Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) adalah organisasi mahasiswa dari berbagai kampus di seluruh Indonesia. GMNI berdiri pada 23 Maret 1954 di Surabaya (gagasannya lahir di Jakarta). GMNI merupakan organisasi hasil dari penggabungan atau peleburan (fusi) dari tiga organisasi mahasiswa yang telah berdiri sebelumnya, yakni : Gerakan Mahasiswa Marhaen (berbasis di Yogyakarta), Gerakan Mahasiswa Merdeka (berbasis di Surabaya), dan Gerakan Mahasiswa Demokrat Indonesia (berbasis di Jakarta).[1][2][3][4].
Tanggal pendirian | 23 Maret 1954 |
---|---|
Tipe | Organisasi mahasiswa ekstrakampus |
Kantor pusat | Wisma Trisakti Jl. Johar Baru II No.13, RT.5/RW.9, Johar Baru, Kec. Johar Baru, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10560 |
Ketua DPP | Imanuel Karo karo Sujahri Somar |
Afiliasi | Partai Nasional Indonesia (1954-1973) Organisasi Cipayung (sekarang) |
Sejarah
Gagasan untuk melakukan peleburan muncul pertama kali dari ketua Gerakan Mahasiswa Demokrat Indonesia, S.M. Hadiprabowo pada September 1953. Didasari keinginan untuk menyatukan organisasi-organisasi mahasiswa nasionalis, S. M Hadiprabowo kemudian mengatur pertemuan dengan pimpinan dua organisasi lainnya. Hadiprabowo kemudian bertemu dengan Slamet Djajawidjaja, Slamet Rahardjo, dan Haruman dari Gerakan Mahasiswa Merdeka. Ia kemudian bertemu Wahyu Widodo, Subagio Masrukin, dan Sri Sumantri dari Gerakan Mahasiswa Marhaenis.[1][5][3]
Pimpinan ketiga organisasi akhirnya setuju untuk mengadakan pertemuan. Pertemuan diadakan di rumah dinas Walikota Jakarta (setara dengan Gubernur Jakarta saat ini), Soediro. Dalam pertemuan tersebut, ketiga organisasi berhasil mencapai kesepakatan untuk berfusi, baik secara organisasi maupun secara ideologi. Dalam pertemuan tersebut, nama Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dipilih sebagai nama organisasi hasil fusi, disepakati pula nasionalisme dan marhaenisme menjadi ideologi GMNI. Selain dua hal tersebut, pertemuan juga memutuskan Kongres I GMNI akan diadakan di Surabaya.[1]
Pada 23 Maret 1954, Kongres I GMNI diadakan dengan restu langsung dari Presiden Soekarno. Kongres I menetapkan S.M Hadiprabowo sebagai ketua pertama GMNI.[1] Tanggal tersebut juga dipatenkan sebagai hari lahir GMNI dan diperingati sebagai dies natalis atau hari kelahiran GMNI.
Karena adanya kesamaan ideologi dan pengaruh dari Soekarno dan tokoh politik nasionalis, GMNI kemudian perlahan-lahan menjadi underbow dan berafiliasi menjadi sayap mahasiswa dari Partai Nasional Indonesia (PNI), partai yang dibentuk dan dipimpin oleh Soekarno.[3]
Lambang
Bentuk
Lambang GMNI berbentuk perisai dengan enam sudut, tiga sudut di atas dan tiga lagi di bawah. Tiga sudut di atas melambangkan tiga sila (trisila) marhaenisme - ideologi yang diciptakan oleh Soekarno dan menjadi ideologi yang dianut secara resmi oleh organisasi -[6] yakni Sosio-nasionalisme, Sosio-demokrasi, dan Ketuhanan yang Maha Esa.[7] Sementara 3 sudut di bawahnya melambangkan tridharma perguruan tinggi, yakni: pendidikan, penelitian, dan pengabdian.[8]
Elemen
Warna merah dan putih merupakan representasi dari Bendera Merah Putih, merah berarti berani dan putih berarti suci, sementara hitam berarti keteguhan. Bintang melambangkan keluhuran cita-cita. Banteng adalah simbol dari rakyat marhaen, yang berarti GMNI ada untuk membela kaum marhaen.
Tokoh
Sebagai salah satu organisasi mahasiswa di Indonesia yang sudah cukup tua, GMNI juga turut berkontribusi dalam menghasilkan kader-kader yang tersohor.[9] Berikut ini adalah beberapa nama alumni GMNI yang menjadi tokoh nasional:
- Suko Sudarso (tokoh Partai Nasional Indonesia)[10]
- Siswono Yudo Husodo (politisi Partai Golongan Karya)[11]
- Soerjadi (salah satu pendiri Komite Nasional Pemuda Indonesia dan Aktivis 66)[12]
- Taufiq Kiemas (mantan Ketua Majelis Permusyawatan Rakyat Republik Indonesia)[13]
- Eros Djarot (budayawan, jurnalis, dan pendiri Tabloid Detik)[14]
- Theo L. Sambuaga (pengusaha dan politisi Partai Golongan Karya)[15]
- Ahmad Basarah (politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan)[16]
- Antasari Azhar (mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia)[17]
- Arief Hidayat (ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia)[18]
- Soekarwo (mantan gubernur Jawa Timur dan politisi Partai Demokrat)[19]
- Ganjar Pranowo (gubernur Jawa Tengah dan politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan)[20]
- Djarot Saiful Hidayat (politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan)[21]
- Eva Kusuma Sundari (politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan)[22]
- Dhia P. Yoedha (mantan jurnalis Kompas dan salah satu pendiri Aliansi Jurnalis Independen)[23]
- Peter Kasenda (akademisi dan staf ahli Badan Pembinaan Ideologi Pancasila)[24]
Referensi
- ^ a b c d "Sejarah GMNI | GMNI Hukum Trisakti" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-08-27.
