Daijō Tennō

Revisi sejak 4 Mei 2019 00.13 oleh Glorious Engine (bicara | kontrib) (←Suntingan Iqbal 8 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh HsfBot)

Daijō Tennō atau Dajō Tennō (keduanya adalah bacaan yang diterima dari 太上天皇) adalah sebuah gelar untuk Kaisar Jepang yang turun takhta pada masa jabatan penerusnya. Istilah tersebut sering disingkat menjadi Jōkō (上皇).

Menurut Kode Taihō, meskipun pensiun, Daijō Tennō masih dapat memegang kekuasaan. Contoh pertamanya adalah Permaisuri Jitō pada abad ke-7. Kaisar yang pensiun seringkali masih komunitas kebiaraan Buddha, menjadikannya Kaisar terkloister. Praktik tersebut merupakan hal umum pada zaman Heian.

Kaisar terakhir yang menjabat sebagai Jōkō adalah Kaisar Kōkaku (1779–1817). Kaisar kemudian membuat insiden yang disebut "insiden Songo" ("insiden gelar kehormatan"). Kaisar dipersengketakan Keshogunan Tokugawa terkait pemberian gelar Kaisar Turun Takhta (Daijō-tennō) kepada ayahnya, yang merupakan seorang Pangeran Kekaisaran Sukehito.[1]

Sebanyak 62 kaisar Jepang turun takhta.

Lihat pula

Referensi

Catatan

Daftar pustaka

Pranala luar