Buah Mundar (bahasa latin: garcinia parvolia (Miq) Miq) atau Manggis Merah merupakan salah satu buah langka yang khas dari Kalimantan Selatan. Buah ini memiliki rasa seperti buah manggis. Tanaman ini juga masih masuk kedalam family garcinia atau masih berkeluarga dengan manggis. Buah ini memiliki ukuran seperti gundu atau sedikit lebih kecil dari ukuran buah manggis dan dua kali lebih besar dari ukuran kelereng.

Bagi masyarakat Banjar. Nama Mundar sendiri berasal dari kata bundar karena buah ini berbentuk bulat dengan diameter kurang lebih 3 sentimeter. Kulitnya cukup tebal dan berwarna merah menyala. Kulit Mundar banyak mengandung cairan sehingga permukaan kulitnya mengilap saat tertimpa cahaya. Daging buahnya bisa berjumlah 5-10 biji dan berwarna putih susu seperti buah manggis. Rasanya manis bercampur asam dan mengandung banyak air.

Pohonnya berdiri tegak dan mampu mencapai ketinggian 10-15 meter. Kulit batangnya berwarna coklat dengan permukaan halus dan agak licin. Besar batangnya berkisar antara 30-40 sentimeter. Bentuk percabangannya simetris menyusun tajuk yang berbentuk seperti piramida.

Bentuk tulang daun menyirip dengan tepian yang rata dan meruncing. Panjang daun berkisar antara 12-22 sentimeter dengan lebar kurang lebih 5 sentimeter.

Tanaman ini banyak tumbuh di pedalaman hutan Kalimantan dengan ketinggian hingga 700 meter dari permukaan laut. Biasanya Mundar tumbuh dibawah pohon pelindung dengan kelembapan cukup tinggi.

Di pedalaman Kalimantan tanaman ini sudah jarang dijumpai bahkan cenerung langka, Jika ada, biasanya berasal dari pohon Mundar yang sudah tua. Usaha pembudidayaan tanaman ini juga jarang dilakukan sehingga semakin mempercepat penurunan populasinya. Selain itu nilai ekonomisnya masih rendah sehingga sebagian masyarakat desa enggan untuk mengembangbiakkannya.

Tanaman ini lebih banyak dimanfaatkan buah-buahannya. Buahnya seperti kalangkala, biasanyanya dimakan oleh anak-anak pedesaan. Daging buahnya yang banyak mengandung cairan dapat mengurangi rasa haus.

Jika kekurangan kayu, batangnya yang cukup besar dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan bagian atas dan bahan pembuatan perkakas rumah tangga. Dahan dan ranting yang masih kecil dapat dijadikan sebagai bahan kayu bakar. Daunnya yang rimbun bisa dimanfaatkan sebagai peneduh pekarangan rumah dan kebun-kebun yang dekat dengan tempat pemukiman penduduk. [1][2]

Referensi

  1. ^ Rohliansyah, Pahmi (Oktober 20017). Mengenal Buah-Buahan Kalimantan. Yogyakarta: ADICITA KARYA NUSA. hlm. 69–72. ISBN 979-9246-71-7. 
  2. ^ "Mundar (Garcinia forbesii) Si Manggis Merah Sumber Daya Genetik Kalimantan Selatan". kalsel.litbang.pertanian.go.id. Diakses tanggal 2020-02-09.