- ^ "Sejarah | Website DPC GMNI Surabaya". gmnisurabaya.or.id. Diakses tanggal 2019-10-02.
- ^ a b c Radjab, Syamsuddin; Hariyadi, Ade Reza (2014-01-01). GMNI dan HMI dalam Politik Kekuasaan. Penerbit Nagamedia. ISBN 9786021379066.
- ^ "Tentang GMNI Yogyakarta". GmnI Yogyakarta (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-10-07.
- ^ "Sejarah Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Dari Masa ke Masa". Marhaenis Lokajaya. Diakses tanggal 2019-10-02.
- ^ Kuswono (2016), hlm. 123: "Ajaran marhaenisme telah dicetuskan pada tahun 1927 suatu ajaran yang menurut Sukarno mengandung ilmu revolusioner untuk menggalang persatuan kaum Marhaen. Marhaen mulai mencuat ketika Sukarno melakukan pembelaannya..."
- ^ Presidium GMNI (2013), hlm. 16: "Marhaenisme, yaitu: (a) Sosio-nasionalisme, yang berarti GMNI berfaham nasionalisme, tetapi nasionaisme yang memiliki watak sosial, nasionalisme yang ditempatkan diatas nilai-nilai kemanusiaan. (b) Sosio-demokrasi, bahwa GMNI menghendaki demokrasi yang memiliki watak sosial artinya demokrasi politik, tapi juga demokrasi ekonomi, bukan demokrasi cangkokan yang tidak sesuai dengan akar sejarah dan budaya masyarakat Indonesia. Tapi demokrasi yang menyelamatkan seluruh kaum marhaen. (c) Ketuhanan Yang Maha Esa, bahwa GMNI meyakini akan eksistensi Tuhan, anggota GMNI adalah manusia yang theis."
- ^ "GMNI". Scribd. Diakses tanggal 2019-11-12.
- ^ Tempo, Koran. "Tujuh Tokoh Ramaikan Bursa Ketua Alumni GMNI - Nasional - koran.tempo.co". koran.tempo.co. Diakses tanggal 2019-11-25.
- ^ "2019 Harus Ada Perubahan, Suko Sudarso: Tampaknya Prabowo Lebih Paham Masalah Bangsa". Duta.co Berita Harian Terkini. 2019-03-16. Diakses tanggal 2019-11-25.
- ^ "Siswono Yudo husodo - Tempo.co". www.tempo.co (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-11-25.
- ^ moses, Mustafa (2016-06-04). "Mantan Ketua Umum PDI Soerjadi Meninggal". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-11-26.
- ^ VIVA, PT VIVA MEDIA BARU- (2009-02-20). "Sang Ayah Menangis Taufiq Masuk GMNI - VIVA". www.viva.co.id. Diakses tanggal 2019-11-25.
- ^ Media, Kompas Cyber. "Wapres Akui "Terbakar" Alumni GMNI". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2019-11-25.
- ^ "Dari Aktivis hingga Jadi Komisaris Lippo Cikarang, Ini Fakta-fakta Theo L. Sambuaga". MoneySmart Indonesia. 2019-10-27. Diakses tanggal 2019-11-25.
- ^ Media, Kompas Cyber. "Profil Ahmad Basarah: Aktivis, "Profesor Pancasila" hingga Wakil Ketua MPR Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2019-11-25.
- ^ "Djarot dan Antasari Azhar Cepat Nempel karena Sama-sama Alumni GMNI". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2019-11-25.
- ^ "PA GMNI Nilai Arief Hidayat Sudah Sukses Jadi Ketua MK". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2019-11-25.
- ^ Agustina, Widiarsi (2015-08-07). "Ketika Soekarwo Beri Minum Jokowi di Acara GMNI". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-11-25.
- ^ Permana, Sukma Indah. "Cerita Menggelikan Ganjar ke Mahasiswa soal Kuliah dan setelah Jadi Gubernur". detiknews. Diakses tanggal 2019-11-25.
- ^ developer, medcom id. "Didukung Antasari Azhar, Djarot: Dia Senior Saya di GMNI". medcom.id. Diakses tanggal 2019-11-25.
- ^ "GMNI Bentuk Kepengurusan Baru". Tempo (dalam bahasa Inggris). 2006-04-16. Diakses tanggal 2019-11-25.
- ^ "PA GMNI Dibayangi Perpecahan Djarot-Jan Prince Mundur". Rmol.id. Diakses tanggal 2019-11-25.
- ^ Rahadian, Lalu. "Peter Kasenda Sejarawan Sukarnois Gajinya Belum Dibayar BPIP". tirto.id. Diakses tanggal 2019-11-25.
Daftar Pustaka
Buku
- Presidium GMNI. Buku Panduan Organisasi. Jakarta: Presidium GMNI. 2013.
Jurnal
- Kuswono. "Marhaenism: Social Ideology Create by Soekarno". Jurnal HISTORIA Volume 4, Nomor 2, Tahun 2016. ISSN 2337-4713. Diakses pada 12 November 2019.