Maulid Adat Bayan

Revisi sejak 14 Desember 2019 16.42 oleh Iynmt (bicara | kontrib)

Maulid Adat Bayan adalah sebuah kegiatan adat terkait Maulid yang berasal dari Lombok. Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW dilaksanakan Masyarakat Adat Bayan sebagai bentuk penghormatan terhadap Rasulullah. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari dengan jadwal yang telah diatur.[1]

Bayan

Bayan adalah gerbang masuknya Islam ke Pulau Lombok, agama tersebut dibawa oleh para Wali Songo dengan bukti peninggalan berupa Masjid Kuno Bayan sebagai masjid pertama dan pusat penyebaran agama Islam pada abad ke-16. Pada perkembangannya terjadi akulturasi antara adat Sasak dan agama Islam. Pada sekitar area masjid amsih terdapat beberapa makam leluhur penyebar agama Islam seperti makam Gauz Abdul Razak (makam Reaq), makam Titik Masi Pelawangan, makam Titik Mas Penghulu, makam Sesait, makam Karang Salah, dan Makam Desa Anyar.

Konstruksi atap pada bangunan masjid kuno mencerminkan tingginya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat adat. Bentuk atap dengan kemiringan tajam dimaksudkan untuk mempercepat aliran air hujan. Saat memasuki pintu masjid, pengunjung mau tak mau harus menundukkan kepala. Hal tersebut adalah simbol penghormatan dan pengabdian pada Tuhan Yang Maha Kuasa.[2]

Kegiatan

Hari pertama dimulai dengan persiapan bahan makanan dan piranti upacara lainnya yakni “Kayu Aiq” dan hari kedua dilaksanakan do’a dan makan bersama di Masjid Kuno Bayan. Prosesi Mulud Adat Bayan atau Maulid Adat Bayan dihadiri oleh warga Desa Loloan, Desa Anyar, Desa Sukadana, Desa Senaru, Desa Karang Bajo, dan Desa Bayan. Semua desa itu tergabung dalam wilayah adat yakni Komunitas Masyarakat Adat Bayan. [2]

Referensi

  1. ^ Primadona, Kim (17 September 2019). "Rabu Jadwal Maulid Adat Bayan Tahun 2019". Diakses tanggal 14 Desember 2019. 
  2. ^ a b Matindas, Basri. "Prosesi dan Sejarah Maulid Adat Bayan Lombok". √ Paket Wisata Lombok | √ Paket Tour Lombok Murah 2019. Diakses tanggal 2019-12-13.