Istana Deoksu
Istana Deoksu adalah salah satu dari Lima Istana Utama Dinasti Joseon. Istana Deoksu pernah menjadi kediaman beberapa pemimpin Dinasti Joseon sampai periode penjajahan Jepang. Jenis bangunan di komplek Istana Deoksu terdiri dari bangunan kayu dan bergaya barat. Sebagai tambahan bangunan, di dalam area kompleks juga terdapat museum seni, kebun raya dan monumen raja Sejong. Awalnya dinamakan Gyeongungung (Istana Gyeongun), istana ini mulai dikenal luas sejak akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 karena menjadi latar belakang konflik politik antara Dinasti Joseon dengan pihak-pihak asing. Dalam sejarah Korea, Istana Gyeongun merupakan tempat diproklamirkannya Kekaisaran Han Raya.
Istana Deoksu | |
Nama Korea | |
---|---|
Hangul | 덕수궁 |
Hanja | 德壽宮 |
Alih Aksara | Deoksugung |
McCune–Reischauer | Tŏksugung |
Sejarah
Generasi pertama Istana Deoksu adalah villa yang dibangun tahun 1450-an sebagai tempat beristirahat Pangeran Wolsan.[1] Villa ini dinamakan Seobyeolgung (Villa Barat). Di akhir abad ke-16, setelah semua istana dan ibukota Dinasti Joseon musnah terbakar akibat Perang Tujuh Tahun, keluarga kerajaan tinggal di Seobyeolgung sampai Istana Changdeok selesai dibangun. Namanya diubah menjadi Gyeong-un-gung (Istana Gyeong-un). Istana Gyeong-un ditinggalkan cukup lama setelah Istana Changdeok dipakai kembali sebagai istana resmi. Di akhir abad ke-19, ketika orang-orang Amerika, Rusia, Prancis dan Inggris datang ke Seoul, Raja Gojong pindah ke Istana Gyeongun dan menjadikannya sebagai istana utama. Beberapa bulan kemudian, ia mengumumkan perubahan nama Joseon menjadi Kekaisaran Han Raya dan menaikkan status dirinya dari raja menjadi kaisar. Peristiwa ini adalah simbolisasi bahwa Joseon, negeri yang sedang terdesak oleh kekuasaan asing, telah keluar dari campur tangan Kekaisaran Cina (Qing).
Istana ini direnovasi besar-besaran dari tahun 1902-1904. Namun pada tahun 1904, kebakaran yang tak diketahui penyebabnya menghancurkan sebagian besar bangunannya. Rekonstruksi kembali dilaksanakan sampai selesai tahun 1906. Pada tahun 1905, Jepang menang dalam Perang Russo-Jepang dimana Rusia disingkirkan dari Korea dan Kekaisaran Jepang mulai ikut campur urusan dalam negeri Korea. Pada Januari 1907, Gojong dipaksa turun tahta dan menyerahkan kursi kekaisaran kepada putranya, Sunjong. Pada saat yang sama, nama Istana Gyeongun diganti menjadi Istana Deoksu. Gojong hidup 12 tahun lagi dan menghembuskan napas terakhir di Istana Deoksu. Seperti istana yang lain, pemerintah kolonial Jepang membuka Istana Deoksu sebagai taman umum.
Arsitektur
Arsitektur Istana Changdeok adalah yang paling unik daripada istana lainnya. Di dalam kompeks itu terdapat bangunan-bangunan berarsitektur barat maupun tradisional yang saling bersandingan. Beberapa bangunan diwarnai dengan warna-warna terang seperti merah jambu dan hijau cerah. Pada masa kejayaannya, istana ini memiliki 180 struktur, namun kini tinggal selusin. Bangunan utama antara lain:
- Gerbang Daehan (Daehanmun), pintu gerbang utama yang beratap tunggal. Berada di seberang Alun-alun Balai Kota Seoul.
- Balai Junghwa (Junghwajeon) adalah balai utama yang berada di tengah-tengah komplek. Awalnya adalah bangunan atap tumpang 2, namun pada tahun 1906 musnah terbakar. Lalu dibangun kembali dengan atap tunggal.[1]
- Balai Junmyeong (Junmyeongdang), bangunan beratap tunggal.
- Balai Jeukjo (Jeukjodang) adalah bangunan beratap tunggal. Awalnya berukuran lebih besar dengan atap tumpang 2, namun terbakar pada tahun 1904 dan setelah itu dibangun kembali. Ini adalah tempat Raja Gojong naik tahta jadi kaisar.
- Balai Seogeo (Seogeodang) adalah bangunan kayu beratap tumpang 2. Berbeda dengan yang lain, Balai Seogeo tidak dicat meriah. Di halamannya ada taman bergaya barat pertama di Korea dan patung Raja Sejong.
- Ruang Hamnnyeong (Hamnyeongjeon) adalah tempat peristirahatan raja.
- Aula Seokjo (Seokjojeon), bangunan bergaya Neo-klasik. Selesai dibangun pada tahun 1910 dengan rancangan G.R Harding, seorang arsitek Inggris. Awalnya, rancangan ini direncanakan untuk komplek Istana Gyeonghui. Sekarang Balai Seokjo dijadikan museum.
- Jeonggwanheon merupakan pendopo tempat bersantai keluarga kerajaan.[2] Raja Gojong suka mendengar musik dan minum kopi di tempat ini. Arsitektur Jeonggwanheon paling unik dari bangunan lainnya. Bangunannya dilengkapi jeruji besi, pilar batu dan ornamen kelelawar, rusa dan pohon pinus yang membuat paviliun ini berwarna-warni.
Referensi
- ^ a b (Inggris)Deoksugung: Seoul’s Palace of Virtue, discoveringkorea. Akses: 06-01-2012.
- ^ (Inggris)Deoksugung Palace, discoveringkorea. Akses: 06-01-2012.
Galeri
-
Balai Seogeo (Bertingkat Dua)
-
Ruang Hamnyeong
-
Ruang Hamnyeong
-
Balai Seogeo
-
Aula Seokjo
-
Aula Junghwa