Pandemi Covid-19 di Brunei Darussalam

tinjauan umum pandemi koronavirus 2019–2020 di Brunei Darussalam pada 2020
Revisi sejak 1 April 2020 17.18 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (Bot: Perubahan kosmetika)

Pandemi koronavirus 2019–2020 di Brunei pertama kali dikonfirmasi pada tanggal 9 Maret 2020 di Tutong.[1]

Pandemi koronavirus 2020 di Brunei
PenyakitCOVID-19
Galur virusSARS-CoV-2
LokasiBrunei

Banyak kasus awal dikaitkan dengan acara Tabligh Akbar yang dilaksanakan pada akhir Februari 2020 di Masjid Jamek di Kuala Lumpur, Malaysia. Dari 50 kasus pertama di Brunei, 45 diantaranya melibatkan orang-orang yang ikut hadir dalam acara di Masjid Jamek tersebut.[2]

Pandemi koronavirus adalah pandemi yang disebabkan koronavirus (COVID-19) dan menyerang sistem pernafasan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kemudian mengumumkan pandemi koronavirus sebagai pandemi dunia pada tanggal 11 Maret 2020.[3]

Kronologi

Pada 9 Maret 2020, Kementerian Kesehatan Brunei telah membenarkan bahwa hasil positif koronavirus atas pemeriksaan terhadap seorang pasien pria berusia 53 tahun yang kembali dari tabligh di Kuala Lumpur, Malaysia pada 3 Maret.[1][4] Pasien ini mulai mengalami gejala pada 7 Maret, dan akhirnya dipindahkan ke Pusat Isolasi Nasional di Tutong untuk menjalani perawatan. Pihak berwenang Brunei juga menindaklanjuti pemeriksaan terhadap tiga orang teman yang telah malakukan perjalanan bersama dengan pasien serta anggota keluarga pasien.[1]

Pada tanggal 10 Maret, Kementerian Kesehatan Brunei kembali melaporkan adanya tambahan lima kasus koronavirus, sehingga total hingga hari itu menjadi enam orang. Kelima individu tambahan ini merupakan kontak dekat dari pasien kasus pertama dan dilakukan prosedur perawatan isolasi untuk para pasien di Pusat Isolasi Nasional di Tutong.[5][6][4]

Pada tanggal 12 Maret, Kementerian Kesehatan melaporkan lima kasus baru, sehingga jumlah totalnya menjadi 11. Tiga diantaranya merupakan orang-orang dengan riwayat menghadiri acara tabligh pada tangggal 3 Maret. di Kuala Lumpur.[7]

14 kasus baru dikonfirmasi pada tanggal 13 Maret, sehingga jumlah totalnya menjadi 25 kasus. Sepuluh dari kasus ini masih terkait dengan acara keagamaan yang sama di Kuala Lumpur. Tiga dari kasus tersebut adalah orang yang memiliki kontak dekat dari pasien yang telah dikonfirmasi sebelumnya, sementara satu kasus lainnya adalah seorang pria berusia 64 tahun yang pernah melakukan perjalanan ke Kuala Lumpur dan Kamboja.[8]

Pada tanggal 14 Maret, Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa Brunei telah memiliki total 40 kasus virus corona.[9]

Pada tanggal 15 Maret, Brunei mengkonfirmasi 10 kasus baru, sehingga jumlah totalnya menjadi 50.[10][11]

Dampak dan reaksi

Pada akhir Januari, Brunei telah mengumumkan pembatasan masuk bagi orang-orang yang datang dari Cina.[12] Mulai 1 Februari, pemetriksaan suhu tubuh dilaksanakan ketika orang-orang masuk ke negara itu. Royal Brunei Airlines mengurangi penerbangan ke Cina.[13]

Menanggapi pandemi koronavirus, Kementerian Pendidikan Brunei mengumumkan bahwa rencana meliburkan sekolah yang pada awalnya direncanakan dimulai tanggal 16 Maret 2020 dimajukan ke tanggal 11 Maret.[5]

Pada tanggal 14 Maret, Kementerian Kesehatan Brunei memerintahkan 638 orang untuk manjalani karantina. Kementerian juga meningkatkan upaya untuk melacak kontak terdekat para pasien yang dikonfirmasi positif.[9]

Pada tanggal 15 Maret, Pemerintah Brunei melarang semua warga negara dan warga asing berpergian karena pandemi koronavirus. Kementerian Kesehatan juga menerbitkan larangan pertemuan massal termasuk acara pernikahan dan olahraga. Selain itu, Asosiasi Sepak Bola Nasional Brunei Darussalam, Liga Asosiasi Sepak Bola Amatir Distrik Tutong, dan Asosiasi Bola Basket Brunei menghentikan semua pertandingan.[10][11]

Referensi

  1. ^ a b c "Latest news - Detection of the First Case of COVID-19 Infection". Brunei Ministry of Health. 
  2. ^ Barker, Anne (19 Maret 2020). "Wonder how dangerous a gathering can be? Here's how one event sparked hundreds of coronavirus cases across Asia". ABC News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 20 Maret 2020. 
  3. ^ "WHO Director-General's opening remarks at the media briefing on COVID-19 - 11 March 2020". www.who.int (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-03-14. 
  4. ^ a b "Brunei reports more coronavirus cases". The Star. 10 Maret 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 Maret 2020. Diakses tanggal 11 March 2020. 
  5. ^ a b "Coronavirus: Brunei reports 5 more cases, bringing total to six". The Straits Times. 11 Maret 2020. Diakses tanggal 11 Maret 2020. 
  6. ^ "Brunei Reports First Coronavirus Cases". New York Times. Diakses tanggal 10 Maret 2020. 
  7. ^ Bandial, Ali (12 Maret 2020). "Coronavirus fear grips Brunei, as number of cases rise to 11 within days". The Scoop. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 Maret 2020. Diakses tanggal 17 Maret 2020. 
  8. ^ "Brunei reports 14 new cases of Covid-19, 25 cases now". The Star. 13 Maret 2020. Diakses tanggal 14 Maret 2020. 
  9. ^ a b "Coronavirus: Brunei reports three new cases, all linked to religious gathering in Malaysia". The Straits Times. 14 Maret 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 Maret 2020. Diakses tanggal 17 March 2020. 
  10. ^ a b "Brunei bars residents from leaving as coronavirus cases reach 50 (update)". The Star. 17 Maret 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 Maret 2020. Diakses tanggal 17 Maret 2020. 
  11. ^ a b "Surge in Malaysia, Brunei coronavirus cases linked to religious event". Arab News. 17 Maret 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 Maret 2020. Diakses tanggal 17 Maret 2020. 
  12. ^ "Coronavirus: Brunei limits entry for China visitors – The Bruneian". Diakses tanggal 19 Maret 2020. 
  13. ^ "Wuhan coronavirus: Brunei starts health screening at all entry points". The Scoop. 1 Februari 2020. Diakses tanggal 19 Maret 2020.