. ^ Nugroho Tri Laksono (28 September 2018). "BMKG Memutakhirkan Data Gempa Donggala 7,4 M". Detik.com. Diakses tanggal 28 September 2018. 
  4. ^ Gempa Donggala Terasa hingga Kalimantan
  5. ^ Gempa 7,7 SR di Donggala Terasa Hingga Makassar
  6. ^ Gempa 7,7 SR di Donggala dirasakan warga hingga ke Gorontalo
  7. ^ a b c "Petaka di Pesisir Teluk Palu". Kompas. Hlm.1 & 11.
  8. ^ Sumarsono (editor) (29 September 2018). "Gempa Palu dan Donggala Terasa hingga Kaltim, Warga Samarinda dan Balikpapan Panik". Tribun Kaltim. Diakses tanggal 29 September 2018. 
  9. ^ Detik-detik Gempa Memicu Tsunami Palu dan Donggala
  10. ^ "BNPB Paparkan Dua Penyebab Utama Tsunami Palu". Republika. 29 September 2018. Diakses tanggal 29 September 2018. 
  11. ^ Galih, Bayu (editor) (28 September 2018). "BMKG Cabut Peringatan Tsunami akibat Gempa Berkekuatan 7,7 di Sulteng". Kompas. Diakses tanggal 28 September 2018. 
  12. ^ "Strong quake, tsunami in Indonesia's Sulawesi island kill at least 30". news.trust.org. Diakses tanggal 2018-09-29. 
  13. ^ Damanik, Caroline (editor) (29 September 2018). "Korban Tewas Gempa Palu Mencapai 420 Orang". Kompas. Diakses tanggal 29 September 2018. 
  14. ^ Malaha, Rolex (28 September 2018). Maryati, ed. "Satu meninggal akibat gempa di Donggala". Antara. Diakses tanggal 28 September 2018. 
  15. ^ Wirakusuma, K. Yudha (29 September 2018). "29 Orang Hilang Akibat Gempa dan Tsunami di Palu". The Guardian. Diakses tanggal 29 September 2018. 
  16. ^ Lubabah, Raynaldho Ghiffari (29 September 2018). "BNPB sebut 5 orang hilang akibat tsunami di Palu". Merdeka. Diakses tanggal 29 September 2018. 
  17. ^ Lamb, Kate; Davidson, Helen; dan agensi (29 September 2018). "Indonesia tsunami: hundreds dead on Sulawesi after earthquake". The Guardian. Diakses tanggal 29 September 2018. 
  18. ^ Azhar, Rosyid A. (29 September 2018). Jatmiko, Bambang Priyo, ed. "Saksi Mata Sebut Banyak Korban Meninggal Dunia di Pantai Talise Palu". Kompas. Diakses tanggal 29 September 2018. 
  19. ^ "Satu Warga Korsel di Lokasi Gempa Sulteng Tak Bisa Dihubungi". CNN Indonesia. 29 September 2018. Diakses tanggal 29 September 2018. 
  20. ^ Aliansyah, Muhammad Agil (29 September 2018). "Mal, hotel hingga rumah sakit di Palu ambruk terdampak gempa, korban belum dievakuasi". Merdeka. Diakses tanggal 29 September 2018. 
  21. ^ Putri, Teatrika Handiko (29 September 2018). "KM Sabuk Nusantara Terhempas Tsunami Palu Sejauh 70 Meter". IDN Times. Diakses tanggal 29 September 2018. 
  22. ^ Safitri, Eva (29 September 2018). "Penampakan Dampak Gempa dan Tsunami dari Ketinggian". Detik. Diakses tanggal 29 September 2018. 
  23. ^ "Palu airport closed following multiple earthquakes in Central Sulawesi". The Jakarta Post. 28 September 2018. Diakses tanggal 29 September 2018. 
  24. ^ Safitri, Eva (29 September 2018). "16 Ribu Warga Palu Mengungsi Akibat Gempa dan Tsunami". Detik. Diakses tanggal 29 September 2018. 
  25. ^ Putra, Nanda Perdana (29 September 2018). "16 Ribu Korban Gempa dan Tsunami Palu Mengungsi". Liputan 6. Diakses tanggal 29 September 2018. 
  26. ^ Yuliawati, Lis; Mukti, Fajar Ginanjar September 2018 (29 September 2018). "Bantuan Awal Gempa Palu Dikirim dari Bitung dan Samarinda". The Jakarta Post. Diakses tanggal 29 September 2018. 
  27. ^ Koswaraputra, Dandy (29 September 2018). "PMI kerahkan personel bantu korban gempa Sulteng". Anadolu Agency Indonesia. Diakses tanggal 29 September 2018. 

Pranala Luar