Wikipedia:Bak pasir
Arianto Lambe
Arianto Lambe atau akrab disapa Arlam (Lahir di Tanjung Puri, Sintang, Sintang, Kalimantan Barat, 9 September 1972; umur 47 tahun) adalah seorang aktivis berkebangsaan Indonesia yang turut mewarnai panggung pergerakan rakyat Indonesia pada era 90-an.
Bak pasir | |
---|---|
Dikarenakan tingginya tingkat penyalahgunaan, parameter gambar dihilangkan dari penampilan | |
Lahir | 9 September 1972 Tanjung Puri, Kalimantan Barat |
Kebangsaan | Indonesia |
Pekerjaan | |
Tahun aktif | 1995 - sekarang |
Dikenal atas | Aktivis reformasi |
Arlam dilahirkan di Tanjung Puri Utara pada tanggal 9 September 1972, sejak tahun 1985 ia diasuh oleh seorang ibu angkat di piggiran Kota Makassar, disini awal mula ia berafiliasi dengan kaum marjinal dan mengenal kehidupan jalanan. Pada tahun 1987 Arlam bersama rekannya mendirikan komunitas AKSARA (Aktivis Suara Akar Rumput Nusantara) dan aktif dalam dunia aktivisme sejak tahun 1990.
Publik mulai mengenal Arlam saat ia memimpin kampanye anti diskriminasi dan intimidasi di Makassar tahun 1993, kegiatan ini berujung bentrok antara massa dengan petugas keamanan dan mengakibatkan kerusakan sejumlah fasilitas pemerintah Kota Makassar dan Pemprov Sulawesi Selatan. Peristiwa ini kemudian memicu timbulnya pergolakan di berbagai daerah yang menuntut Presiden Soeharto turun dari jabatannya.
Arlam kembali menggelar mimbar bebas di Manado tahun 1995 dengan melancarkan mosi tidak percaya terhadap pemerintah, ia kemudian di tangkap di Jakarta pada tanggal 17 Mei 1998, kejadian ini berawal saat Belougi bersama buruh pelabuhan dan massa anti orde baru dari luar Pulau Jawa terlibat bentrok dengan aparat keamanan di Pelabuhan Tanjung Priok yang memblokade jalan masuk ke kota, kejadian tersebut merupakan rangkaian dari sejumlah peristiwa di ibu kota yang berujung pada lengsernya penguasa orde baru pada tanggal 21 Mei 1998.
Pasca reformasi
Pasca reformasi 98, Arlam bersama rekannya beraktivitas sebagai pegiat sosial untuk pengembangan pendidikan di pedalaman Timor Timur, namun kegiatan tersebut terhenti di tengah jalan seiring adanya instruksi Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kepada UNAMET (United Nation Mission in East Timor) untuk melaksanakan jajak pendapat di kalangan rakyat Timor Timur pada Agustus 1999.
UNAMET memulai misinya di Timor Timur pada Juni 1999 dan membuat situasi semakin kacau, dalam kondisi darurat Arlam tetap berada di Timor Timur, ia bersama rekannya terus menyalakan semangat nasionalisme dan ikrar satu negeri dengan rakyat Timor Timur untuk tetap berintegrasi dengan Indonesia, hal ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas kebangsaan untuk mengobati kekecewaan rakyat pro-integrasi terhadap keputusan pemerintah Indonesia yang merespon instruksi PBB untuk melaksanakan jajak pendapat di kalangan rakyat Timor Timur.
Kegiatan sosial
Di penghujung tahun 1999 Arlam melanjutkan aktivitasnya di pedalaman, ia menjadi pelopor dan pelaku gerakan pulang ke desa (ruralisasi)dengan program Indonesia Back to Nature pada tahun 2000, dan aktif untuk bantuan pengembangan infrastruktur sosial dan pendidikan di daerah tertinggal.
Kampanye populer
- Save Our Makassar (1990)
- Save Our Marginal (1993)
- Ruralisasi Indonesia (1999)
- Indonesia Back to Nature (2000)
Pengalaman organisasi
- Pendiri Komunitas Aksara, 1987
- Ketua Ikatan Pemuda Desa Seluruh Indonesia (IPDESI), 1998-2000
- Koordinator Jaringan Informasi Rakyat Desa (JIRAD), 2001-2003
- Ditektur CIIS (Center Information Inland Society), 2004-2007
- Pendiri Rumpun Pemuda Adat Nusantara (RUPANUSA), 2009
- Pembina Yayasan Nurani Indonesia, sejak 2019
- Pembina Yayasan Belougi Center, sejak 2020
- Presidium Aliansi Masyarakat Pedalaman Nusantara (Ormas Ampera), sejak 2020
- Ditektur National Guard (National Geography Underdevelopment of Area Rural Development),2019-2020
- Ketua Umum Partai Amat Perjuangan Rakyat (Partai Ampera), sejak 2021